Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat

SISTEM KOORDINAT
Andy Misrun Makhathir Sam1*,Ir. Firdaus, S.T., M.T2*
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
Makassar
Jl. UripSumoharjo KM 05, Telp/Fax (+62) 411 455695

Email: andymisrunmakhathirsam@gmail.com

SARI

Sistem koordinat merupakan sekumpulan aturan yang menentukan bagaimana koordinatnya


merepresentasikan unsur-unsur titiknya dan juga penentuan letak dan posisi garis lintang (latitude)
dan garis bujur (longitude) pada suatu peta. Secara umum sistem koordinat yang dipakai, dan
khususnya pada peta menggunakan koordinat geografis dan koordinat UTM (Universal Tansverse
Mercator). Ellipsoid adalah ellips yang diputar pada sumbu pendeknya. Bentuk bola pada planet
bumi tidaklah sempurna. Gerak rotasi telah merubah bentuk bumi menjadi agak pepat pada kedua
kutubnya. Bentuk bumi yang agak pepat (tidak bulat sempurna) ini disebut ellipsoid atau spheroid.
Elipsoid referensi merupakan model matematis bumi, maka semua data ukuran dipermukaan bumi
direduksi ke model tersebut. Untuk mendapatkan reduksi yang kecil, maka elipsoid harus
diorientasikan sedemikian rupa sehingga kedudukkannya berhimpit atau mendekati bumi. Ada dua
macam orientasi yang dapat dilakukan, yaitu orientasi relatif adalah mendudukkan elipsoid
sehingga berhimpit dengan bumi dititik tertentu (disebut titik datum), kemudian sumbu pendek
elipsoid harus sejajar dengan sumbu putar bumi, serta massa elipsoid sama dengan massa bumi.
Orientasi absolut adalah mendudukkan elipsoid dalam ruang sedemikian rupa sehingga pusat
elipsoid berhimpit dengan pusat masa bumi, sumbu elipsoid berhimpit dengan sumbu putar bumi,
serta masa elipsoid sama dengan massa bumi. Dapat disimpulkan bahwasanya kami dapat
memahami dan mengetahui materi mengenai sistem koordinat meliputi ellipsoid, ellipsoid
referensi, serta orientasi ellipsoid referensi koordinat. Dapat memenuhi salah satu syarat
pengumpulan tugas kelompok, untuk bahan acuan dan bahan materi pembuatan PowerPoint
sebagai sarana mediasi presentasi untuk memenuhi tugas kelompok perpetaan.

Kata Kunci: Sistem Koordinat; Elipsoid; Elipsoid Referensi; Orientasi Elipsoid.

ABSTRACT

A coordinate system is a set of rules that determine how its coordinates represent the elements of
its point and also determine the location and position of latitude and longitude on a map. In
general, the coordinate system used, and especially on forestry maps, uses geographical
coordinates and UTM (Universal Tansverse Mercator) coordinates. An ellipsoid is an ellipse
rotated on its short axis. The shape of the sphere on planet earth is not perfect. The rotational
motion has changed the shape of the earth to be somewhat flat at both poles. This slightly pepat
(not perfectly round) shape of the earth is called an ellipsoid or spheroid. The reference ellipsoid
is a mathematical model of the earth, so all size data on the earth's surface is reduced to that
model. To obtain a small reduction, the ellipsoid must be oriented in such a way that its seat is
squeezed or close to the earth. There are two kinds of orientations that can be done, namely the
relative orientation is to sit the ellipsoid so that it is adjacent to the earth at a certain point (called
the datum point), then the short axis of the ellipsoid must be parallel to the rotating axis of the
earth, and the mass of the ellipsoid is equal to the mass of the earth. The absolute orientation is to
seat the ellipsoid in space in such a way that the center of the ellipsoid is adjacent to the center of
the earth's time, the axis of the ellipsoid is adjacent to the earth's axis of rotation, and the time of
the ellipsoid is equal to the mass of the earth. It can be concluded that we can understand and
know the material regarding coordinate systems including ellipsoids, reference ellipsoids, and
orientation of coordinate reference ellipsoids. Can meet one of the requirements for collecting
group assignments, for reference materials and materials for making PowerPoint as a means of
mediation of presentations to fulfill group assignments.
Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat

Keyword: Coordinate System; Ellipsoid; Reference Ellipsoid; Ellipsoid Orientation.

