Anda di halaman 1dari 41

DIKTAT PRAKTIKUM

(SCHOOL COURSES)

PRAKTIKUM PETROFISIKA
(PETROPHYSIC COURSE)
TKP - TP214127

LABORATORIUM TEKNIK PERMINYAKAN


(LABORATORY OF PETROLEUM ENGINEERING

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


(DEPARTMENT OF PETROLEUM ENGINEERING)

FAKULTAS TEKNIK
(ENGINEERING FACULTY)

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN
(APPROVING SHEET)

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM PETROFISIK


(PETROPHYSIC GUIDELINES BOOK)

LABORATORIUM TEKNIK PERMINYAKAN


(LABORATORY OF PETROLEUM ENGINEERING)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


(PETROLEUM ENGINEERING DEPARTMENT)

FAKULTAS TEKNIK
(ENGINEERING FACULTY)

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU, 10 MARET 2023

DR.IRA HERAWATI, S.T., M.T


KA.LAB.RESERVOIR T.PERMINYAKAN/DOSEN PENGAMPU
TATA TERTIB
PRAKTIKUM PETROFISIK
SEMESTER GENAP TA. 2022/2023

HAL YANG PERLU DIPATUHI PRAKTIKAN SEBAGAI BERIKUT:


1. Sudah terdaftar sebagai Praktikan pada Praktikum Petrofisik
2. Menggunakan masker 3 ply, gloves (sarung tangan latex), dan jas lab pribadi
3. Memasuki ruangan laboratorium sesuai kelompok dan jadwal yang telah ditentukan (1
kelompok terdiri dari 5 orang)
4. Mengisi daftar hadir di setiap jadwal praktikum yang telah ditetapkan
5. Praktikan tidak dibenarkan mengikuti praktikum apabila terlambat 15 menit tanpa ada
alasan yang jelas (melapor kepada Kepala Lab serta membuat surat perjanjian jika
terlambat atau berhalangan hadir).
6. Memberikan informasi kepada asisten/laboran jika tidak dapat mengikuti praktikum.
7. Mengerjakan soal pre test dan post test sebelum dan sesudah praktikum
8. Setiap praktikan diwajibkan membuat laporan yang disusun rapi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Laporan praktikum dibuat oleh masing – masing praktikan dan diserahkan
pada waktu yang telah ditentukan
9. Tidak dibenarkan melakukan copy paste terhadap tugas ataupun laporan praktikum yang
dikerjakan, jika terdapat bukti plagiat maka nilai diberi NOL baik yang menerima
maupun yang memberi.
10. Tata cara penilaian dapat dilihat pada kontrak Praktikum Petrofisik
11. Perbuatan yang melanggar aturan Laboratorium Teknik Perminyakan dikenakan sanksi
sesuai dengan peraturan akademik Universitas Islam Riau.
Demikian Tata Tertib ini dibuat untuk dijalankan dan dipatuhi oleh seluruh Praktikan
Mekanika Reservoir

Pekanbaru, 10 Maret 2023


Mengetahui, Dosen Pengampu
Kepala Laboratorium Reservoir

Dr.Ira Herawati, ST.MT Dr.Ira Herawati, ST.MT


PENDAHULUAN
(INTRODUCTION)

Praktikum Petrofisika (Analisa Inti Batuan) bertujuan untuk menentukan


secara langsung informasi mengenai sifat-sifat fisik batuan yang ditembus pada
target-target tertentu (kedalaman tertentu) yang diinginkan. Informasi-informasi
yang didapat dalam hal ini meliputi informasi sifat-sifat fisik batuan dan
interaksinya dengan fluida reservoir, seperti porositas, permeabilitas, saturasi,
wettability, tekanan kapiler dan lain sebagainya. Studi Analisa Inti Batuan dalam
pemboran explorasi merupakan acuan dalam mengevaluasi kemungkinan tingkat
keberhasilan suatu pemboran explorasi. Sedangkan dalam tahap eksploitasi study
Analisa Inti Batuan merupakan acuan dalam pelaksanaan well completion, well
stimulation dan work over program. Dan merupakan informasi penting untuk
pelaksanaan proyek-proyek secondary dan tertiary recovery. Di sisi lain, data-data
yang didapat dari informasi study Analisa Inti Batuan sangat berguna sebagai
pembanding dan kalibrasi dari metode logging.
Prosedur Analisa Inti Batuan ini pada dasarnya terdiri atas dua bagian,
yaitu analisa batuan rutin dan analisa batuan secara khusus. Analisa batuan rutin
umumnya berkisar pada pengukuran sifat-sifat fisik seperti porositas,
permeabilitas absolute dan saturasi fluida.
Sedangkan analisa batuan khusus dapat dikelompokkan lagi menjadi dua
tipe pengukuran, yaitu pengukuran pada kondisi statis dan pengukuran pada
kondisi dinamis. Pengukuran pada kondisi statis meliputi pengukuran tekanan
kapiler, sifat-sifat listrik dan kecepatan rambat suara, grain density, wettability,
compresibilitas batuan, permeabilitas, porositas dan study petrografi. Sedangkan
ynag termasuk alam pengukuran pada kondisi dinamis meliputi permeabilitas
relative, thermal recovery, residual saturasi,waterflood evaluation, special liquid
permeability (pengukuran permeabilitas terhadap cairan komplesi khusus seperti
surfactant, polymer dan sebagainya).

