Anda di halaman 1dari 15

JURNAL PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

UJI KUAT TEKAN

Akmal1, Ihsan2, Muhammad Ikbal, S.T3.

SARI

Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
Makassar; Jl. Urip Sumoharjo KM 05, telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695
e-mail: akmal1202@gmail.com

Batuan memiliki dua sifat yakni sifat fisik dan sifat mekanik. Salah satu dari sifat mekanik adalah
nilai kuat tekan yang didapatkan dari hasil pengujian kuat tekan. Uji kuat tekan uniaksial dilakukan
untuk menentukan kuat tekan batuan (σt ), Modulus Young (E), Nisbah Poisson (v) dan kurva
tegangan-regangan. Ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kuat tarik conto
batuan di laboratorium, yaitu metode kuat tarik langsung dan metode kuat tarik tak langsung.
Pengujian ini mengunakan alat mesin tekan untuk memberikan beban pada sampel batuan. Tujuan
utama uji triaksial adalah untuk menentukan kekuatan batuan padakondisi pembebanan triaksial
melalui persamaan kriteria keruntuhan. Kriteria keruntuhan yang sering digunakan dalam
pengolahan data uji triaksial adalah criteria Mohr-Coulomb. Pada saat sampel batuan menerima
beban pengujian yang diterapkan secara teratur dan meningkat, maka kondisi sampel batuan
cenderung mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan terjadi dalam arah lateral dan
arah vertikal. Sehingga sampel batuan secara langsung mengalami perubahan bentuk volumetrik.
Perubahan bentuk dalam arah lateral terhadap diameter tersebut rengangan lateral dan perubahan
bentuk dalam arah vertikal terhadap tinggi disebut regangan aksial serta perubahan bentuk di sebut
dengan regangan volumetric.
Kata kunci: Tekanan, luas, tegangan, kohesi, modulus, deformasi.

