PENUTUP
3.1 Kesimpulan
282
Sistem Kristal Monoklin hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga
sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus
terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu
tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling
panjang dan sumbu b paling pendek. System Monoklin memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c dan memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ. Hal
ini berarti, pada ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan γ tidak
tegak lurus (miring).
3.1.3 Sistem Kristal Orthorombik Dan Trigonal
Sistem Kristal Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d
≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d,
tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ;
γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan
membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ. Sistem kristal Ortorombik terdiri atas 4
bentuk, yaitu : Ortorombik sederhana, body center (berpusat badan) (yang
ditunjukkan atom dengan warna merah), berpusat muka (yang ditunjukkan atom
dengan warna biru), dan berpusat muka pada dua sisi ortorombik (yang ditunjukkan
atom dengan warna hijau). Panjang rusuk dari sistem kristal Ortorombik ini berbeda-
beda (a ≠ b≠ c), dan memiliki sudut yang sama (α = β = γ) yaitu sebesar 90°.
Kelas kelas pada sistem trigonal yaitu Trigonal piramid, Trigonal
Trapezohedral Ditrigonal Piramid, Ditrigonal Skalenohedral, Rombohedral. Mineral
sistem orthorhombic yaitu krisoberil ( Be Al2 O4), brokit ( Tio2 ), stibnit (Sb2 S3),
kalkosit (Cu2 S), belerang (S). mineral pada sistem trigonal yaitu - korundum
( Al2O3), pirargirit ( AgSbS3 ), nitrat( NaNO3 ), turmalin (MgFe ), cinnabar (HgS ).
3.1.4 Sistem Kristal Tetragonal Dan Triklin
Batuan Sistem Kristal Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu)
a1 = a2 ≠ c , yang artinya panjang sumbu a1 sama dengan sumbu a2 tapi tidak sama
dengan sumbu c, dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini
berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu
sama lain (90˚). Sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : c =
1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik
garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan,
hanya perbandingan), Sudut antara a1 dengan a2 = 90o, sudut antara a2 dengan a3 =
283
90o, sudut antara a3 dengan a1 = 90o, sedangan sudut antara a1 dengan –a2 = 30o.
Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a1 memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu –a2.
Sistem Kristal Triklin mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang
lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak
sama pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada
yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal ini berarti, pada system ini, sudut α, β dan γ tidak
saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
3.1.5 Pengenalan Software
AutoCAD adalah sebuah perangkat lunak komputer CAD untuk menggambar
2 dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. Software ini dapat
digunakan untuk membuat sebuah penggambaran sistem kristal. Cara
penggambarannya dilakukan menggunakan tools line dimana tools tersebut dapat
membuat sebuah garis sehingga dapat dibuatkan penggambaran sistem kristal mulai
dari sumbu utama hingga berbentuk kristal.
Dalam program AutoCAD terdapat beberapa Tools untuk melakukan
perintah-perintah dalam proses pengerjaan suatu gambar. Tools tersebut dapat kita
lihat pada Menu bar atau Menu Toolbar. Berikut beberapa tools yang dapat
membantu proses pembuatan gambar pada AutoCAD yaitu:
a. Line, untuk membuat sebuah garis dengan cara menentukan dua buah titik ujung,
dimana ujung dari garis sebelumnya merupakan titik awal dari garis berikutnya.
b. Ray, Garis bantu dari satu titik tumpu ke satu arah yang lain dengan – panjang
tidak terbatas.
c. Construction line, Garis bantu dari satu titik tumpu ke dua arah yang lain dengan
panjang tidak terbatas.
d. Multiline, Garis double yang bisa ditentukan posisi kursor, skala (jarak antar
garis) maupun jenis garisnya.
e. Polyline, Garis satu kesatuan yang dapat diatur ketebalanya pada awal – maupun
ujungnya.
f. Polygon, Polygon adalah perintah untuk membuat segi banyak dimana semua
sisinya sama panjang.
284
Untuk membuat sebuah sistem kristal berbentuk 3 dimensi pada AutoCAD,
dapat menggunakan tools line saja karena penggambaran sistem kristal hanya berupa
garis-garis yang kemudian dihubungkan dan terbentuk menjadi kristal.