1
2

Guna lebih mendalami beberapa prinsip dasar dalam pengukuran sifat-sifat


fisik batuan serta dengan mempertimbangkan keterbatasan sarana dan peralatan
praktikum yang ada saat ini dilaboratorium teknik perminyakan Universitas Islam
Riau, maka dalam panduan praktikum ini akan diberikan beberapa modul analisa
yang terdiri dari :
1. Pengukuran Porositas
2. Pengukuran Permeabilitas
3. Pengukuran Saturasi Fluida
4. Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi Dalam Larutan Asam
5. Sieve Analysis
DAFTAR ISI
(CONTENTS)

Hal
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
(INTRODUCTION)

PERCOBAAN I PENGUKURAN POROSITAS ...................................... 3


(EXPERIMENT I POROSITY MEASUREMENT)
PERCOBAAN II PENGUKURAN PERMEABILITAS......................... 14
(EXPERIMENT II PERMEABILITY MEASUREMENT)
PERCOBAAN III PENGUKURAN SATURASI FLUIDA...................... 21
(EXPERIMENT III MEASUREMENT OF FLUID SATURATION)
PERCOBAAN IV PENENTUAN KADAR LARUT SAMPEL .............. 28
FORMASI DALAM LARUTAN ASAM
(EXPERIMENT IV DETERMINATION OF SOLUBILITY FORMATION
SAMPLE IN ACID SOLUTION)
PERCOBAAN V SIEVE ANALYSIS ........................................................ 32
(EXPERIMENT V SIEVE ANALYSIS)
PERCOBAAN I
(EXPERIMENT I)
PENGUKURAN POROSITAS
(POROSITY MEASUREMENT)

1.1. Tujuan Percobaan


Menentukan besarnya harga volume total batuan,volume pori-pori batuan
dan porositas batuan reservoir.

1.2. Teori Dasar


Porositas adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar rongga dalam
batuan. Porositas batuan reservoir dipengaruhi oleh beberapa factor,antara lain
susunan dimana butiran diendapkan atau tersusun, lingkungan pengendapan,ukuran
dan bentuk partikel, variasi ukuran butiran, kompaksi serta jumlah clay dan material
lain sebagai semen (sementasi).
Menurut pembentukannya atau proses geologinya porositas dibagi dua,yaitu
:
 Porositas primer
Adalah porositas yang terjadi bersamaan dengan proses pengendapan
batuan tersebut.

 Porositas sekunder
Adalah porositas yang terjadi setelah proses pengendapan batuan seperti yang
disebabkan karena proses pelarutan atau endapan.
Sedangkan ditinjau dari sudut teknik reservoir, porositas dibagi menjadi dua
:
 Porositas absolut
Didefinisikan sebagai perbandingan antara volume seluruh pori dengan
volume total batuan (bulk volume) atau ditulis :
Vp Vb  Vg
abs   100% dan abs   100% .................. (2.1)
Vb Vb

3
4

dimana : Vb : Volume total batuan


Vp : Volume pori batuan
Vg : Volume butiran
 Porositas efektif
Adalah perbandingan volume pori yang berhubungan dengan volume total
Vp yang berhubungan  100%
batuan atau ditulis : Φeff  ................ (2.2)
Vb
Oleh karena minyak hanya dapat mengalir melalui pori yang saling
berhubungan maka hal penting dalam industri perminyakan dan yang diukur
dalam percobaan ini adalah porositas efektif.Kegunaan dari pengukuran
porositas dalam perminyakan terutama dalam explorasi adalah untuk
menentukan cadangan atau IOIP (Initial Oil In Place) sedangkan dalam
exploitasi digunakan untuk komplesi sumur (Well Completion) dan Secondary
Recovery.Biasanya besarnya porositas berkisar antara 5 - 30 %. Porositas 5 %
biasanya dimasukkan dalam porositas kecil. Secara teoritis besarnya porositas
tidak lebih dari 47 %. Di lapangan dapat kita dapatkan perkiraan secara
visual, dimana penentuan ini bersifat semi kuantitatif dan digunakan skala
sebagai berikut :
 0% - 5% porositas sangat buruk dan dapat diabaikan
 5% - 10% porositas buruk (POOR)
 10% - 15% porositas cukup (FAIR)
 15% - 20% porositas baik (GOOD)
 20% - 25% porositas sangat baik (VERY GOOD)
 >25 % istimewa
Secara langsung,porositas dapat diukur menggunakan berbagai
metodo.Pada umumnya metode pengukuran yang digunakan merupakan
metode pengukuran porositas efektif.Metode-metode tersebut antara lain:
1. Metode Grain-volume
2. Metode Bulk volume determination
3. Metode Boyles low Porosimeter
4. Metode Pore-gas injection
5

5. Metode Loos-of-Weight
6. Metode Liquid saturation
7. Metode Porositas dari Large core samples
Secara tidak langsung,porositas dihitung berdasarkan hasil pengukuran well-
logging .Ada beberapa alat yang baik untuk menentukan porositas yaitu sonic
log dan density log

1.3.Alat Dan Bahan


1.3.1. Alat
1. Unit CORE TEST TPI-219
2. Timbangan digital
3. Tabung gas Helium yang dilengkapi dengan regulator
4. Jangka sorong
5. Kain lap atau tisu kering

1.3.2. Bahan
1. Kerosin dengan berat jenis 0,83.
2. Sampel core

1.4. Prosedur Percobaan


Untuk menentukan besarnya porositas, maka yang perlu ditentukan adalah
volume total batuan (Vb), volume pori (Vp), dan volume butiran (Vg). Adapun
pengukurannya dengan dua cara yaitu :