PENDAHULUAN seorang explorer hal tersebut sudah


Dalam kehidupan sehari-hari menjadi topik utama dalam melakukan
terutama untuk para penambang sudah pekerjaan sehingga untuk mendalami
menjadi hal yang biasa jika suatu saat hal tersebut akan di bahas dalam ilmu
menemukan kejadian-kejadian alam mekanika batuan.
yang tak biasa misalnya perubahan Kekuatan batuan dapat diukur
bentuk batuan, pergeseran tanah atau
secara insitu (di lapangan) sebaik
kejadian lempeng tektonik lainnya.
Mungkin untuk masyarakat umum hal pengukuran di laboratorium. Regangan
tersebut adalah hal yang sudah biasa (deformasi) diukur di area tambang
atau biasa-biasa saja, namun bagi
kemudian dihubungkan terhadap diperkenalkan sekitar 60 tahun yang
tegangan dengan berpedoman pada lalu yang ditujukan untuk terowongan
konstanta elastik dari laboratorium. dengan penyanggaan menggunakan
Tegangan sebelum penambangan penyangga baja. Kemudian klasifikasi
merupakan kondisi tegangan asli, sulit dikembangkan untuk penyangga non-
dihitung, tetapi merupakan parameter baja untuk terowongan, lereng dan
desain tambang yang penting. pondasi. 3 pendekatan desain yang
biasa digunakan untuk penggalian pada
Batuan adalah campuran dari satu
batuan yaitu: analitik, observasi, dan
atau lebih mineral yang berbeda, tidak
empirik. Salah satu yang paling banyak
mempunyai komposisi yang tetap.
digunakan adalah pendekatan desain
Tetapi batuan tidak sama dengan tanah.
dengan menggunakan metode empiric.
Tanah dikenal sebagai material yang
Klasifikasi massa batuan
mobile, rapuh dan letaknya dekat
dikembangkan untuk mengatasi
dengan permukaan bumi (Made
permasalahan yang timbul di lapangan
Astawa Rai dkk, 2013). Istilah batuan
secara cepat dan tidak ditujukan untuk
hanya untuk formasi yang keras dan
mengganti studi analitik, observasi
padat dari kulit bumi yang merupakan
lapangan, pengukuran dan engineering
suatu bahan yang keras dan koheren
judgement.
atau yang telah terkonsolidasi dan tidak
Mekanika batuan merupakan
dapat digali dengan cara biasa (cangkul
bagian dari subjek yang lebih luas
dan belicong). Batuan meiliki 2 sifat
yakni geomekanika, yang mengkaji
yakni sifat fisik dan sifat mekanik.
tentang tanggapan mekanik dari semua
Sifat fisik batuan didapatkan dari
material geologi, termasuk tanah.
pengujian non-destructive (tidak
Mekanika batuan, seperti yang
merusak). Sifat fisik batuan yaitu
diterapkan di geologi
massa jenis, berat jenis, kadar air,
teknik, pertambangan, perminyakan,
derajat kejenuhan, porositas dan angka
dan praktik teknik sipil, memerhatikan
pori yang ada. (Made Astawa Rai dkk,
penerapan prinsip-prinsip mekanika
2013). Di dalam geoteknik, klasifikasi
rekayasa untuk desain struktur batuan
massa batuan yang pertama
yang dihasilkan oleh pertambangan, terhadap medan-medan gaya pada
pengeboran, produksi waduk, atau lingkungannya. Atau juga secara umum
kegiatan konstruksi sipil seperti mekanika batuan adalah ilmu yang
pembangunan terowongan, lubang mempelajari sifat dan perilaku batuan
tambang, penggalian bawah tanah, bila terhadapnya dikenakan gaya atau
tambang terbuka, sumur minyak dan tekanan.
gas, pemotongan jalan, repositori Batuan merupakan zat padat yang
limbah, dan struktur lainnya yang terbentuk dari kumpulan mineral yang
dibangun dengan batuan.  berbeda dan mempunyai komposisi
Pada praktikum kali ini, kami kimia yang tetap dan merupakan
