Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


ACARA I: ISOMETRI DAN TETRAGONAL

JURNAL

OLEH :
AXEL TOTTONG
D061221071

GOWA
2023
ISOMETRIK DAN TETRAGONAL

Axel Tottong1, Sri Harianti Anugrah2


1
Praktikan Kristalografi dan Mineralogi, Laboratorium Petrografi,
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.
2
Asisten Kristalografri dan Mineralogi, Laboratorium Petrografi,
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

ABSTRAK

Kristalografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari


kristal terutama perkembangaan,Pertumbuhan, kenampakan bentuk luar,struktur dalam
(Internal) dan sifat-sifat fisik lainnya. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara
menggambar dan mendeskripsikan system kristal isometrik dan Tetragonal . Adapun metode
yang percobaan pada praktikum ini adalah tahap persiapan, tahap analisis data, tahap
pengerjaan jurnal, dan jurnal. Hasil yang didapatkan dari praktikum ini adalah 3 sumbu kristal
yaitu a,b, dan c. Pada sistem kristal Isometrik mempunyai sifat kristal a:b:c, adalah a = b = c,
α = β = γ = 900. Pada sistem kristal Tetragonal mempunyai sifat kristal a:b:c adalah a = b ≠ c,
a+ +b- = 300. Bentuk kristal Isometrik pada sampel 1 yaitu berbentuk Pyramid dengan klas
Dytetragonal dan Elemen Kristalnya 3A4, 4A3, 6A2, 9PC dan Herman Maunguine 4/m, 3, 2;
sampel 2 berbentuk Dodecahedral dengan klas Hextetrahedra dan Elemen Kristalnya 4A3,
3A2, 6PC dan Herman Manguine 3/m, 3, 4; untuk sistem tetragonal sampel 3 berbentuk Prisma
dengan klas Tetragonal Piramidal dan Elemen Kristalnya A4, 4A2, 5PC dan Herman
Manguine 4/m, 2/m, 2/m; dan sampel 4 berbentuk Prisma,,dengan klas kristal Tetragonal
Piramidal dan Elemen Kristalnya A4, 4A2 5PC dan Herman Manguine 4/m, 2/m, 2/m.

Kata kunci : Mineral, Krsitalorafi, Mineralogi, Isometrik, Tetragonal


I. PENDAHULUAN ada. Geologi jua merupakan

1.1 Latar Belakang sekelompok ilmu yang membahas

Geoloi adalah suatu bidang tentang sifat-sifat dab bahan-bahan

ilmu pengetahuan kebumian yang yang membentuk bumi struktur,proses-

mempelajari segala sesuatu mengenai proses yang bekerja baik didalam

palnet bumi beserta isinya yang pernah maupun diatas permukaan bumi,dan
kedudukanya di alam semesta serta kristal isometrik dan sistem kristal

sejarah perkembangan sejak bumi ini tetragonal.

lahir di alam semesta hingga sekarang 1.2 Maksud dan Tujuan

Salah satu unsur dari bumi ini Adapun maksud dan tujuan dari
praktikum ini adalah :
ialah mineral. Mineral biasanya
1. Mengetahui sistem kristal
membentuk suatu system yang disebut
isometrik dan sistem kristal
sebagai kristal. Kristal merupakan tetragonal.
2. Menentukan nilai dan elemen
bentuk zat padat yang mempunyai
Kristal dan Scheonflies serta
susunan dan struktur tersendiri,dan
nilai Elemen Kristal
memiliki keteraturan dalam bentuknya 3. Menentukan kelas dan bentuk
kristal
Kristalisasi dapat terjadi dari
1.3 Alat dan Bahan
larutan, hal ini merupakan hal yang
Adapun alat dan bahan yang
umum yaitu bila larutan telah jenuh,
digunakan dalam praktikum ini ialah:
Benda Gas dengan unsur kimia tertentu
1. LKP (Lembar deskripsi
akan dapat mengkristal, unsur tersebut
Proyeksi Kubus, Stereografi)
misalnya belerang, kristalisasi terjadi
2. Pensil
dari larutan peleburan, uap atau gas.
3. Pensil Warna
mineral, tipe ini di kenal ada dua
4. ATK (Alat Tulis Kertas)
macam yaitu metamik mineral dan oleh
5. Sampel peraga
karena itu praktikum ini bertujuan
6. Busur 1800, 3600
untuk memberikan pemahaman kepada
7. Penggaris 30 cm
praktikan terkait sistem kristal akan
8. Clipboar
lebih lanjut dibahas terutama sistem
II. TINJAUAN PUSTAKA kristal isometrik, sistem kristal

