Oleh :
NUR ROCHMAN MUHAMMAD 3713100012
Dosen Pengajar : Bu Anik Hilyah
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2014
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. 1
BAB I ...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
1.1
1.2
Permasalahan ............................................................................................ 2
1.3
Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
DASAR TEORI ...................................................................................................... 3
2.1 Porositas ........................................................................................................ 3
2.1.1. Porositas dibagi 2 berdasarkan asal usulnya : ....................................... 3
2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Porositas .................................................. 3
2.1.2 Cara Menghitung Porositas dan Densitas .............................................. 4
2.2 Konduktivitas Thermal.................................................................................. 4
2.2.1 Konduksi ................................................................................................ 5
2.2.2 Konveksi ................................................................................................ 5
2.2.3 Radiasi .................................................................................................... 5
2.3 Resistivitas .................................................................................................... 5
BAB III ................................................................................................................... 6
METODOLOGI PERCOBAAN ............................................................................. 6
2.2
Cara Kerja............................................................................................... 10
ii
ABSTRAK
Pada praktikum ini digunakan beberapa metode sederhana untuk
menganalisis sifat fisik batuan yaitu metode pemanasan plat ganda, metode
Archimedes , dan metode plat konduktor ganda. Metode tersebut di gunakan pada
batu gamping bali dan clay yang telah di core . dari data perhitungan percobaan
tersebut menghasilkan porositas sebesar X % , resistivitas X m,dan konduktivitas
thermal sebesar X W/mK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam ilmu geofisika untuk membedakan batuan dapat digunakan sifat fisik
batuan tersebut karena setiap batuan memiliki respon tertentu terhadap metode pada
geofisika yang membedakan dengan batuan lainnya dengan beberapa metode.
Untuk mengetahui sifat fisika batian tersebut diperlukan percobaan dengan
metode sederhana yang memiliki prinsip dan perhitungan yang tepat untuk
digunakan dalam percobaan.
1.2
Permasalahan
Permasalahan yang timbul dalam praktikum ini adalah bagaimana merancang
metode sederhana yang memenuhi prinsip dalam metode geofisika dan cara
penghitungan pada setiap parameter.
1.3
Tujuan
1. Mengetahui sifat fisika suatu batuan.
2. Mengetahui cara kerja suatu metode geofisika sederhana.
3. Memahami prinsip dalam suatu metode geofisika.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Porositas
Porositas adalah properti volumetrik mendasar yang menggambarkan
potensi volume fluida yang terkandung dalam batuan yang dapat mempengaruhi
sifat fisik batuan (misalnya, kecepatan gelombang elastis, tahanan listrik, dan
kepadatan).
Porositas suatu medium adalah perbandingan volum rongga rongga pori
terhadap volum total seluruh batuan. Perbandingan ini biasanya dinyatakan dalam
persen dan disebut porositas.
...(2.1)
2.1.1. Porositas dibagi 2 berdasarkan asal usulnya :
2.1.1.2 Original (Primary) Porosity
Porositas yang terbentuk ketika proses pengendapan batuan (deposisi) tanpa
ada faktor lain. Pada umumnya terjadi pada porositas antar butiran pada batupasir,
antar Kristal pada batukapur, atau porositas oolitic pada batukapur.
2.1.1.3 Induced (Secondary) Porosity
porositas yang terbentuk setelah proses deposisi batuan karena beberapa
proses geologi yang terjadi pada batuan tersebut, seperti proses intrusi, fault,
retakan, dan sebagainya. Proses tersebut akan mengakibatkan lapisan yang
sebelumnya non-porosity/permeabelitas menjadi lapisan berporositas. Contohnya
retakan pada shale dan batukapur, dan vugs atau lubang-lubang akibat pelarutan
pada batukapur.
2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Porositas
2.1.2.1. Susunan Batuan
Pemeriksaan porositas batuan salah satunya dengan melihat porositas
gabungan batuan. Dalam memperkirakan nilai porositas, Slichter dan kemudian
Graton dan Fraser menghitung porositas berbagai susunan batuan serupa.
Porositas dengan susunan kubik atau biasa disebut cubic packing (agak kompak)
adalah 47.6 %, sedangkan rombohedral (seperti belah ketupat, lebih kompak)
adalah 25,96 %.
2.1.2.2. Distribusi Batuan
Distribusi suatu batuan berhubungan erat dengan komposisi butiran dari
batuan tersebut. Batuan dengan satu jenis unsur penyusun bisa memiliki porositas
yang lebih besar daripada porositas batuan yang terdiri dari berbagai macam unsur
penyusun.