melakukan praktikum dengan mata penyusun kerak bumi. Batuan
acara uji kuat geser terbentuk melalui proses geologi yang
A. Maksud panjang dan selama proses geologi
Adapun maksud dilakukanya seperti aktivitas magmatisme dan
praktikum uji sifat fisik yaitu agar proses sedimentasi sangat berpengaruh
kita dapat mengetahui pengolahan terhadap sifat fisik batuan tersebut
data pada rumus uji kuat tekan. sedangkan pengaruh struktur geologi
B. Tujuan akan berpengaruh terhadap sifat
1. Menghitung nilai kuat tekan. mekanis dari batuan tersebut. Oleh
2. Menentukan grafik perbandingan sebab itulah batuan memiliki sifat fisiki
interval waktu dan nilai gaya maupun sifat mekanis (Arief, 2018).
tekan. Batuan adalah campuran dari satu
TINJAUAN PUSTAKA atau lebih mineral yang berbeda, tidak
A. Definisi Batuan mempunyai komposisi yang tetap.
Mekanika batuan adalah ilmu Tetapi batuan tidak sama dengan tanah.
pengetahuan yang mempelajari tentang Tanah dikenal sebagai material yang
perilaku (behaviour) batuan baik secara mobile, rapuh dan letaknya dekat
teoritis maupun terapan, merupakan dengan permukaan bumi (Made
cabang dari ilmu mekanika yang Astawa Rai dkk, 2013). Istilah batuan
berkenaan dengan sikap batuan hanya untuk formasi yang keras dan
padat dari kulit bumi yang merupakan antara ruang kosong (pori-pori) dalam
suatu bahan yang keras dan koheren batuan dengan volume total batuan dan
atau yang telah terkonsolidasi dan tidak dinyatakan dalam persen. Jadi semakin
dapat digali dengan cara biasa (cangkul tinggi nilai porositas akan
dan belicong). Batuan meiliki 2 sifat menunjukkan semakin banyak rongga
yakni sifat fisik dan sifat mekanik. atau ruang kosong di dalam batuan.
Sifat fisik batuan didapatkan dari Kadar air adalah perbandingan
pengujian non-destructive (tidak berat air batuan dalam kondisi asli
merusak). Sifat fisik batuan yaitu dengan berat total dari batuan.
massa jenis, berat jenis, kadar air, Pengujian ini dilakukan untuk
derajat kejenuhan, porositas dan angka mengetahui kandungan air batuan saat
pori. Sedangkan sifat mekanik batuan kondisi asli.
didapatkan dengan pengujian yang Dan massa jenis adalah
merusak (destructive). Sifat mekanik perbandingan antara berat batuan asli
didapatkan dari pengujian yang dan volume batuan. Hal ini mengacu
dilakukan di laboratorium. pada seberapa besar kandungan isi dari
Dalam salah satu pengujian sifat kepadatan batuan tersebut. Batuan
fisik, yaitu pengujian kuat tekan, berbutir halus memiliki massa jenis
sampel batuan diberi tekanan aksial yang lebih padat dibandingkan batuan
secara perlahan hingga terjadi runtuhan berbutir kasar. Hal tersebut disebabkan
namun tegangan kelilingnya nol. Nilai oleh kerapatan antar butir yang tinggi
tegangan pada saat sampel mengalami dan sedikitnya ruang kosong yang
keruntuhan ditetapkan sebagai nilai dimiliki batuan. Dari pengertian diatas,
kuat tekan bebas dari sampel tersebut. tentunya baik porositas, kadar air
Nilai kuat tekan ini pasti akan ada maupun massa jenis akan memiliki
hubungannya dengan sifat fisik dari pengaruh yang terhadap hasil pengujian
batuan. Sifat fisik yang akan diteliti uji kuat tekan.
adalah porositas, kadar air dan massa Penekanan uniaksial terhadap
jenisnya. conto batuan selinder merupakan uji
Porositas merupakan perbandingan sifat mekanik yang paling umum
digunakan. Uji kuat tekan uniaksial Pada uji kuat tekan uniaksial