PENDAHULUAN

Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi pada bidang datar yang
diperkecil dengan skala ditambah simbol-simbol dan tulisan sebagaiketerangan. Peta dapat
diartikan sebagai gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai
kenampakan pada suatu bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu
(Gunawan, 2003). Menurut Komisi Ahli Kartografi, peta adalah gambaran konvensional
permukaan bumi yang diperkecil, baik secara detail maupun menyeluruh, seperti kenampakan
yang terlihat dari atas. Gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih
dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan
pada umumnya digambarkan dalam suatu bidang datar serta diperkecil atau diskalakan (ICA). Di
dalam sebuah peta terdapat unsur-unsur peta, salah satu unsur peta tersebut adalah koordinat.
Koordinat adalah dua bilangan atau huruf yang menjelaskan posisi di peta, grafik dan bagan
koordinat mendatar (x) selalu ditulis pertama dan koordinat cacak (y) ditulis kedua. Koordinat
dapat juga didefinisikan sebagai perpotongan antara garis bujur dan garis lintang. Ada dua jenis
koordinat, yaitu koordinat geografis dan koordinat UTM (Universal Transfers Mercator).
Koordinat geografis digunakan untuk menunjukkan suatu titik di Bumi berdasarkan garis
lintang dan garis bujur. Garis lintang yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik
dengan garis khatulistiwa. Titik di utara garis khatulistiwa dinamakan Lintang Utara sedangkan
titik di selatan khatulistiwa dinamakan Lintang Selatan. Garis bujur yaitu garis horizontal yang
mengukur sudut antara suatu titik nol di Bumi yaitu Greenwich di London yang merupakan titik
bujur 0º atau 360º yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0º dinamakan Bujur
Barat sedangkan titik di timur 0º dinamakan Bujur Timur. Karena bentuk dunia seperti bola, maka
ketentuan yang mengatur koordinat bujur-lintang mirip dengan ketentuan matematika yang
mengatur lingkaran. Dengan demikian, cara menentukan koordinat geografis adalah sama dengan
perhitungan lingkaran, yaitu : derajat (º), menit (‘), dan detik (“). Koordinat UTM menggunakan
grid/kotak-kotak. Grid merupakan perpotongan garis-garis yang sejajar dengan dua garis proyeksi
dengan interval yang sama. Jadi, garis pembentuk grid bukan hasil proyeksi dari garis bujur atau
garis lintang elipsoid (kecuali garis meridian pusat dan equator).

TUJUAN JURNAL
Tujuan Jurnal Ini adalah agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui materi
mengenai sistem koordinat meliputi ellipsoid, ellipsoid referensi, serta orientasi ellipsoid referensi
koordinat. Dapat memenuhi salah satu syarat pengumpulan tugas kelompok, untuk bahan acuan
dan bahan materi pembuatan PowerPoint sebagai sarana mediasi presentasi untuk memenuhi tugas
kelompok perpetaan.

TINJAUAN PUSTAKA
Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat

Sistem koordinat dimaksudkan untuk memberikan pengalamatan terhadap setiap lokasi di


