Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GERAK DAN POSISI BENDA LANGIT


(Sistem Koordinat Horizon, Ekuator, Ekliptika, dan Gerak Langit
Dilihat dari Tempat Berbeda)

Disusun oleh:
Khairunnisa
NIM A2C514027

PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN IPA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
NOVEMBER
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jika kita sering memperhatikan langit malam, akan nampak bahwa bintangbintang memiliki kedudukan yang tetap di langit dan bergeser secara teratur dari
hari ke hari. Agar dapat dengan mudah menentukan lokasi bintang, diperlukan
system koordinat dalam pemetaan bintang-bintang tersebut, system koordinat itu
disebut dengan tata koordinat langit bola langit. Dalam sistem perhitungan
astronomi bola tidak akan terlepas dari pemahaman tentang sistem koordinat
benda langit. Sistem ini memberikan kontribusi dalam menentukan posisi benda
langit berada, sehingga akan dapat diperoleh hasil yang sesuai dengan fakta alam.
Keterkaitan antara satu sistem koordinat yang satu dengan yang lain saling terkait
dalam memberikan sebuah gambaran imajiner bagi seorang pengamat dalam
mengaplikasikan teori astronomi.
Sistem ini memposisikan bumi dan pengamat sebagai sentral atau titik pusat
dari alam semesta, dimana diasumsikan bahwa jagad raya bersifat statis dan
manusia merupakan pusat jagad raya. Sedangkan posisi bintang serta jaraknya
diangap sangat jauh tidak berhingga. Selain itu, semua bintang diasumsikan
berada pada permukaan sebuah bola. Ada empat sistem tata koordinat bola langit
yang dikenal dalam astronomi, yaitu tata koordinat horizon, ekuator, ekliptika dan
galaktik. Namun dalam pembahasan kali ini akan diperkenalkan tata koordinat
horison, tata koordinat equator, dan tata koordinat ekliptika karena tata koordinat
inilah yang paling sering digunakan dalam astronomi.
Tiap-tiap tata koordinat tentunya memiliki cara penggunaan sistem yang
berbeda serta terdapatnya berbagai macam keuntungan dan kelemahan dalam
penggunaan sistem tersebut. Dengan demikian penggunaan suatu sistem koordinat
bergantung pada hasil yang kita inginkan, apakah hasil yang didapat ingin
digunakan untuk waktu sesaat atau untuk waktu yang lama dan dapat dipakai
secara universal.

Atas dasar permasalahan di atas maka penulis mencoba menguraikan tentang


system koordinat langit yaitu system koordinat horizon, ekuator, ekliptika dan
perbedaaan ketiga system koordinat langit tersebut serta gerak langit ditinjau dari
tempat yang berbeda.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.2.1

Bagaimanakah system koordinat horizon, ekuator dan ekliptika dalam tata


koordinat langit?

1.2.2

Apakah Perbedaaan antara system koordinat horizon, ekuator dan ekliptika


dalam tata koordinat langit?

1.2.3

Bagaimanakah gerakan langit dilihat dari tempat yang berbeda?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1.3.1

Menjelaskan dan menggambarkan tentang system koordinat horizon,


ekuator, dan ekliptika

1.3.2

Menjelaskan dan menggambarkan perbedaan antara sistem koordinat


horizon, ekuator,dan ekliptika

1.3.3

Mendeskripsikan gerakan langit dilihat dari tempat yang berbeda

1.4 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan cara studi
kepustakaan, yaitu dengan mempelajari buku-buku yang dijadikan referensi dalam
pengumpulan informasi dan data yang ada kaitannya dengan masalah yang
dibahas serta pencarian informasi melalui jalur internet.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Bola Langit
Sebelum kita melanjutkan pembahasan pada system koordinat horizon,

ekuator dan ekliptika, ada baiknya kita harus mengenal terlebih dahulu tentang
bola langit. Bola langit adalah suatu bola imajiner dimana seluruh bidang langit
terproyeksi pada permukaannya, yang mana pusat dari bola langit tersebut adalah
pengamat (Bumi). Sebagai proyeksi dari bola bumi, maka garis lintang dan garis
bujur bola bumi diproyeksikan ke langit menjadi garis Lintang dan garis Bujur
Langit. Selain itu, equator (titik pusat) Bumi menjadi equator langit. Untuk lebih
memahami tentang bola langit, perhatikan Gambar 1 di bawah ini.
Z
E