1 Pengukuran Porositas Dengan Cara Menimbang


Prosedur :
1. Mengekstraksi core ( inti batuan ) selama 3 jam dengan soxlet dan
mendiamkan selama 24 jam, kemudian mengeluarkannya dari tabung
ekstraksi dan mendinginkannya beberapa menit, kemudian mengeringkan
didalam oven.
2. Menimbang core kering dalam mangkuk, misalnya beratnya core kering =
W1 gram.
6

3. Memasukkan core kering tersebut dalam vacum desicator untuk dihampa


udarakan kira-kira selama 1 jam dan disaturasikan dengan kerosin (2 jam).
4. Mengambil core yang telah dijenuhi kerosin, kemudian timbang berat core
tersaturasi, misal beratnya = W2 gram.
5. Mengambil core yang telah dijenuhi kerosin kemudian timbang
dalam kerosin, misal beratnya = W3 gram.
6. Perhitungan :
𝑊2−𝑊1
Volume total batuan (Vp) = …………………..(2.3)
𝐵𝐽 𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑖𝑛

Wdf = W1-W3
𝑊𝑑𝑓
Volume pori (Vb) = ………………………….(2.4)
𝐵𝐽 𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑖𝑛
𝑉𝑝
Porositas efektif = 𝑉𝑏 𝑥 100% .........................................(2.5)

Wdf = weight of the displaced fluid (berat fluida terdesak)

2 Pengukuran Porositas Dengan Menggunakan Helium Porosimeter


(Core Test TPI-219)

e f

a c d
b

Gambar 1.1. CORE TEST TPI-219


7

a. Panel Supply Gas


b. Panel Vent
c. Panel Ref Vol
d. Panel To Core
e. Digital Pressure Display
f. Coreholder
g. Calibratrion Disks (billets)

Prosedur penggunaan:
 Persiapan core
1. Core sample harus dalam keadaan kering, bersih, dan tidak
terkontaminasi dengan cairan dan bahan solid apapun seperti; minyak,
air, garam, dan bahan pelarut.
2. Keringkan core sample di dalam Oven dengan temperatur 115˚C
setidaknya selama 12 jam dan biarkan sampel mendingin hingga suhu
sekitar sebelum dimuat ke core holder.

a. Persiapan Alat
1. Atur semua panel pada alat CORE TEST TPI-219 pada kondisi CLOSED
2. Menghubungkan power supply ke sumber listrik dan menyalakan alat
dengan switch power di bagian belakang
3. Membuka panel VENT dan TO CORE dan mendiamkan selama +30 menit
4. Mencatat nilai yang tertera pada Digital Pressure Display sebagai Zero
Pressure Calibration Data

b. Kalibrasi
1. Memastikan semua panel dalam kondisi CLOSED
2. Menghidupkan alat CORE TEST TPI-219 dan injeksikan tekanan pada
tabung gas sebesar ± 100 psi (pada regulator tabung)
3. Memutar panel GAS ON dan REGULATOR yang ada dibelakang CORE
TEST TPI-219
4. Menyiapkan semua Calibration Disk (billet) dan dimasukkan ke dalam
penampang Coreholder
8

5. Injeksikan tekanan dari Tabung gas helium ke alat CORE TEST TPI-219
dengan cara memutar panel SUPPLY GAS sekitar 3 – 5 detik (jangan
sampai mencapai angka 95) lalu panel SUPPLY GAS di CLOSED
6. Membuka panel REF VOL
7. Mencatat nilai tekanan yang ada pada alat sebagai Preffull (Tekanan
referensi dari pengukuran Full Cup, psi )
8. Membuka panel TO CORE dan catat tekanan pada alat CORE TEST TPI-
219 sebagai Pcupfull (Tekanan cup dengan semua billets dalam cup, psi )
9. Membuka panel VENT kemudian membuka Coreholder
10. Mengeluarkan salah satu Calibration Disk ( Billet ) yang ada di
penampang core, dan catat Volume Billet tersebut sebagai
Vbilletsremoved (Volume Billet yang dikeluarkan, Cm3 )
11. Atur semua panel pada alat CORE TEST TPI-219 pada kondisi CLOSED
12. Menginjeksikan tekanan dari Tabung gas helium ke alat CORE TEST TPI-
219 dengan cara memutar panel SUPPLY GAS hinggan tekanan konstan
(dengan kondisi billet dikeluarkan ) lalu panel SUPPLY GAS di CLOSED
13. Membuka panel REF VOL
14. Mencatat tekanan sebagai Prefrem (Tekanan referensi dari pengukuran
dengan salah satu billet yang di keluarkan, psi )
15. Membuka panel TO CORE dan catat tekanan pada alat CORE TEST TPI-
219 sebagai Pcuprem (Tekanan cup dengan salah satu billet yang
dikeluarkan, psi )
16. Membuka panel VENT kemudian membuka Coreholder
17. Memastikan semua panel dalam kondisi CLOSED
18. Lalu cari nilai Vref (Volume sistem referensi, Cm3 )

c. Pengujian
1. Memastikan semua panel dalam kondisi CLOSED
2. Mengukur diameter dan panjang sampel yang akan diuji
3. Memilih Calibration Disk ( billet ) yang memiliki tinggi minimal sama
dengan dengan tinggi sample yang akan diuji dan dikeluarkan dari
9