2.1 Pengertian Kristalografi tetragonal, sistem kristal hexsagonal,

Kristalografi adalah ilmu yang sistem kristal trigonal, sistem kristal

mempelajari tentan kristal dari suatuan orthorombik, sistem kristal monoklin

mineral,perkembang dan pertumbuhan dan sistem kristal triklin. Namun, yang

kenampakan bentuk luar struktur dalam akan di bahas disini hanyalah sistem

dan hubunganya dengan sifat fisik dari kristal hexagonal dan sistem kristal

suatu mineral.sedangkan kristal sendiri trigonal Bentuk kristal yang terdapat di

merupakan suatu zat padat yan bumi sangat banyak sekali ragamnya,

mempunyai susunan atom atau molekul dari bentuk yang paling sederhana

dalam keadaan teratur sampai yang sangat rumit.

2.1 Sistem Kristal 2.2.1 Sistem Isometrik


Terbentuknya sebuah kristal Sistem isometrik adalah sistem

yang mana setiap bagian merupakan yang paling simetris mungkin dalam

yang serba sama, bentuk tiga dimensi ruang tiga dimensi. Hal ini terdiri dari

dari kristal dibentuk olehh bidang- tiga sumbu kristalografi panjang yang

bidang datar yang terlihat dari luar dan sama dan di sudut kanan satu sama lain.

bidang tersebut ditentukan oleh Ini berbeda dari sistem lain dalam

barisan atom-atom bagian dalam. banyak hal. Kristal isometrik tidak

Semua kristal memperlihatkan polarisasi cahaya. Selain itu, sumbu

perbedaan sudut dari simetri dan juga kristalografi, sementara mereka

jumlah unsur-unsur simetrinya menjadi beberapa elemen simetri,

Terdapat 7 sistem kristal yaitu sistem bukan sumbu prinsip simetri, seperti
halnya dalam sistem lain. Semua berarti, pada sistem ini, semua sudut

bentuk kristal isometrik adalah bentuk kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu

tertutup dan eksklusif untuk sistem ini. sama lain (90˚).

Tidak ada kristal isometrik akan

memiliki wajah yang dimiliki piramida,

prisma, rhombohedrons, scalahedrons,


Gambar 2.2.1 Sistem Isometrik
kubah, sphenoids, pinacoids atau
Berikut pembagian klas pada Sistem
pedions.
isometrik:
Sistem ini juga disebut sistem

kristal regular, atau dikenal pula 1.Hextetrahedral


Symmetry Klas
dengan sistem kristal kubus atau - Kelas : 31
- Simetri Bar : 4 3 m
kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 - 3 Sudut 900

2.Gyroidal Symmetry
dan saling tegak lurus satu dengan yang Klas
- Kelas : 30
lainnya. Dengan perbandingan panjang - Simetri Bar : 4 3 2
- 3 Sudut 900
yang sama untuk masing-masing
3.Diploidal Symmetry
sumbunya. Klas
- Kelas : 29
Pada kondisi sebenarnya, - Simetri Bar : 2/m bar
3
sistem kristal Isometrik memiliki axial - 3 Sudut 900
4.Tetartoidal
ratio (perbandingan sumbu a = b = c, Symmetry Klas
- Kelas : 28
yang artinya panjang sumbu a sama - Simetri Bar : 2 3
- 3 Sudut 900
dengan sumbu b dan sama dengan Tabel 2.2.1 Klas Isometrik

sumbu c. Dan juga memiliki sudut

kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini


2.2.2 Sistem Tetragonal

Sistem tetragonal adalah yang

paling dihuni oleh kristal alami semua

sistem kristalografi. Setup dasar mirip

dengan sistem isometrik dalam semua

sudut antara sumbu kristalografi adalah

90 derajat. Perbedaan antara sistem

isometrik dan sistem tetragonal adalah

bahwa salah satu dari tiga sumbu lebih Gambar 2.2.3 Ketentuan sumbu
Tetragonal
panjang atau lebih pendek
Berikut pembagian klas pada
dibandingkan dengan dua lainnya. Ini
Sistem isometrik:
menghasilkan arah yang unik dalam
1.Ditetragonal
kristal tetragonal menimbulkan Dipyramidal Klas
- Kelas : 27
referensi dari sistem tetragonal sebagai - Simetri : 4/m 2/m
2/m
uniaksial. Arah unik dalam kristal - 3 Sudut 900
menjadi sumbu utama, juga disebut 2.Tetragonal
Trapezohedral Klas
sumbu c. Dua sumbu lainnya adalah - Kelas : 26
- Simetri : 4 2 2
identik dan disebut sebagai dan 'a. - 3 Sudut 900