permukaan bumi. Pengalamatan dengan sistem koordinat didasarkan atas jarak timur-barat dan
utara-selatan suatu tempat dari suatu titik pangkal tertentu. Jarak diukur dalam satuan derajat sudut
yang dibentuk dari dari titik pangkal ke posisi tersebut melalui pusat bumi. Sedangkan titik
pangkal ditetapkan berada di perpotongan belahan utara-selatan bumi (garis katulistiwa) dengan
garis yang membelah bumi timur- barat melalui kota GreenWhich di Inggris. Posisi suatu tempat
di-alamatkan dengan nilai kordinat garis bujur (longitude) dan lintang (latitude) yang melalui
tempat itu. Garis bujur (longitude), sering juga disebut garis meridian, yaitu merupakan garis lurus
yang menghubungkan kutub utara dan selatan bumi. Nilai kordinat garis bujur dimulai dari buju 0o
yaitu di Greenwhich, kemudian membesar ke arah timur dan barat sampai bertemu kembali di
Garis batas tanggal internasional yaitu terletak di Selat Bering dengan nilai 180o. Garis bujur 0o
sering disebut prime meridian atau meridian Greenwhich. Garis bujur ke arah barat diberi nilai
negatif dan disebut bujur barat (west longitude) serta disingkat BB. Sedangkan garis bujur yang ke
arah timur diberi nilai positif dan disebut bujur timur (east longitude) disingkat BT. Nilai
kordinatnya didasarkan atas besarnya sudut yang terbentuk dari bujur 0 ke garis bujur tersebut
melalui pusat bumi.
Adapun nilai koordinat lintang dimulai dari garis lingkaran katulistiwa yang diberi nilai
0o. Selanjutnya garis garis lintang yang lain berupa lingkaran-lingkaran parallel (sejajar)
katulistiwa berada di sebelah utara dan selatan katulistiwa. Lingkaran paralel di selatan disebut
garis lintang selatan (LS) dan diberi nilai negatif, sedangkan lingkaran paralel di utara diberi nilai
positif dan disebut garis lintang utara (LU). Nilai maksimum koordinat garis lintang adalah 90o
yaitu terletak di kutub-kutub bumi. Lingkaran paralel yang merupakan representasi garis lintang
ini semakin mengecil ukurannya dengan semakin jauh dari katulistiwa. Sehingga jarak 1 o timur-
barat di katulistiwa jauh lebih besar dari pada jarak 1 o timur-barat di tempat yang jauh dari
katulistiwa. Di katulistiwa 1o timur-barat sama dengan 111,321 Km, tapi di dekat kutub 1 o timur-
barat hanya beberapa meter saja. Itu sebabnya grid yang dibuat dari garis lintang dan garis bujur,
tampak berupa bujur sangkar di katulistiwa dan berubah menjadi persegi panjang di daerah dekat
kutub.
Koordinat adalah bilangan yang dipakai untuk menunjukkan lokasi suatu titik dalam
garis, permukaan, atau ruang. Sistem koordinat merupakan sekumpulan aturan yang menentukan
bagaimana koordinatnya merepresentasikan unsur-unsur titiknya dan juga penentuan letak dan
posisi garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude) pada suatu peta. Secara umum sistem
koordinat yang dipakai, dan khususnya pada peta kehutanan menggunakan koordinat geografis dan
koordinat UTM (Universal Tansverse Mercator).
1. Sistem Koordinat Geografis
Sistem koordinat geografis atau sering disebut dengan sistem koordinat geodetis ini
dikembangkan oleh Greenwich (dari Inggris) yang membagi bumi menjadi dua bagian irisan yaitu
irisan melintang yang disebut dengan garis lintang mulai dari katulistiwa (equator), membesar ke
arah kutub (utara maupun selatan) sedangkan yang lain membujur mulai dari garis Greenwich
Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat

(dekat dengan Inggris) membesar ka arah barat dan timur. Satuan skala koordinat dibagi dalam
derajat lintang 0° sampai 90° dan bujur 0° sampai 180°. Lintang berada di utara dan selatan
equator, sedangkan bujur memanjang dari timur ke barat dari bujur Greenwich. Koordinat ini
biasanya ditulis dalam satuan derajat, menit, dan detik, misalnya 110°35’32”, dan seterusnya.
Koordinat geografi digunakan sebagai referensi peta dengan tujuan yang luas, tetapi biasanya
hanya untuk pemetaan skala kecil (1 : 1.000.000 atau lebih kecil) dengan liputan daerah yang
sangat luas. Koordinat ini banyak digunakan untuk terapan operasional di udara ataupun perairan
seperti ditunjukkan pada semua chart (peta-peta navigasi).
Koordinat Geografis adalah koordinat untuk menyatakan atau mendefinisikan posisi suatu
titik/tempat di permukaan bumi berdasarkan garis khayal lintang dan bujur (latitude dan
longitude). Letak dan posisi tempat dirujuk oleh titik persilangan (koordinat) antara garis lintang
dengan garis bujur. Nilai garis lintang dinyatakan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh nilai garis
bujur. Koordinat lintang dan bujur dinyatakan dengan satuan derajad menit, dan detik. Untuk garis
lintang 0º adalah garis Equator (Katulistiwa) ke arah utara dari khatulistiwa disebut Lintang Utara
(LU) atau North (N) dan kearah Setelah mempelajari bab ini peserta dapat menjelaskan sistem
koordinat selatan dari Khatulistiwa disebut Lintang Selatan (LS) atau South (S). Sedangkan Garis
bujur 0º adalah terletak di Greenwich – Inggris, kearah barat dari Greenwich sampai 180º atau
West (W) disebut Bujur Barat (BB) dan kearah Timur sampai 180º disebut Bujur Timur (BT) atau
East (E).
a. Lintang (latitude)
Garis lintang adalah garis-garis paralel pada bola dunia yang sejajar dengan Garis
Ekuator. Garis Ekuator membagi bumi menjadi dua bagian yaitu belahan bumi bagian
utara dan belahan bumi bagian selatan. Garis ekuator ini merupakan tempat kedudukan
titik-titik nol untuk posisi lintang Jadi Lintang Utara (LU) berarti semua posisi atau
tempat yang terletak di sebelah Utara Ekuator, sedangkan Lintang Selatan (LS) berarti
semua tempat yang terletak di sebelah Selatan Ekuator . Menurut Saiful Anam (2005),
lintang suatu titik adalah sudut antara bidang ekuator dan garis tegak lurus pada ellipsoid
pada titik tersebut. Lintang dinyatakan dengan 0-90 derajad utara dan selatan dari garis
uator.
b. Bujur
Garis Bujur adalah garis maya yang ditarik dari kutub utara hingga ke kutub selatan
atau sebaliknya. Derajat antar garis bujur semakin melebar di daerah khatulistiwa dan
makin menyempit di daerah kutub. Bujur suatu titik pada ellipsoid adalah sudut antara
meridian yang melewati titik itu dan meridian utama. Garis meridian utama (Prime
Meridien) adalah garis bujur 0° yang melewati kota Greenwich (Inggris) sebagaimana
disepakati bersama secara internasional. Garis bujur tegak lurus dengan katulistiwa
(ekuator). Garis-garis bujur di sebelah timur Meridian diberi nilai 1°BT hingga 180°BT,
begitu pula dengan garis-garis bujur di sebelah barat Meridian diberi nilai 1°BB sampai
180°BB. Garis bujur merupakan garis khayal yang ditarik dari kutub utara ke kutub
Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat

selatan maupun sebaliknya. Garis bujur akan membagi bumi menjadi dua bagian yaitu
belahan bumi timur dan belahan bumi bagian barat. Ttempat yang dianggap sebagai nol
derajat pada penetapan garis bujur adalah garis dari kutub utara ke kutub selatan yang
tepat melintasi kota Greenwich di Inggris. Garis bujur yang berada di sebelah barat kota
Greenwich disebut dengan Bujur Barat, sedangkan garis bujur yang berada di sebelah
timur kota Greenwich disebut dengan Bujur Timur

Gambar 1. Sistem Koordinat Geografis

2. Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator)


