SARI
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
Makassar; Jl. Urip Sumoharjo KM 05, telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695
e-mail: akmal1202@gmail.com
Batuan memiliki dua sifat yakni sifat fisik dan sifat mekanik. Salah satu dari sifat mekanik adalah
nilai kuat tekan yang didapatkan dari hasil pengujian kuat tekan. Uji kuat tekan uniaksial dilakukan
untuk menentukan kuat tekan batuan (σt ), Modulus Young (E), Nisbah Poisson (v) dan kurva
tegangan-regangan. Ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kuat tarik conto
batuan di laboratorium, yaitu metode kuat tarik langsung dan metode kuat tarik tak langsung.
Pengujian ini mengunakan alat mesin tekan untuk memberikan beban pada sampel batuan. Tujuan
utama uji triaksial adalah untuk menentukan kekuatan batuan padakondisi pembebanan triaksial
melalui persamaan kriteria keruntuhan. Kriteria keruntuhan yang sering digunakan dalam
pengolahan data uji triaksial adalah criteria Mohr-Coulomb. Pada saat sampel batuan menerima
beban pengujian yang diterapkan secara teratur dan meningkat, maka kondisi sampel batuan
cenderung mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan terjadi dalam arah lateral dan
arah vertikal. Sehingga sampel batuan secara langsung mengalami perubahan bentuk volumetrik.
Perubahan bentuk dalam arah lateral terhadap diameter tersebut rengangan lateral dan perubahan
bentuk dalam arah vertikal terhadap tinggi disebut regangan aksial serta perubahan bentuk di sebut
dengan regangan volumetric.
Kata kunci: Tekanan, luas, tegangan, kohesi, modulus, deformasi.
24
2 E4 13,8 7,16 5,015 10
12 10
3 S4 60 13,5 6,92 4,83 20
96 30
Gambar 2. Memasukkan sampel
3. Setelah itu, nyalakan alat 1.Kode Sampel B3
A. Luas Permukaan Conto
A = ( D1 x D2 + D1 x T + D2 x T
=6,96 x 7,19 x 6,96 x 112,73
+7,19 x 112,73 )
= 1.654,16
Gambar 3. Jalankan alat
4. Mengeluarkan sampel yang telah B. Kuat Tekan
pecah dari dalam alat.
ƠC1 = F/A
= 40/1.654,16
= 0,02
ƠC2 = 12/1.654,16
= 0,007 Mpa
Gambar 4. Keluarkan sampel
5. Setelah sampel pecah, lihat C. Nilai Konstanta Hoek Brown (mb)
tekanannya pada alat uji kuat GSI−100
tekan tersebut. Mb = mi exp ( 28−14 D )
99−100 =
= mi exp ( 28−14 (9) )
H. Kohesi
= 9 x 0,02
C=
= 0,06 Mpa
D. Nilai Konstanta Hoek Brown (s)
=
GSI−100
S = Exp ( 9−3 D )
99−100 =
= Exp ( 9−3.9 )
2.Kode Sampel E4
= Exp (0,05)
A. Luas Permukaan Conto
= 10,67
A = ( D1 x D2 + D1 x T + D2 x T
E. Nilai Kuat Tekan Bebas Massa
=7,25 x 7,16 + 7,25 x 112,8
Batuan
+7,16 x 112,8)
σ cm =σ cm
, ,
= 1.677,35
a−1
( mb+4 s−a ( mb−8 s ) ) ( mb + s) B. Kuat Tekan
4
2(1+a)(2+ a) ƠC1 = F/A
¿ 0,007 ¿ ¿
= 40/1.677,35
= 0,00014
= 0,01 Mpa
F. Nilai Tegangan Maksimum
C. Nilai Konstanta Hoek Brown (mb)
, , −0,91
σ max σ cm
= 0,72 ( ) GSI−100
,
σ cm γH Mb = mi exp ( 28−14 D )
−0,91
0,00014 99−100
= 0,72 ( )
= mi exp ( 28−14 (9) )
9
= -0,90 = 9 x 0,02
G. Nilai Tegangan Minimum = 0,18 Mpa
,
σ max
σ 3n =
,
D. Nilai Konstanta Hoek Brown (s)
σci
GSI−100
−0,90 S = Exp ( 9−3 D )
= 0,007
99−100
= -128,57 = Exp ( 9−3.9 )
H.Sudut Geser Dalam = Exp (0,05)
Ɵ= = 0,13
=
E. Nilai Kuat Tekan Bebas Massa =6,92 x 6,83 + 6,92 x 112,53
Batuan +6,83 x 112,53)
σ cm =σ cm = 1.594,53
, ,
a−1
( mb+4 s−a ( mb−8 s ) ) ( mb + s) B. Kuat Tekan
4
2(1+a)(2+ a) ƠC1 = F/A
¿ 0,01 ¿ ¿ = 12/1.594,53
= 0,0001 = 0,01 Mpa
F. Nilai Tegangan Maksimum ƠC2 = F/A
σ , max σ , cm −0,91 = 60/1.594,53
, = 0,72 ( )
σ cm γH
= 0,03 Mpa
−0,91
0,0001
= 0,72 ( ) ƠC3 = F/A
9
= -0,90 = 96/1.594,53
Ɵ= = 0,18
= = 0,13
E. Nilai Kuat Tekan Bebas Massa
= Batuan
σ cm =σ cm
, ,
3.Kode Sampel S4
a−1
A. Luas Permukaan Conto ( mb+4 s−a ( mb−8 s ) ) ( mb + s)
4
A = ( D1 x D2 + D1 x T + D2 x T 2(1+a)(2+ a)
¿ 0,06 ¿ ¿ tekan σC , 1= 0,02 Mpa, σC , 2= 0,007
= 0,0006 Mpa ,Nilai Konstanta Hoek Brown
F. Nilai Tegangan Maksimum (mb) = 0,08 , Nilai Konstanta Hoek-
σ , max ,
σ cm
−0,91
Brown (s) = 0,13, Nilai Kuat Tekan
= 0,72 ( )
σ , cm γH
−0,91
Bebas Massa Batuan σ ,cm = 0,00014,
0,0006
= 0,72 ( ) Nilai Tegangan Maksimum = -0,90,
9
= -0,90 Tegangan Minimum = -128,57, Sudut
G. Nilai Tegangan Minimum geser dalam= 0,00052 Kohesi=
σ , max 0,0032.Kemudian, pada kode sampel
σ 3n =
,
σci
E4 luas permukaan conto A = 1.677,35,
−0,90
= 0,06 Kuat tekan σC , 1= 0,01 Mpa ,Nilai
= -15 Konstanta Hoek Brown (mb) = 0,18 ,
H.Sudut Geser Dalam Nilai Konstanta Hoek-Brown (s) =
Ɵ= 0,13, Nilai Kuat Tekan Bebas Massa
= Batuan σ ,cm = 0,0001, Nilai Tegangan
= Maksimum = -0,90, Tegangan
H. Kohesi Minimum = -90, Sudut geser dalam=
C= 0,001, Kohesi= 0,0051. .Kemudian,
pada kode sampel S4 luas permukaan
= conto A = 1.594,53, Kuat tekan σC , 1=
0,007 Mpa,σC , 2= 0,03 Mpa,σC , 3= 0,18
= Mpa ,Nilai Konstanta Hoek Brown
(mb) = 0,18 , Nilai Konstanta Hoek-
PEMBAHASAN
Brown (s) = 0,13, Nilai Kuat Tekan
Pada sampel uji kuat tekan ini
Bebas Massa Batuan σ ,cm = 0,0006,
batuan di uji ketahanan tekannya pada
Nilai Tegangan Maksimum = -0,90,
alat uji tekan batuan, berdasarkan hasil
Tegangan Minimum = -15, Sudut geser
perhitungan diatas maka kita
dalam= 0,001, Kohesi= 0,0245.
memperoleh pada kode sampel B3 luas
permukaan conto A = 1.645,16, Kuat PENUTUP
Kesimpulan
Pengujian ini mengunakan alat Rai, 1998. Perencanaan dan Pelatihan
Teknik Terowongan. Laboratorium
mesin tekan untuk memberikan beban
Geoteknik Pusat Antar Universitas
pada sampel batuan. Pada saat sampel Ilmu Rekayasa Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
batuan menerima beban pengujian yang
Rai, 1998. Mekanika Batuan.
diterapkan secara teratur dan Laboratorium Geoteknik Pusat
Antar Universitas Ilmu Rekayasa
meningkat, maka kondisi sampel
Institut Teknologi Bandung.
batuan cenderung mengalami Bandung.
perubahan bentuk. Perubahan bentuk
ini akan terjadi dalam arah lateral dan
arah vertikal. Sehingga sampel batuan
secara langsung mengalami perubahan
bentuk volumetrik. Perubahan bentuk
dalam arah lateral terhadap diameter
tersebut rengangan lateral dan
perubahan bentuk dalam arah vertikal
terhadap tinggi disebut regangan aksial
serta perubahan bentuk di sebut dengan
regangan volumetrik.
Saran
Kalau bisa agar asisten dapat
meluangkan waktunya untuk praktikan
lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad M, 2017, Analisis sifat fisis dan
mekanik batuan karst Maros.
Universitas Negeri Makassar. Maka
ssar
Rahman A, 2018, Uji laboratorium
mekanika batuan menggunakan
metode unconfined compressive
strength pada batuan inti (core)
batupasir. Akademi Minyak dan
Gas Balongan Indramayu.
Bandung.