3.Ditetragonal
Pyramidal Klas
- Kelas : 25
- Simetri Bar : 4 m m
- 3 Sudut 900
Gambar 2.2.2 Sistem Tetragonal
4.Tetaragonal 2.3.2 Schonflies
Scalahedron Klas
- Kelas : 24 1. Di pandang dari sumbu c, maka
- Simetri Bar : 4 2 m
- 3 Sudut 900 ada dua kemungkinan yaitu bernilai 4

atau bernilai 2. Kalau sumbu c


Tabel 2.2.3 Klas Tetragonal
bernilai 4, klas O (oktaeder). Kalau
2.3 Herman Mauguin dan
sumbu c bernilai 2, termasuk klas T
Schonflies Isometrik
(Tetraeder).
2.3.1 Herman Mauguin
2. Di pandang bidang simetrinya
Pada sistem ini biasanya ada
horizontal, bidang simetri vertical dan
tiga bagian :
bidang simetri diagonal maka
Bagian 1 : Menunjukkan nilai sumbu a,
dinotasikan dengan h.
mungkin bernilai 4, 2 dan ada atau
Bidang simetri horizontal dan
tidaknya bidang simetri yang tegak
bidang simetri vertical maka
lurus sumbu a tersebut.
dinotasikan denan h.
Bagian 2 : Menunjukkan ada atau
Bidang simetri vertical dan
tidaknya sumbu simetri bernilai 3 dan
bidang simetri diagonal maka
ada atau tidaknya bidang simetri
dinotasikan dengan v.
vertical yang tegak lurus dengan sumbu
Bidang simetri diagonal saja
tersebut.
dinotasikan d.
Bagian 3 : Menunjukkan ada atau
3. Notasi h, v atau d dituliskan di
tidaknya sumbu simetri diagonal /
kana nagak kebawah dan notasi huruf
intermediet bernilai 2 dan ada atau
O atau T.
tidaknya bidang simetri tegak lurus

sumbu diagonal tersebut.


2.4 Herman Mauguin dan dua kemungkinan yaitu bernilai 2 atau

Schonflies Tetragonal tidak bernilai. Kalau sumbu c bernilai

2.4.1 Herman Mauguin 2, termasuk klas D (Diedrick) kalua

Pada bagian ini biasanya terdiri sumbu c tidak bernilai termasuk klas C

atas 3 bagian: (Cyclick).

Bagian 1 : Menunjukan nilai sumbu c, 2. Ke kana nagak ke bawah notasi D

mungkin bernilai 4 atau 4bar dan ada atau C dituliskan nilai sumbu c nya.

atau tidaknya bidang simetri yang tegak 3. Di pandang bidang simetrinya kalua

lurus sumbu a tersebut. 2.5 Proyeksi stereografis

Bagian 2 : Menunjukkan ada atau Proyeksi stereografi merupakan

tidaknya sumbu a yang bernilai 2 atau proyeksi yang didasarkan pada

ada atau tidaknya bidang simetri perpotongan bidang atau garis dengan

vertical yang tegak lurus dengan sumbu suatu bidang proyeksi yang berupa

a tersebut. bidang horizontal yang melalui sebuah

Bagian 3 : Menunjukan ada atau bola. Bidang iniakan berbentuk

tidaknya sumbu simetri diagonal lingkaran, disebut lingkaran

intermediet bernilai 2 dan ada atau primitive. (Ragan,1985)

tidaknya bidang simetri Lingkaran primitif merupakan

diagonal/intermediet yang tegak lurus proyeksi yang kedudukannya (dip = 0).