Sistem koordinat UTM (Universal Transvers Mercator) dengan sistem koordinat WGS 84
sering digunakan pada pemetaan wilayah Indonesia. UTM menggunakan silinder yang
membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid
(sumbu perputaran bumi) sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang
berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid. Pada system proyeksi UTM didefinisikan posisi
horizontal dua dimensi (x,y) menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan conform yang
memotong bumi pada dua meridian standar. Seluruh wilayah yang ada di permukaan bumi dibagi
menjadi 60 zona bujur. Zona 1 dimulai dari lautan teduh (pertemuan antara garis 180 Bujur Barat
dan 180 Bujur Timur), menuju ke timur dan berakhir di tempat berawalnya zona 1. Masing-masing
zona bujur memiliki lebar 6 (derajat) atau sekitar 667 kilometer.
Garis lintang UTM dibagi menjadi 20 zona lintang dengan panjang masing-masing zona
adalah 8 (derajat) atau sekitar 890 km. Zona lintang dimulai dari 80 LS - 72 LS diberi nama zona
C dan berakhir pada zona X yang terletak pada koordinat 72 LU - 84 LU. Huruf (I) dan (O) tidak
dipergunakan dalam penamaan zona lintang. Dengan demikian penamaan setiap zona UTM adalah
koordinasi antara kode angka (garis bujur) dan kode huruf (garis lintang). Sistem UTM ini
diwujudkan dalam bentuk meter, sehingga pada masing-masing zone dibagi ke dalam kotak
100.000 meter. Perhitungan bujurnya dimulai dari meridian sentral yang terdapat pada tiap-tiap
zone UTM dan dihargai dengan 500.000 meter T (absis semu), sedangkan perhitungan lintangnya
(ordinat semu) dimulai dari equator yaitu 0.0 meter U di equator untuk belahan bumi utara dan
10.000.000 meter U di equator untuk belahan bumi selatan.
Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat

Koordinat UTM merupakan sistem koordinat bidang yang didasarkan pada metode
berbasis grid yang bertujuan untuk menentukan lokasi di permukaan bumi yang merupakan
aplikasi praktis dari 2 dimensi. Koordinat UTM adalah suatu grid (garis kerangka peta yang saling
brerpotongan tegak lurus T = timur, U = utara) yang ditetapkan pada setiap zone dengan satuan
meter. Untuk menghindari setiap meridian tengah diberi nilai fiktif sebesar 500.000 m T dan untuk
nilai kearah utara, garis equator diberi nilai fiktif 0 m U. Sedangkan untuk perhitungan ke arah
selatan equator diberi nilai fiktif sebesar 10.000.000 m U. Koordinat UTM biasanya dinyatakan
dalam satuan meter berupa absis (X) dan ordinat (Y), patokan titik nolnya sama dengan yang
digunakan Lat-lon yaitu Katulistiwa dan Greenwich. Dalam sistem koordinat UTM membagi bumi
ke dalam 60 zona utara (N) dan 60 zona selatan (S). Setiap zona memiliki lebar enam derajat (6°)
(Guntara, 2019).
Wilayah Indonesia terletak antara zona 46 sampai dengan 54. Selain sistem koordinat di
atas juga ada sistem koordinat yang bersifat lokal. Koordinat lokal adalah sistem koordinat tertentu
yang dipakai untuk suatu tempat atau wilayah. Misalnya koordinat Indonesia, dalam peta lama
yang masih menggunakan sistem koordinat polyder, yaitu ditetapkan titik pusat atau pangkal
koodinatnya di Jakarta, dengan garis lintang 6º dan garis bujur 106º48'27"79. Koordinat lokal ini
antara lain bisa kita temui dalam peta-peta kehutanan lama atau Peta Induk dan Peta Tematik lama
yang ada di Perum Perhutani

Gambar 2. Zona UTM Indonesia


Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat

Gambar 3. Geoid (Image Courtesy Of NASA/JPL)

