Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM PENILAIAN FORMASI


ANALISA PETROFISIK

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIZKI EDI NUGROHO
NIM : 113190112
PLUG :L

STUDIO PENILAIAN FORMASI


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM PENILAIAN FORMASI
ANALISA PETROFISIK

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIZKI EDI NUGROHO


NIM : 113190112
PLUG :L

Disetujui untuk Laporan Mingguan


Praktikum Penilaian Formasi
Jurusan Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta

Asisten Praktikum

Difa Hascarya Parawita


113170015
BAB VII
ANALISA PETROFISIK

7.1. PENGERTIAN DAN TUJUAN


Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui parameter petrofisika seperti Φ, k, Rw, dan Sw.
b. Untuk mengetahui perhitungan petrofisik pada suatu lapisan.
c. Untuk menentukan lapisan hidrokarbon pada suatu formasi.

7.2. DASAR TEORI


Petrofisika adalah ilmu-ilmu yang mempelajari sifat-sifat fisik batuan.
Analisa ini sangat penting untuk mengetahui kualitas reservoir, jenis fluida,
porositas dan permeabilitas dari suatu batuan atau formasi, karena hal ini hanya
dapat diketahui berdasarkan sifat fisik dari batuan tersebut. Dengan cara
menggunakan data log sebagai sumber utama, parameter fisika dianalisa
berdasarkan ilmu petrofisika untuk mengevaluasi formasi yang dapat memberikan
informasi secara akurat mengenai zona reservoir serta sejauh mana penyebaran
hidrokarbon pada suatu formasi.
7.2.1. Kombinasi Log
Kombinasi log yang optimum merupakan kombinasi log sumuran yang
komposisi atau jumlah “minimal”, tetapi mampu menghasilkan data pengukuran
yang “akurat”. Untuk mendapatkan suatu kombinasi log sumuran yang optimum,
maka perlu dilakukan pemilihan terhadap berbagai jenis log sumuran yang
tersedia di lapangan.
7.2.2. Tahapan Analisa Petrofisik
A. Perkiraan data yang dapat mempengaruhi data logging.
1) Jenis lumpur pemboran atau fluida dalam lubang bor
2) Kondisi lubang bor
3) Batuan reservoir
B. Menentukan jenis logging yang sesuai dengan jenis lumpur pemboran dan
kondisi bore hole
1) Lumpur pemboran
 Fresh water mud : semua jenis logging dapat digunakan.
 Oil-based mud : semua jenis logging kecuali log listrik
dapat digunakan.
 Salt water mud : SP log tidak valid.
 Empty/ gas drilled holes : induction log, radioactive log.
2) Kondisi lubang bor
 Non cased holes : semua jenis log dapat digunakan.
 Cased holes : gamma ray log dan neutron log.
C. Penentuan berdasarkan kondisi batuan reservoir
1) Litologi batuan dari fluida pengisi batuan
 Litologi (porus) menggunakan SP log yang digunakan pada fresh
water mud, kecuali PH antara 11,5 – 13, juga digunakan pada salt
water mud skala 4 – 5 mV/div. Gamma ray log dapat menyesuaikan.
 Identitas permeabilitas dan tebal total lapisan serta tebal efisiensi
lapisan menggunakan SP log, gamma ray log, dan radioactive log.
 Identitas fluida khusus pada reservoir gas digunakan Density neutron
log.
2) Porositas batuan.
Pemilihan alat pengukur porositas
a. Neutron log : < 22%
b. Density log : 20% - 40%
c. Sonic log : 10% - 20%
d. Micro log : > 15%
e. IES : > 25%
Dari survei yang dilakukan secara langsung dilapangan, data atau
pengetahuan yang bisa didapat yaitu adanya beberapa masalah disumur yang
sangat penting untuk dipahami dan diketahui bagaimana cara-cara
penanggulangannya. Pada tahapan ini data-data yang telah dikumpulkan dari
lapangan sebagaimana telah dijelaskan dan dibahas analisa petrofisik dilapisan
sumur X tersebut.
7.2.3. Quality Control Data
Faktor–faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan kombinasi
logging open hole yang optimum adalah :
a. Jenis fluida (lumpur) pemboran yang digunakan (salt mud, water base mud,
oil base mud).
b. Jenis formasi batuan yang ditembus lubang bor (sandstone, carbonat,
vulcanic/tuff).
c. Karakteristik invasi filtrat lumpur.
d. Kondisi lubang bor (diameter lubang bor, cased hole, dan lain sebagainya).
