DISUSUN OLEH :
NAMA : EASTMAN SIANIPAR
NIM : 113150013
PLUG :A
DISUSUN OLEH :
1. Electrical Log
SP Log Lumpur jenis Water Base Mud
Rm Rw
Porositas yang cukup besar
Open Hole
Invasi lumpur dangkal
Pada lapisan yang cukup tebal
2. Resistivity Log
a. Normal log Jenis lumpur yang konduktif (Fresh Mud)
Open Hole
Diameter lubang bor 6-12
Short normal, spacing 16
Log normal, spacing 64
b. Lateralog Water base mud
Pada lumpur yang mempunyai salinitas tinggi
digunakan skala yang lebih sensitive
Cocok pada lap. shale dan sand yang tebal
Range resistivity antara 0 hingga 500 Ohmm
c. Laterolog
LL 7 Cocok pada lapisan tipis
LL 3 Cocok pada lapisan tipis
Keuntungannya memperkecil pengaruh lubang
bor dan zone invasi
Perbandingan Io LL7 2 Io LL3 0.102
LL 8 Dapat memberikan hasil pengukuran vertikal
yang detail
Pembacaan banyak dipengaruhi oleh lubang
bor & invaded zone dibanding LL7 dan LL3
d. Microlateralog Daerah penyelidikan kedalaman 3 hingga 4
Kondisi lumpur pada jenis Water Base Mud
Porositas < 15%
Tebal mud cake 3/8
Pada batuan karbonat yang terinvasi
Tahanan batuan 0,5 sampai 100 Ohm-meter
e. Microlog Ukuran lubang 6 hingga 16
Kedalaman formasi 1 hingga 4
Spacing ketiga elektroda, 1 inchi
Dapat dipergunakan fresh water base mud
Lubang sumur yang telah di-casing
Tambahan batasan indikator lapisan porous
permeabel di dalam susunan sand shale
Range tahanan batuan 0,5 hingga 100 ohm-m
= 15%
Rxo/Rmc < 15
Ketebalan Mud Cake <
Kedalaman invasi lumpur > 4 inchi
Tahanan batuan formasi 0,5-100 m
f. Microresistivity Pada batuan invaded carbonate
Log yang medium (<15%)
difokuskan Range tahanan formasi 0,5 10 ohm-m
Rxo/Rmc > 15
Jenis lumpur salt water base mud
Kedalaman invasi lumpur > 4
Ketebalan mud cake < 3/4
Tahanan batuan formasi antara 0,5 sampai 100
m
g. Proximity Log Kondisi hmc <
Kedalaman invasi air filtrate lumpur yang
dangkal, dipengaruhi oleh tahanan batuan zone
uninvaded (Rt)
Invasi lumpur dalam dan ketebalan mud cake
< 3/4
Di dalam lapisan invaded karbonat dan sand
Porositas 15%
Pada lumpur water base mud
Range tahanan batuan antara 0,5 higga 100
Ohm-m
Open hole
h. Induction Log Tanpa memandang jenis lumpur yang
digunakan (IES, memerlukan jenis lumpur
water base mud )
Batasan IES, zone yang terinvasi terlalu jauh,
zone mempunyai resisitivitas yang terlalu
tinggi
Keadaan baik, pada lumpur yang tidak terlalu
mengandung garam dan formasinya tidak
begitu resistive (Rf<100 ohm-m)
Porositas batuan antara medium hingga high
(>15%)
Open hole
Invasi lumpur > 40
Resisitivitas formasi < 200 ohm-m
Rmf > 2 Rw
Ketebalan lapisan > 60
3. Radioactive Log
a. Gamma ray Log Bisa open atau cased hole
Tidak ada batasan dalam pemakaian
Merupakan pengganti SP log
b. Neutron Log Semua jenis lumpur
Formasi non shaly
Kondisi lubang bor open hole
Porositas 0-25%
c. Density Log Porositas 20% - 40%
Uncosolidated sand formation
Kondisi lubang bor open hole
d. Sonic Log Semua jenis lumpur, kecuali gas filled hole
Kondisi lubang bor open hole
Uncosolidated sand formation
Porositas 15% - 25%
Komposisi kombinasi log minimal harus meliputi tiga jenis log, yaitu:
a. Log lithologi
Jenis log ini menurut fungsinya merupakan jenis log yang dapat menentukan
jenis lithologi formasi yang ditembus, meliputi caliper log, GR log, dan SP
log.
b. Log resistivitas
Merupakan jenis log yang digunakan untuk mengukur tahanan formasi,
meliputi microresistivity log, normal log, lateralog, dll.
c. Log porositas
Merupakan jenis log yang digunakan untuk mengukur porositas pada suatu
formasi, meliputi neutron log, density log, dan sonic log.
Gambar 7.1.