Geoid merupakan suatu bidang equipotensial yang mendekati permukaan air laut (MSL).
Bentuk geoid yang tidak beraturan sangat tidak memungkinkan kita untuk melakukan perhitungan
matematis. Karena itu, sebagai representasi matematis dari bentuk fisik Bumi, maka digunakanlah
ellipsoid. Ellipsoid adalah ellips yang diputar pada sumbu pendeknya. Bentuk bola pada planet
bumi tidaklah sempurna. Gerak rotasi telah merubah bentuk bumi menjadi agak pepat pada kedua
kutubnya. Bentuk bumi yang agak pepat (tidak bulat sempurna) ini disebut ellipsoid atau spheroid.
Sedangkan data hasil pengukuran tentang perbedaan diameter atau radius bumi di kutub dan
katulistiwa ini disebut datum. Selain itu, ada juga yang dinamakan defleksi vertikal, yaitu defleksi
antara garis unting-unting (yang merupakan referensi pengukuran) dengan garis normal ellipsoid.
Perbedaan antarageoid dan ellipsoid tidak lebih dari 200 m.
Pemampatan ini dinyatakan dengan: f = (a-b)/a dengan a adalah sumbu panjang ellipsoid,
b adalah sumbu pendek ellipsoid, dan f adalah pegepengannya. Ellipsoid referensi adalah Ellipsoid
yang mempunyai ukuran dan bentuk tertentu untukhitungan geodesi dan sebagai permukaan
rujukan. Ada banyak sekali ellipsoid referensi, mulai dariAiry, Bessel, hingga WGS 84. Yang
paling umum digunakan adalah WGS 84 (World Geodetic System1984). Tinggi dari permukaan
ellipsoid disebut tinggi geodetik.Perbedaan tinggi dari geoid dengan tinggi dari ellipsoid disebut
undulasi geoid. Jika H adalah tinggi ortometrik, h adalah tinggi geodetik, dan N adalah undulasi
geoid, maka:
]

Gambar 4. Model of The Earth

Elipsoid referensi merupakan model matematis bumi, maka semua data ukuran
dipermukaan bumi direduksi ke model tersebut. Untuk mendapatkan reduksi yang kecil, maka
elipsoid harus diorientasikan sedemikian rupa sehingga kedudukkannya berhimpit atau mendekati
bumi. Ada dua macam orientasi yang dapat dilakukan, yaitu:
Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat

1. Orientasi relatif adalah mendudukkan elipsoid sehingga berhimpit dengan bumi dititik
tertentu (disebut titik datum), kemudian sumbu pendek elipsoid harus sejajar dengan
sumbu putar bumi, serta massa elipsoid sama dengan massa bumi. Misalnya elipsoid yang
menggunakan Geodetic Reference System 1967 sebagai bidang datumnya.
2. Orientasi absolut adalah mendudukkan elipsoid dalam ruang sedemikian rupa sehingga
pusat elipsoid berhimpit dengan pusat masa bumi, sumbu elipsoid berhimpit dengan
sumbu putar bumi, serta masa elipsoid sama dengan massa bumi. Misalnya elipsoid
World Geodetic System (WGS 1984).
Dalam pertemuan International Association of Geodesy (IAG) yang dilakukan di Madrid