2.1.2.3. Sementasi
Sementasi juga merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi
porositas. Material semen juga perlu diperhatikan karena semen akan menyegel
batuan sehingga fluida tidak dapat mengalir. Jika suatu batuan tersementasi
dengan baik, maka kemungkinan besar akan terdapat banyak pori yang tidak
berhubungan. Hal ini dapat menyebabkan porositas efektif dari batuan itu menjadi
kecil.
4. Kompaksi
Kompaksi dapat mempengaruhi harga dari porositas. Semakin dalam
posisi batuan dari permukaan, beban yang diterima semakin besar. Jika suatu
batuan terkompaksi dengan baik artinya semakin dalam dari permukaan, pori-pori
dari batuan itu akan semakin kecil karena butiran penyusun semakin merapat.
5. Angularitas
Jika derajat angularitas butiran penyusun batuan semakin besar. Hal ini
akan menyebabkan daerah sentuh antar butiran yang satu dengan yang lainnya
akan semakin besar. Sehingga, mengakibatkan ruang yang dapat ditempati fluida
akan semakin berkurang dan porositasnya menurun.
2.1.2 Cara Menghitung Porositas dan Densitas
Untuk menghitung besarnya porositas sebuah pellet, digunakan rumus seperti di
bawah ini
..(2.2)
Dimana :
Ms = massa sampel basah di udara yaitu (massa piknometer dan sampel basah)
dikurangi massa piknometer kosong
Md = massa sampel kering di udara yaitu (massa piknometer dan sampel kering)
dikurangi massa piknometer kosong
Mi = massa di dalam zat cair yaitu (massa piknometer dan sampel dan penuh air)
dikurangi (massa piknometer dan air)
2.2 Konduktivitas Thermal
Konduktivitas thermal dari material dapat diartikan adalah sifat sebagai
konduktor dari energi panas secara konduksi
=
(2.3)
,dengan:
k=konduktivitas W/mT
= daya watt
A=luas penampang
d=jarak pengukuran m
=Selisih suhu
Transfer panas (transfer oleh energi panas) dinyatakan oleh proses fisika
diantaranya :
2.2.1 Konduksi
Pemindahan kalor yang terjadi pada dua benda padat yang
berbeda temperatur dan terjadi kontak langsung.
2.2.2 Konveksi
Terjadi dengan medium fluida (gas/zat cair) dengan dicirikan oleh
ikut berpindahnya pembawa panas.
2.2.3 Radiasi
Di mana panas ditransfer secara langsung tidak memerlukan medium, terpancar
dalam bentuk gelombang elektromagnetik seperti cahaya atau gelombang
radio.Radiasi umumnya diabaikan untuk kondisis lithospheric. Begitu juga,
konveksi diabaikan di kebanyakan proses. Oleh karena itu, untuk studi geofisika
dari litosfer bumi, hanya konduksi yang penting dan sifat thermal batuan paling
substansial adalah konduktivitas thermalnya
2.3 Resistivitas
Resistivitas () adalah kemampuan suatu bahan untuk mengantarkan arus
listrik yang bergantung terhadap besarnya medan istrik dan kerapatan arus.
Semakin besar resistivitas suatu bahan maka semakin besar pula medan listrik yang
dibutuhkan untuk menimbulkan sebuah kerapatan arus. Satuan untuk resistivitas
adalah .m.
Dalam praktikum ini digunakan formulasi sebagai berikut
(2.4)
,Dengan:
=
R= Resistansi
A= luas tutup 2
L= panjang antar titik ukur tegangan m
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2.2
3.1.1 Alat
Pada percobaan metode Archimedes digunakan sebuah oven , gelas ukur ,
timbangan digital , neraca geser, statip ,aquades dan tali.
Pada percaobaan metode pemanasan plat ganda digunakan kompor listrik ,
dua buah plat seng ,dan pyrometer.
Pada percobaan metode plat konduktor ganda digunakan dua plat diameter
disesuaikan , penggaris ,multimeter, rangkaian penyetabil arus ,dan adaptor.
3.1.2 Sampel Batuan
3.1.2.1 Clay
Sampel batuan ini diambil di di kali krembang (karang sambung) tepatnya
di koordinat .Batu lempung ini berwarna ke abu-abuan dan sebagian putih
tulang. Memiliki tekstur yang halus. Di coring berbentuk silinder pejal yang
berdimensi panjang 4.8 cm diameter 3cm.