dilakukan untuk menentukan kuat terdapat tipe pecah suatu conto batuan
tekan batuan (σt), Modulus Young (E), pada saat runtuh. Tipe pecah conto
Nisbah Poisson (v) dan kurva batuan bergantung pada tingkat
tegangan-regangan. Conto batuan ketahanan conto batuan dan kualitas
berbentuk silinder ditekan atau permukaan conto batuan yang
dibebani sampai runtuh. Perbandingan bersentuhan langsung dengan
antara tinggi dan diameter conto permukaan alat penekan saat
silinder yang umum digunakan adalah pembebanan. Kramadibrata (1991)
2 sampai 2,5 dengan luas permukaan mengatakan bahwa uji kuat tekan
pembebanan yang datar, halus dan uniaksial menghasilkan tujuh tipe
paralel tegak lurus terhadap sumbu pecah.
aksis conto batuan. Modulus Young Ada dua metode yang dapat
atau Modulus elastisitas merupakan dipergunakan untuk mengetahui kuat
faktor penting dalam mengevaluasi tarik conto batuan di laboratorium,
deformasi batuan pada kondisi yaitu metode kuat tarik langsung dan
pembebanan yang bervariasi. Nilai metode kuat tarik tak langsung. Metode
Modulus elastisitas batuan bervariasi kuat tarik tak langsung merupakan uji
dari satu conto batuan dari satu daerah yang paling sering digunakan.
geologi ke daerah geologi lainnya Hal ini   disebabkan uji ini lebih
karena adanya perbedaan dalam hal mudah dan murah daripada uji kuat
formasi batuan dan genesa atau mineral tarik langsung. Salah satu uji kuat tarik
pembentuknya. Modulus elastisitas tak langsung adalah Brazilian test.
dipengaruhi oleh tipe batuan, porositas, Bidang lemah yang berada
ukuran partikel dan kandungan air. didalam batuan akan mempengaruhi
Modulus elastisitas akan lebih besar cepat rambat gelombang ultrasonik.
nilainya apabila diukur tegak lurus Bidang lemah yang merupakan bidang
perlapisan daripada diukur sejajar arah batas antara dua permukaan akan
perlapisan. menhadirkan ruang kosong berisi
udara. Ruang kosong ini akan
memperlambat cepat rambat karena ada pengaruh dari plat penekan
gelombang. mesin tekan yang menghimpit sampel,
1. Sifat Fisik sehingga bentuk pecahan tidak
Sifat fisik batuan merupakan terbentuk bidang pecah yang searah
sifat yang dimiliki oleh batuan dengan gaya melainkan berbentuk
tersebut bersamaan saat batuan kerucut cone. Perbandingan antara
tersebut terbentuk. Sifat fisik tinggi dan diameter sampel (l/d)
batuan tersebut misalnya porositas, mempengaruhi nilai kuat tekan batuan.
berat jenis, permaebilitas, absorpsi dan Untuk pengujian kuat tekan digunakan
derajat yaitu 2 < l/d < 2,5. Semakin besar
kejenuhan. (Arief,2018).
2. Sifat Mekanik Batuan 4. Uji Kuat Tarik Tak Langsung
Sifat mekanik batuan adalah sifat Pengujian ini dilakukan untuk
yang dimiliki batuan karena adanya mengetahui kuat tarik (tensile
pengaruh gaya –gaya dari luar yang strength) dari perconto batu berbentuk
bekerja pada batuan tersebut. Pengujian silinder secara tidak langsung. Alat
Sifat Mekanis Batuan yang digunakan adalah mesin tekan
(Muhammad,2017). seperti pada pengujian kuat tekan.
3. Uji Kuat Tekan (Unconfined 5. Uji Point Load
Compressive Strength Test) Uji ini dilakukan untuk
Uji ini menggunakan mesin tekan mengetahui kekuatan dari sampel
(compression machine) untuk menekan batuan secara tak langsung di lapangan.
sampel batuan yang berbentuk silinder Sampel batuan dapat berbentuk silinder
dari satu arah (uniaxial). Penyebaran atau tidak beraturan.
tegangan di dalam sampel batuan 6. Uji Triaksial
