UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
OLEH :
SRI HARIANTI ANUGRAH
D061191083
GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta pada tahap
Salah satu faktor yang berhubungan erat dengan geologi teknik adalah
batuan. Batuan memiliki sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam mekanika
batuan. Karakteristik ini dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu sifat fisik
batuan dan sifat mekanik batuan. Parameter dari sifat fisik batuan adalah bobot isi,
berat jenis, porositas, absorpsi, dan void ratio. Sedangkan untuk sifat mekanik
standar dikenal juga sifat mekanik dan cuttability yang di peroleh dari uji indeks.
Sifat fisik diperlukan untuk mengetahui jenis batuan yang cocok digunakan
memahami sifat fisik batuan serta peranan dalam ilmu geologi. Adapun tujuan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1. Sampel batuan
2. Neraca digital
3. Alat coring
5. Oven
6. Alat penyangga
kedalam air
Gambar 1.6 Alat penyangga
7. Wadah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang telah dalam keadaan mengeras atau membeku, terbnetuk karena adanya
vulkanik.
Batuan merupakan zat padat yang terbentuk dari kumpulan mineral yang
berbeda dan mempunyai komposisi kimia yang tetap dan merupakan penyusun
kerak bumi. Batuan terbentuk melalui proses geologi yang panjang dan selama
geologi akan berpengaruh terhadap sifat mekanis dari batuan tersebut. Oleh sebab
1. Sifat Fisik
Sifat fisik batuan merupakan sifat yang dimiliki oleh batuan tersebut
bersamaan saat batuan tersebut terbentuk. Sifat fisik batuan tersebut misalnya
Sifat mekanik batuan adalah sifat yang dimiliki batuan karena adanya
bersamaan saat batuan tersebut terbentuk. Sifat fisik batuan tersebut misalnya
1. Porositas
batuan terhadap volume total batuan yang dinyatakan dalam prsentase (%).
the storage of fluidsin rock. Secara matematis, porositas adalah volume pori
Dimana:
proses pengendapan batuan.
a. Porositas total:
b. Porositas efektif:
cemented sandstones berlaku φe < φt. Untuk batuan klastik, susunan butiran yang
susunan butiran
dari packing. Untuk kedua jenis packing seperti digambarkan di atas, maka
(angularity) meningkat.
meningkat
2. Bobot Isi
Bobot isi adalah perbandingan antara berat batuan dengan volume batuan.
a. Bobot isi asli, yaitu perbandingan antara berat batuan asli dengan
volume batuan.
b. Bobot isi jenuh, yaitu perbandingan antara berat batuan jenuh dengan
volume batuan.
c. Bobot isi kering, yaitu perbandingan antara berat batuan kering dengan
volume batuan.
3. Specific Gravity
Spesific gravity adalah perbandingan antara bobot isi dengan bobot isi air.
a. Apparent spesific gravity, yaitu perbandingan antara bobot isi kering batuan
b. True spesific gravity, yaitu perbandingan antara bobot isi basah batuan
4. Kadar Air
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang ada di dalam batuan
batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri dalam presentase (%).
b. Kadar air jenuh, yaitu perbandingan antara berat air jenuh yang ada dalam
batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri dalam presentase (%).
5. Angka Pori
6. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan adalah perbandingan antara kadar air asli dengan kadar
Sifat mekanik batuan adalah sifat yang dimiliki batuan karena adanya
sampel batuan yang berbentuk silinder dari satu arah (uniaxial). Penyebaran
tegangan di dalam sampel batuan secara teoritis adalah searah dengan gaya yang
dikenakan pada sampel tersebut. Tetapi dalam kenyataannya arah tegangan tidak
searah dengan gaya yang dikenakan pada sampel tersebut karena ada pengaruh
dari plat penekan mesin tekan yang menghimpit sampel, sehingga bentuk pecahan
tidak terbentuk bidang pecah yang searah dengan gaya melainkan berbentuk
kerucut cone.
Perbandingan antara tinggi dan diameter sampel (l/d) mempengaruhi nilai
kuat tekan batuan. Untuk pengujian kuat tekan digunakan yaitu 2 < l/d < 2,5.
Semakin besar maka kuat tekannya bertambah kecil seperti ditunjukkan oleh
Dengan C kuat tekan batuan. Makin besar l/d, maka kuat tekannya akan
bertambah kecil.
Keterangan:
D = Diameter (m)
l = Panjang (m)
= Tegangan (N/m2)
F = Besarnya gaya yang bekerja pada percontohan batuan pada saat terjadi
puncak (N).