KLS

T
U

KLU

Gambar 1 Bola Langit


Keterangan Gambar:
1. Z adalah titik zenith
2. N adalah titik Nadir
3. Lingkaran SBUTS adalah horizon pengamat
4. Lingkaran EBKTE adalah ekuator langit
Titik Zenith adalah suatu titik khayal pada bola langit tepat vertikal diatas
kepala pengamat.Titik Nadir adalah kebalikan dari titik zenith, berada pada bola
langit dibawah disebut lingkaran horizon yang merupakan perpotongan antara

perluasan bidang datar tempat pengamat berdiri (biasanya bidang horizon) dengan
bola langit.
Bidang datar (lingkaran) yang dibuat melalui pengamat dengan sumbu garis
vertikal (Z-N) disebut dengan horizon. Perpanjangan sumbu putar bumi (garis
KU-KS) merupakan sumbu putar bola langit memotong bola langit di Kutub
Langit Utara (KLU) dan Kutub Langit Selatan (KLS). Lingkaran besar yang tegak
lurus sumbu putar langit (KLU-KLS) disebut dengan lingkaran ekuator yang
membagi bola langit menjadi 2 bagian yang sama besar. Sedangkan lingkaran
besar yang melalui kutub-kutub langit (KLU, KLS) dan berpotongan tegak lurus
dengan ekuator langit merupakan lingkaran jam atau lingkaran deklinasi.
Lingkaran besar yang melalui kutub-kutub langit (KLU, KLS), Zenith (Z) dan
Nadir (N) dan memotong horison pada titik utara (U) dan Selatan (S), pertengahan
antara titik utara (U) dan Selatan (S) pada horison merupakan titik Timur (T) dan
titik Barat (B) disebut dengan meredian langit. Sedangkan lingkaran kecil adalah
lingkaran kecil adalah lingkaran pada permukaan bola yang tidak berpusat di
pusat bola.

2.2 System Koordinat Horizon, Ekuator, dan Ekliptika


2.2.1

Sistem Koordinat Horizon


Sistem koordinat Horizon merupakan salah satu sistem yang digunakan

dalam menentukan posisi benda langit, terutama terkait dengan posisi pengamat
berada. Dalam sistem koordinat Horizon, posisi benda langit ditentukan
denganaltitude dan azimut. (Azhari dalam Gunawan: 2015). Sedangkan dalam
Astronomi Geodesi, menyampaikan koordinat dalam sistem Horizon dapat
ditentukan dengan A dan h atau A dan z. Nawawi (2010: 12), menyatakan tata
koordinat Horizon menggunakan lingkaran Horizontal dan lingkaran Vertikal
sebagai sumbunya. Dari sini, dapat dipahami bahwa sistem koordinat Horizon
adalah sistem yang dipergunakan dalam menentukan posisi benda langit yang
dibentuk oleh bidang datar (horizon) dan bidang tegak lurus (vertikal), dimana
pengamat menjadi titik pusat bola terhadap posisi benda langit yang disimbolkan
dengan koordinat Altitude dan Azimut. Sistem ini disebut dengan sistem koordinat

Horizon karena disandarkan pada bidang horizon sebagai acuannya, dimana


bidang Horizon (Ufuk) merupakan bidang datar yang disandarkan pada arah
menghadap.
Pada tata koordinat Horizon, posisi bintang ditentukan hanya berdasarkan
pandangan pengamat saja, karena pengamat merupakan sentral atau titik pusat
bola. Tata koordinat Horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran
semua bintang, karena dengan tata koordinat ini, letak bintang selalu berubah
sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat Horizon penting dalam hal
pengukuran adsorbsi cahaya bintang. Tata koordinat Horizon menggunakan
lingkaran horizontal dan lingkaran vertikal sebagai acuan dasarnya yang
dipergunakan dalam penentuan azimuth dan ketinggian benda langit (altitude).
Sistem koordinat ini merupakan sistem pemetaan benda benda langit
tertua yang digunakan oleh para ahli astronomi. Bagi seorang pengamat,
permukaan bumi terlihat seperti bidang datar dan langit terlihat seperti setengah
lingkaran besar dimana pun pengamat berada, dan tidak dapat melihat setengah
lingkaran dibawahnya. Penggambaran seperti ini disebut dengan local sphere of
the observer (bola langit pengamat) yang menempatkan titik diatas pengamat
yang disebut zenithdan titik dibawah kaki pengamat yang disebut nadhir. Dalam
sistem ini, horizon di suatu tempat berbeda dengan lainnya, akan tetapi senantiasa
datar di setiap tempat. Misalnya orang didaerah kutub Utara beranggapan bahwa
kutub Selatan adalah bagian bawahnya, berbeda halnya dengan pengamat yang
berada di Katulistiwa. Sedangkan dalam penentuan posisi benda langit pada
bidang horizon, ditentukan dengan menggunakan sistem arah Utara, Selatan,
Timur, Barat. Petunjuk ini merupakan pokok dalam penentuan posisi benda langit
dimana arah dan tinggi dari benda langit merupakan koordinatnya