secara teoritis adalah searah dengan Salah Pengujian ini adalah salah
gaya yang dikenakan pada sampel satu pengujian yang terpenting dalam
tersebut. Tetapi dalam kenyataannya mekanika batuan untuk menentukan
arah tegangan tidak searah dengan gaya kekuatan batuan di bawah tekanan
yang dikenakan pada sampel tersebut triaksial. Percontoh yang digunakan
berbentuk silinder dengan syarat-syarat tegangan yang berkembang selama
sama pada pengujian kuat tekan. penambangan merupakan hal penting
7. Kuat Tekan (Uniaxial) yang harus diperhatikan dalam operasi
Kuat tekan (uniaxial) yang diuji tambang sebaik dalam perancangan
dengan suatu silinder atau prisma tambang. Regangan yang dihasilkan
terhadap titik pecahnya. Penekanan dari pola tegangan baru di ukur dari
uniaksial terhadap contoh batuan waktu ke waktu atau dimonitor secara
silinder merupakan uji sifat mekanik menerus selama penambangan
yang paling umum digunakan. Uji kuat berlangsung. Kekuatan batuan
tekan uniaksial dilakukan untuk dapat diukur secara insitu (di
menentukan kuat tekan batuan lapangan) sebaik pengukuran
(Arief,2018). dilaboratorium. Regangan (deformasi)
8. Kuat Tarik (Tensile Strength) diukur di area tambang kemudian di
Kuat tarik (tensile strength) hubungkan terhadap tegangan dengan
ditentukan dengan uji Brazilian dimana berpedoman pada konstanta elastik dari
suatu piringan di tekan. sepanjang laboratorium. Tegangan sebelum
diameter atau dengan uji langsung penambangan merupakan kondisi
yang meliputi tarikan sebenarnya tegangan asli, sulit di hitung, tetapi
atau bengkokan dari prisma batuan. merupakan parameter desain tambang
Kekuatan batuan dapat di ukur secara yang penting. Tegangan tersebut
insitu (di lapangan) sebaik pengukuran umumnya diperkirakan dan diberi
di laboratorium. Regangan (deformasi) beberapa kuantifikasi dengan
diukur di area tambang kemudian memasang sekelompok pengukur
di hubungkan terhadap tegangan tegangan elektrik dalam rosette pada
dengan berpedoman pada konstanta permukaan batuan, memindahkan
elastik dari laboratorium. batuan-batuan yang berdekatan, dan
Tegangan sebelum penambangan mengukur respons tegangan
merupakan kondisi tegangan asli, sulit sebenarnya yang di lepaskan.
dihitung, tetapi merupakan parameter Kondisi tegangan yang
desain tambang yang penting. Kondisi berkembang selama penambangan
merupakan hal penting yang harus mekanika sehingga merambat sebagai
diperhatikan dalam operasi tambang interaksi dengan molekul dan inersia
sebaik dalam perancangan . medium yang dilaluinya. B.
(Arief,2018). Kekuatan Batuan
9. Hammer test Bieniawski (1984), kekuatan
Hammer Test adalah suatu metode suatu batuan secara utuh dapat
pemeriksaan mutu batuan tanpa diperoleh dari Point Load Strength
merusak batuan. Disamping itu Index atau Uniaxial Compressive
dengan menggunakan metode ini Strengh. Beliau menggunakan
akan diperoleh cukup banyak data klasifikasi Uniaxial Compressive
dalam waktu yang relatif singkat Strength (UCS) yang telah diusulkan
dengan biaya yang murah. oleh Deere & Miller, 1968
10. Uji Sifat Fisik (Bieniawski, 1984) dan juga UCS yang
Batuan Dengan Gelombang telah ditentukan dengan menggunakan
Ultrasonik Uji sifat fisik batuan dengan Hammer Test.
gelombang ultrasonik ini yaitu Kondisi massa batuan dievaluasi
menggunakan alat sonic viewer sx untuk setiap setiap bidang diskontinu
