Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PRAKTIKUM

UJI SIFAT FISIK

MUHTABSIR. S
09320180078

L A B O T A T O R IU M G E O M E K A N IK A
J U R U S A N T E K N IK P E R T A M B A N G A N
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

M A K A SS A R
2020
Uji Sifat Fisik - 11
ini adalah kita dapat menghitung berat asli, berat jenuh
JURNAL PRAKTIKUM MEKANIKA
dan BATUAN

Muhtabsir. S1, Nurwina2, A. Baso Lovan Al Tamar, S.T3

Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia


Makassar; Jl. Urip Sumoharjo KM 05, telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695
e-mail: muhtabsir.0917@gmail.com

ABSTRAK
Mekanika batuan adalah salah cabang disiplin ilmu geomekanika. Tujuan dari praktikum Uji Sifat Fisik adalah Mengetahui
parameter pengujian sifat fisik batuan, Mengetahui penggunaan alat-alat pada uji sifat fisik batuan, Mengetahui pengolahan data sifat
fisik batuan, Prosedur pengujian sifat fisik dilakukan sebagai berikut: Penimbangan berat asli percontoh (Wn), Menjenuhkan percontoh
di dalam desikator, dengan cara sebagai berikut: Desikator pada bibir dan tepi tutupnya diolesi dengan vaselin hingga rata, Pada
percobaan ini, sampel dengan kode G1 didapatkan bobot Isi Asli (γn) 1.255 gr/cm³, Bobot Isi Kering (γo) 1.226 gr/cm³, Bobot Isi
Jenuh (γw) 1.276 gr/cm³, Apparent Specific Gravity (GSA) 1.252, True Specific Gravity (GST) 1.290, Kadar Air Asli (ωn) 2.337 %,
Kadar Air Jenuh (ωsat) 4.067 %, Derajat kejenuhan (S) 57.467 %, Porositas 4.988 %, Angka pori (void ratio) 0.052.

Kata Kunci: Batuan, fisik, uji, prosedur dan percobaan.