Gambar 2. Koordinat horizon bintang pada (220, 45)

Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon adalah:


a.

Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya


diukur dari selatan ke arah barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon,
seperti pada gambar azimut bintang adalah 220. Namun ada pula azimut
yang diukur dari Utara ke arah timur, oleh karena itu sebaiknya Anda
menuliskan keterangan tentang ketentuan mana yang Anda gunakan.

b.

Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari
proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi
bintang diukur 0 90 jika arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0 -90 jika
arahnya ke bawah.
Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang,

kita dapat melukis lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui
bintang yang sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS). Seperti yang kita bahwa
horizon adalah batas pemandangan atau kaki langit, dan merupakan pertemuan
antara kaki langit dan permukaan bumi, garis ini membentuk lingkaran dengan
titik pusat dimana kita berdiri, sebagian bola langit berada di atas dan sebagian
lagi ada dibawah horizon, sehingga dapat kita bayangkan bola langit yang besar
dengan bumi dengan sebagai pusatnya (seperti pada gambar di atas). Untuk
memudahkan horizon dibagi atas 3 jenis berdasarkan pandangan kita terhadap
pandangan kita antara langit dan bumi.
1) Horizon Kodrat (alam).

Apabila kita berdiri disebuah tanah yang luas dan datar atau ditengah
samudra/laut, kita melihat seolah-olah kubah langit bertemu dengan
permukaan bumi. Perpotongan lengkung langit dengan bidang datar ini
disebut horizon kodrat. Horizon Kodrat akan berubah sesuai dengan
kedudukan dari si pengamat. Makin tinggi tempat si pengamat maka makin
rendah horizon kodrat.
2) Horizon Astronomi
Untuk menentukan letak benda-benda dilangit maka kita harus menggunakan
bidang datar yang tidak berubah-ubah dan tidak tergantung kepada
sipengamat. Horizon astronomi adalah tempat bidang yang datar yang dibuat
dari mata si pengamat sampai menyentuh lengkung langit.
3) Horizon Sejati
Horizon sejati adalah bidang datar yang ditarik memotong melalui titik pusat
bumi dan memotong garis vertikal tegak lurus (90')
Tata koordinat Horizon dipergunakan untuk menghitung ketinggian benda
langit (altitude) dan azimuth benda langit.Altitude merupakan sudut elevasi yang
dibentuk oleh bidang Horizon terhadap posisi ketinggian suatu benda langit,
dengan aturan a = (- 90, 90), artinya nilai tertinggi dari altitude adalah sebesar
90, dan nilai terendah adalah sebesar - 90. Sedangkan Azimut bintang dengan
aturan A = ( 0, 360), artinya nilai terkecil dan terbesar dari azimuth adalah
sebesar 0/ 360 ketika benda berada di titik Utara, dengan nilai besaran terhitung
searah jarum jam atau menuju ke arah Timur.
2.2.2

Sistem Koordinat Ekuator

Tata koordinat ini merupakan salah satu tata koordinat yang sering digunakan
dalam astronomi. Sistem koordinat ini dapat menyatakan letak benda langit dalam
skala waktu relatif panjang. Sekalipun perubahan unsur-unsur koordinatnya relatif
kecil terhadap waktu. Dalam setiap pembahasan sistem koordinat benda langit,
setiap benda langit selalu dipandang terproyeksi pada suatu bidang bola khayal
yang digambarkan sebagai bola langit.