Contoh Log Kombinasi
(https://www.google.co.id/search?q=chart+log+kombinasi&es_smAlat)
7.3.2. Perhitungan
1. Menentukan Tf
Tf = Ts + ( )
12876
= 76 + (2559,06 1706,04)
= 110,67
2. Menentukan Rmf@Tf
+6,77
Rmf@Tf = +6,77 @
76+6,77
= 110,67+6,77 1,2
= 0,916
3. Menentukan SSP dari Slip Spontaneous Potential Log = -100
4. Menentukan Rw
Rw =
10( +460 )
70,7 ( )
77 +460
0,916
= 100
10( 110,67+460 )
70,7 ( )
77 +460
= 0,069
5. Menentukan Vclay dari GR Log
VclayGR =
9575
=
12075
= 0,44 API
6. Menentukan D
D =
2,65 2,3
=
2,651,1
= 0,226
7. Menentukan DC
DC = D (Vclay x Dclay)
Dclay =
2,65 2,5
=
2,651,1
= 0,0968
DC = D (Vclay x Dclay)
= 0,226 (0,44 x 0,0968)
= 0,183
8. Menentukan N
N = (1,02 x Nlog) + 0,00425
= (1,02 x 0,323) + 0,00425
= 0,33371
9. Menentukan Nc
Nc = N-(V clay x Nclay)
= 0,20171
10. Menentukan Porositas FDL-CNL (*)
2Ncorr + 7FDLcorr
* =
9
2 (0,20171) + 7 (0,1834)
=
9
= 0,187
11. Menentukan Sxo
1
Sxo =
(1 )
2
( +
1
= (1
0,44
)
0,44 2 0,19806
1,4( +
4 0,916
= 2,44
12. Menentukan Shr
Shr = 1- Sxo
= 1- 2,44
= -1,44
13. Menentukan Porositas FDL-CNL (*c)
2NC+7DC
*c = x (1-0,1 Shr)
9
= 0,187 x (1- 0,1 (-1,44)
= 0,21
14. Menentukan Sw
1
Sw =
(1 )
2
[ + ]
1
Sw = 0,44
(1 )
0,44 2 0,23
2,748 [ 3
+
1 2,02
]
Sw = 0,96
7.4. PEMBAHASAN
Analisa petrofisik adalah suatu usaha untuk menegtahui karakteristik
reservoir yang melalui analisa ini dapat diketahui zona reservoir, jenis lithologi,
klasifikasi prospek hidrokarbon, porositas, volume shale, dan saturasi air
menggun akan hasil logging sebagai sumber utama informasi. Parameter
parameter utama yang di cari dalam analisa petrofisik yaitu , k, s, Vsh.
Kombinasi log digunakan untuk mendaptkan datab yang diperlukan dalam
evaluasi formasi serta menentukan potensial produktivitas yang dimiliki.Potensial
produksi dilakukan dengan cara penguian terhadap lapisan yang diperkirakan
mempunyai prospek kandungan hidrokarbon.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan kombinasi
logging open hole yang optimum, yaitu pemilihan jenis fluida pemboran yang
digunakan, jenis formasi batuan yang ditembus, karakteristik invasi filtrat lumpur,
kondisi lubang bor, ketebalan lapisan yang ditembus, distribusi porositas dan
resistivitas batuan, serta kondisi optimum masing-masing peralatan logging.
Dalam pelaksanaannya, kombinasi log minimal harus terdiri atas tiga log, yaitu
log lithologi, log porositas, dan log resistivitas.
Tahapan analisa petrofisik terdiri 4 tahap yaitu dari persiapan data, quality
control data, analisa interest zone, dan penentuan parameter petrofisik. Persiapan
data di mulai dari menyiapkan data loss, data core, data water analysis, data tes
produksi, data header log, data mud log dan data marker. Quality control data ada
4 tahap yaitu depth matching dengan membaca log read pada kedalaman. Korelasi
log terhadap jenis lumpur, densitas lumpur, ukuran lubang bor, ketebalan lapisan.
Normalisasi log yang bertujuan untuk menghilangkan data eror pada lapisan yang
sama karna seperti yang diketahui bahwa semua materi yang diendapkan aalah
pada waktu yang sama. Yang terakhir yaitu pemilihan key well (sumur acuan)
dengan syarat sumur yang sudah tua dan mempunyai data lengkap. Selanjutnya
yaitu tahap analisa interest zone merupakan analisa gabungan log lalu di korelasi
sehingga dapat d ketahui zona interest secara kualitatif. Tahap terakhir yaitu
penentuan parameter petrofisik yaitu porositas, permeabilitas, dan saturasi lalu di
bandingkan.
Hasil dari data log yag sudah ada kemudian dilakukan cut of analysis. Cut of
analysis dilakukan dengan tujuan pengambilan nilai yang perlu dari data log atau
membuang data yang tidak perlu dari suatu nilai log agar didapatkan efisiensi
data. Cut of analysis meliputi Vshale, sarutasi air, porositas, permeabilitas, dan
ketebalan. Pada porositas dilakukan pemotongan data berdasarkan data minimal
dimana minyak mulai mengalir. Cut of analysis pada porositas secara tidak
langsung akan berefek pada permeabilitas. Pada Vshale dilakukan pemotongan data
berdasarkan data dimana minyak mulai ada.