5251. Alat ini mampu memancarkan yang ada
gelombang ultrasonik yang memiliki
frekuensi 20 KHz. Gelombang
ultrasonik digunakan untuk
mendeteksi objek jauh lebih detail
terutama pada benda–benda yang
padat, gelombang ultrasonik tersebut
dipantulkan melalui permukaan
benda yang akan diamati
(Arief,2018).
Gelombang ultrasonik tersebut
merambat karena merupakan
rambatan energi dan momentum
Nisbah Poisson ( Poisson Ratio ) d. Hancuran geser (homogeneous
Nisbah Poisson didefinisikan sebagai shear)
perbandingan negatif antara regangan e. Hancuran geser dari sudut ke sudut
lateral dan regangan aksial. Nisbah (homogeneous shear corner to corner)
Poisson menunjukkan adanya f. Kombinasi  belahan aksial dan geser
pemanjangan ke arah lateral (lateral (combination axial dan local shear)
expansion) akibat adanya tegangan g. Serpihan mengulit bawang dan
dalam arah aksial. Sifat mekanik ini menekuk (splintery union-leaves and
dapat ditentukan dengan persamaan: buckling)
−ε l Kehadiran Bidang Lemah
V=
εa Bidang lemah yang berada didalam
Keterangan: batuan akan mempengaruhi cepat
V = Nisbah Poisson rambat gelombang ultrasonik. Bidang
ε l = regangan lateral (%) lemah yang merupakan bidang batas
εa= regangan aksial (%) antara dua permukaan akan
Pada uji kuat tekan uniaksial menhadirkan ruang kosong berisi
terdapat tipe pecah suatu conto batuan udara. Ruang kosong ini akan
pada saat runtuh. Tipe pecah conto memperlambat cepat rambat
batuan bergantung pada tingkat gelombang ultrasonik. Dengan
ketahanan conto batuan dan kualitas demikian, kehadiran bidang lemah
permukaan conto batuan yang akan menurunkan cepat rambat
bersentuhan langsung dengan gelombang yang merambat melalui
permukaan alat penekan saat batuan. Dan dengan munculnya bidang
pembebanan. Kramadibrata (1991) lemah tersebut, maka batuan yang
mengatakan bahwa uji kuat tekan tadinya utuh akan berubah menjadi
uniaksial menghasilkan tujuh tipe massa batuan dengan kekuatan yang
pecah, yaitu: jauh lebih kecil dari sebelumnya.
a. Cataclasis Pengujian Point Load ( Point Load
b. Belahan arah aksial (axial splitting) Test )
c. Hancuran kerucut (cone runtuh) Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui kekuatan ( strength ) dari merupakan kondisi tegangan asli, sulit
perconto batuan secara tidak langsung dihitung.
dilapangan. Perconto batuan dapat
berbentuk silinder. Peralatan yang
digunakan mudah dibawa-bawa, tidak
begitu besar dan cukup ringan.
Pengujian cepat, sehingga dapat
diketahui kekuatan datuan dilapangan,
sebelum pengujian dilaboratorium
dilakukan. Batuan adalah campuran
dari satu atau lebih mineral yang
berbeda dimana tidak mempunyai
komposisi kimia tetap. Batuan terdiri
dari bagian yang padat baik berupa
kristal maupun yang tidak mempunyai
bentuk tertentu dan bagian kosong
seperti pori-pori,  fissure, crack,
joint dan lain-lain. Dari definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa batuan tidak
sama dengan tanah. Tanah dikenal
sebagai material yang mobile, rapuh
dan letaknya dekat dengan permukaan
bumi.
secara insitu (di lapangan) sebaik
pengukuran di laboratorium. Regangan
(deformasi) diukur di area tambang
kemudian dihubungkan terhadap
tegangan dengan berpedoman pada
konstanta elastik dari laboratorium.
Tegangan sebelum penambangan
PROSEDUR PERCOBAAN
Pada percobaan uji sifat kuat
tekan, adapun langkah-langkah
percobaannya sebagai berikut:
1. Mengukur diameter sampel