penampang core, lalu catat volume billet tersebut sebagai


Vbilletsremoved ( Volume Billet yang dikeluarkan, Cm3 )
4. Memasukkan sample dan Calibration Disk ( billet ) kedalam penampang
core
5. Menginjeksikan tekanan dari Tabung gas helium ke alat CORE TEST TPI-
219 dengan cara memutar panel SUPPLY GAS hinggan tekanan konstan,
lalu panel SUPPLY GAS di CLOSED
6. Membuka panel REF VOL
7. Mencatat nilai tekanan tersebut sebagai Prefsampel (Tekanan referensi
dari pengukuran sampel, psi)
8. Membuka panel TO CORE dan catat tekanan pada alat CORE TEST TPI-
219 sebagai Pcupsampel (Tekanan cup dengan sampel, psi)
9. Mencari nilai Vgrain (Volume grain, Cm3)
10. Membuka panel VENT kemudian membuka Coreholder
11. Memastikan semua panel dalam kondisi CLOSED
12. Dan mencari nilai porositas dari sample tersebut

d. Penutupan Alat
1. Menutup valve gas tabung helium
2. Mengeluarkan gas dengan cara membuka panel SUPPLY GAS, REF
VOL, TO CORE dan yang terakhir adalah VENT
3. Menutup semua panel kembali
4. Mematikan alat lewat switch power di bagian belakang alat
5. Memutuskan hubungan power supply dengan sumber listrik

A. PERHITUNGAN

𝑽𝑏𝑖𝑙𝑙𝑒𝑡𝑠𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑒𝑑
𝑽𝒓𝒆𝒇 = 𝑷𝑟𝑒𝑓𝑟𝑒𝑚 𝑷𝑟𝑒𝑓𝑓𝑢𝑙𝑙
(𝑷𝑐𝑢𝑝𝑟𝑒𝑚) − (𝑷𝑐𝑢𝑝𝑓𝑢𝑙𝑙)

Keterangan:
Vref = Volume sistem referensi, Cm3
10

Vbilletsremoved = Volume Billet yang dikeluarkan, Cm3


Preffull = Tekanan referensi dari pengukuran Full cup, Psi
Pcupfull = Tekanan cup dengan semua billets dalam cup, psi
Prefrem = Tekanan referensi dari pengukuran dengan salah satu
billet yang dikeluarkan, psi
Pcuprem = Tekanan cup dengan salah satu billet yang dikeluarkan

𝑷𝑟𝑒𝑓𝑓𝑢𝑙𝑙 𝑷𝑟𝑒𝑓𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑽𝒈𝒓𝒂𝒊𝒏 = 𝑽𝑏𝑖𝑙𝑙𝑒𝑡𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑒𝑑 + ((𝑷𝑐𝑢𝑝𝑓𝑢𝑙𝑙) 𝑽𝑟𝑒𝑓) − ((𝑷𝑐𝑢𝑝𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) 𝑽𝑟𝑒𝑓)

Keterangan:
Vgrain = Volume grain, Cm3
Vref = Volume sistem referensi, Cm3
Vbilletsremoved = Volume Billet yang dikeluarkan, Cm3
Preffull = Tekanan referensi dari pengukuran Full cup, Psi
Pcupfull = Tekanan cup dengan semua billets dalam cup, psi
Prefsampel = Tekanan referensi dari pengukuran sampel , psi
Pcupsampel = Tekanan cup dengan sampel, psi

𝑽𝑏𝑢𝑙𝑘 − 𝑽𝑔𝑟𝑎𝑖𝑛
Ø= 𝑥 100%
𝑽𝑏𝑢𝑙𝑘

Keterangan:
Ø = Porositas
Vbulk = Volume total batuan, Cm3
Vgrain = Volume grain, Cm3
HASIL PENGAMATAN

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan dengan Menggunakan Gas Helium Porosimeter


Zero
Kode Vbulk pressure
d h Preffull Pcupfull Vbilletsremoved Prefrem Pcuprem Vref Vbilletsremoved Prefsampel Pcupsampel Vgrain Ø
Core calibration
data

Keterangan:
Vref = Volume sistem referensi, Cm3
Vbilletsremoved = Volume Billet yang dikeluarkan, Cm3
Preffull = Tekanan referensi dari pengukuran Full cup, Psi
Pcupfull = Tekanan cup dengan semua billets dalam cup, psi
Prefrem = Tekanan referensi dari pengukuran dengan salah satu billet yang dikeluarkan, psi
Pcuprem = Tekanan cup dengan salah satu billet yang dikeluarkan
Vgrain = Volume grain, Cm3
Prefsampel = Tekanan referensi dari pengukuran sampel , psi
Pcupsampel = Tekanan cup dengan sampel, psi
Ø = Porositas
Vbulk = Volume total batuan, Cm3
Tabel 1.2 Hasil Pengamatan dengan Cara Menimbang
Massa
Kode W2 jenis ɸ
No W1 W3 Vb Vg Vp
Core kerosin effektif
(𝜌)

Pekanbaru, / / 2023

Asisten Praktikan

( ) ( )
NPM : NPM :
PERCOBAAN II
(EXPERIMENT II)
PENGUKURAN PERMEABILITAS
(PERMEABILITY MEASUREMENT)

2.1. Tujuan Percobaan


Menentukan besarnya permeabilitas absolut dengan menggunakan Gas
Permeameter.