3.1.2.2 Limestone Bali
Sampel batuan ini diambil di Bali watterblow beach tepatnya di koordinat
1151317 BT 84859 LS.Batu kapur ini memiliki warna putih cerah dan
berongga . Memiliki tekstur yang halus dan mengkilap. Di coring berbentuk
silinder pejal yang berdimensi panjang 2.4 cm diameter 3 cm.
2.3
Rangkaian Alat
2.4
Cara Kerja
Massa natural
(gram)
Di rendam dalam
aquades 60 menit
Di tiriskan
Di timbang (Mw)
Batu di masukkan
ke beker berisi
aquades
Di timbang (Mb)
Massa
(beker+aqua+bat
u) (gram)
Massa
(beker+aqua+bat
u (melayang))
(gram)
Di oven sampai
berat konstan
Di timbang (Mo)
(selesai)
10
Massa kering
(gram)
Di panaskan pada
kompor listrik 10
menit
Di ukur temperature plat atas
suhu K
suhu K
Batu cepat-cepat
diangkat
11
suhu K
suhu K
12
I input Ampere
Voltase (volt)
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data
Setelah percobaan telah dilakukan, didapatkan data dan perhitungan
percobaan sebagai berikut:
4.1.1 Data Dan Perhitungan Percobaan Metode Archimedes
Sampel batu
Mn(berat
natural) gr
Mw (berat batu
basah) gr
Ma (celup) gr
Clay
Limestone bali
87.4973
48.2368
88.3639
48.5564
185.9
147
Sampel batu
Mb (berat
batu celup
melayang) gr
Mo(Berat kering
batu) gr
Ms(selisih Mb
dan Ma) gr
Clay
Limestone bali
175.8
131.9
86.5284
48.148
10.1
15.1
Sampel batu
Clay
Limestone bali
Mb (berat batu
Mo(Berat kering
celup
batu) gr
melayang) gr
175.8
131.9
86.5284
48.148
x100%
87.4973 86.5284
88.363910.1
x100%
= 1.24%
13
Ms(selisih Mb
dan Ma) gr
10.1
15.1
porositas
=
x100%
1.24%
0.27%
BATU
Clay
Limestone
Tebal Plat
(m)
Temperatur
Batu Atas (K)
T2
0.0003
0.0003
109.6
44.6
=
Daya Listrik
Temperatur
yang diserap
Batu Bawah
Pemanas
(K)
(Watt)
T1
Konduktivita
s
Thermal
(Watt / m K)
= 2 =
0.0007065 3.122268015
0.0007065 4.554595587
Luas
Jari-jari
batuan Penampa
(m)
ng (m2)
325
325
0.015
0.015
= 325
0.0003
0.0007065 44.2
= 3.122268015
14
= 105.96
0.001151
0.016
= 4.6788079m
4.2 Grafik
Perbandingan antar sifat fisik batuan berdasarkan data diatas
adalahsebagai berikut:
4.2.1 Grafik Hubungan Porositas Dengan Resistivitas
Resistivitas(m)
14
12
10
8
6
4
2
0
0.00%
0.20%
0.40%
0.60%
0.80%
Porositas
15
1.00%
1.20%
1.40%
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0.00%
0.20%
0.40%
0.60%
0.80%
1.00%
1.20%
1.40%
Porositas
Konduktivitas Termal(W/(mK))
10
12
14
16
Resistivitas(m)
4.3 Pembahasan
Pada percobaan metode Archimedes memiliki target untuk mencari
porositas dengan mengambil data massa natural ,massa kering , massa melayang
,dan massa tenggelam .Massa melayang dipengaruhi oleh gaya archimedes dari
fluida ke porus kosong batuan dalam hal ini diabaikan pengaruh dari kedalaman
batu melayang . Pengovenan dilakukan sampai berat konstan saat ditimbang . Dari
data porositas diatas dapat dilihat bahwa porositas clay lebih besar disbandingkan
16
dengan limestone bali , ini disebabkan karena pori dari limestone tidak saling
terhubung , sedangkan pada clay terhubung sehingga dalam saat proses perendaman
akan sangat mempengaruhi.
Sampel batu
Mb (berat batu
Mo(Berat kering
celup
batu) gr
melayang) gr
Clay
Limestone bali
175.8
131.9
86.5284
48.148
Ms(selisih Mb
dan Ma) gr
10.1
15.1
porositas
=
x100%
1.24%
0.27%
Dibandingkan dengan data acuan diatas porositas dari percobaan ini masih jauh
pada batuan clay sedangkan pada limestone sudah masuk range.Ini dikarenakan
masih banyak error yang terjadi.
