KRITERIA PENGGALIAN
1.1. Pendahuluan
Pada kegiatan penambangan, pembongkaran merupakan salah satu kegiatan
utamanya. Dalam pembongkaran, komoditas sendiri dibagi menjadi dua yaitu
komoditas bahan kuat dan lunak. Pada bahan lunak digunakan alat mekanis dalam
pembongkarannya sementara pada bahan kuat/keras menggunakan alat mekanis
jika memungkinkan dan apabila tidak memungkinkan menggunakan alat mekanis
maka dilakukan pengeboran/peledakan. Untuk itu maka diperlukan pengenalan
mengenai pengeboran/peledakan dengan mengikuti praktikum pengeboran dan
peledakan ini. Dan pada praktikum acara I ini akan membahas tentang kriteria
penggalian. Kriteria penggalian adalah suatu cara atau metode yang digunakan
untuk menentukan bahan galian tersebut bisa dilakukan pembongkaran dengan
cara penggaruan atau peledakan.
Gambar 1.2.
Klasifikasi Metoda Penggalian Menurut RMR dan Q-System
Gambar 1.3.
Metode Kecepatan Seismik untuk Penentuan
Penggalian (Atkinson,1971)
Gambar 1.5
Grafik Kriteria Kemampugaruan (Pettifer & Fookes, 1994)
Rumus :
𝑷𝑷
𝑰𝑰𝒔𝒔 = 𝑭𝑭
𝑫𝑫𝟐𝟐
Gambar 1.6
Kriteria Penggalian Menurut Kolleth (1990)
1.3.1.6. Longsoran
Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan masa tanah atau batuan
menuruni atau keluar lereng. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan
kestabilan pada tanah dan batuan penyusun lereng. Penyebab longsoran dapat
Gambar 1.7
Longsoran Busur
b. Longsoran Bidang (Plane Failure). Longsoran ini relatif jarang terjadi, namun
jika ada kondisi yang memungkinkan terjadinya longsoran ini, maka volume
longsorannya akan lebih besar daripada longsoran lainnya. Longsoran bidang
disebabkan oleh adanya struktur geologi yang berkembang, seperti kekar
(joint) ataupun patahan yang dapat menjadi bidang luncur.
Gambar 1.8
Longsoran Bidang
c. Longsoran Baji (Wedge Failure). Longsoran baji terjadi akibat dari adanya dua
atau lebih struktur geologi yang berkembang pada lereng dan saling
berpotongan.
d. Longsoran Guling (Toppling Failure). Umum terjadi pada lereng yang terjal
dan pada batuan yang keras, dimana struktur bidang lemahnya berbentuk
kolom, dan mempunyai kemiringan yang berlawanan arah dengan kemiringan
lereng.
Gambar 1.10
Longsoran Guling