Tahun 1924, telah menetapkan Elipsoid Hayford 1909 sebagai Elipsoid Referensi Internasional.
Pertemuan ini juga menetapkan kecepatan rotasi bumi (ω) dan nilai gravitasi normal di ekuator
(Ge). Dengan demikian , Elipsoid Hayford 1909 ditetapkan acuan geometrik ( posisi geodetik ) dan
medan gravitasi bumi. Kemudian pada tahun 1967 IAG mengadakan pertemuan di Luceme,
intinya membicarakan masalah elipsoid reference Hayford 1909. Berdasarkan hasil penelitian
lebih lanjut diketahui bahwa elipsoid dan rumusan gravitasi normal yang disusun berdasarkan
parameter elipsoid tersebut dinilai belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Kemudian IAG pada pertemuan General Assembly International Union of Geodesy and
geophysics ( IUGG ) ke XV di Moskow, Agustus 1971 mendefinisikan suatu elipsoid referensi
yang dinamakan Geodetic Reference System 1967 (GRS 1967). Dalam kongres IUGG yang ke
XVII di Camberra dikemukakan bahwa GRS 1967 ternyata belum sesuai dengan keadaan data
yang terkumpul kemudian, sehingga perlu diganti dengan sistem referensi yang lebih sesuai. Maka
keluarlah Sistem referensi pengganti yang dikenal GRS 1980. Dalam perkembangan selanjutnya,
Departemen Pertahanan Amerika Serikat menemukan World Geodetic System 1984 (WGS 1984)
yang merupakan perbaikan sistim sebelumnya. Tabel 1. menunjukkan parameter elipsoid referensi
GRS 1967, GRS 1980 dan WGS 1984 (Kuswondo Dedi Yusuf, 2019).
Sistem Referensi dalam bidang geodesi ataupun pengukuran dan pemetaan permukaan
bumidikenal bidang geoid dan ellipsoida yang merupakan bentuk bumi dalam pengertian fisik dan
pengertiangeometrik. Geoid adalah bidang nivo (level surface) atau bidang ekuipotensial gaya
berat yang terletakpada ketinggian muka air rata-rata. Arah gaya berat di setiap titik pada geoid
adalah tegak lurus. Karenaarah-arah gaya berat menuju pusat bumi, bidang geoid merupakan
permukaan tertutup yangmelingkupi bumi dan bentuknya tidak teratur.
Secara teoritis, permukaan geoid pada umumnya tidakberhimpit dengan muka air laut
rata-rata, karena penyimpangannya relatif kecil, maka secara praktis,geoid berhimpit dengan
miuka air laut rata-rata. Dalam praktik geodesi, geoid digunakan sebagaireferens ketinggian.
Namun karena bidang geoid bentuknya tidak teratur maka bidang geoid tidak dapat
digunakanuntuk keperluan hitungan-hitungan geodesi terkait dengan bentuk bumi. Diperlukan
suatu model bidanglain yang dapat digunakan untuk memecahkan persoalan pokok geodesi
dengan mudah. Untuk itudigunakan model ellipsoid sebagai pengganti geoid secara geometrik.
Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat

Ellipsoida yang mempunyai bentuk dan ukuran mendekati geoid menyatakan bentuk
bumi dalam arti geometrik/matematik, dimanapusat ellipsoida didefinisikan berhimpit dengan
sumbu rotasi bumi. Dalam praktik geodesi, bidang ellpsoida merupakan bidang referensi hitungan
di dalam rangka penentuan koordinat titik dipermukaan Bumi, serta bidang perantara di dalam
proses pemetaan. Beberapa jenis model ellipsoid yang ada seperti berikut ini :
Parameter Sistim 1924- Sistim GRS 1967 Sistim GRS 1980 Sistim WGS
1930 1984

a (km) 6378,388 6378,160 6378,137 6378,137

b (km) 6356,775 6356,775 6356,752 6356,752

1/f 0.03352930 0.03352925 0.03352813 0.03352813

Ge (m/det2) 9,780490 9,780318 9,780327 9,780327

Gp (m/det2) 9,832177 9,832177 9,832186 9,8321860

ω (rad/det2 ) 0,0010920 0,0010827 0,00108263 0,00108263

ß1 0,0053014 0,0053014 0,0053024 0,0053014

ß2 -0,0000059 -0,0000059 -0,0000058 -0,0000059

dimana :
a : Setengah sumbu panjang elipsoid
b : Setengah sumbu pendek elipsoid
f : Pengepengan elipsoid
Ge : Nilai anomali gravitasi normal di ekuator
Gp : Nilai anomali gravitasi di kutub
ω : Kecepatan rotasi bumi
ß1  : Konstanta gravitasi normal pada lintang ϕ
ß2  : Konstanta gravitasi normal pada lintang ϕ
Permukaan bumi fisik merupakan permukaan yang sangat tidak teratur. Olehkarena itu,
permukaan ini tidak dapat digunakan sebagai bidang hitungan geodesi. Untuk kebutuhanhitungan-
hitungan geodesi, maka permukaan fisik bumi diganti dengan permukaan yang teratur
denganbentuk dan ukuran yang mendekati bumi. Permukaan yang dipilih adalah bidang
permukaan yangmendekati bentuk dan ukuran geoid. Seperti telah disinggung di muka, geoid
memiliki bentuk yang sangat mendekati ellips putar dengan sumbu pendek sebagai sumbu putar
yang berimpit dengan sumbuputar bumi. Ellipsoid ini kemudian disebut sebagai ellipsoid referensi
(permukaan referensi geometrik).Ellipsoid referensi biasanya didefinisikan oleh nilai-nilai jari-jari
ekuator (a) dan pegepengan (f)ellips putarnya. Sedangkan parameter-parameter seperti setengah
sumbu pendek (b), eksentrisitas (e),dan lainnya dapat dihitung (atau diturunkan) dengan
menggunakan ke dua nilai parameter pertama diatas.
Dengan memperhatikan kondisi-kondisi fisik permukaan (bentuk geoid) beserta faktor
lainnya,tidak semua negara di dunia menggunakan ellipsoid yang sama. Karena itu, banyak
Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat

dijumpai ellipsoidreferensi. Jika ellipsoid referensi yang digunakan dipilih berdasarkan


kesesuaiannya (sedekat mungkin)dengan bentuk geoid lokalnya (relatif tidak luas), maka ellipsoid
referensi tersebut dapat disebut jugasebagai ellipsoid lokal. Jika ellipsoid referensi yang digunakan
sesuai dengan bentuk geoid untuk daerahyang relatif luas (tingkat regional), maka ellipsoid
referensi tersebut juga dikenal sebagai ellipsoidregional. Sedangkan jika ellipsoid referensi yang
dipilih sesuai (mendekati) dengan bentuk geoid untukkeseluruhan permukaan bumi, maka
ellipsoidnya juga disebut sebagai ellipsoid global.
Indonesia pada 1860 menggunakan ellipsoid Bessel 1841 (a = 6 377 397; 1/f = 299.15).
Tetapi sejak 1971Indonesia juga menggunakan ellipsoid GRS-67 (a = 6 378 160; 1/f = 298.247)
yang kemudian disebutsebagai Speroid Nasional Indonesia (SNI). Sebagaimana telah disinggung
sebelumnya, untuk pekerjaanpraktis geodesi, baik bidang datar maupun permukaan bola masih
dapat digunakan. Sebagai contoh,untuk pekerjaan geodesi yang dilakukan di dalam wilayah seluas
maksumal 100 km2 permukaanellipsoid dapat dianggap sebagai permukaan bola. Sedangkan
bila pekerjaan tersebut dilakukan di dalamwilayah seluas maksimal 55 km2, permukaan ellipsoid
bersangkutan dapat dianggap sebagai bidangdatar. Dengan demikian, baik permukaan bola
maupun bidang datar ini dapat pula disebut sebagaibidang referensi (Adam Irwansyah Fauzi,
2022).
HASIL PEMBUATAN POWERPOINT
Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat
Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat
Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat
Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwasanya kami dapat memahami dan mengetahui materi mengenai
sistem koordinat meliputi ellipsoid, ellipsoid referensi, serta orientasi ellipsoid referensi koordinat.
Dapat memenuhi salah satu syarat pengumpulan tugas kelompok, untuk bahan acuan dan bahan
Jurnal Perpetaan Sistem Koordinat

materi pembuatan PowerPoint sebagai sarana mediasi presentasi untuk memenuhi tugas kelompok
perpetaan.

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Kuswondo Dedi, (2019). Elipsoid Referensi dan Datum Indonesia, Sma, Wahana
komunitas geografi, p.
Fauzi, Adam Irwansyah, (2022). Ellipsoid sebagai Referensi Geometri Bumi, FKIP, UMP, 2018’,
pp. 6–26.
Guntara, (2019). Sistem Koordinat Peta dan Sistem Penomoran Peta (Studi Kasus : Kecamatan
Brangsong, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah)’, Jurnal Geodesi Undip, 3(2), pp.
69–80.

Anda mungkin juga menyukai