2.2. Teori Dasar


Definisi Permeabilitas adalah kemampuan batuan reservoir untuk dapat
meloloskan fluida reservoir melalui pori batuan yang saling berhubungan tanpa
merusak partikel pembentuk batuan tersebut. Jadi permeabilitas merupakan
tingkat kemudahan mengalirnya fluida melalui pori-pori batuan, Pada umumnya
hasil analisa sampel core yang diperoleh dari reservoir memberikan harga
permeabilitas yang berbeda, hal ini menunjukkan sifat ketidakseragaman dari
batuan reservoir tersebut.
Karena Henry Darcy dianggap sebagai pelopor penyelidikan permeabilitas
maka untuk satuan permeabilitas adalah darcy.
Definisi API untuk 1 darcy adalah suatu medium berpori yang punya
kelulusan (permeabilitas) sebesar 1 darcy. Jika cairan berfasa tunggal dengan
kekentalan cp mengalir dengan kecepatan 1 cm / sec melalui penampang seluas 1
cm2 pada gradien hidrolik 1 atm (76 mmHg) per cm dan jikacairan tersebut
seluruhnya mengisi medium tersebut. Secara matematis dapat didefinisikan
sebagai berikut :

μQL
K  ……………………………………………..(4.1)
A (P1 - P2 )
Dimana :
K = Permeabilitas, Darcy.
Q = Lajualir, cc / sec.

14
15

 = Viscositas, cp.
A = Luas penampang, cm2
L = Panjang, cm.
P = Beda tekanan, atm.

Didalam batuan reservoir fluida yang mengalir biasanya lebih dari satu
macam sehingga permeabilitas dapat dibagi menjadi :
1. Permeabilitas absolute.
Adalah harga permeabilitas suatu batuan apabila fluida yang mengalir
melalui pori-pori batuan hanya terdiri dari satu fasa.Misalnya yang mengalir
gas saja, minyak saja, atau air saja.
2. Permeabilitas effektif.
Adalah permeabilitas bila fluida yang mengalir lebih dari satu macam fluida
(misal minyak, gas, dan air).
3. Permeabilitas relative.
Adalah perbandingan antara permeabilitas effektif dengan permeabilitas
absolut.
Pengukuran permeabilitas batuan dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu :
a. Analisa core (laboratorium test)
b. Analisa log
c. Pengujian sumur

Di laboratorium, analisa core untuk menentukan permeabilitas suatu contoh


batuan dilakukan dengan menggunakan gas nitrogen karena gas tidak bersifat
membasahi permukaan batuan dan mempunyai aliran yang seragam melewati
semua pori.
16

2.3. Alat Dan Bahan


2.3.1. Alat
1. Permemameter Model M3020
2. Gas Nitrogen
3. Jangka sorong

2.3.2. Bahan
1. Core

Gambar 2.1. Permeameter Model M3020


17

2.4. Prosedur Percobaan


A. Persiapan Sample
1. Membuat cement slurry sesuai dengan spesifikasi API dan masukkan
ke dalam cetakan yang telah disediakan (diameter = 1.0 in/25.4 mm
dan tinggi = 1.0 in/25.4 mm) yang sebelumnya di olesi dengan grease.
2. Biarkan selama 1 atau 2 hari sampai sampel kering.
3. Bersihkan sampel core untuk menghilangkan residu/debu. Pastikan
sampel core memiliki ukuran/dimensi yang tepat sebelum ditempatkan
ke dalam sample holder. Olesi sample holder dengan grease sebelum
sampel core dimasukkan.
4. Dorong sampel core ke dalam rubber sample holder dengan diameter
1.0 in (25.4 mm) yang sudah ditempatkan dengan aman ke dasar
pressure vessel..
5. Pastikan tubing terhubung dengan baik pada bagian bawah pressure
vessel
6. Pasang tutup dari pressure vessel dan kencangkan hingga kencang.
Tutupnya tidak perlu dikencangkan secara berlebihan dan harus ada
jarak sekitar 1 – 3 in (2.5 – 7.5 mm) antara tutup dan bagian atas
pressure vessel.
7. Hubungkan tubing kuningan dibagian atas pressure vessel ke tekanan
outlet di bagian depan instrument/alat.

B. Cara Kerja
1. Putar katup A/B, C dan D ke posisi OFF.
2. Pastikan bahwa semua koneksi ketat/kencang dan core berada pada
tekanan seperti yang dijelaskan (persiapan sampel)
3. Masukkan gas nitrogen dengan membuka regulator pada 10 - 30 Psi.
4. Putar katup A/B ke posisi A
5. Buka katup D sebentar
6. Tutup katup D untuk mengalihkan gas melalui sampel inti semen.
18

7. Pastikan tombol flow meter diputar berlawanan arah jarum jam atau
terbuka penuh
8. Naikkan tekanan pada regulator untuk tekanan yang di inginkan
9. Biarkan gas mengalir melalui flow meter sebelum mencatat aliran.
10. Catat tekanan pada pengukur tekanan (ml/s). Gunakan flow
rate/pressure terendah untuk pengukuran yang akurat.
11. Sebagai bahan rujukan dapat dilihat pada API RP 10B-2 untuk
menganalisa hasil dan informasi yang dibutuhkan.
12. Ketika pengujian selesai, kurangi tekanan pada regulator hingga 0,
buka katup D dan pastikan tekanan sudah di release/keluar. Tutup
katup A/B dan C. tutup katup D setelah semua tekanan keluar dari
system.
13. Keluarkan sampel core dan bersihkan tempat core.
19
HASIL PENGAMATAN

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Pengukuran Permeabilitas


µ gas Qb Pb
Panjang
(cP) (Gas flow (Tekanan Po (Outlet k
No. Diameter sampel A (Luas, Pi
rate, Barometer Pressure, ΔP (atm) (Permeabilitas,
core (cm) core, L cm2) (atm)
mL/sec) , atm) atm) mD)
(cm)

Pekanbaru, / / 2023

Asisten Praktikan

( ) ( )
NPM : NPM :
PERCOBAAN III
(EXPERIMENT III)
PENGUKURAN SATURASI FLUIDA
(MEASUREMENT OF FLUID SATURATION)

3.1. Tujuan Percobaan


Menentukan besarnya harga saturasi fluida didalam batuan reservoir
sehingga dapat memperkirakan besarnya cadangan minyak, mengetahui batas
antara air-minyak dan mengetahui ketinggian air dan minyak.