PENDAHULUAN
Mekanika batuan adalah salah cabang disiplin
ilmu geomekanika. Mekanika batuan merupakan ilmu
yang mempelajari sifat-sifat mekanik batuan dan massa
batuan. Hal ini menyebabkan mekanika batuan memiliki
berat kering dari suatu batuan. Tujuan dari
peran yang dominan dalam operasi penambangan,
praktikum Uji Sifat Fisik adalah Mengetahui parameter
seperti pekerjaan penerowongan, pemboran, penggalian,
pengujian sifat fisik batuan, Mengetahui penggunaan
peledakan dan pekerjaan lainnya. Sehingga untuk
alat-alat pada uji sifat fisik batuan, Mengetahui
mengetahui sifat mekanik batuan dan massa batuan
pengolahan data sifat fisik batuan.
dilakukan berbagai macam uji coba baik itu di
laboratorium maupun di lapangan langsung atau secara
TINJAUAN PUSTAKA
insitu. Untuk mengetahui sifat mekanik batuan
1. Sifat Fisik Batuan
dilakukan beberapa percobaan seperti uji kuat tekan
Adapun yang termasuk kedalam sifat fisik
uniaksial, uji kuat tarik, uji triaksial dan uji tegangan
batuan adalah sebagai berikut:
insitu.
a. Bobot Isi Asli (γn), Merupakan perbandingan
Di dalam geoteknik, klasifikasi massa batuan
antara berat batuan asli dengan volume total batuan.
yang pertama diperkenalkan sekitar 60 tahun yang lalu
b. Bobot Isi Kering (γo), Merupakan perbandingan
yang ditujukan untuk terowongan dengan penyanggaan
antara berat batuan kering dengan volume total
menggunakan penyangga baja. Kemudian klasifikasi
batuan.
dikembangkan untuk penyangga nonbaja untuk
c. Bobot Isi Jenuh (γw), Merupakan perbandingan
terowongan, lereng, dan pondasi. 3 pendekatan desain
antara berat batuan jenuh dengan volume total
yang biasa digunakan untuk penggalian pada batuan
batuan.
yaitu: analitik, observasi, dan empirik. Salah satu yang
d. Apparent Specific Gravity (GSA), Merupakan
paling banyak digunakan adalah pendekatan desain
perbandingan antara bobot isi kering batuan dengan
dengan menggunakan metode empiric. Klasifikasi
bobot isi air.
massa batuan dikembangkan untuk mengatasi
e. True Specific Gravity (GST), Merupakan
permasalahan yang timbul di lapangan secara cepat dan
perbandingan antara bobot isi jenuh batuan dengan
tidak ditujukan untuk mengganti studi analitik,
bobot isi air.
observasi lapangan, pengukuran, dan engineering
f. Kadar Air Asli (ωn), Merupakan perbandingan
judgement. Dikarenakan kompleknyasuatu massa
antara berat air dalam batuan asli dengan berat
batuan, beberapa penelitian berusaha untuk mencari
butiran batuan dan dinyatakan dalam %.
hubungan antara desaingalian batu dengan parameter
g. Kadar Air Jenuh (ωsat), Merupakan perbandingan
massa batuan. Banyak dari metodemetode tersebut telah
antara berat air dalam batuan jenuh dengan berat
dimodifikasi oleh yang lainnya dan sekarang banyak
butiran batuan dan dinyatakan dalam %.
digunakan untuk penelitian awal atau bahkan untuk
h. Derajat kejenuhan (S), Merupakan perbandingan
desain akhir. Ada beberapa sistem klasifikasi masa
antara kadar air asli dengan kadar air jenuh dan
batuan yang terkenal pada saat ini, namun yang paling
dinyatakan dalam %.
banyak digunakan adalah sistem klasifikasi massa
i. Porositas, Porositas dapat didefinisikan sebagai
batuan dengan menggunakan metode Rock Mass Rating
perbandingan antara volume total pori-pori batuan
(RMR). Klasifikasi yang digunakan juga adalah Rock
dengan volume total batuan per satuan volume
Quality Designation (RQD) dan Q-System. Parameter
tertentu, besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh
tersebut dapat digunakan untuk menentukan
beberapa faktor, yaitu ukuran butir, susunan butir,
bobot/massa batuan yang akan diuji.
Adapun maksud dari praktikum Uji Sifat Fisik
Uji Sifat Fisik - 12
sudut kemiringan dan komposisi mineral b. Induced (Secondary) Porosity, Porositas yang
pembentuk batuan. terbentuk ketika proses pengendapan batuan
j. Angka pori (void ratio), Angka pori merupakan (deposisi) tanpa ada faktor lain. Pada umumnya
perbandingan antara volume pori dan volume butir terjadi pada porositas antar butiran pada batupasir,
(Ridwan, 2018). antar Kristal pada batu kapur, atau porositas oolitic
2. Besaran Porositas pada batu kapur.
Porositas tertentu dapat berkisar dari nol Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka
sampai besar sekali, namun biasanya berkisar antara 5 porositas dapat juga diklasifikasikan menjadi dua,
sampai 40 persen, dan dalam prakteknya berkisar hanya yaitu:
dari 10 sampai 20 persen saja. Porositas 5 persen a. Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk
biasanya disebut porositas tipis (marginal porosity) dan pada waktu yang bersamaan dengan proses
