Sari
1. Kode Sampel B3
A. Kuat Tekan
ƠC1 = F/A
Gambar 7. Keluarkan sampel = 40/456,57196
5. Setelah sampel pecah,
= 0,0876 Mpa
lihat tekanannya pada alat
ƠC2 = 12/456,57196
uji kuat tekan tersebut.
= 0,02628 Mpa
B. Nilai Konstanta Hoek
Brown (mb)
GSI−100 =
Mb = mi exp ( 28−14 D )
=
15−100
= mi exp ( G. Kohesi
28−14 (0,75)
) C=
= 4 x 0,00777
= 0,03108 Mpa =
C. Nilai Konstanta Hoek
Brown (s) =
GSI−100 2.Kode Sampel E4
S = Exp ( 9−3 D )
A. Luas Permukaan Conto
15−100 A = ( D1 x D2 + D1 x T +
= Exp ( )
9−3 (0,75)
D2 x T
= Exp (4,72222)
=7,25 x 7,16 + 7,25 x 28,8
= 112,41754
+7,16 x 28,8)
D. Nilai Kuat Tekan Bebas
= 466,918
Massa Batuan
B. Kuat Tekan
σ cm =σ cm
, ,
a−1
( mb+4 s−a ( mb−8 s ) ) ( mb + s) 28,53 +6,83 x 28,53)
4 = 439,539
2(1+a)(2+ a)
¿ 4,78 ¿ ¿
B. Kuat Tekan
= 16,025 ƠC1 = F/A
F. Nilai Tegangan = 12/439,539
Maksimum = 0,027 Mpa
σ , max ,
σ cm
−0,91 ƠC2 = F/A
= 0,72 ( )
σ , cm γH = 60/439,539
−0,91
= 0,72 ( 16,025 ) = 0,136 Mpa
2 ƠC3 = F/A
= 4,859
= 96/439,539
G. Nilai Tegangan Minimum
,
= 0,21 Mpa
σ max
σ 3n = C. Nilai Konstanta Hoek
,
σci
16,025 Brown (mb)
= 4,78 GSI−100
Mb = mi exp ( 28−14 D )
= 3,373
99−100
H.Sudut Geser Dalam = mi exp ( )
28−14 (9)
Ɵ= = 33 x 0,333
= 11,0067
= D. Nilai Konstanta Hoek
Brown (s)
= GSI−100
S = Exp ( 9−3 D )
H. Kohesi
C= 99−100
= Exp ( 9−3. 0,7 )
=
= Exp (-2,898)
=
= 0,05551
E. Nilai Kuat Tekan Bebas
3.Kode Sampel S4
Massa Batuan
A. Luas Permukaan Conto
A = ( D1 x D2 + D1 x T +
D2 x T
σ cm =σ ,cm uji tekan batuan, berdasarkan
,
a−1
( mb+4 s−a ( mb−8 s ) ) ( mb + s) hasil perhitungan diatas
4 maka kita memperoleh pada
2(1+a)(2+ a)
¿ 0,0 27 ¿ ¿
kode sampel B3 luas
= 0,317 permukaan conto A =
F. Nilai Tegangan 456,5719, Kuat tekan σC , 1=
Maksimum 0,0876 Mpa, σC , 2= 0,02628
σ , max ,
σ cm
−0,91 Mpa ,Nilai Konstanta Hoek
= 0,72 ( )
σ , cm γH Brown (mb) = 0,03108, Nilai
= 0,72 ( 0,0006 )
−0,91
Konstanta Hoek-Brown (s) =
2 112,41754, Nilai Kuat Tekan
= -0,79 Bebas Massa Batuan σ ,cm =
G. Nilai Tegangan Minimum 0,12408, Nilai Tegangan
,
σ max
σ 3n =
,
Maksimum = -0,86534, Tegangan
σci
0,317 Minimum = -9,8783, Sudut
= 0,0 27 geser dalam= 90,24796 Kohesi
= 11,740 = 1,33423. Kemudian, pada
H.Sudut Geser Dalam kode sampel E4 luas
Ɵ= permukaan conto A =
466,918, Kuat tekan σC , 1= 4,78
= Mpa Nilai Konstanta Hoek
Brown (mb) = 11,0067, Nilai
= Konstanta Hoek-Brown (s) =
0,0551, Nilai Kuat Tekan
H. Kohesi Bebas Massa Batuan σ ,cm =
C= 16,025, Nilai Tegangan
Maksimum = 4,859, Tegangan
= Minimum = 3,373, Sudut
geser dalam= -716,63,
= Kohesi= 1,505. Kemudian,
pada kode sampel S4 luas
PEMBAHASAN
permukaan conto A =
Pada sampel uji kuat 439,539, Kuat tekan σC , 1=
tekan ini batuan di uji 0,027 Mpa,σC , 2= 0,136 Mpa,
σC 3= 0,21 Mpa, Nilai
,
ketahanan tekannya pada alat
Konstanta Hoek Brown (mb) = perubahan bentuk di sebut
11,0067, Nilai Konstanta dengan regangan volumetrik.
Hoek-Brown (s) = 0,05551, Saran
Nilai Kuat Tekan Bebas Kalau bisa agar asisten
Massa Batuan σ ,cm = 0,317, dapat meluangkan waktunya
Nilai Tegangan Maksimum = untuk praktikan lebih banyak
-0,79, Tegangan Minimum = lagi.
11,740, Sudut geser dalam= -
6,97, Kohesi = -6,97. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad M, 2017, Analisis sifat
PENUTUP
fisis dan mekanik batuan
Kesimpulan
karst Maros. Universitas
Pengujian ini
Negeri Makassar. Maka
mengunakan alat mesin tekan
ssar
untuk memberikan beban
Rahman A, 2018, Uji
pada sampel batuan. Pada
laboratorium mekanika
saat sampel batuan menerima
batuan menggunakan
beban pengujian yang
metode unconfined
diterapkan secara teratur dan
compressive strength
meningkat, maka kondisi
pada batuan inti (core)
sampel batuan cenderung
batupasir. Akademi
mengalami perubahan
Minyak dan Gas Balongan
bentuk. Perubahan bentuk ini
Indramayu. Bandung.
akan terjadi dalam arah
Rai, 1998. Perencanaan dan
lateral dan arah vertikal.
Pelatihan Teknik
Sehingga sampel batuan
Terowongan.
secara langsung mengalami
Laboratorium Geoteknik
perubahan bentuk
Pusat Antar Universitas
volumetrik. Perubahan
Ilmu Rekayasa Institut
bentuk dalam arah lateral
Teknologi Bandung.
terhadap diameter tersebut
Bandung.
rengangan lateral dan
perubahan bentuk dalam
arah vertikal terhadap tinggi
disebut regangan aksial serta