Gambar 5. Melihat diameter


setelah dilakukan pengujian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel Hasil Pengamatan
Gambar 1. Mengukur sampel
2. Memasukkan sampel ke dalam Kode F T D A Waktu
alat uji kuat tekan. No
sampe (KN) (cm) (cm) (cm) (detik)
40
12 10
1 B3 13,73 4,2 4,81
24 20

24
2 E4 13,8 7,16 5,015 10

12 10
3 S4 60 13,5 6,92 4,83 20
96 30
Gambar 2. Memasukkan sampel
3. Setelah itu, nyalakan alat 1.Kode Sampel B3
A. Luas Permukaan Conto
A = ( D1 x D2 + D1 x T + D2 x T
=6,96 x 7,19 x 6,96 x 112,73
+7,19 x 112,73 )
= 1.654,16
Gambar 3. Jalankan alat
4. Mengeluarkan sampel yang telah B. Kuat Tekan
pecah dari dalam alat.
ƠC1 = F/A
= 40/1.654,16
= 0,02
ƠC2 = 12/1.654,16
= 0,007 Mpa
Gambar 4. Keluarkan sampel
5. Setelah sampel pecah, lihat C. Nilai Konstanta Hoek Brown (mb)
tekanannya pada alat uji kuat GSI−100
tekan tersebut. Mb = mi exp ( 28−14 D )
99−100 =
= mi exp ( 28−14 (9) )
H. Kohesi
= 9 x 0,02
C=
= 0,06 Mpa
D. Nilai Konstanta Hoek Brown (s)
=
GSI−100
S = Exp ( 9−3 D )
99−100 =
= Exp ( 9−3.9 )
2.Kode Sampel E4
= Exp (0,05)
A. Luas Permukaan Conto
= 10,67
A = ( D1 x D2 + D1 x T + D2 x T
E. Nilai Kuat Tekan Bebas Massa
=7,25 x 7,16 + 7,25 x 112,8
Batuan
+7,16 x 112,8)
σ cm =σ cm
, ,

= 1.677,35
a−1
( mb+4 s−a ( mb−8 s ) ) ( mb + s) B. Kuat Tekan
4
2(1+a)(2+ a) ƠC1 = F/A
¿ 0,007 ¿ ¿
= 40/1.677,35
= 0,00014
= 0,01 Mpa
F. Nilai Tegangan Maksimum
C. Nilai Konstanta Hoek Brown (mb)
, , −0,91
σ max σ cm
= 0,72 ( ) GSI−100
,
σ cm γH Mb = mi exp ( 28−14 D )
−0,91
0,00014 99−100
= 0,72 ( )
= mi exp ( 28−14 (9) )
9
= -0,90 = 9 x 0,02
G. Nilai Tegangan Minimum = 0,18 Mpa
,
σ max
σ 3n =
,
D. Nilai Konstanta Hoek Brown (s)
σci
GSI−100
−0,90 S = Exp ( 9−3 D )
= 0,007
99−100
= -128,57 = Exp ( 9−3.9 )
H.Sudut Geser Dalam = Exp (0,05)
Ɵ= = 0,13
=
E. Nilai Kuat Tekan Bebas Massa =6,92 x 6,83 + 6,92 x 112,53
Batuan +6,83 x 112,53)
σ cm =σ cm = 1.594,53
, ,

a−1
( mb+4 s−a ( mb−8 s ) ) ( mb + s) B. Kuat Tekan
4
2(1+a)(2+ a) ƠC1 = F/A
¿ 0,01 ¿ ¿ = 12/1.594,53
= 0,0001 = 0,01 Mpa
F. Nilai Tegangan Maksimum ƠC2 = F/A
σ , max σ , cm −0,91 = 60/1.594,53
, = 0,72 ( )
σ cm γH
= 0,03 Mpa
−0,91
0,0001
= 0,72 ( ) ƠC3 = F/A
9
= -0,90 = 96/1.594,53

G. Nilai Tegangan Minimum = 0,06 Mpa

σ , max C. Nilai Konstanta Hoek Brown (mb)


σ 3n =
,
σci GSI−100
Mb = mi exp ( 28−14 D )
−0,90
= 0,01
99−100
= mi exp ( 28−14 (9) )
= -90
H.Sudut Geser Dalam = 9 x 0,02

Ɵ= = 0,18

= D. Nilai Konstanta Hoek Brown (s)


GSI−100
= S = Exp ( 9−3 D )
H. Kohesi 99−100
= Exp ( 9−3.9 )
C=
= Exp (0,05)