sumbu diagonal tersebut. Oleh sebab itu, penentuan proyeksi dip

2.4.2 Schonflies untuk bidang dimulai pada lingkaran

1. Di pandang nilai dari sumbu yang luar, dan dip 90 terletak pada pusat

tegak lurus dengan sumbu c, maka ada lingkaran. Untuk menentukan


kemiringan bidang yang dip-nya antara 4. Mempersiapkan LKP

0– 90, maka proyeksinya akan 3.2 Tahap Praktikum

berbentuk busur yang jari-jarinya lebih Adapun tahapan-tahapan yang

besar dari jari-jari lingkaran primitif, dilakukan pada saat praktikum yaitu:

sehingga disebut lingkaran besar 1. Cek Alat

atau great circle, atau stereogram. 2. Melakukan responsi umum

Untuk struktur bidang yang vertical, 3. Mengambil sampel

maka proyeksinya akan berupa garis 4. Melengkapi LKP

lurus yang melalui pusat lingkaran 5. Membuat laporan sementara

primitive. (Ragan,1985) 3.3 Penyusunan Jurnal

III. METODE PRAKTIKUM Dalam penyusunan jurnal ada

Pada praktikum kali ini, kita beberapa tahap yang harus dilakukan

menggunakan empat sampel peraga pada saat penyusunan jurnal

dalam pelaksanaan praktikum. diantaranya:

Tahapan yang harus diperhatikan 1. Tahap Penyusunan

dalam pelaksanaan praktikum kali ini 2. Asistensi Jurnal

adalah : 3. Revisi Jurnal

3.1 Tahap Sebelum Praktikum 4. Mencetak Jurnal

Adapun tahapanan-tahapan 5. Pengumpulan Jurnal

yang dilakukan sebelum pengambilan


data yaitu :
1. Asistensi Acara

2. Mengerjakan Tugas Pendahuluan

3. Membuat Proyeksi
3.4 Diagram Alir kristal Hextetrahedral dan bentuk

kristal Dodecahedron.
STUDI STUDI
PENDAHULUAN LITERATUR

DESKRIPSI
KRISTAL
PROSESI
PRAKTIKUM PROYEKSI
KRISTAL

GAMBAR
KRISTAL

PENYUSUNA
N JURNAL
(Gambar 4.1 sampel 1)
REV
ISI

DISKUSI 4.2 Sampel 2 (Iso 16)

Pada sampel nomor urut 2 yaitu Iso


PENGUMPULA
N JURNAL
16 merupakan sampel sistem kristal

isometri. Sumbu a = b = c, pada


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
praktikum kali ini menggunakan
Adapun hasil dan pembahasan dari
perbandingan a:b:c = 1:3:3, a+ ke b− =
praktikum ini yaitu :

4.1 Sampel 1 (Iso 14) 30° , α: β: γ = 90° . Sampel ini memiliki

Pada sampel nomor urut 1 yaitu Iso elemen kristal 4A3,3A2,6PC . Herman
3
14 merupakan sampel sistem kristal manguin = /m, 3, 4 , dengan

isometri. Sumbu a = b = c, pada Schoenflies Ov

praktikum kali ini menggunakan

perbandingan a:b:c dengan

perbandingan 1:3:3 Sampel ini

memiliki elemen kristal 3A4, 4A3, 6A,

9PC. Herman manguin = 4/m, 3, 2/m ,


(Gambar 4.2 sampel 2)
dengan Schoenflies Oh dengan kelas
4.3 Sampel 3 (Tetra 2) elemen kristal 4A2, A4, 5PC. Herman

Pada sampel nomor urut 2 yaitu manguin = 4/m, 2


/m , 2/m schoenflies

Tetra 2, merupakan sampel sistem D4h dengan kelas kristal tetragonal.

kristal tetragonal. Sumbu a = b ≠ c,

pada praktikum kali ini menggunakan

perbandingan a:b:c = 1:3:6, a+ ke b− =

30° , α: β: γ = 90° . Sampel ini memiliki

elemen kristal 4A2, A4, 5PC. Herman (Gambar 4.4 sampel)

manguin = 4/m, 2
/m , 2/m schoenflies

D2h dengan kelas kristal tetragonal

pyramidal dan bentuk kristal prisma.