3.2. Teori Dasar


Saturasi fluida didefinisikan sebagai perbandingan antara volume fluida
tertenu (air,minyak dan gas) terhadap jumlah volume pori-pori.

Ruang pori-pori batuan reservoir mengandung fluida yang biasanya terdiri


dari air,minyak dan gas.Untuk mengetahui jumlah masing –masing fluida,maka
perlu diketahui saturasi masing-masing fluida. jumlah volume pori. Umumnya
pada formasi zona minyak kandungan air dalam formasi tersebut dinamakan
interstitial water atau connate water yang didefinisikan sebagai air yang
tertinggal di dalam formasi pada saat reservoir terbentuk.

Dalam satu batuan reservoir biasanya akan terdapat 3 jenis saturasi yang
dalam persamaan dirumuskan :

1. Saturasi air
Didefinisikan sebagai : Perbandingan antara volume pori yang
Terisi air terhadap volume pori batuan total.
Volume pori yang diisi air
Sw  …………………………………. (3.1)
Volume pori total

21
22

2. Saturasi minyak
Didefinisikan sebagai : Perbandingan antara volume pori yang terisi oleh
minyak terhadap volume pori total.

Volume pori yang diisi minyak


So  …………………………….. (3.2)
Volume pori total

3. Saturasi gas
Didefinisikan sebagai : Perbandingan antara volume pori yang terisi oleh
gas terhadap volume pori total.

Volume pori yang diisikan gas


Sg  ……………………………... (3.3)
Volume pori total
Apabila dalam suatu pori berisi minyak,air dan gas maka berlaku hubungan :

dimana ; Sw + So + Sg = 1 …………………………………......... (3.4)

Apabila upaya pencapaian kesetimbangan hidrostatik dalam proses migrasi


memungkinkan kondisi kejenuhan gas maka gas akan keluar dari minyak dan
akan menempati pula bagian ruangan pori-pori batuan reservoir tersebut sebagai
saturasi gas.Dengan demikian maka didalam ruangan batuan reservoir akan
terdapat dua atau tiga macam fluida sekaligus.Karena pengaruh proses geologi,
kapilaritas, sifat batuan reservoir dan sifat fluida reservoir akan mengakibatkan
sejumlah fluida yang tidak dapat dikeluarkan dari dalam reservoir. Volume fluida
tersebut dinyatakan dalam saturasi yaitu:
Swirr = Irreducible Water Saturation, besarnya bekisar ± 15% - 30%.
Sor = Residual Oil Saturation, besarnya berkisar ± 10% - 20%
Swirrsering juga disebut Swc = Connate Water Saturation.
Pada umumnya hampir semua reservoir minyak memiliki air yang
terakumulasi disekitar daerah akumulasi minyak dan air tersebut sebagai air bebas
(free water), sedangkan air yang terakumulasi dibawah minyak disebut air alas
(bottom water)
23

Telah diketahui bahwa massa jenis minyak lebih ringan daripada massa
jenis air sehingga minyak cenderung keatas, sedangkan air cenderung ke
bawah.Disamping itu,terdapat juga lapisan air pada dinding pori batuan yang
disebut dengan wetting water, sedangkan lapisan minyak yang melekat pada
dinding pori batuan disebut wetting oil.

Pada suatu reservoir, gas alam akan selalu berada bersama-sama dengan
minyak yang diproduksikan dari suatu reservoir.Energi yang dihasilkan oleh gas
dibawah tekanan merupakan suatu energi yang sangat berharga untuk mendorong
dari dalam reservoir menuju permukaan.
Saturasi fluida dalam suatu reservoir akan bervariasi dari sutu tempat ke
tempat yang lain.Saturasi air akan cenderung lebih tinggi pada batuan yang
kurang berporous (porositas rendah).Harga saturasi pada lapangan minyak yang
berproduksi biasanya akan berkisar antara 0,1-0,5 dengan adanya perbedaan
densitas antara air, minyak dan gas maka pada dasar reservoir akan cenderung
mempunyai saturasi air lebih tinggi dibandingkan dengan struktur reservoir pada
bagian atas dan sebaliknya, pada reservoir bagian atas saturasi gas akan lebih
tinggi.
Saturasi fluida akan bervariasi terhadap komulatif poduksi minyak.Jika
minyak diproduksi, maka posisi minyak dalam reservoir akan tergantikan oleh air
ataupun gas, sehingga pada formasi akan selalu terjadi perubahan saturasi minyak.
Dari korelasi yang dibuat oleh Ben A.Emdhal, formasi dengan
permeabilitas rendah dan saturasi air corenya adalah dianggap produktif.Untuk
formasi dengan permeabilitas lebih besar, batas tertinggi dari saturasi air adalah
sedikit lebih kurang dari 50 %.Karena itu, hasil penyelidikan nilai saturasi dari
sample core, maka akan didapatkan bahwa formasi akan produktif apabila saturasi
air dipermukaan pada sample core adalah kurang dari 50 %.
Dalam pengukuran saturasi fluida di laboratorium dapat ditentukan dengan
beberapa metode, yaitu :
a. Metode penjenuhan (Rethort Summation Method)
b. Destilasi Vakum (vaccum Destilation Method)
24

c. Metode Dean and Stark

Adapun manfaat dapat diketahuinya nilai masing-masing fluida adalah sebagai


berikut :
1. Dapat memperkirakan besarnya cadangan minyak
2. Dapat mengetahui batas antara air dan minyak
3. Dapat mengetahui ketinggian antara air dan minyak

3.3. Alat Dan Bahan


3.3.1. Alat
1. Solvent ekstraktor termasuk condenser (pendingin) water up
pemanas listrik.
2. Timbangan .
3. Gelas ukur.
3.3.2. Bahan
1. Sampel core.
2. Air.
3. Kerosin.
4. Toluena.