umumnya bersifat non komersil, kecuali jika pengendapan berlangsung.
dikompensasikan oleh adanya beberapa faktor lain. b. Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang
Secara teoritis porositas tidak bisa lebih besar dari 47,6 terbentuk setelah proses pengendapan.
persen. Porositas maximum yang didapatkan adalah Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh
dalam susunan kubus dan secara teoritis nilai yang beberapa faktor, yaitu ukuran butir, susunan butir,
didapatkan adalah sebagai berikut. Jelaslah, bahwa sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk
dalam hal ini porositas tidak tergantung daripada besar batuan. Faktor Yang Mempengaruhi Porositas:
butir. Jika kita subtitusikan r untuk angka berapa saja a. Susunan Batuan, pemeriksaan porositas batuan
maka kita akan tetap mendapatkan angka 47,6 tersebut. salah satunya dengan melihat porositas gabungan
Besarnya porositas itu ditentukan dengan berbagai cara, batuan. Dalam memperkirakan nilai porositas,
yaitu; Slichter dan kemudian Graton dan Fraser
a. Di laboratorium, dengan porosimeter yang menghitung porositas berbagai susunan batuan
didasarkan pada hokum Boyle: gas digunakan serupa. Porositas dengan susunan kubik atau biasa
sebagai pengganti cairan untuk menentukan volume disebut cubic packing (agak kompak) adalah 47.6
pori tersebut. %, sedangkan rombohedral (seperti belah ketupat,
b. Dari log listrik, log sonic, dan log radioaktif lebih kompak) adalah 25,96 %.
c. Dari log kecepatan pemboran b. Distribusi Batuan, kita tahu bahwa di alam, batuan
d. Dari pemeriksaan dan perkiraan secara mikroskopi terdiri dari berbagai jenis dan ukuran yang tidak
e. Dari hilangnya inti pemboran hanya menyebabkan perbedaan susunannya saja
Pemeriksaan secara mikroskopi untuk jenis tapi juga angularity dan distribusi dari berbagai
porositas dapat pula dilakukan secara kualitatif. Antara ukuran partikel akan mempengaruhi nilai porositas
lain ialah jenis: batuan. Distribusi suatu batuan berhubungan erat
a. Antar butir (intergranuler), yang berarti bahwa dengan komposisi butiran dari batuan tersebut.
pori–pori yang didapat di antara butir–butir. Batuan dengan satu jenis unsur penyusun bisa
b. Antar Kristal (interkristalin), dimana pori–pori memiliki porositas yang lebih besar daripada
berada di atara kristal–kristal. porositas batuan yang terdiri dari berbagai macam
c. Celah dan rekah, yaitu rongga terdapat di antara unsur penyusun. Misalnya saja batupasir dapat
celah–celah. tersusun dari butiran kuarsa, feldspar, limestone,
d. Bintik–bintik jarum (point–point porosity), berarti fossil, dan chert. Keberagaman penyusun batuan
bahwa pori–pori merupakan bintik–bintik ini sangat mempengaruhi besarnya porositas dari
terpisah–pisah, tanpa kelihatan bersambungan. suatu batuan karena bentuk dan ukuran dari
e. Ketat (thigt), yang berarti butir–butir berdekatan masing-masing penyusun yang berbeda. Jelas akan
dan kompak sehingga pori–pori kecil sekali dan sangat berbeda perhitungannya dengan ukuran
hamper tidak ada porositas. partikel yang seragam. Semakin besar ukuran
f. Padat (dense), berarti batuan sangat kecil sehingga butiran, semakin besar ruang kosong yang akan
hamper tidak ada porositas. diisi dengan batu lempung atau partikel-partikel
g. Growing (vugular), yang berarti rongga–rongga lebih kecil dan materi semen. Semakin banyak
besar berdiameter beberapa mili dan kelihatan partikel kecil yang masuk, mengurangi jumlah
sekali bentuk–bentuknya tidak beraturan, sehingga pori-pori batuan. Seperti contoh hasil pengayakan
porositas besar. antara batupasir (a) dengan batupasir serpihan (b).
h. Bergua–gua (cavernous), yang berarti rongga– Distribusi ukuran batuan dapat dilihat dari
rongga besar sekali malahan berupa gua– gua, skewness (kecondongan). Eksperimen yang
sehingga porositas sangat besar. dilakukan oleh Tickell di pasir Ottawa
Berdasarkan asal usulnya porositas dibagi menjadi menunjukkan bahwa porositas adalah fungsi dari
2, yaitu: skewness distribusi ukuran batuan. Secara umum,
a. Original (Primary) Porosity, Porositas yang semakin kecil butiran dan semakin besar
terbentuk ketika proses pengendapan batuan angularity maka porositas semakin besar. Semakin
(deposisi) tanpa ada faktor lain. Pada umumnya besar ukuran butiran maka semakin kecil porositas.
terjadi pada porositas antar butiran pada batupasir, Material semen juga perlu diperhatikan karena
antar Kristal pada batukapur, atau porositas oolitic semen akan menyegel batuan sehingga fluida tidak
pada batukapur. dapat mengalir.