= = 0,13
E. Nilai Kuat Tekan Bebas Massa

= Batuan
σ cm =σ cm
, ,
3.Kode Sampel S4
a−1
A. Luas Permukaan Conto ( mb+4 s−a ( mb−8 s ) ) ( mb + s)
4
A = ( D1 x D2 + D1 x T + D2 x T 2(1+a)(2+ a)
¿ 0,06 ¿ ¿ tekan σC , 1= 0,02 Mpa, σC , 2= 0,007
= 0,0006 Mpa ,Nilai Konstanta Hoek Brown
F. Nilai Tegangan Maksimum (mb) = 0,08 , Nilai Konstanta Hoek-
σ , max ,
σ cm
−0,91
Brown (s) = 0,13, Nilai Kuat Tekan
= 0,72 ( )
σ , cm γH
−0,91
Bebas Massa Batuan σ ,cm = 0,00014,
0,0006
= 0,72 ( ) Nilai Tegangan Maksimum = -0,90,
9
= -0,90 Tegangan Minimum = -128,57, Sudut
G. Nilai Tegangan Minimum geser dalam= 0,00052 Kohesi=
σ , max 0,0032.Kemudian, pada kode sampel
σ 3n =
,
σci
E4 luas permukaan conto A = 1.677,35,
−0,90
= 0,06 Kuat tekan σC , 1= 0,01 Mpa ,Nilai
= -15 Konstanta Hoek Brown (mb) = 0,18 ,
H.Sudut Geser Dalam Nilai Konstanta Hoek-Brown (s) =
Ɵ= 0,13, Nilai Kuat Tekan Bebas Massa
= Batuan σ ,cm = 0,0001, Nilai Tegangan
= Maksimum = -0,90, Tegangan
H. Kohesi Minimum = -90, Sudut geser dalam=
C= 0,001, Kohesi= 0,0051. .Kemudian,
pada kode sampel S4 luas permukaan
= conto A = 1.594,53, Kuat tekan σC , 1=
0,007 Mpa,σC , 2= 0,03 Mpa,σC , 3= 0,18
= Mpa ,Nilai Konstanta Hoek Brown
(mb) = 0,18 , Nilai Konstanta Hoek-
PEMBAHASAN
Brown (s) = 0,13, Nilai Kuat Tekan
Pada sampel uji kuat tekan ini
Bebas Massa Batuan σ ,cm = 0,0006,
batuan di uji ketahanan tekannya pada
Nilai Tegangan Maksimum = -0,90,
alat uji tekan batuan, berdasarkan hasil
Tegangan Minimum = -15, Sudut geser
perhitungan diatas maka kita
dalam= 0,001, Kohesi= 0,0245.
memperoleh pada kode sampel B3 luas
permukaan conto A = 1.645,16, Kuat PENUTUP
Kesimpulan
Pengujian ini mengunakan alat Rai, 1998. Perencanaan dan Pelatihan
Teknik Terowongan. Laboratorium
mesin tekan untuk memberikan beban
Geoteknik Pusat Antar Universitas
pada sampel batuan. Pada saat sampel Ilmu Rekayasa Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
batuan menerima beban pengujian yang
Rai, 1998. Mekanika Batuan.
diterapkan secara teratur dan Laboratorium Geoteknik Pusat
Antar Universitas Ilmu Rekayasa
meningkat, maka kondisi sampel
Institut Teknologi Bandung.
batuan cenderung mengalami Bandung.
perubahan bentuk. Perubahan bentuk
ini akan terjadi dalam arah lateral dan
arah vertikal. Sehingga sampel batuan
secara langsung mengalami perubahan
bentuk volumetrik. Perubahan bentuk
dalam arah lateral terhadap diameter
tersebut rengangan lateral dan
perubahan bentuk dalam arah vertikal
terhadap tinggi disebut regangan aksial
serta perubahan bentuk di sebut dengan
regangan volumetrik.
Saran
Kalau bisa agar asisten dapat
meluangkan waktunya untuk praktikan
lebih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad M, 2017, Analisis sifat fisis dan
mekanik batuan karst Maros.
Universitas Negeri Makassar. Maka
ssar
Rahman A, 2018, Uji laboratorium
mekanika batuan menggunakan
metode unconfined compressive
strength pada batuan inti (core)
batupasir. Akademi Minyak dan
Gas Balongan Indramayu.
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai