Abstrak
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampugaruan adalah tipe batuan, kekuatan batuan, abrasivitas, tingkat
pelapukan, struktur batuan, densitas material, kemas batuan, kecepatan gelombang seismik, topografi, dan bidang
perlapisan dan batas pelapukan batuan. Penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel sandstone yang merupakan
batuan yang sedang di tambang pada lokasi penelitian. Setelah didapatkan nilai nilai kuat tekan dengan uji UCS,
kecepatan gelombang seismic dari sampel batuan yang di uji serta kondisi dan spasi kekar dari lokasi penelitian,
penulis memberi rating berdasarkan klasifikasi massa batuan dan menganalisis tingkat kemampugaruan batuan
dengan menggunaka tabel klasifikasi massa batuan Weaver (1975). Nilai kuat tekan untuk sampel uji laboraturium
10,35 Mpa. dengan nilai kecepatan gelombang seismik 1609,532 m/s. Sedangkan spasi kekar rata-rata pada lokasi
penelitian adalah 0,54 meter.Dari hasil penelitian dan hasil analisis dengan menggunakan metode grading
berdasarkan klasifikasi massa batuan dan analisis kemampugaruan usulan Weaver (1975) dapat disimpulkan bahwa
material batupasir yang ditambang merupakan material yang sangat sulit untuk digaru, jadi apabila dilakukan suatu
pembongkaran batuan perlu dilakukan penggaruan dengan menggunakan tractor D9/D8.
Abstract
Material factors affecting rippability are rock type, strength, abrasiveness, degree of weathering, rock
structure, material density, rock fabric, seismic velocity, topography, bedding plane and boundary of weathered rock.
The research was conducted through sandstone sampling, which is the rock that was mined at the research site. After
the values of the compressive strength by UCS test along with seismic wave velocity, spaces and the condition of rock
samples were obtained, the author gives ratings based on rock mass classification and analyses the rippability of
rocks by using the rock mass table classification by Weaver (1975). The compressive strength of sample of the
laboratory test is 10,35 Mpa, where the seismic wave velocity is 1609,532 m/s, while the average of joints spacing on
research site is 0,54 m. From the research and analysis output using the method of grading is based on rock mass
classification and rippability analysis, proposed by Weaver (1975), concluded that the sandstone material that is
mined is a material that is very difficult to be ripped, therefore, if carried out an excavation of rock it is necessary to
ripping by using tractor D9/D8.
Proses penggaruan tidak dapat dilakukan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sifat
sepenuhnya pada semua batuan dikarenakan sifat fisik batuan dan sifat mekanik (Rai, 1988).
batuan yang memiliki kekerasan yang berbeda,
olehkarena itu perlu dilakukan analisa Penentuan Sifat Fisik Batuan
kemampugaruan batuan yang dapat menentukan Jenis Pengujian Sifat Fisik batuan yang
cara efektif pembongkaran batuan yang sesuai di umumnya dilakukan di laboratorium diantaranya
wilayah penyebaran batuan tersebut. natural density (γn), dry density (γd), saturated
Tujuan dari penelitian ini adalah density (γs), true specific gravity, natural water
Menganalisis nilai kuat tekan batuan pada lokasi content (ωn), saturated water content (ωs),
penelitian. Menganalisis nilai kecepatan degree of saturation (S), porosity (n), void ratio
gelombang seismik menggunakan persamaan (Rai, 1988).
karpuz. Menganalisis kelas batuan yang di teliti
menggunakan tabel klasifikasi massa batuan Penentuan Sifat Mekanik Batuan
Weaver, 1975. Menganalisis tingkat Pengujian kuat tekan menggunakan mesin
kemampugaruan (rippability) batuan pada lokasi tekan (compression machine) untuk menekan
penelitian berdasarkan metode grading perconto batu yang berbentuk silinder, balok atau
menggunakan tabel klasifikasi massa batuan dan prisma dari satu arah (uniaxial) (Rai, 1988).
kemampugaruan Weaver, 1975. Kuat tekan uniaksial adalah gambaran dari
Penelitian ini dilakukan di penambangan nilai tegangan maksimum yang dapat ditanggung
bahan galian batupasir yang telah mandapat izin sebuah contoh batuan sesaat sebelum contoh
dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu tersebut hancur (failure) tanpa adanya pengaruh
Pintu Kota Samarinda no 03/012/SK- dari tegangan pemampatan (tegangan
BPPTSP/C/IV/2014. Lokasi penambangan pemanpatan sama dengan nol). Untuk
batupasir ini secara administratif terletak di JL perhitungan kuat tekan uniaksial dapat diliat
H.A.M Rifaddin, Kecamatan Samarinda pada persamaan 1 (Rai dkk, 2013).