Uji Sifat Fisik - 13


c. Sementasi, sementasi juga merupakan salah satu dengan yang lain. Juga sebaliknya dapat dilihat, bahwa
faktor penting yang dapat mempengaruhi porositas tidak tergantung dari besar butir, dan
porositas. Material semen juga perlu diperhatikan permeabilitas merupakan suatu fungsi yang langsung
karena semen akan menyegel batuan sehingga terhadap besar butir.
fluida tidak dapat mengalir. Jika suatu batuan Sebagaimana telah disebutkan di atas, biasanya
tersementasi dengan baik, maka kemungkinan permeabilitas dinyatakan dalam ‘darcy’, yaitu untuk
besar akan terdapat banyak pori yang tidak menghormati DARCY yang memproklamasikan pertama
berhubungan. Hal ini dapat menyebabkan kalinya hokum aliran dalam medium yang berpori. Jadi
porositas efektif dari batuan itu menjadi kecil, suatu permeabilitas dengan k= 2 darcy berarti suatu
sebaliknya jika suatu batuan tidak tersementasi aliran sebesar 2 cc persekon yang di dapatkan melalui
dengan baik, kemungkinan besar semakin banyak suatu penampang seluas satu sentimeter persegi panjang
pori yang terhubungkan, sehingga harga porositas 1 sentimeter, di bawah suatu tekanan perbedaan satu
efektif semakin besar. atmosfer untuk suatu cairan yang mempunyai
d. Kompaksi, kompaksi dapat mempengaruhi harga kekentalan (viskositas) 1 sentipoise. Pada hakekatnya
dari porositas. Semakin dalam posisi batuan dari permeabilitas suatu batuan biasanya kurang dari satu
permukaan, beban yang diterima semakin besar. darcy dan oleh karenanya dalam praktek permeabilitas
Tekanan yang disebabkan oleh akumulasi beban dinyatakan dalam milidarcy (1 md = 0,001 darcy).
batuan yang berada di atasnya disebut tekanan Sebagai contoh untuk batuan yang sarang
overburden. Jika suatu batuan terkompaksi dengan tetapi tidak permeable, dapat ditunjukkan misalnya;
baik artinya semakin dalam dari permukaan, pori- suatu serpih mempunyai permeabilitas yang sangt
pori dari batuan itu akan semakin kecil karena rendah, sedangkan porositasnya sama dengan batupasir.
butiran penyusun semakin merapat, contohnya McKelvey (1962) memberikan nilai permeabilitas 9 X
pada rhombohedral packing. Begitu pula 10-6 md untuk serpih yang telah kompak, tetapi
sebaliknya, jika kompaksi semakin rendah maka porositasnya yaitu 24%. Untuk batupasir dengan
presentasi pori akan semakin besar, contohnya saja porositas sama, misalnya 22,7 % (batupasir Bradford;
pada cubic packing. dari daerah Pennsylvania) ternyata mempunyai
e. Angularitas, Jika derajat angularitas butiran permeabilitas 36,6 % md (Fettke, 1934). Dalam
penyusun batuan semakin besar (semakin jauh dari prakteknya permeabilitas berkisar antara 5 sampai 1000
kebundaran/roundness), bentuk butirannya akan milidarcy.
semakin menyudut. Hal ini akan menyebabkan Cara penentuan permeabilitas adalah:
daerah sentuh antar butiran yang satu dengan yang 1. Dengan permeameter, suatu alat pengukur yang
lainnya akan semakin besar jika dibandingkan mempergunakan gas.
dengan bidang sentuh antar butiran yang 2. Dengan penaksiran kehilangan sirkulasi dalam
roundness-nya tinggi (daerah sentuhnya kecil). pemboran.
Sehingga, mengakibatkan ruang yang dapat 3. Dari kecepatan pemboran
ditempati fluida akan semakin berkurang dan 4. Berdasarkan test produksi terhadap penurunan
porositasnya menurun. tekanan dasar lubang (bottom-hole pressure-
3. Permeabilitas decline).
Kelulusan atau permeabilitas adalah suatu sifat Secara perkiraan di lapangan dapat juga dilakukan
batuan reservoir untuk dapat meluluskan cairan melalui pemerian semikuantitatif sebagai berikut:
pori–pori yang berhubungan, tanpa merusak partikel a. Ketat (tight), kurang dari 5 md
pembentuk atau kerangka batuan tersebut. Defenisi b. Cukup (fair) antara 5 sampai 10 md
permeabilitas dapat dinyatakan dalam rumus sebagai c. Baik (good) antara 10 sampai 100 md
berikut; Dimana q dinyatakan dalam sentimeter per d. Baik sekali (very good) antara 100 sampai 1000
sekon, k dalam darcy (permeabilitas), viskositas m md
dinyatakan dalam sentipoise, dan dp/dx adalah gradient Berikut beberapa sifat batuan:
hidrolik yang dinyatakan dalam atmosfer per sentimeter. 1. Massa Jenis Batuan, massa jenis adalah
Dengan demikian jelaslah bahwa permeabilitas adalah k pengukuran massa setiap satuan volume benda.
yang dinyatakan dalam Darcy. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka
Definisi API untuk 1 Darcy: suatu medium semakin besar pula massa setiap volumenya.
berpori mempunyai kelulusan (permeabilitas) sebesar 1 Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total
Darcy, jika cairan berfasa satu dengan kekentalan 1 massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah
sentipoise mengalir dengan kecepatan 1 cm/sekon benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi
melalui penampang seluas 1 cm2 pada gradient hidrolik (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih
satu atmosfer (76,0 mm Hg) per sentimeter dan jika rendah daripada bendabermassa sama yang
cairan tersebut seluruhnya mengisi medium tersebut. memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Dari defenisi di atas tidak dijelaskan hubungan antara Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter
permeabilitas dan porositas. Memang sebetulnya tidak kubik (kg·m-3). Massa jenis berfungsi untuk
ada hubungan antara permeabilitas dengan porositas. menentukan zat. Setiap zat memiliki massajenis
Batuan yang permeable selalu sarang (porous), tetapi yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya
sebaliknya, batuan yang sarang belum tentu permeable. berapapun volumenya akan memiliki massa jenis
Hal ini disebabkan karena batuan yang berporositas yang sama.
lebih tinggi belum tentu pori–porinya berhubungan satu

