Anda di halaman 1dari 17

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

BAB I

KRISTALOGRAFI

Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat geomteri dari kristal,
terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan, bentuk luar, struktur dalam, dan sifat-
sifat fisis lainnya.
1. Sifat geometri merupakan pengertian letak panjang dan jumlah sumbu kristal yang
menyusun suatu batuan kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang
membatasinya.
2. Perkembangan dan pertumbuhan kenampakan luar. Mempelajari kombinasi antara
satu bentuk kristal dengan bentuk lainnya.
3. Struktur dalam sangat tergantung pada struktur dan jumlah sumbu – sumbu kristal
dan juga menghitung parameter dan parameter rasio.
4. Sifat fisis kristal. Sangat tergantung pada struktur (susunan atom–atomnya). Yang
penting dalam kristal bentuk dibagi oleh bidang – bidang kristal sehingga akan
dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non-kristalin.
Sumbu kristal dapat didefinisikan sebagai suatu jenis padatan yang esensial
mempunyai pokidifrasi tertentu dan jadi suatu sistem kristal yang memiliki suatu
sumbu – sumbu.

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok: TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

1.1 Kristal
Kristal merupakan benda padat homogen, biasanya anisotropy dan tembus air
serta menuruti hukum – hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidang mengikuti hukum
geometri. Jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan struktur teratur. Sifat –
sifat kristal tidak tergantung hanya pada komposisi tetapi juga susunan atom dan
ikatan atomnya.
Bahan padat homogen, biasanya anisotropy dan tembus air mengandung
pengertian:
a. Tidak termasuk didalamnya cair dan gas.
b. Tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses
kimia.

Menuruti hukum – hukum ilmu pasti sehingga susunan bidangnya mengikuti


hukum geometri yang mengandung pengertian :
a. Jumlah bidang dari suatu bentuk kristal tetap.
b. Macam bentuk dari kristal tetap.
c. Sifat ketentuannya tercermin pada bentuk luar dari krital yang tetap.
Pada kristal ada beberapa proses atau tahapan dalam pembentukan kristal, yaitu:
a. Fase cair ke padat : kristalisasi suatu lelehan atau cairan sering terjadi
pada skala luas dibawah kondisi alam.
b. Fase gas ke padat (sublimasi) : kristal dibentuk langsung dari uap.
c. Fase padat ke padat : proses ini dapat terjadi pada agregat kristal
dibawah pengaruh dari tekanan.

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

1.2 Sistem Kristal


Bentuk kristal dibedakan berdasarkan sifat – sifat sistemnya dibagi menjadi
tujuh sistem yaitu Reguler, Tetragonal, Hexagonal, Trigonal, Orthorombic, Monoklin
dan Triklin.
Menentukan kelas kristalnya dengan cara menyusun :
a. Sumbu simetri adalah garsi bayangnya yang dibuat menembus pusat kristal dan
diputar oleh poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didaptkan
beberapa kali kenampakan yang sama.
b. Sudut simetri adalah sudut antara sumbu – sumbu yang berada dalam sebuah
kristal. Sudut – sudut ini berpangkal pada titik persilangan sumbu – sumbu
utama pada kristal yang akan sangat berpengaruh pada bentuk kristal itu sendiri.
c. Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi
dua belahan yang sama.

Sistem kristalografi dibagi menjadi 7 sistem ini didasarkan pada


a. Perbandingan panjang sumbu – sumbu.
b. Letak atau posisi sumbu kristalografi.
c. Jumlah sumbu kristalografi.
d. Nilai sumbu c atau sumbu vertikal.

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

1.2.1 Sistem Kristal Reguler


Cubic = Isometri = Tessular = Tesseral
Sistem ini juga disebut sistem kristal isometrik atau dikenal pula dengan sistem
kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristal ada 3 dan saling tgak lurus satu
dengan yang lainnya panjang dari masing – masing sumbunya sama.
Sistem kristal reguler memliki axial ratio (Sumbu a=b=c yang artinya panjang
sumbunya sama).

Gambar 1.1. Sistem Kristal Reguler

Memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90° . Hal ini berarti pada sistem ini
semua sudut kristal ( α, β, γ) tegak lurus satu sama lain ( 90° ).

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAY

1.2.1 Sistem Kristal Tetragonal (Quardratic)


Sama dengan sistem isometrik sistem kristal ini memiliki 3 sumbu yang
memiliki masing – masing tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang
yang sama dengan sumbu c berlainan dapat lebih panjang yang sama atau lebih
pendek.
Tetragonal memiliki axial ratio a = b ≠ c yang artinya panjang sumbu a sama
dengan sumbu b tapi tidak sama dengan c.

1.2.1

Gambar 1.2. Sistem Kristal Tetragonal

Sudut kristalografi memiliki sudut i α = β = γ = 90° . Hal ini berarti pada sistem
ini semua sudut kristalografinya tegak lurus satu sama lain ( 90° ).

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal. Sistem kristal


tetragonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya pada sumbu a ditarik
garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan 6 dan sudut antara sumbunya a +
−¿¿
b = 30° . Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30 ° terhadap sumbu
−¿¿
b .
Sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas :
1. Piramid
2. Bipiramid
3. Bisfenoid
4. Trapezohedral
5. Ditetragonal Piramid
6. Skalenohedral
7. Ditetragonal Bipiramid
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal ini adalah rutil auturute. Pyrolusite
leusite dan scapolite.

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

1.2.2 Sistem Kristal Orthorombic


(Rhombic = Prismatic = Trimetric)
Sistem orthorombic ini menjadi 3 sumbu simetris kristal yang salimg tegak
lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang
berbeda a ≠ b ≠ c , artinya panjang–panjang sumbunya tidak ada yang sama panjang.

Gambar 1.3. Sistem Kristal Orthorombic

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal. Sistem


orthorombic memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang, artinya tidak ada
patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbunya, pada sistem ini sudut
−¿¿
antar sumbunya a + ∧ b = 30° , hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 30° terhadap sumbu b−¿¿.

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas :


1. Bisfenoid
2. Piramid
3. Bipiramid
Beberapa contoh mineral yang dengan sistem kristal orthorombic ini adalah
stabinite, chrysoberly, organite dari witherite.

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

1.2.3 Sistem Kristal Monoklin


(Oblique = Monosymetric= Cionorhombic = Hemipitmatic = Monoclonihedral )
Sistem kristal monoklin terdiri dari dua sumbu tak sama panjang (a dan b)
saling berpotongan tegak lurus sumbu a dan c melintang ke satu bidang keduanya
tidak saling tegak lurus.
Pada penggambaran dengan menggunakan sistem proyeksi orthogonal, sistem
kristal monoklin memiliki.

Gambar 1.4. Sistem Kristal Monoklin

Perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak patokan yang akan


menjadi ukuran panjang pada sumbu – sumbunya. Pada sistem ini, sudut antara
sumbunya a + ∧ b−¿¿ = 30° menjelaskan antara sumbu a +¿¿ memiliki nilai 45°
terhadap sumbu b−¿¿.

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RA

Sistem monoklin dibagi menjadi 3 kelas :


1. Sfenoid
2. Doma
3. Prisma
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal monoklin ini adalah azurite,
malachite, colemanite, epitot, dan gypsum.

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

1.2.4 Sistem Kristal Triklin


(Anorthic = Asymetric = Clinorhombohidral)
Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan yang lainnya tidak saling
tegak lurus. Demikian juga panjang masing – masing sumbu tidak sama.

Gambar 1.5. Sistem Kristal Triklin

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal triklin memiliki axial ratio a ≠ b ≠ c,


yang artinya panjang sumbu – sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda
satu sama lain, sudut kristalografi sistem triklin sudut  ≠  ≠ γ ≠ 90° . Hal ini
berarti, pada sistem ini sudut , , dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang
lain.

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal. Triklin memiliki


perbandingan sumbu a : b : c = sembarang, artinya tidak ada patokan yang akan menjadi
−¿¿
ukuran panjang pada sumbu – sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antara sumbunya b
−¿¿ +¿¿
dan b membentuk sudut 80° terhadap c .
Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas :
1. Pedial
2. Pinakoidal
Beberapa contoh mineral yang dengan ancer kristal Triklin ini adalah Albite,
Anorthite, Labradorit Kaolinite Microline dan Anortoclase.

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

1.2.5 Sistem Kristal Hexagonal


Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal dimana sumbu c tegaklurus terhadap
ketiga sumbu lainnya, sumbu a, b, dan d masing – masing membentuk sudut 120 ° ,
terhadap satu sama lain. Sumbu a, b dan d memiliki panjang sama , sedangkan
panjang c berbeda dapat lebih panjang atau lebih pendek.

Gambar 1.6. Sistem Kristal Hexagonal

Sistem kristal hexagonal memiliki axia ratio a = b = d ≠ c. Artinya panjang


sumbu a sama juga dengan sumnbu b dan sama dengan sumbu d tetapi tidak sama
dengan sumbu c . Memiliki sudut kristalografi  =  = 90 ° ; γ = 120° pada
sistem ini sudut  dan  saling tegak lurus dan membentuk sudut 120° terhadap
sumbu γ.

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Sistem hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya


pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan
sumbu c ditarik garis dengan nilai 6. Sudut antar sumbunya a + ∧ b−¿¿ = 120° , d ∧+ b+ ¿¿ =
40°
Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20 ° terhadap sumbu
−¿¿
b dan sumbu d −¿ ¿ membentuk sudut 40° terhadap b+ ¿¿
Sistem ini dibagi menjadi 7 :
1. Hexagonal piramid
2. Hexagonal bipramid
3. Dihexagonal piramid
4. Dihexagonal bipiramid
5. Trigonal bipiramid
6. Ditrigonal bipiramid
7. Hexagonal trapezohedral
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal hexagonal ini adalah quartz, calcite,
corondum, hematite, dolomite dan apatite.

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

1.2.6 Sistem Kristal Trigonal ( Rhombohedral )


Sumbu sumbu kristalografi dalam sistem ini memiliki tiga sumbu horizontal
yang sama panjang dan bentuk sudut tidak saling tegak lurus atau 90° . Sumbu –
sumbu yang tegak disebut sumbu c yang berbeda ukuran panjangnya.
Sistem trigonal memiliki axial ratio a = b = d ≠ c , dan juga memiliki sudut
kristalografi  =  = 90 ° ; γ = 120° pada sistem ini, sudut  dan  saling tegak
lurus dan membentuk sudut 120° terhadap sumbu γ.

Gambar 1. 7. Sistem Kristal Trigonal

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal


trigonal yaitu memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6 dam sudut antar sumbunya
−¿¿ + ¿¿ +¿¿
a + ∧ b = 20° , d ∧+ b = 40° . Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a itu
memiliki nilai 20° terhadap sumbu b−¿¿ dan sumbu d – membentuk sudut 40° terhadap
sumbu b+ ¿¿
Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas :
1. Trigional piramid.
2. Trigonal tropezohedral.
3. Diterigonal piramid.
4. Diterigonal skcunonhedral.
5. Rombohedral.
Beberapa contoh mineral dari sistem ini adalah cinabar dan tourmaline.

Nama : Tanggal ACC:

NIM : Nama Asisten:

Kelompok : TTD Asisten :

Anda mungkin juga menyukai