2. Batas Elastis
permanen yang besar sebelum batuan tersebut hancur (failure). Perilaku batuan
dikatakan elastis (linier maupun non linier) jika tidak terjadi deformasi permanen
jika suatu tegangan dibuat nol. Pada tahap awal batuan dikenakan gaya. Kurva
berbentuk landai dan tidak linier yang berarti bahwa gaya yang diterima oleh
batuan
dipergunakan untuk menutup rekahan awal (pre exiting cracks) yang terdapat di
dalam batuan. Sesudah itu kurva menjadi linier sampai batas tegangan tertentu,
yang kita kenal dengan batas elastis lalu terbentuk rekahan baru dengan batas
elastis perambatan stabil sehingga kurva tetap linier. Sesudah batas elastis
dilewati maka
perambatan rekahan menjadi tidak stabil, kurva tidak linier lagi dan tidak berapa
lama kemudian batuan akan hancur. Titik hancur ini menyatakan kekuatan
batuan. Harga batas elastis dinotasikan dengan C dimana pada grafik diukur pada
saat grafik regangan aksial meninggalkan keadaan linier pada suatu titik tertentu,
Titik ini dapat ditentukan dengan membuat sebuah garis singgung pada daerah
linier dengan kelengkungan tertentu hingga mencapai puncak (peak). Pada titik
tersebut diproyeksikan tegak lurus ke sumbu tegangan aksial sehingga didapat
Harga batas elastis dinotasikan dengan C dimana pada grafik diukur pada
saat grafik reganga aksial meninggalkan keadaan linier pada suatu titik tertentu,
titik ini dapat ditentukan dengan membuat sebuah garis singgung pada daerah
linier dengan kelengkungan tertentu hingga mencapai puncak (peak). Pada titik
3. Modulus Young
selisih tegangan aksial (∆T) dengan selisih tegangan aksial (∆o), yang diambil
pada perbandingan tertentu pada grafis regangan aksial dihitung pada rata-rata
kemiringan kurva dalam kondisi linier, atau bagian linier yang terbesar di
kurva sehingga didapat nilai Modulus Young rata-rata dalam hubungan sebagai
berikut :
Gambar 2.3. Kurva Pengambilan Nilai T dan a
4. Possion’s Ratio
regangan lateral dan regangan aksial pada kondisi tegangan sebesar i. Harga
tegangan sebesar i yang diukur pada titik singgung antara grafik tegangan
volumetrik dengan garis sejajar sumbu tegangan aksial pada saat regangan grafik
volumetrik mulai berubah arah. Titik singgung tersebut diproyeksikan tegak lurus
Kuat tekan (uniaxial) yang diuji dengan suatu silinder atau prisma terhadap
uji sifat mekanik yang paling umum digunakan. Uji kuat tekan uniaksial
dilakukan untuk menentukan kuat tekan batuan σ i), Modulus Young (E), Nisbah
ditekan atau dibebani sampai runtuh. Perbandingan antara tinggi dan diameter
contoh silinder yang umum digunakan adalah 2 sampai 2.5 dengan luas
permukaan pembebanan yang datar, halus dan paralel tegak lurus terhadap sumbu
pergerakan kerak bumi sendiri, dalam hal ini jelas geologi berperan, antara lain
material-material yang terlibat pada batuan yang keberadaannya tidak terlepas dari
yang merupakan fungsi dari cara terjadinya dan dari semua proses yang terlibat,
stabilitas dinding terowongan, dan sejarah geologi pada lokasi kejadian. Prinsip-
prinsip dasar mekanika batuan, yaitu tentang konsep gaya (force), tegasan (stress),
pembangunan.
estimasi kekuatan massa batuan terkekarkan (joint rock mass), berdasarkan pada
penilaian ikatan antar struktur pada massa batuan dan kondisi permukaan struktur
ini
untuk
diskontinu (joints) didalam massa batuan. Kriteria ini terus dikembangkan oleh
Hoek, dkk (1995) dimasukkan konsep Geological Strength Index (GSI) yang
kondisi geologi.
tidak boleh diterapkan untuk batuan tanpa diskontinuitas, serta batuan yang
lubang bor. Investigasi lubang bor bersifat multiple dan miring akan membantu
interpretasi massa batuan. Untuk peledakan, GSI sulit diterapkan, karena tidak
struktur massa batuan dan kondisi kerusakan di atas kekuatannya, dengan asumsi
batuan belum terganggu, in-situ atau induced stresses dan tekanan air tanah tidak
parameter utama, yaitu struktur dari sifat blok, dan kondisi permukaan berupa
Tabel 2.1. Estimasi nilai Uniaxial Compressive Strength di lapangan untuk batuan utuh (Hoek dan
Brown, 1998)
2.5 Rekahan
bidang dalam formasi geologi, seperti kekar atau sesar yang membagi batu itu
menjadi dua atau lebih potongan. Patahan biasanya disebabkan oleh tekanan yang
melebihi kekuatan dalam dari hasil pengujian akan didapatkan beberapa data. Uji
1. Kataklasis
6. Kombinasi belahan aksial dan geser (combination axial dan local shear)
Dalam uji kuat tekan uniaksial mempunyai beberapa tipe pecahan sebagai
berikut:
BAB III
METODOLOGI
untuk praktikum, dan asistensi acara serta membawa alat bahan. Tugas
pendahuluan mencakupi soal dari materi-materi yang terkait pada asistensi acara
yang akan dipraktikumkan. Melakukan studi pustaka untuk mencari literatur yang
terkait dengan acara yang akan dipraktikumkan dengan batas waktu yang
1. Tahapan Pertama
Tahapan ini meliputi persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
2) Tahapan Kedua
Pada tahapan ini sampel batuan yang telah di coring dipotong menjadi
10cm dan dua buah 5cm untuk dapat dilakukan percobaan pada praktikum sifat
3) Tahapan Ketiga
Pada tahapan ini, didapatkan sampel batuan berukuran 10cm dan dua buah
sampel batuan berukuran 5cm setelah dipotong melalui alat pemotong batuan
4) Tahapan Keempat
dipotong yang kering dan toples yang digunakan untuk untuk merendamkan
sampel batuan.