Gambar 3.1. Dean & Stark Apparatus


25

3.4. Prosedur Percobaan


1. Mengambil fresh core atau yang telah dijenuhi dengan air dan minyak.
2. Menimbang core tersebut, misalnya beratnya a gr.
3. Memasukkan core tersebut kedalam labu Dean dan stark yang telah diisi
dengan dua pertiga toluena. Kemudian kita lengkapi dengan water trap
dan reflux condensor (Torsæter & Abtahi, 2000).
4. Memanaskan selama kurang lebih 60 menit hingga air tidak tampak lagi
(E.W. Dean, 1920).
5. Mendinginkannya dan membaca volume air yang terapung dalam water
trap, trap misalnya = b cc = b gr.
6. Mengeringkan sampel core dalam oven selama 15 menit (pada suhu 105
oC sampai 120 oC), kemudian mendinginkanya dalam exicator (Edition,
1998; Tavakoli, 2018). Lalu menimbang core kering tersebut, misalnya
= c gr.
26

7. Maka kita dapat menghitung berat minyak dengan persamaan berikut :


a – (b + c) gram = d gram.
8. Volume minyak dihitung dengan persamaan :

volume minyak = = …………………………………..(3.5)

9. Saturasi minyak dan saturasi air :

s = S = …………………...(3.6)
HASIL PENGAMATAN

 Massa Core Jenuh = gr


 Massa Core Kering= gr
 = gr/ml

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Pengukuran Saturasi Fluida


Volume Volume Volume Volume
Waktu Waktu
No Air Minyak No Air Minyak
(menit) (menit)
(ml) (ml) (ml) (ml)
1 11
2 12
3 13
4 14
5 15
6 16
7 17
8 18
9 19
10 20

Pekanbaru, / / 2023
Asisten Praktikan

( ) ( )
NPM : NPM :
PERCOBAAN IV
(EXPERIMENT IV)
PENENTUAN KADAR LARUT SAMPEL FORMASI
DALAM LARUTAN ASAM
(DETERMINATION OF SOLUBILITY FORMATION SAMPLE
IN ACID SOLUTION)

4.1. Tujuan Percobaan


1. Menentukan daya larut asam terhadap sampel batuan dengan
menggunakan metode gravimetric, sehingga dapat diperoleh informasi
atau data penting sebelum melakukan stimulasi.
2. Menentukan % berat dari material yang larut dalam HCL 15%.
3. Penentuan % Solubility.

4.2. Teori Dasar


Salah satu cara stimulasi yang digunakan adalah pengasaman, dengan
menginjeksikan dalam reservoir untuk mendapatkan harga permeabilitas dan
porositas yang lebih besar atau lebih komersial disuatu lapangan minyak.
Asam yang digunakan adalah asam chlorida 15% yang bereaksi dengan
batuan karbonat sesuai dengan persamaan :
CaCO3 + 2HCl ––> CaCl2 + H2O + CO2.
Sebelum dilakukan stimulasi dengan pengasaman, harus dilakukan dengan
tepat data-data laboratorium yang diperoleh dari sampel formasi, fluida reservoir
dan fluida stimulasi. Sehingga informasi yang diperoleh dari laboratorium tersebut
dapat digunakan untuk merencanakan operasi stimulasi dengan tepat. Sehingga
pada gilirannya dapat diperoleh penambahan produktifitas formasi yang
diharapkan .
Salah satu informasi yang diperlukan adalah daya larut asam terhadap
sampel batuan (acid soluility). Metode ini menggunakan teknik gravimetri untuk
menentukann reaktifitas formasi dengan asam.

28
29

Metode pengasaman (acidizing) dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :


1. Matrix acidizing.
2. Fracturingacidizing.
3. Acidizing wash.
Hydraulic Fracturing adalah sebuah metoda memecahkan celah yang
terbuka disekitar zona produktif. Fluida fracturing ini dilakukan dengan
memasukan gel ke dalam formasi dengan tekanan yang cukup tinggi untuk
memecah formasi.
Acidization atau pengasaman adalah cara stimulasi yang digunakan untuk
reservoir yang terdiri atas batu gamping atau dolomite atau batuan reservoir yang
terlarut dalam asam. Acidization ini dilakukan dengan memasukan
asam/memompakan asam kedalam sumur agar melarutkan batu gamping untuk
memperbesar permeabilitas.
Pada umumnya hanya batuan karbonat yang dapat dipengaruhi oleh
perlakuan asam, meskipun demikian sebagian pasir mempunyai kandungan
karbonat yang cukup. Beberapa additive biasanya digunakan dalam pengasaman
hal ini berguna untuk mencegah korosi pada casing dan tubing.
Selain menambah produktifitas, pekerjaan stimulasi juga diperlukan
untuk mengatasi kerusakan formasi. Kerusakan formasi yang disebabkan oleh
masuknya fluida atau solid asing pada bagian terbuka, yang terbatas dengan
lubang sumur yang akan menyebabkan menurunnya harga permeabilitas.