Pada percobaan pemanasan plat ganda memiliki target untuk mencari
konduktivitas termal dari batuan. Dengan memanfaatkan sifat aliran kalor yang
mengalir dari suhu tunggi ke suhu rendah. Digunakan data dari selisih suhu antara
batu bagian bawah dengan atasnya selama sepuluh menit. Digunakan plat ganda
karena untuk memenuhi hukum perpindahan kalor karena plat atas memiliki suhu
yang jauh lebih dingin dari plat bawah sehingga kalor akan mengalir dari suhu
tinggi ke rendah. Dari data konduktivitas termal diatas terlihat bahwa konduktivitas
termal limestone lebih besar dibandingkan dengan konduktivitas clay ,ini
disebabkan karena limestone memiliki materi kompaksi yang lebih kuat dan padat
disbandingkan clay .
17
BATU
Clay
Limestone
Tebal Plat
(m)
Temperatur
Batu Atas (K)
T2
0.0003
0.0003
109.6
44.6
Daya Listrik
Temperatur
yang diserap
Batu Bawah
Pemanas
(K)
(Watt)
T1
Konduktivita
s
Thermal
(Watt / m K)
= 2 =
0.0007065 3.122268015
0.0007065 4.554595587
Luas
Jari-jari
batuan Penampa
(m)
ng (m2)
325
325
0.015
0.015
Hasil percobaan konduktivitas termal sudah masuk range dan memenuhi dari
claystone dan limestone dibandingkan dengan pada buku physical property of rock
18
19
Jika dibandingkan maka clay telah masuk range sedangkan limestone masih jauh
dibawah range.Hal ini dikarenakan keterbatasan pembacaan alat dan pengaruh dari
udara dalam pengukuran resis karena setiap unsur pasti mempunyai resistivitas.
Grafik pertama diatas (4.2.1) menunjukkan hubungan porositas dengan
resistiviftas berdasarkan data yang di peroleh . Terlihat bahwa semakin besar
porositas maka semakin kecil resistivitas , hal ini dikarenakan batu yang memiliki
pori lebih besar maka di dalam pori tersebut akan tersaturasi lebih banyak oleh
fluida khususnya air karena pengukuran resistivitas dilakukan dengan kondisi
natural batuan bukan kondisi kering .Dan air memiliki resistivitas rendah (mudah
menghantarkan listrik) karena memiliki banyak electron bebas yang akan
mempengaruhi daya hantar listrik dari suatu batuan tersebut akan semakin rendah.
Grafik kedua diatas (4.2.2) adalah hubungan antara konduktivitas termal
dan porositas dari data hasil percobaan . Dapat dilihat terjadi penurunan
konduktivitas termal seiring naiknya porositas batu .Hal ini di karenakan semakin
besar porositas maka akan banyak rongga yang mengurangi koneksi mineral dalam
batu tersebut sehingga kalor hanya mengalir pada bagian yang terkoneksi,dan yang
terisi oleh fluida akan terpengaruh cenderung menurun konduktivitas termalnya
karena fluida pengisinya memiliki konduktivitas termal yang jauh lebih rendah
yang akan mempengaruhinya.
Grafik ketiga diatas (4.2.3) menunjukkan hubungan antara konduktivitas
termal dengan resistivitas . Terlihat bahwa semakin besar resistivitas maka semakin
besar juga konduktivitas termal batu. Hal ini terjadi karena resistivitas dan
20
Pada intinya tiga percobaan diatas sudah cukup menjelaskan tentang teori
dari pada porositas , resistivitas , dan konduktivitas termal secara konsep ,walaupun
sebagian data yang di dapat belum memenuhi standar karena human error dalam
pengambilan data, karena factor ketelitian alat yang terbatas, dan pengaruh
eksternal lainnya yang diabaikan.
21
BAB V
KESIMPULAN
Porositas :
1. Clay
Konduktivitas Termal:
1. Clay
= 3.122268015
= 4.554595587
(masuk
range)
2. Limestone (dari Bali)
(masuk
range)
Resistivitas rata-rata:
1. Clay
2. Limestone(dari Bali)
22
Daftar Pustaka
Cermak,V.& Rybach,L.1982.Thermal Conductivity and Specific Heat of Rocks.
In: Numerical Data and Funcional Relatinship in Science and Technology
ed.K.-HHellwege.Landolt:Bornstein
23
Clay
Lampiran
Limestone
Kali Krembang
Penimbangan Clay
Penimbangan Limestone
24
Pengovenan
25
26
Pengukuran arus
27