Gambar 3.4 Proses penimbangan sampel batuan.
5) Tahapan Kelima
batuan dengan cara digantung didalam toples yang dicelupkan kedalam air.
Gambar 3.5 Penimbangan sampel batuan digantung dan tercelup kedalam air.
6) Tahapan Keenam
7) Tahapan Ketujuh
Gambar 3.7 Penimbangan berat jenuh sampel batuan yang telah direndam
8) Tahapan Kedelapan
9) Tahapan Kesembilan
Setelah sampel batuan dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu
kekerasan
Tahap ini merupakan tahap akhir dari kegiatan praktikum yang memuat
semua data saat praktikum, dan haasil pengolahan data secara sistematik. Selama
TAHAP PENDAHULUAN
TAHAP PRAKTIKUM
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
didasarkan dari data yang telah diamati, dengan hasil sebagai berikut :
sebagai berikut:
No Sampel : 1.3
Lokasi : Kariango
Porositas 1,97%
261,39 gram
=
151,79 gram
= 1,72 gram
Ww
2. Massa jenis jenuh =
Ww−Ws
263,80 gram
=
151,79 gram
= 1,74 gram
Wo
3. Massa jenis kering =
Ww−Ws
260,81 gram
=
151,79 gram
= 1,72 gram
Wo
4. Apperent SG = : massa jenis air
Ww−Ws
260,81 gram
= :1
151,79 gram
= 1,72 gram
Wo
5. True SG = : massa jenis air
Wo−Ws
260,81 gram
= :1
148,81 gram
= 1,75 gram
Wn−Wo
6. Kadar air asli = × 100%
Wo
0,58
= × 100%
260,81
= 0,22%
Ww−Wo
7. Kadar air jenuh = × 100%
Wo
2,99
= × 100%
260,81
= 1,14%
Wn−Wo
7. Derajat kejenuhan = × 100%
Ww−Wo
10,58
= × 100%
2,99
= 19,4%
Ww−Wo
8. Porositas = × 100%
Ww−Ws
2,99
= × 100%
151,79
= 1,97%
n
9. Void ratio =
1−n
0,0197
=
1−0,0197
= 0,02
= 3,14 x 2,752
= 2.375 mm2
p
∂c =
A
51.000
=
2.375
= 21,47
∂c
∂c terkoreksi =
Bil Konstan
+ ( 100
D
¿
21,47
=
0,89
= 21,564
4.3 Pembahasan
Adapun hasil dari pengolahan data yang didapat adalah berat asli 261,39 gr,
berat jenuh sebesar 263,80 gr yang diperoleh dengan cara merendam sampel
batuan kedalam air kemudian diamkan selama 24 jam, berat tergantung 112,01 gr,
berat kering 260,81 gr yang diperoleh dengan cara mengeringkan sampel batuan
kedalam oven selama 24 jam, massa jenis asli 1,72 gr, massa jenis jenuh 1,74 gr,
massa jenis kering 1,72 gr, Apperent SG 1,72 gr, True SG 1,75 gr, kadar air asli
0,22%, kadar air jenuh 1,14%, derajat kejenuhan 19,4%, porositas 1,97% dan void
ratio 0,02
Adapun hasil dari perhitungan sifat mekanik batuan didapatkan diameter 5,5
cm, tinggi 114 mm, luas alas 2.375, tekanan 51.000 mN, tingkat kekuatan weak,
∂c 2 Mpa dan ∂c terkoreksi 21,56 Mpa dengan jenis rekahan yang didapatkan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum sifat fisik batuan yaitu :
1. Berdasarkan perhitungan didapat adalah berat asli 261,39 gr, berat jenuh
263,80 gr, berat tergantung 112,01 gr, berat kering 260,81 gr, massa jenis
asli 1,72 gr, massa jenis jenuh 1,74 gr, massa jenis kering 1,72 gr, Apperent
SG 1,72 gr, True SG 1,75 gr, kadar air asli 0,22%, kadar air jenuh 1,14%,
kekerasan weak, dengan jenis rekahan yaitu combination axial and local
shear
5.2 Saran
1. Sebaiknya semua asisten selalu ada dalam lab geoteknik selama praktikum
DAFTAR PUSTAKA