Tata koordinat ekuator merupakan sistem koordinat yang paling penting


dalam astronomi. Letak bintang-bintang, nebula, galaksi dan lainnya umumnya
dinyatakan dalam tata koordinat ekuator. Pada tata koordinat ekuator, lintasan
bintang di langit dapat ditentukan dengan tepat karena faktor lintang geografis
pengamat () diperhitungkan, sehingga lintasan edar bintang-bintang di langit
(ekuator Bumi) dapat dikoreksi terhadap pengamat.

Gambar 3 Tata Koordinat Ekuator

Gambar 4. Sikap Bola Langit Pada = 30 LU dan = 45 LS

Dalam penggunaan sistem koordinat ekuator, terdapat hubungan antara


waktu matahari dengan waktu bintang (waktu sideris). Dimana Waktu Menengah
Matahari (WMM) = sudut jam Matahari + 12 jam. Sudut antara kutub Bumi
(poros rotasi Bumi) dan horizon disebut tinggi kutub () . Jika diperhatikan lebih
lanjut, ternyata nilai = , dengan diukur dari Selatan ke KLS jika pengamat
berada di lintang selatan dan diukur dari Utara ke KLU jika pengamat berada di

lintang utara. Jadi untuk pengamat pada = 90 LU lingkaran ekliptika akan


berimpit dengan lingkaran horizon, dan kutub lintang utara berimpit dengan
zenit, sedangkan pada = 90 LS lingkaran ekliptika akan berimpit dengan
lingkaran horizon, dan kutub lintang selatan berimpit dengan zenith.
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekuator adalah:
1.

Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour Angle (HA).
Sudut jam menunjukkan letak suatu bintang dari titik kulminasinya, yang
diukur dengan satuan jam (ingat,1h = 15). Sudut jam diukur dari titik
kulminasi atas bintang (A) ke arah barat (positif, yang berarti bintang telah
lewat kulminasi sekian jam) ataupun ke arah timur (negatif, yang berarti
tinggal sekian jam lagi bintang akan berkulminasi). Dapat juga diukur dari 0
360 dari titik A ke arah barat.

2.

Lintang suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi (), yang diukur dari
proyeksi bintang di ekuator ke arah bintang itu menuju ke kutub Bumi.
Tinggi bintang diukur 0 90 jika arahnya menuju KLU dan 0 -90 jika
arahnya menuju KLS.
Dapat kita lihat bahwa deklinasi suatu bintang nyaris tidak berubah dalam

kurun waktu yang panjang, walaupun variasi dalam skala kecil tetap terjadi akibat
presesi orbit Bumi. Namun sudut jam suatu bintang tentunya berubah tiap jam
akibat rotasi Bumi dan tiap hari akibat revolusi Bumi. Oleh karena itu,
ditentukanlah suatu ordinat baku yang bersifat tetap yang menunjukkan bujur
suatu bintang pada tanggal 23 September pukul 00.00, yaitu ketika titik Aries ^
tepat berkulminasi atas pada pukul 00.00 waktu lokal (vernal equinox). Ordinat
inilah yang disebut asensiorekta (ascencio recta) atau kenaikan lurus, yang
umumnya dinyatakan dalam jam.

2.2.3

Sistem Koordinat Ekliptika


Ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi

suatu titik pusat sistem koordinat tertentu. Disebut koordinat ekliptika karena
lintasan edar tahunan bumi mengelilingi matahari selama satu tahun. Pada tata

koordinat ekliptika, lingkaran ekliptika turut diperhitungkan dan merupakan


lintang 00. Ekliptika, seperti halnya yang kita tahu merupakan bidang edar bumi
mengelilingi Matahari. Ternyata bidang edar planet-planet lainnya hampir
sebidang juga dengan ekliptika. Oleh karena itu tata koordinat ekliptika sangat
cocok untuk menggambarkan letak Matahari dan planet-planet.
Beberapa ketentuan dalam menggambar ekliptika adalah sebagai berikut:
a.

Ekliptika merupakan lingkaran besar pada bola langit yang berpotongan


dengan lingkaran ekuator langit

b.

Lingkaran ekliptika membuat sudut kemiringan 230 terhadap lingkaran


ekuator langit.

c.