Uji Sifat Fisik - 14


2. Strength Batuan, strength pada batuan adalah air. Setelah itu tutup kembali kran pada selang yang
kemampuan batuan untuk mengikat komponen- menuju bak air dan buka kran pada selang yang
komponennya bersama-sama. Jadi dengan kata dihubungkan ke pompa vakum, kemudian dilakukan
lain apabila suatu batuan diberikan tekanan yang pengisapan lagi selama 15 menit. Selanjutnya
lebih besar dari kekuatan batuan tersebut, maka pengisapan dihentikan dan masukkan lagi air dengan
komponen-komponennya akan terpisah-pisah atau cara seperti tersebut di atas sehingga percontoh
dapat dikatakan hancur. Lebih lanjut lagi, kriteria terendam dua per tiganya. Kemudian lanjutkan lagi
kehancuran batuan diakibatkan oleh adanya: Stress pengisapan selama 15 menit, masukkan lagi air hingga
(tegangan) dan Strain (regangan). Tegangan dan seluruh percontoh terendam dan tutuplah kran selang
regangan ini terjadi apabila ada suatu gaya yang air. Setelah itu lanjutkan lagi pengisapan selama 15
dikenakan pada batuan tersebut. menit atau sampai benar-benar tidak ada lagi gelembung
3. Drillabilitas, drillabilitas batuan (rock drillability) udara yang keluar dari sisi-sisi percontoh. Kemudian
merupakan ukuran kemudahan batuan untuk dibor, tutup kran selang ke pompa vakum, dan
yang dinyatakan dalam satuan besarnya volume biarkan percontoh terendam hingga benar-benar jenuh
batuan yang bisa dibor pada setiap unit energi selama 24 jam.
yang Setelah direndam selama 24 jam, percontoh di
4. diberikan pada batuan tersebut. Drillabilitas batuan dalam desikator dikeluarkan dan segera ditimbang
dapat ditentukan melalui data pemboran (drilling N
record). Selanjutnya dengan pengembangan model O LITOLOGI KODE Wn Ww Ws Wo
SAMPEL (gr) (gr) (gr) (gr)
pemboran, drillabilitas batuan dapat ditentukan
dengan menggunakan roller cone bit. 1 Batupasir G1 508.75 517.35 111.99 497.13

5. Hardness, hardness atau kekerasan dari batuan, 2 Batupasir G2 420.77 426.39 94.1 414.35

merupakan ketahanan mineral batuan terhadap 3 Batupasir G3 305.84 310.69 85.96 299.35
goresan. 4 Tuff MB1 94.08 96.49 25.72 89.36
6. Abrasivitas, merupakan sifat menggores dan 5 Tuff MB2 185.95 110.48 29.66 102.49
mengikis dari batuan, sehingga sering 6 Tuff MB3 122.88 126.69 33.94 117.97
menyebabkan keausan pada gigi pahat dan dalam keadaan jenuh sehingga didapat berat jenuh
diameter pahat. Setiap batuan mempunyai sifat (Ww). Timbang lagi percontoh dalam keadaan jenuh
abrasivitas yang berbeda-beda, pada umumnya dan dalam posisi tergantung di dalam air, sehingga
batuan beku mempunyai tingkat abrasivitas sedang didapat berat jenuh tergantung dalam air (Ws).
sampai tinggi, batu pasir lebih abrasif daripada Kemudian percontoh dikeringkan kembali,
shale, serta limestone lebih abrasif dari batu pasir dengan cara memasukkan ke dalam oven selama 24 jam
atau shale. Ukuran dan bentuk dari partikel batuan pada temperatur 90o C.
menyebabkan berbagai tipe keausan, seperti juga Setelah di oven selama 24 jam, timbang
torsi dan daya tekan pada pahat. percontoh sehingga didapat berat kering (Wo). Hitung
7. Tekanan pada Batuan, merupakan tekanan-tekanan sifat-sifat fisik dengan menggunakan persamaan-
yang bekerja pada batuan formasi. Tekanan- persamaan yang ada diatas.
tekanan tersebut harus diperhatikan dalam kegiatan
pemboran. Karena berpengaruh dalam cepat- HASIL DAN PEMBAHASAN
lambatnya laju penembusan batuan formasi. 1. Hasil
Elastisitas, adalah sifat elastis atau kelenturan dari suatu Tabel 1 Problem set uji sifat fisik
batuan.
1.1 Sampel G1
PROSEDUR PERCOBAAN a. Bobot isi asli (Natural Density)
Prosedur pengujian sifat fisik dilakukan
sebagai berikut: Penimbangan berat asli percontoh wn 508.75
ρn = = = 1.255
(Wn), Menjenuhkan percontoh di dalam desikator, ww−ws 517.35−111.99
dengan cara sebagai berikut: Desikator pada bibir dan
tepi tutupnya diolesi dengan vaselin hingga rata. gr/cm³
Percontoh dimasukkan ke dalam desikator dengan hati-
hati kemudian ditutup dengan rapat agar udara luar tidak b. Bobot isi kering (Dry Density)
dapat masuk ketika diisap dengan pompa vakum. Udara
dalam desikator diisap dengan bantuan pompa vakum wo 497.13
selama 15 menit, dengan maksud untuk mengeluarkan ρd = = =
udara yang ada di dalam percontoh. Pastikan tidak ada
ww−ws 517.35−111.99 6
kebocoran pada selang pengisap dan pada penutup
desikator. Setelah 15 menit pengisapan dihentikan, dan 1.226 gr/cm³
kran pada selang yang dihubungkan ke pompa vacuum
ditutup, kemudian ke dalam desikator dimasukkan air c. Bobot isi jenuh (saturated density)
sehingga percontoh terendam sepertiganya. Air
dibiarkan masuk melalui selang dengan sendirinya
akibat perbedaan tekanan dalam desikator, yaitu dengan
membuka kran pada selang yang dihubungkan ke bak
Uji Sifat Fisik - 15
ww 517.35 n 4.988
ρs = = = 1.276 e= = = 0.052
ww−ws 517.35−111.99 1−n 100−4.988
gr/cm³ 1.2 Sampel G2

d. Berat jenis semu (apparent specific gravity) a. Bobot isi asli (Natural Density)

wo 497.13 wn 420.77
ρn = = = 1.266
ᵞapp = wn−ws = 508.75−111.99 = ww−ws 426.39−94.1
bobot isi air 1
gr/cm³
1.252
b. Bobot isi kering (Dry Density)
e. Berat jenis murni (true specific gravity)
wo 414.35
ρd = = = 1.246
wo 497.13 ww−ws 426.39−94.1
ᵞtr = wo−ws = 497.13−111.99 =
gr/cm³
bobot isi air 1
c. Bobot isi jenuh (saturated density)
1.290

f. Kandungan air asli (Natural water content)


ww 426.39
ρs = = = 1.283
ww−ws 426.39−94.1
wn−wo 508.75−497.13
ῳnat = x 100% = gr/cm³
wo 497.13
d. Berat jenis semu (apparent specific gravity)
x100%

= 2.337 %
wo 414.35
ᵞapp = wn−ws = 420.77−94.1 = 1.268
g. Kandungan air jenuh bobot isi air 1
ww−wo 517.35−497.13 e. Berat jenis murni (true specific gravity)
ῳsat = x 100% =
wo 497.13
wo 414.35
x100% ᵞtr = wo−ws = 414.35−94.1 = 1.293
bobot isi air 1
= 4.067 %
f. Kandungan air asli (Natural water content)
h. Derajat kejenuhan
wn−wo 420.77−414.35
wn−wo 508.75−497.13 ῳnat = x 100% =
S = x 100% = wo 126,7
ww−wo 517.35−497.13
x100%
x100%
= 1.549 %
= 57.467 %
g. Kandungan air jenuh
i. Porositas
ww−wo 426.39−414.35
ww−wo 517.35−497.13 ῳsat = x 100% =
n = x 100% = wo 414.35
ww−ws 517.35−111.99
x100%
x100%
= 2.905 %
= 4.988 %
h. Derajat kejenuhan
j. Void ratio

Uji Sifat Fisik - 16


wn−wo 420.77−414.35 f. Kandungan air asli (Natural water content)
S = x 100% =
ww−wo 426.39−414.35
wn−wo 305.84−299.35
ῳnat = x 100% =
x100% wo 299.35
= 53.322 % x100%

i. Porositas = 2.168 %

ww−wo 426.39−414.35 g. Kandungan air jenuh


n = x 100% =
ww−ws 426.39−94.1
ww−wo 310.69−299.35
ῳsat = x 100% =
x100% wo 299.35
= 3.623 % x100%

j. Void ratio = 3.788 %

n 3.623 h. Derajat kejenuhan


e= = = 0.037
1−n 100−3.623
wn−wo 305.84−299.35
S = x 100% =
1.3 Sampel G3 ww−wo 310.69−299.35
a. Bobot isi asli (Natural Density) x100%

wn 305.84 = 57.231 %
ρn = = = 1.360
ww−ws 310.69−85.96
i. Porositas
gr/cm³
ww−wo 310.69−299.35
n = x 100% =
b. Bobot isi kering (Dry Density) ww−ws 310.69−85.96