Seberang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Lereng penambangan terletak di sebelah barat 𝐹
𝜎 = 𝐴 …….................................. (1)
jalan poros utama Samarinda – Balikpapan.
dengan :
Untuk sampai ke lokasi penelitian dari
σ = Kuat tekan uniaksial batuan (Mpa)
Samarinda kota dapat ditempuh dengan
F = Gaya yang berkerja pada saat
menggunakan mobil maupun motor selama
conto batu hancur (KN)
sekitar ± 15 menit.
A = Luas penampang conto batuan
Geologi Regional
Menurut ISRM (1981) dalam Rai dkk
Berdasarkan peta geologi lembaran
(2013) pesyaratan kualitas conto batu uji untuk
samarinda, kota Samarinda tersusun dari
uji UCS sebaiknya diameter contoh batu uji
beberapa formasi batuan seperti aluvium, formasi
paling tidak berukuran tidak kurang dari ukuran
kampungbaru, formasi balikpapan, formasi pulau
NX, kurang lebih 54mm. Sebuah persamaan efek
balang, formasi bebuluh, serta formasi pamaluan.
skala untuk kuat tekan juga dibuat oleh Hoek &
Dari masing – masing formasi terbentuk pada
Brown (1980) untuk contoh batuan sampai
zaman yang berbeda serta memiliki karakteristik
ukuran diameter 200 mm tetapi dinormalisasikan
batuan penyusun berbeda – beda pula (S.
ke ukuran 50mm. Hoek & Brown(1980)
Supriatna Dkk, 1995).
membuat persamaan hubungan nilai c pada
ukuran diameter conto batuan 50mm seperti
Batuan
ditunjukan pada persamaan (2)
Definisi secara umum batuan adalah
campuran dari satu atau lebih mineral yang 50
berbeda, tidak mempunyai komposisi kimia cd = c50 ( 𝑑 )0,18..............................(2)
tetap. Tetapi batuan tidak sama dengan tanah. Perbandingan antara tinggi dan diameter
Tanah dikenal sebagai material yang mobile, perconto (l/d) mempengaruhi nilai kuat tekan
rapuh dan letaknya dekat dengan permukaan batuan. Untuk perbandingan l/d = 1 kondisi
tanah. Sedangkan menurut Ahli Geoteknik istilah tegangan triaxial saling bertemu sehinggan akan
batuan hanya untuk formasi yang keras dan padat memperbesar nilai kuat tekan batuan. Untuk
dari kulit bumi yang merupakan suatu bahan pengujian kuat tekan digunakan ukuran sampel
yang keras tidak dapat digali dengan cara biasa 2< l/d<2.5 (Rai dkk, 2013).
misalnya dengan cangkul (Rai dkk, 2013). Berdasarkan SNI no 2825 tahun 2008 nilai
kuat tekan benda uji diameternya berkisar antara
Sifat Batuan
2,0 s.d. 2,5 perlu dikoreksi dengan rumus
Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang
perlu diketahui dalam mekanika batuan dan
17
𝜎
𝜎𝑐 = 𝐷 .........................(3) Metode grading (penilaian terhadap
0,88+(0,24 )
𝐻 parameter batuan yang diukur).
Dengan : Kemampugaruan Metode Grading
σc = Kuat tekan uniaksial batuan Kemampugalian ataupun kemampugaruan
terkoreksi (Mpa) batuan metode grading didasarkan pada sifat
σ = Kuat tekan uniaksial batuan belum geomekanik batuan seperti diskontinuitas tingkat
terkoreksi (Mpa) pelapukan, ukuran butir dan kekuatan batuan
D = Diameter sampel batuan tergantung pada nilai dari sifat-sifat
H = Tinggi sampel batuan geomekaniknya seperti kekar, pelapukan, ukuran
butir dan kekuatan massa batuan. Berdasarkan
Kemampugaruan dan Faktor yang faktor-faktor inilah, sifat massa batuan diberi
Mempengaruhi nilai (bobot) untuk estimasi kemampugalian.