3.1.6 Native Element, Sulfida, Oksida Dan Halida
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang
memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Setelah melakukan praktikum ini, kami dapat menjelaskan definisi dari
mineral, kami dapat membedakan klasifikasi mineral menurut Berzelius yaitu Native
Elements, Sulfides, Oxide, dan Halides dengan cara mendeskripsikan sifat-sifat fisik
dari mineral, mulai dari menentukan warna segar, warna lapuk, gores, kilap, belahan,
kekerasan, berat jenis, tenacity, kemagnetan, derajat ketransparanan, sistem Kristal
serta menentukan nama mineral dan komposisi kimianya. untuk mengetahui mineral
yang terkandung di dalam batuan dapat menggunakan nilai kekerasan dari skala
mohs dan deret bowen series. Setelah diketahui komposisi kimia suatu mineral, maka
kita klasifikasikan mineral tersebut.
3.1.7 Karbonat, Fosfat Dan Sulfat
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk
tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Setelah melakukan praktikum ini, kami dapat menjelaskan definisi dari
mineral, kami dapat membedakan klasifikasi mineral yaitu karbonat, fosfat, dan
sulfat dengan cara mendeskripsikan sifat-sifat fisik dari mineral, mulai dari
menentukan warna segar, warna lapuk, gores, kilap, belahan, kekerasan, berat jenis,
tenacity, kemagnetan, derajat ketransparanan, sistem Kristal serta menentukan nama
mineral dan komposisi kimianya. untuk mengetahui mineral yang terkandung di
dalam batuan dapat menggunakan nilai kekerasan dari skala mohs dan deret bowen
series. Setelah diketahui komposisi kimia suatu mineral, maka kita klasifikasikan
mineral tersebut.
3.1.8 Silikat Dan Mineraloid
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang
memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Setelah
285
melakukan praktikum ini, kami dapat membedakan klasifikasi mineral yaitu silikat
dan mineraloid dengan cara mendeskripsikan sifat-sifat fisik dari mineral, mulai dari
menentukan warna segar, warna lapuk, gores, kilap, belahan, kekerasan, berat jenis,
tenacity, kemagnetan, derajat ketransparanan, sistem Kristal serta menentukan nama
mineral dan komposisi kimianya. Setelah diketahui komposisi kimia suatu mineral,
maka kita klasifikasikan mineral tersebut.
Silicates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah
satu dari Si – O tetrahedra (SiO4)-4 tunggal atau berantai. Silicates adalah golongan
mineral yang paling besar dan sangat berlimpah-limpah keberadaannya, dalam hal ini
silicat adalah unsur pokok penyusun batuan beku dan batuan metamorf. Mineral-
mineral silicates cenderung bersifat keras, berwarna transparan (jernih dan tembus
cahaya) hingga translucent (tembus cahaya) dan mempunyai Berat Jenis rata-rata
sama. Pada umumnya dalam semua struktur silikat, silicon berada diantara 4 atom
oksigen (kecuali yang terbentuk pada tekanan yang ekstrim). Contoh mineralnya
ialah kuarsa, feldspar, ortoklas, amfibol, dan lain-lain. Sedangkan Mineraloid adalah
sebuah bahan/material yang keterdapatannya alami, padat anorganik dan tidak
menunjukkan kristalinitas. Mineraloid sebagian besar memiliki kenampakan luar
yang mirip dengan mineral, tetapi tidak memiliki struktur atom internal yang
diperlukan untuk memenuhi definisi sebagai mineral. Contohnya ialah obsidian,
pumice, opal,dan lain-lain.
Proses pembentukan mineraloid diawali dengan meletusnya gunung api yang
mengeluarkan magma dari dalam bumi akibat energi yang sangat besar yaitu gaya
endogen dari pusat bumi. Magma tersebut terhempas ke udara kemudian membeku
dan membentuk gumpalan yang mengeras (disebut batu). Batu-batu tersebut
mengalami pengangkutan (tertransportasi) oleh angin dan air yang disebut dengan
batuan epiklastik. Mineral silikat adalah mineral yang memiliki unsur pembentuknya
yaitu silika (SiO2), yang merupakan hasil pembekuan magma. Silikat merupakan
25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 %
mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan
antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang
besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan
hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi).
286
Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan
beku maupun batuan malihan (metamorf).
3.2 Saran
287