Titik perpotongan ekliptika dengan ekuator langit setiap tanggal 21 Maret


disebut titik vernal equinox (Aries

dan autumnal equinox atau Titik

Musim Semi (TMS) Matahari = 00.


d.

Tegak lurus terhadap bidang ekliptika adalah Kutub Ekliptika Utara (KEU)
dan Kutub Ekliptika Selatan (KES).

e.

Titik selalu bergerak pada bidang ekuator searah peredaran semu harian
akibat pergerakan bidang ekliptika terhadap ekuator. Pada LST = 00h,
berada di titik A.

f.

Titik perpotongan ekliptika dengan ekuator langit setiap tanggal 23


September disebut
Matahari = 00.

titik Libra atau Titik

Musim

Gugur (TMG)

Gambar 5 Pergeseran titik Aries akibat rotasi ekliptika terhadap ekuator. Tampak
Posisi ekliptika pada LST = 18h
Perpotongan HA selalu dimulai pada waktu local 12.00. pada waktu local
12.00 posisi Matahari berada dititik kulminasi atasnya di titik E. Tampak pada
gambar, pada LST 18h (winter solstice) ekliptika berada 23o,5 di selatan ekuator,
pada LST 06h (summer solstice), ekliptikaberada 23o,5 di utara ekuator,
sedangkan pada LST 00h di titik A pada LST 12h berimpit dengan Matahari
saat waktu local 00.00 di Q.

Gambar 6 Bintang dengan Posisi (300o,45o) diamati dari =30oLS pada LST 18h
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekliptika adalah:

1.

Bujur suatu bintang dinyatakan dengan bujur astronomis (), diukur dari titik
Aries berlawanan arah peredaran semu harian (negatif) sampai pada proyeksi
bintang pada ekliptika, besarnya 0o sampai 360o.

2.

Lintang suatu bintang dinyatakan dengan lintang astronomis (), yang diukur
dari proyeksi bintang di ekliptika ke arah bintang itu menuju ke kutub
ekliptika. Tinggi bintang diukur 0o 90o jika arahnya menuju KEU dan 0o
-90o jika arahnya menuju KES.
Posisi suatu benda langit dinyatakan dengan (,). Lintasan peredaran semu

harian benda langit dilukis sejajar ekuator melalui benda langit tersebut, dengan
kulminasi atas Ka dan kulminasi Kb.

2.3 Perbedaan Sistem Koordinat Horizon, Ekuator dan Ekliptika


Dari paparan di atas terlihat beberapa perbedaan antara system koordinat
horizon, ekuator dan ekliptika. Perbedaan yang paling jelas adalah pada ordinatordinat dalam ketiga system koordinat tersebut. Selain itu perbedaan ketiga
system koordinat tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1 Perbedaan Sistem Koordinat Horizon, Ekuator dan Ekliptika
System
Horizon

Ekuator

Bidang
Acuan
Bidang
Horisontal
Bidang
Ekuator

Ekliptika Bidang
Ekliptika

Arah Acuan

Lintang

Titik Utara

Tinggi : h
+ : kearah zenith
- : kearah nadir
Deklinasi :
+ : kearah KLU
- : kearah KLS
Lintang:
+ : kearah KEU
- : kearah KES

Vernal
equinox
Vernal
equinox

Bujur
Azimut : A
Ke timur 0 360o
Aksensioreta:
Ke timur 0 -24 jam
Bujur :
Ke timur 0 360o

2.4 Gerakan Langit Dilihat dari Tempat Berbeda


Bumi kita berputar seperti gasing. Gerak putar Bumi pada sumbu putarnya ini
dinamakan gerak rotasi. Untuk menyelesaikan satu putaran (satu periode rotasi),
dibutuhkan waktu 23 jam 56 menit 4.1 detik. Gerak rotasi Bumi inilah yang