(Gambar4.3 Sampel 3)

4.4 Sampel 4 ( Tetra 17 )

Pada peraga nomor urut 4 yaitu

Tetra 17, merupakan sampel sistem

kristal tetragonal. Sumbu a = b ≠ c,

pada praktikum kali ini menggunakan

perbandingan a:b:c = 1:3:6, a+ ke b− =

30° , α: β: γ = 90° . Sampel ini memiliki


V. KESIMPULAN sumbu a1, a2 dan a3 = 1 : 3 : 3. Sistem

Adapun kesimpulan dari hasil kristal tetragonal hampir mirip

praktikum : dengan sistem kristal isometrik.

1. Isometrik adalah suatu sistem Sistem kristal ini memiliki tiga

kristal dalam sistem kristalografi sumbu kristal utama yang masing-

yang memiliki ukuran yang sama masing juga saling tegak lurus, yaitu

secara tiga dimensi. Sistem kristal a, b, dan c. Panjang sumbu kristal a1

isometris sering disebut juga dengan dan a2 sama, namun panjang sumbu

sistem kristal kubus atau kubik. Bola c tidak sama (bisa lebih panjang atau

adalah salah satu bentuk yang lebih pendek), dan pada umumnya

memiliki sifat paling simetri secara lebih panjang (a1 = a2 ≠ c), α = β = γ

tiga dimensi. Sistem kristal isometris = 90˚. Sistem kristal tetragonal

memiliki tiga (3) sumbu kristal, digambarkan dengan perbandingan

dengan panjang sumbu yang sama. panjang sumbu a1 : a2 : c = 1 : 3 : 6,

Karena sistem kristal ini memiliki sudut β = γ = 90˚ dan α = 30 °.

kedudukan dan ukuran sumbu yang 2. Adapun nilai dan elemen

sama, maka ketiga sumbunya kita kristal dapat ditentukan dengan

sebut saja a1, a2 dan a3. Masing- bantuan proyeksi stereografisnya.

masing sumbu saling berpotongan Seperti hasil sampel isometrik yang

dengan sudut perpotongan α=β=γ= ada pada ke 4 sampel peraga yaitu:

90°. Dalam penggambarannya,

sistem kristal isometrik harus

digambarkan dengan perbandingan


a. Sampel Peraga 1 pada alat adalah A4, 4A2,5PC

peraga ini diperoleh nilai d. Sampel Peraga 4 pada alat

kristal yang meliputi peraga ini diperoleh nilai

HermanManguine 4/m, 3, kristal yang meliputi

2 dan Schoenflies Oh. HermanManguine

Elemen Kristal dari 4/m,2/m,2/m dan

peraga ini adalah 3A4, Schoenflies D2h. Elemen

4A3, 6A2, 9PC Kristal dari peraga ini

b. Sampel Peraga 2 pada alat adalah A4, 4A2,5PC

peraga ini diperoleh nilai 3. adapun kelas dan bentuk

kristal yang meliputi kristal dari sampel Iso 14 ialah

HermanManguine Dytetragonal dengan bentuk

3/m,3,4 dan Schoenflies Pyramid.Sampel kedua dengan nama

OV Elemen Kristal dari peraga Iso 16 termasuk dalam kelas

peraga ini adalah 4A3, Hextetrahedral dan berbentuk

3A2, 6P Dodecahedral. Sampel ke tiga

c. Sampel Peraga 3 pada alat dengan nama peraga tetra 17 yang

peraga ini diperoleh nilai termasuk kelas tetragonal Piramidal

kristal yang meliputi dan berbentuk Prisma. Yang terakhir

HermanManguine dengan nama peraga tetra 2 dan

4/m,2/m,2/m dan termasuk kelas tetragonal piramidal

Schoenflies D2h. Elemen berbentuk prisma,

Kristal dari peraga ini


DAFTAR PUSTAKA

Audia, Lushy 2010. Kristalografi.


Malang : Universitas
Negeri Malang.

Prayitno, Budi. 2016.


Panduan praktikum
kristalografi & Mineralogi.
Pekanbaru : Universitas
Islam Riau.

Hertanto, H.B., 2012.


http://geoenviron.blogspot.c
o.id/2012/02/kristalografi-
sistem-kristal.html. Diakses
pada Jum’at, 3 Maret 2023.
Pukul 20:13 WITA.
Ragan, D.M. (1985) Structural
Geology, an Introduction to
Geometrical Techniques. 3rd
Edition, John Wiley & Sons,
Inc., Hoboken, 210-215.

Anda mungkin juga menyukai