Kemampugaruan (rippability) merupakan Pentingnya beberapa parameter tertentu yang
ukuran tingkat kemudahan suatu batuan untuk digunakan dalam sistem klasifikasi ini berbeda
digaru diperoleh dari studi lapangan, geologi tiap peneliti (Anonym, 1998).
maupun geoteknik. Banyak ilmuwan yang Tabel 1. Klasifikasi massa batuan Weaver
mengusulkan sistem klasifikasi kemampugaruan (1975)
dengan ragam metode dan parameter yang
digunakan. Meskipun begitu, para peneliti setuju
bahwa kekuatan batuan dan karakteristik
diskontinu memiliki peranan yang penting dalam
menentukan metode penggalian. Pengaruh sifat
batuan tidak hanya digunakan pada pemilihan
alat yang sesuai namun juga pada tahap operasi.
Faktor-fakror yang mempengaruhi
kemampugaruan, yaitu Tipe batuan, Kekuatan
batuan, Tingkat pelapukan batuan, Abrasivitas,
Topografi, Densitas batuan, Kecepatan
gelombang seismik, Struktur geologi, Kemas
batuan, Bidang perlapisan (Anonym, 1998)
Keterangan :
dsw = jarak rata-rata kekar sepanjang
Gambar 1. Pengukuran jarak antar bidang kekar
scanline
pada scanline
dswm = jumlah jarak kekar sebenarnya
sepanjang scanline setiap set
Pada kenyataannya dilapangan, garis
m = jumlah set kekar.
bentang ini tidak akan tegak lurus terhadap
semua bidang kekar sehingga akan timbul bias
orientasi. Dengan memperhatikan Gambar 2.2
sudut tajam antara normal dengan sebuah bidang METODOLOGI
kekar dan garis bentang adalah θ1. Jarak duga
kekar (𝑑𝑖+𝑖+1 ) dapat dihitung dari jarak semu Tahap Penelitian
kekar (𝐽𝑖+𝑖+1 ) , yang diukur antara titik Penelitian ini dilakukan dalam beberapa
perpotongan bidang-bidang kekar terhadap garis tahap, yaitu tahap pra lapangan tahap
bentang melalui persamaan (4). Perhitungan penelitian lapangan dan tahap pasca lapangan.
jarak sebenarnya antar bidang kekar dihitung
dengan persamaan (5) sampai persamaan (7) Tahap Pra Lapangan
(Rai, dkk, 2013). Pada tahap pra lapangan ini hal-hal yang
dilakukan antara lain:
(𝜃𝑖 + 𝜃𝑖+1
𝑑𝑖,1+1 = 𝑗𝑖,𝑖+1 cos ...................(4)
2 1. Studi Literatur
cos θ = cos (αn - αs) cos βn cos βs + sin βn sin Bertujuan untuk mencari informasi yang
βs ..............................................(5) berkaitan dengan kemampugaruan, pengujian
kuat tekan serta kemampugaruan berdasarkan
αd < 180, αn = αd + 180 hubungan klasifikasi batuan terhadap
αd > 180, αn = αd – 180 kemampugalian.
βs = 90 – βd
2. Pengamatan Lapangan
keterangan : Meliputi pengamatan terhadap lokasi penelitian,
d(i,i+1) = jarak sebenarnya antara 2 kekar yang jenis batuan serta formasi batuan didaerah
berurutan dalam satu (m) penelitian.
J(i,i+1) = jarak semu antara 2 kekar yang
berurutan dalam satu set (m) Tahap Penelitian Lapangan
θ = sudut normal Tahap ini ditujukan untuk memperoleh data
αn = arah dip dari garis normal langsung pada lokasi penelitian yang akan
αd =arah dip dari kekar (dalam gambar dianalisis. Pengambilan data lapangan meliputi :
ditunjukkan dengan αf )
αs = arah dip dari scanline 1. Pengukuran Bidang Diskontinu
βn = dip dari garis normal Pengukuran bidang diskontinu dilakukan
βd = dip dari kekar (dalam gambar dengan menggunakan metode scanline ,yaitu
ditunjukkan dengan βf ) dengan mengukur dip direction, strike dan dip
βs = sudut kemiringan scanline dari setiap bidang diskontinu sepanjang garis
scanline. Selain itu juga dilakukan pengamatan
Selanjutnya jarak rata-rata antar bidang kekar pada set kondisi bidang diskontinu menggunakan
A dihitung dengan persamaan (6) parameter weaver untuk menentukan klasifikasi
masing-masing massa batuan tersebut.