e. Ketebalan lapisan batuan yang akan diukur melalui logging.
f. Distribusi porositas dan resistivitas batuan.
g. Kondisi optimum dari setiap peralatan logging sumur yang ada.
Komposisi kombinasi log minimal harus meliputi tiga jenis log, yaitu:
a. Log litologi
b. Log resistivitas
c. Log porositas
Dari ketiga kelompok log di atas, yang paling banyak dipengaruhi oleh
fluida pemboran adalah log resistivitas (listrik). Dan alat logging dipergunakan
untuk memperoleh data yang diperlukan dalam evaluasi formasi serta menentukan
potensial produktivitas yang dimiliki. Potensial produksi dilakukan dengan cara
pengujian terhadap lapisan yang diperkirakan mempunyai prospek kandungan
hidrokarbon. Penilaian suatu lapangan ditujukan pada penentuan paramater fisik
yang terdiri dari ketebalan lapisan, permeabilitas, porositas, dan kandungan
minyak. Metode interpretasi log ada dua,yaitu:
a. Metode kualitatif
b. Metode kuantitatif (Quick look dan Detailed Evaluation)
Untuk mengembangkan reservoir secara optimum maka cara yang paling
paling digunakan adalah menggabungkan atau mengkombinasikan alat-alat
loggingyang sesuai dengan kondisi. Ketepatan dalam mengkombinasikan log
dapat mempengaruhi hasil ketelitian hasil evaluasi tersebut.
7.2.4. Analisa Interest Zone
Log yang digunakan berupa SP log, GR log dan resistivity log. Sementara
interpretasi kuantitatif meliputi penentuan porositas dan saturasi air (Sw). jenis
log yang digunakan neutron log, density log, sonic log dan resitivity log. Adapun
kondisi interpretasi yang dilakukan berupa clean formation (quick log) dan shaly
sand formation (detailed).
7.2.5. Penentuan ParameterPetrofisik
Beberapa parameter dalam petrofisik meliputi :
a. Porositas
b. Permeabilitas
c. Saturasi
d. Wettability
e. Tekanan Kapiler
f. Resistivitas batuan 
Berikut ini akan dijelaskan beberapa parameter petrofisik tersebut.
Porositas adalah perbandingan antara volume pori-pori dengan volume total
batuan. Permeabilitas merupakan besaran yang digunakan untuk menunjukkan
seberapa besar kemampuan suatu batuan untuk mengalirkan fluida yang
terkandung didalamnya. Saturasi adalah perbandingan kuantitas (volume)
suatu fluida dengan pori-pori batuan tempat fluida tersebut berada. Wettability
didefinisikan sebagai suatu kecenderungan dari adanya fluida lain yang tidak
saling mencampur. Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda padat,
maka salah satu fluida akan bersifat membasahi permukaan benda padat
tersebut, hal ini disebabkan adanya gaya adhesi.
7.3. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini akan membahas “Analisa Petrofisik”. Pada praktikum ini
memliki tujuan untuk menentukan sifat-sifat petrofisik dan fluida dalam bentuk
besaran porositas (Ф), permeabilitas (K), dan saturasi air (Sw) melalui analisa
kuantitatif. Analisa petrofisik merupakan salah satu proses yang penting untuk
mengetahui karakteristik suatu reservoir. Analisa ini sangat penting untuk
mengetahui kualitas reservoir, jenis fluida, porositas, dan permeabilitas dari suatu
batuan atau formasi, karena hal ini hanya dapat diketahui berdasarkan sifat fisik
dari batuan tersebut. Melalui analisa petrofisik dapat diketahui zona reservoir,
jenis litologi, identifikasi prospek hidrokarbon, porositas, volume shale,
permeabilitas, dan saturasi air.
Analisa petrofisik umumnya terdiri dari analisa kualitatif dan kuantitatif.
Analisa kualitatif meliputi identifikasi zona reservoir, jenis litologi, dan prospek
hidrokarbon. Analisa kuantitatif meliputi porositas, permeabilitas, dan saturasi air.
Analisa kuantitatif dilakukan dengan kombinasi log.
Kombinasi log merupakan gabungan beberapa jenis log yang digunakan
untuk menentukan lapisan yang mengandung unsur hidrokarbon, menentukan
permeabilitas batuan, menentukan porositas batuan, serta untuk mendapatkan