menyebabkan terjadinya siang dan malam dan pergerakan semu benda-benda


langit. Gerak semu langit adalah gerak yang kita amati dari Bumi, dimana bendabenda langit terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat. Gerak semu ini
teramati karena Bumi kita yang ber-rotasi dengan arah sebaliknya, dari barat ke
timur. Lintasan gerak benda-benda langit yang terbit di timur dan terbenam di
barat, dinamakan lintasan harian benda langit. Lintasan harian ini terlihat berbeda
jika kita mengamatinya dari lintang berbeda. Jika kita berada tepat di khatulistiwa,
kita akan mengamati lintasan haria benda-benda langit tersebut, tegak lurus
terhadap horizon/ufuk.
Jika kita berada di bumi belahan selatan (sebelah selatan khatulistiwa), kita
akan mengamati lintasan harian benda-benda langit tidak lagi tegak lurus terhadap
horizon, tapi condong ke arah utara. Besarnya kemiringan lintasan harian ini
tergantung sejauh mana kita dari khatulistiwa. Semakin ke arah selatan, maka
garis lintasan gerak harian benda-benda langit akan semakin condong ke arah
utara. Begitu juga sebaliknya jika kita bergerak ke arah utara. Semakin ke utara
dari khatulistiwa, maka semakin besar kecondongan lintasan harian benda-benda
langit itu ke arah selatan. Gerak semu langit tidak sama periodenya dengan gerak
Matahari di langit (diamati dari Bumi). Gerak semu langit periodenya 23 jam 56
menit 4.1 detik, sedangkan gerak harian Matahari di langit periodenya 24 jam.
Terdapat perbedaan sekitar 4 menit. Perbedaan ini menyebabkan penampakan
langit sedikit berbeda dilihat pada jam yang sama tiap harinya. Sebagai contoh:
misalnya sebuah bintang hari in terbit pukul 18:00 sore. Maka keesokan harinya ia
akan terbit pukul 17:56, lusa pukul 17:52, dst. Bintang itu akan terbit 4 menit
lebih cepat dari hari sebelumnya. Karena itu, perlahan-lahan penampakan langit
akan bergeser dari hari ke hari. Kira-kira enam bulan dari sekarang, bagian langit
yang berada di atas kepala kita pada (misalnya) jam 9 malam, akan berada di
bawah kaki kita. Dengan kata lain, jika kita mengamati langit dengan waktu
pengamatan yang terpisak 6 bulan,kita akan mengamati dua belahan bola langit
yang berbeda.
Objek-objek langit seperti Matahari, Bulan, dan planet-planet, memiliki
geraknya sendiri diantara bintang-bintang. Matahari bergerak secara perlahan ke

arah timur relatif terhadap bintang-bintang. Karena itu, untuk menyelesaikan satu
putaran mulai dari misalnya posisi tepat di atas kepala kita, terbenam, terbit,
kembali di atas kepala kita, matahari membutuhkan waktu 24 jam (selang waktu
sehari semalam). Bintang-bintang membutuhkan waktu sama denga periode rotasi
Bumi, 23j 56m 4.1d. Bulan membutuhkan waktu sedikit bervariasi, kira-kira 50
menit lebih panjang dari 24 jam. Planet-planet bergerak di langit dengan
kecepatan yang lebih besar lagi variasinya, tergantung pada seberapa dekat planet
tersebut ke Matahari, dan dimana posisinya (dalam orbitnya) relatif terhadap
Bumi.
1. Pengamat di Kutub Utara bumi ( = 900 LU)
(Sikap bola langit sejajar)

Bumi berotasi dari Barat ke Timur sehingga seolah-olah langit


berotasi dari Timur ke Barat

Pengamat melihat benda-benda langit di belahan utara bola langit


tidak pernah tenggelam,

Sebaliknya, pengamat tidak pernah melihat benda-benda langit di


belahan selatan bola langit (benda langit tidak pernah terbit)

Gambar 7 Sikap Bola Langit Sejajar


2. Pengamat di Ekuator bumi ( = 00 )
(Sikap bola langit tegak)

Semua benda langit terbit dari sisi Timur horison dan tenggelam di
sisi Barat horison.

Selama 12 jam benda-benda langit berada di atas horison, dan


Selama 12 jam benda-benda langit berada di bawah horison.

Gambar 8 Sikap Bola Langit Tegak


3. Pengamat berada diantara Kutub dan Ekuator
(Sikap bola langit miring)
Misal : Pengamat berada di +300 LU

Akibat rotasi bumi maka semua benda langit beredar dengan lintasan
sejajar ekuator langit.

Benda langit di belahan utara bola langit tetapi di luar daerah


sirkumpolar mempunyai lintasan dengan busur yang berada di atas
horison lebih panjang dari pada busur lintasan yang berada di bawah
horison.

Pada daerah sirkumpolar utara, benda-benda langit selalu berada di


atas horison (tidak pernah tenggelam).

Bagaimana dengan benda yang terletak pada ekuator langit?

Bagaimana dengan benda langit di belahan selatan bola langit?

Gambar 9 Sikap Bola Langit Miring (Mis : di 300 LU)

BAB III
KESIMPULAN
3.1

Kesimpulan

1.

Untuk menentukan posisi atau letak benda-benda langit digunakan


koordinat-koordinat tertentu yang disebut dengan tata kooerdinat bola
langit.

2.

Tata koordinat bola langit terdiri dari tata koordinat horison, tata koordinat
equator, dan tata koordinat ekliptika.

3.

Pada tata koordinat horison, terdapat sebuah lingkaran vertikal yang


istimewa yaitu meridian pengamat. Jika langit dibagi dua sama besar
menjadi belahan Barat dan Timur, lingkaran meridian ialah pemisahnya.
Dilingkaran inilah semua bintang- bintang mencapai titik tertinggi
(kulminasi atas) didalam perbedaan hariannya. Dengan ordinat-ordinat yang
disebut dengan Azimuth sebagai garis bujur suatu bintang dan Altitude
sebagi garis lintang (tinggi) suatu bintang. Memiliki dua titik kutub yaitu
Zenith dan Nadir.

4.

Pada tata koordinat equator, lintasan bintang di langit dapat ditentukan


karena faktor lintang geografis pengamat () diperhitungkan, sehingga
lintasan edar bintang-bintang di langit (equator Bumi) dapat dikoreksi
terhadap pengamat. terdapat dua ordinat yang menjadi acuan yaitu ordinat
asensiorekta yakni panjang busur yang dihitung dari titik Aries atau disebut
juga dengan titik gamma (g) pada lingkaran equator langit sampai ke titik
kaki dengan arah penelusuran ke arah timur, dan ordinat deklinasi adalah
panjang busur dari titik kaki pada lingkaran equator langit ke arah kutub
langit sampai ke letak benda pada bola langit. memilki dua titik kutub yaitu
KLU dan KLS.

5.

Pada tata koordinat Ekliptika, Umumnya digunakan dua koordinat yang


didefinisikan pada dua lingkaran besar acuan pada bola langit dan
dinyatakan dalam satuan sudut. Kedua lingkaran besar tersebut adalah
bidang Fundamental yaitu lingkaran besar yang tegak lurus garis

penghubung kedua kutub tata koordinat dan lingkaran bujur nol yaitu
lingkaran besar yang melewati kedua kutub tata koordinat dan didefinisikan
sebagai titik awal.
6.

Pengamatan permukaan Bumi dapat mengamati benda langit bergerak


berlawanan arah dengan arah gerak rotasi Bumi.

DAFTAR PUSTAKA
Dian Irawan. 2012. http://fisika-astronomy.blogspot.co.id/2012/11/sistem-dantata-koordinat-benda-langit.html diakses tanggal 21 Oktober jam 15.32
Endang
Sulistyorini.
2012.
http://blogfisikarinialjambi.blogspot.co.id/2012/12/gerak-dan-posisibenda-langit.html diakses tanggal 21 Oktober jam 15:21
Erwandi
Gunawan.
2015
http://erwandigunawandly.blogspot.co.id/2015/05/sistem-koordinathorizon.html diakses tanggal 20 Oktober jam 0:31
Gunawan, Hans. 2005. Modul Persiapan Menuju Olimpiade Sains Nasional
Bidang Astronomi. Jakarta
Nisa Tsamratul F. 2013. http://nisatsamratulfuadah.blogspot.co.id/2013/04/ipbakoordinat-bola-langit.html diakses tanggal 21 Oktober jam 15.08
Nurul Huda. 2013. http://nurulhudafisika-upi.blogspot.co.id/2013/03/makalahhipba_709.html diakses tanggal 20 Oktober jam 21.15
Sunkar Eka Gautama. 2010. Astronomi dan Astrofisika. SMAN 1 Makasar.
Makasar
Sutantyo, Winardi. 1984. Astrofisika. Penerbit ITB: Bandung

Anda mungkin juga menyukai