4.3. Alat Dan Bahan


4.3.1. Alat
1. Mortar dan pestle.
2. Timbangan.
3. Corong
4. Kertas saring
5. Erlenmeyer
6. Gelas Ukur
30

4.3.2. Bahan
1. Aquadest.
2. HCl 15%
3. Core karbonat.

4.4. Prosedur Percobaan


1. Mengekstraksikan core dengan toluena pada soxhlet apparatus,
kemudian dikeringkan pada oven 105∘C (220∘F).
2. Menghancurkan sampel kering pada mortar hingga dapat lolos pada
ASTM 100 Mesh.
3. Mengambil sampel yang telah dihancurkan 10 gram dan dimasukkan
pada erlenmeyer 500 ml, kemudian dimasukkan 150 ml HCl 15 % dan
digoyangkan sehingga CO2 terbebaskan semua (Wardhana, 2007).
4. Setelah reaksi selesai tuangkan sampel residu beserta larutan dalam
erlenmeyer pada kertas saring. Bilas sisa-sisa sampel dengan aquadest
sedemikian rupa hingga air filtrat setelah ditetesi larutan methyl orange
tidak nampak reaksi asam (sampai warna kemerah-merahan).
5. Mengeringkan residu dalam oven kira kira selama ½ jam dengan suhu
105 °C (220 °F), kemudian dinginkan dan akhirnya ditimbang.
6. Menghitung kelarutan sebagian % berat dari material yang larut dalam
HCl 15 %.

Solubility % berat = × 100% .............................................. (6.1)


Dimana : W = berat sampel, gr

w = berat residu, gr
HASIL PENGAMATAN

Tabel 4.1. Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi dalam Larutan Asam
Volume Berat Berat Residu
No. Nama Sampel % Solubility
HCl (ml) Sampel (gr) (gr)

1.

2.

Pekanbaru, / /2023
Asisten Praktikan

( ) ( )
NPM: NPM:
PERCOBAAN V
(EXPERIMENT V)
SIEVE ANALYSIS

5.1. Tujuan Percobaan


Untuk menentukan besarnya coring coefisien dan menentukan baik
buruknya sortasi batuan pasir reservoir.

5.2. Teori Dasar


Tahap penyelesaian suatu sumur yang menembus formasi lepas
(unconsolidated) tidak sederhana seperti tahap penyelesaian dengan formasi
kompak (consolidated) karena harus mempertimbangkan adanya pasir yang ikut
terproduksi bersama fluida produksi.Seandainya pasir tersebut tidak dikontrol
dapat menyebabkan pengikisan dan penyumbatan pada peralatan
produksi.Disamping itu, juga menimbulkan penyumbatan pada dasar sumur.
Produksi pasir lepas ini,pada umumnya sensitif terhadap laju produksi, apabila
laju alirannya rendah pasir yang ikut terproduksi sedikit dan sebaliknya.
Metode yang umum untuk menanggulangi masalah kepasiran meliputi
penggunaan slotted atau screen liner dan gravel packing.Metode penanggulangan
ini memerlukan pengetahuan tentang distribusi ukuran pasir agar dapat ditentukan
pemilihan ukuran screen dan gravel yang tepat.

5.3. Alat Dan Bahan


5.3.1. Alat
1. Torsion balance dan anak timbangan.
2. Mortar dan pastle.
3. Tyler Sieve ASTM ( #10, #20, #40 #30, #40, #50, #80, #100,
#200).

32
33

5.3.2. Bahan
1. Sampel batuan reservoir

5.4. Prosedur Percobaan


1. Menyiapkan butiran batuan pada satu tempat.
2. Timbang butiran batuan menggunakan timbangan sebanyak 200 gram.
3. Mencatat nomor dan ukuran lubang masing-masing sieve yang
digunakan.
4. Bersihkan sieve menggunakan kuas jika masih ada sisa butiran yang
tertinggal.
5. Susun sieve dari nomor yang terkecil ke nomor yang terbesar dan pada
urutan paling akhir ada pan sebagai tempat penampungan material
akhir.
6. Masukkan butiran batuan pada sieve yang terletak paling atas.
7. Mengatur waktu sieve shaker sesuai kebutuhan (30 menit).
8. Nyalakan sieve shaker sesuai SOP.
9. Matikan sieve shaker setelah 30 menit.
10. Timbang dan catat berat material yang berada pada masing-masing
sieve.
11. Bersihkan sieve dengan kuas dari material yang tersisa.
12. Mengulangi langkah 1 sampai dengan 11 untuk contoh batuan
reservoir yang kedua.
13. Membuat tabel dengan kolom nomor sieve, opening diameter, %
retained cumulative percent retained.
14. Membuat grafik semilog antara opening diameter dengan cumulative
percent retained.
34

15. Dari grafik yang didapat (seperti huruf S), menghitung :

- Medium diameter pada 50 % = … mm


HASIL PENGAMATAN

5.1 Tabel Hasil Pengamatan Sieve Analysis


Opening Percent Cumulative
Weight
Sieve No diameter retained percent
retained(gr)
(mm) (%) retained (%)
10

20

30

40

50

80

100

200

Jumlah

 Massa Sampel =
 Median diameter =
𝐷25
 Koefesien kekompakan 𝜎 = √
𝐷75
= ………..

1. Koefesien keseragaman C = D40/D90 = ……………


D10 =
D15 =
D20 =
D50 =
D60 =
D75 =
D80 =
D90 =
D100 =
 Ukuran saringan dapat dipilih sesuai dengan metode yang digunakan :
Meode Coberly : W = 2 𝑥 𝐷10 =
Metode Gill : W = 𝐷15 =
Metode Willson : W = 𝐷10 =

Pekanbaru, / / 2023

Asisten Praktikan

( ) ( )
NPM : NPM :

Anda mungkin juga menyukai