wo 299.35 x100%
ρd = = = 1.332
ww−ws 310.69−85.96
= 5.046 %
gr/cm³
j. Void ratio
c. Bobot isi jenuh (saturated density)
n 5.046
e= = = 0.053
ww 310.69 1−n 100−5.046
ρs = = = 1.382
ww−ws 310.69−85.96
1.4 Sampel MB1
gr/cm³
a. Bobot isi asli (Natural Density)
d. Berat jenis semu (apparent specific gravity)
wn 94.08
ρn = = = 1.329
wo 299.35 ww−ws 96.49−25.72
ᵞapp = wn−ws = 305.84−85.96 =
gr/cm³
bobot isi air 1
b. Bobot isi kering (Dry Density)
1.361
wo 89.36
e. Berat jenis murni (true specific gravity) ρd = = = 1.262
ww−ws 96.49−25.72
wo 299.35
gr/cm³
ᵞtr = wo−ws = 299.35−85.96 =
bobot isi air 1 c. Bobot isi jenuh (saturated density)

1.402

Uji Sifat Fisik - 17


ww 96.49 a. Bobot isi asli (Natural Density)
ρs = = = 1.363
ww−ws 96.49−25.72
wn 185.95
ρn = = = 2.300
gr/cm³ ww−ws 110.48−29.66
d. Berat jenis semu (apparent specific gravity) gr/cm³

wo 89.36 b. Bobot isi kering (Dry Density)


ᵞapp = wn−ws = 94.08−25.72 = 1.307
wo 102.49
bobot isi air 1 ρd = = = 1.268
ww−ws 110.48−29.66
e. Berat jenis murni (true specific gravity)
gr/cm³
wo 89.36
c. Bobot isi jenuh (saturated density)
ᵞtr = wo−ws = 89.36−25.72 = 1.404
bobot isi air 1 ww 110.48
ρs = = = 1.366
ww−ws 110.48−29.66
f. Kandungan air asli (Natural water content)
gr/cm³
wn−wo 94.08−89.36
ῳnat = x 100% =
wo 89.36 d. Berat jenis semu (apparent specific gravity)

x100% wo 102.49
ᵞapp = wn−ws = 185.95−29.66 =
= 5.282 %
bobot isi air 1
g. Kandungan air jenuh
0.655
ww−wo 96.49−89.36
ῳsat = x 100% = e. Berat jenis murni (true specific gravity)
wo 89.36
wo 102.49
x100%
ᵞtr = wo−ws = 102.49−29.66 = 1.407
= 7.978 % bobot isi air 1
h. Derajat kejenuhan f. Kandungan air asli (Natural water content)

wn−wo 94.08−89.36 wn−wo 185.95−102.49


S = x 100% = ῳnat = x 100% =
ww−wo 96.49−89.36 wo 102.49
x100% x100%

= 66.199 % = 81.432 %

i. Porositas g. Kandungan air jenuh

ww−wo 96.49−89.36 ww−wo 110.48−102.49


n = x 100% = ῳsat = x 100% =
ww−ws 96.49−25.72 wo 102.49
x100% x100%

= 10.074 % = 7.795 %

j. Void ratio h. Derajat kejenuhan

n 10.074 wn−wo 185.95−102.49


e= = = 0.112 S = x 100% =
1−n 100−10.074 ww−wo 110.48−102.49
1.5 Sampel MB2 x100%

Uji Sifat Fisik - 18


= 1044.555 % wn−wo 122.88−117.97
ῳnat = x 100% =
wo 117.97
i. Porositas
x100%
ww−wo 110.48−102.49
n = x 100% =
ww−ws 110.48−29.66 = 4.162 %

x100% g. Kandungan air jenuh

= 9.886 % ww−wo 126.69−117.97


ῳsat = x 100% =
wo 117.97
j. Void ratio
x100%
n 9.886
e= = = 0.109
1−n 100−9.886 = 7.391 %

1.6 Sampel MB3 h. Derajat kejenuhan

a. Bobot isi asli (Natural Density) wn−wo 122.88−117.97


S = x 100% =
ww−wo 126.69−117.97
wn 122.88
ρn = = = 1.324
ww−ws 126.69−33.94 x100%