𝑑𝑠𝑤𝐴 =
∑𝑛
𝑖=1 𝑑𝑠𝑤 𝐴𝐼,𝐼+1 𝐶𝑂𝑆 (𝜃𝐼,𝐼+1 ) 2. Pengambilan Sampel Batuan Untuk Uji
........................(6)
𝑘 Laboratorium
Sampel yang diperoleh merupakan hasil
Keterangan :
pemboran dari bongkah batuan pada lokasi
dswA = jarak rata-rata kekar A
penelitian yang di lakukan dengan menggunakan
sepanjang scanline,
19
mesin bor portable yang memiliki bentuk 5. Penentuan kelas kemampugaruan dengan
silinder. Sampel yang telah diperoleh kemudian menggunakan tabel kemampugaruan
dipotong dengan menggunakan gerinda statis weaver,1975
dengan dimensi yaitu panjang 2 kali diameter 6. Penentuan rekomendasi alat ripper yang
sampel batuan hasil pemboran. tepat dan efektif.
Kemampugaruan (Rippability)
Berdasarkan tabel klasifikasi Weaver
(1975) nilai gelombang seismik batupasir yang
diteliti masuk pada rock mass III yaitu 1850-
1500 m/s dengan jenis batuan yang cukup baik
(Fair Rock). Sedangkan untuk rock hardness dari
21
hasil pengujian batupasir berdasarkan tabel batupasir ini dapat di garu terlebih dahulu
kekerasan weaver batuan pada lokasi penelitian menggunakan tractor D9/D8.
dapat dikatakan Hard Rock. Pada pengamatan
batuan dilapangan batupasir yang diteliti KESIMPULAN
mengalami sedikit pelapukan sehingga dalam
Nilai kuat tekan uniaksial dari hasil uji UCS
pembobotan tabel rock weathering masuk pada
(Unconfined Compressive Strength) yang
kelas II slightly weathering.Dari hasil
dilakukan terhadap sampel batuan adalah: (1)
perhitungan spasi kekar didapatkan nilai 0,54
sampel SS1 sebesar 7,661 Mpa, (2) sampel SS2
meter atau 540 mm, pada tabel pembobotan
sebesar 10,555 Mpa, (3) sampel SS3 sebesar
klasifikasi massa batuan batuan pada lokasi
8,482Mpa, (4) sampel SS4 sebesar 12,017 Mpa.
penelitian masuk pada kelas III dengan
Dari hasil perhitungan menggunakan persamaan
Discontinuity spacing antara 1000-300 mm,
Karpuz didapatkan nilai kecepatan gelombang
sedangkan untuk kemenerusan bisa dilihat pada
seismik sebesar 1609,532 m/s. Hasil analisis
tabel pengamatan bahwa untuk kekar pada lokasi
dan klasifikasi massa batuan pada lokasi
pengamatan mengalami kemenerusan. Untuk
penelitian didapatkan bahwa batupasir pada
isian bukaan kekar itu sendiri pada pengamatan
lokasi penelitian masuk pada kelas III dengan
memiliki jarak rata-rata 9 mm jadi pada tabel
total pembobotan 63, merupakan batuan yang
klasifikasi masuk pada kelas V dengan Gouge >
cukup baik, memiliki kekerasan Hard rock dan
5 mm.
sedikit lapuk. Untuk bidang diskontinu berupa
Tabel 5. Tabel pembobotan klasifikasi massa kekar pada dinding penambangannya memiliki
batuan spasi 1000-300 mm dengan lebar isian kekar
rata-rata > 5mm, dan orientasi kekar di dinding
penambangan Fair unfavorable. Nilai klasifikasi
tingkat kemampugaruan menurut weaver
batupasir pada lokasi penelitian memiliki
tingkat Kemampugaruan very hard ripping.
DAFTAR PUSTAKA