kepastian jenis formasi. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan kombinasi logging adalah jenis fluida yang digunakan, Jenis formasi
batuan yang ditembus lubang bor, karakteristik invasi filtrat lumpur, kondisi
lubang bor, ketebalan lapisan batuan yang akan diukur logging, distribusi
porositas dan resistivitas batuan , dan kondisi optimum dari setiap peralatan
logging sumur yang ada. Dalam menggunakan kombinasi log, kombinasi log
minimal harus terdiri dari tiga log yaitu log lithologi, log porositas, dan log
resistivitas.
Dalam proses analisa petrofisik, analisa petrofisik terdiri dari 4 tahap yaitu
persiapan data, quality control, analisa interest zone, dan penentuan parameter
petrofisik. Persiapan data merupakan tahap pertama yang dilakukan dalam analisa
petrofisik. Pada tahap ini disiapkan data loss, data core, data water analysis, data
tes produksi, data header log, data mud log dan data marker. Tahap yang
dilakukan selanjutnya adalah quality control. Tahap quality control terbagi
menjadi 4 yaitu depth matching, koreksi log, normalisasi log, dan pemilihan key
well. Depth matching merupakan pembacaan log read pada kedalaman yang
dianalisa. Koreksi log merupakan proses pengkoreksian terhadap data jenis
lumpur, densitas lumpur, ukuran lubang bor, dan tebal lapisan. Normalisasi log
merupakan proses yang bertujuan untuk menghilangkan data error pada lapisan
yang sama karna seperti yang diketahui bahwa semua materi yang diendapkan
aalah pada waktu yang sama.Pada pemilihan key well, sumur yang dipilih
sebagai acuan harus merupakan sumur lama yang memiliki data yang lengkap.
Tahap analisa interest zone merupakan analisa gabungan log lalu di korelasi
sehingga dapat d ketahui zona interest secara kualitatif. Tahap terakhir yaitu
penentuan parameter petrofisik yaitu porositas, permeabilitas, dan saturasi lalu di
bandingkan.
Aplikasi lapangan dari analisa petrofisik adalah untuk menentukan lapisan
prospek yang mengandung hidrokarbon dengan menganalisa formasi-formasi
batuan berdasarkan porositas, Vclay, permeabilitas, saturasi air.
7.4. KESIMPULAN
1. Analisa petrofisik merupakan proses untuk melakukan karakterisasi
lapisan batuan yang akan dianalisa pada suatu kedalaman. Sehingga
didapatkan parameter-parameternya berupa porositas, permeabilitas,
saturasi air serta volume clay.
2. Tahapan pada analisa petrofisik terdapat beberapa macam atau versi, pada
praktikum kali ini kami memiliki urutan untuk tahapannya yaitu persiapan
data, quality control data, normalizaion, menentukan parameter-parameter
formasi, cut-off data dan reservoar lumping.
3. Metode untuk melakukan analisa petrofisik terbagi menjadi dua cara yaitu
metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif untuk membantu
menginterpretasikan zona lapisan batuan, sedangkan kuantitatif dengan
menghitung hasil parameter yang diinterpretasikan tadi untuk dihitung
nilainya.
4. Interest zone merupakan zona yang akan diteliti lebih lanjut karena
dianggap merupakan zona prospek hidrokarbon dengan porositas dan
permeabilitas tinggi, serta volume clay dan saturasi yang rendah.
5. Cut-off memiliki prinsip dengan menghilangkan atau tidak menghiraukan
nilai yang lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai cut-off itu sendiri.
6. Lumping merupakan penyederhanaan dari parameter-parameter petrofisika
di dalam zona lapisan yang dianalisa dengan bentuk nilai kumulatif.
7. Key well merupakan sumur yang menjadi sumber acuan terhadap sumur-
sumur lain yang gunanya untuk dilakukan koreksi-koreksi pada kondisi
lubang bornya.
8. Aplikasi lapangan pada praktikum kali ini adalah mengetahui litologi
lapisan batuan sehingga dapat dilakukan karakterisasi lapisan yang
dianalisa pada kedalaman tertentu. Sehingga dapat ditentukan zona yang
prospek hidrokarbon agar bisa dilakukan pengembangan lapangan lebih
lanjut atau menghitung cadangannya.

Anda mungkin juga menyukai