gr/cm³ = 56.307 %

b. Bobot isi kering (Dry Density) i. Porositas

wo 117.97 ww−wo 126.69−117.97


ρd = = = 1.271 n = x 100% =
ww−ws 126.69−33.94 ww−ws 126.69−33.94
gr/cm³ x100%

c. Bobot isi jenuh (saturated density) = 9.401 %

ww 126.69 j. Void ratio


ρs = = = 1.365
ww−ws 126.69−33.94
n 9.401
e= = = 0.103
gr/cm³ 1−n 100−9.401
d. Berat jenis semu (apparent specific gravity) 2. Pembahasan
Pada percobaan ini, sampel dengan kode G1
wo 117.97 didapatkan bobot Isi Asli (γn) 1.255 gr/cm³, Bobot Isi
ᵞapp wn−ws = 122.88−33.94 = Kering (γo) 1.226 gr/cm³, Bobot Isi Jenuh (γw) 1.276
=
gr/cm³, Apparent Specific Gravity (GSA) 1.252, True
bobot isi air 1 Specific Gravity (GST) 1.290, Kadar Air Asli (ωn)
2.337 %, Kadar Air Jenuh (ωsat) 4.067 %, Derajat
1.326 kejenuhan (S) 57.467 %, Porositas 4.988 %, Angka pori
(void ratio) 0.052.
e. Berat jenis murni (true specific gravity) Sampel dengan kode G2 didapatkan bobot Isi
Asli (γn) 1.266 gr/cm³, Bobot Isi Kering (γo) 1.246
wo 117.97 gr/cm³, Bobot Isi Jenuh (γw) 1.283 gr/cm³, Apparent
ᵞtr = wo−ws = 117.97−33.94 = Specific Gravity (GSA) 1.268, True Specific Gravity
(GST) 1.293, Kadar Air Asli (ωn) 1.549 %, Kadar Air
bobot isi air 1
Jenuh (ωsat) 2.905 %, Derajat kejenuhan (S) 53.322 %,
Porositas 3.623 %, Angka pori (void ratio) 0.037.
1.403
Sampel dengan kode G3 didapatkan bobot Isi
Asli (γn) 1.360 gr/cm³, Bobot Isi Kering (γo) 1.332
f. Kandungan air asli (Natural water content)
gr/cm³, Bobot Isi Jenuh (γw) 1.382 gr/cm³ Apparent
Specific Gravity (GSA) 1.361, True Specific Gravity
(GST) 1.402, Kadar Air Asli (ωn) 2.168 %, Kadar Air
Jenuh (ωsat) 3.788 %, Derajat kejenuhan (S) 57.231 %,

Uji Sifat Fisik - 19


Porositas 5.046 %, Angka pori (void ratio) 0.053.
Sampel dengan kode MB1 didapatkan bobot Isi
Asli (γn) 1.329 gr/cm³, Bobot Isi Kering (γo) 1.262
gr/cm³, Bobot Isi Jenuh (γw) 1.363 gr/cm³, Apparent
Specific Gravity (GSA) 1.307, True Specific Gravity
(GST) 1.404, Kadar Air Asli (ωn) 5.282 %, Kadar Air
Jenuh (ωsat) 7.978 %, Derajat kejenuhan (S) 66.199 %,
Porositas 10.074 %, Angka pori (void ratio) 0.112.
Sampel dengan kode MB2 didapatkan bobot Isi
Asli (γn) 2.300 gr/cm³, Bobot Isi Kering (γo) 1.268
gr/cm³, Bobot Isi Jenuh (γw) 1.366 gr/cm³, Apparent
Specific Gravity (GSA) 0.655, True Specific Gravity
(GST) 1.407, Kadar Air Asli (ωn) 81.432 %, Kadar Air
Jenuh (ωsat) 7.795 %, Derajat kejenuhan (S) 1044.555
%, Porositas 9.886 %, Angka pori (void ratio) 0.109.
Sampel dengan kode MB3 didapatkan bobot Isi
Asli (γn) 1.324 gr/cm³, Bobot Isi Kering (γo) 1.271
gr/cm³, Bobot Isi Jenuh (γw) 1.365 gr/cm³, Apparent
Specific Gravity (GSA) 1.326, True Specific Gravity
(GST) 1.403, Kadar Air Asli (ωn) 4.162, Kadar Air
Jenuh (ωsat) 7.391 %, Derajat kejenuhan (S) 56.307 %,
Porositas 9.401 %, Angka pori (void ratio) 0.103.
Pengujian sifat fisik batuan dilakukan untuk
mengetahui daya tahan batuan, dengan melihat
keadaan asli batuan, keadaan kering dan keadaan
jenuh. Pengaruh dari uji sifat fisik terhadap kondisi
batuan yaitu setelah kita melakukan pengujian sifat
fisik pada batuan, kita dapat mengetahui kondisi
permeabilitas, porositas dan saturasi pada sampel
batuan tersebut. Karena dalam pengujian uji sifat fisik,
pada saat dilakukan prendaman sampel batuan selama
24 jam, berat sampel batuan tersebut akan meningkat
dari berat asli (natural) hal ini berarti sampel batuan
tersebut memiliki permeabilitas dan porositas yang
baik.

Uji Sifat Fisik - 20

Anda mungkin juga menyukai