(SCHOOL COURSES)
PRAKTIKUM PETROFISIKA
(PETROPHYSIC COURSE)
TKP - TP214127
FAKULTAS TEKNIK
(ENGINEERING FACULTY)
FAKULTAS TEKNIK
(ENGINEERING FACULTY)
1
2
Hal
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
(INTRODUCTION)
Porositas sekunder
Adalah porositas yang terjadi setelah proses pengendapan batuan seperti yang
disebabkan karena proses pelarutan atau endapan.
Sedangkan ditinjau dari sudut teknik reservoir, porositas dibagi menjadi dua
:
Porositas absolut
Didefinisikan sebagai perbandingan antara volume seluruh pori dengan
volume total batuan (bulk volume) atau ditulis :
Vp Vb Vg
abs 100% dan abs 100% .................. (2.1)
Vb Vb
3
4
5. Metode Loos-of-Weight
6. Metode Liquid saturation
7. Metode Porositas dari Large core samples
Secara tidak langsung,porositas dihitung berdasarkan hasil pengukuran well-
logging .Ada beberapa alat yang baik untuk menentukan porositas yaitu sonic
log dan density log
1.3.2. Bahan
1. Kerosin dengan berat jenis 0,83.
2. Sampel core
Wdf = W1-W3
𝑊𝑑𝑓
Volume pori (Vb) = ………………………….(2.4)
𝐵𝐽 𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑖𝑛
𝑉𝑝
Porositas efektif = 𝑉𝑏 𝑥 100% .........................................(2.5)
e f
a c d
b
Prosedur penggunaan:
Persiapan core
1. Core sample harus dalam keadaan kering, bersih, dan tidak
terkontaminasi dengan cairan dan bahan solid apapun seperti; minyak,
air, garam, dan bahan pelarut.
2. Keringkan core sample di dalam Oven dengan temperatur 115˚C
setidaknya selama 12 jam dan biarkan sampel mendingin hingga suhu
sekitar sebelum dimuat ke core holder.
a. Persiapan Alat
1. Atur semua panel pada alat CORE TEST TPI-219 pada kondisi CLOSED
2. Menghubungkan power supply ke sumber listrik dan menyalakan alat
dengan switch power di bagian belakang
3. Membuka panel VENT dan TO CORE dan mendiamkan selama +30 menit
4. Mencatat nilai yang tertera pada Digital Pressure Display sebagai Zero
Pressure Calibration Data
b. Kalibrasi
1. Memastikan semua panel dalam kondisi CLOSED
2. Menghidupkan alat CORE TEST TPI-219 dan injeksikan tekanan pada
tabung gas sebesar ± 100 psi (pada regulator tabung)
3. Memutar panel GAS ON dan REGULATOR yang ada dibelakang CORE
TEST TPI-219
4. Menyiapkan semua Calibration Disk (billet) dan dimasukkan ke dalam
penampang Coreholder
8
5. Injeksikan tekanan dari Tabung gas helium ke alat CORE TEST TPI-219
dengan cara memutar panel SUPPLY GAS sekitar 3 – 5 detik (jangan
sampai mencapai angka 95) lalu panel SUPPLY GAS di CLOSED
6. Membuka panel REF VOL
7. Mencatat nilai tekanan yang ada pada alat sebagai Preffull (Tekanan
referensi dari pengukuran Full Cup, psi )
8. Membuka panel TO CORE dan catat tekanan pada alat CORE TEST TPI-
219 sebagai Pcupfull (Tekanan cup dengan semua billets dalam cup, psi )
9. Membuka panel VENT kemudian membuka Coreholder
10. Mengeluarkan salah satu Calibration Disk ( Billet ) yang ada di
penampang core, dan catat Volume Billet tersebut sebagai
Vbilletsremoved (Volume Billet yang dikeluarkan, Cm3 )
11. Atur semua panel pada alat CORE TEST TPI-219 pada kondisi CLOSED
12. Menginjeksikan tekanan dari Tabung gas helium ke alat CORE TEST TPI-
219 dengan cara memutar panel SUPPLY GAS hinggan tekanan konstan
(dengan kondisi billet dikeluarkan ) lalu panel SUPPLY GAS di CLOSED
13. Membuka panel REF VOL
14. Mencatat tekanan sebagai Prefrem (Tekanan referensi dari pengukuran
dengan salah satu billet yang di keluarkan, psi )
15. Membuka panel TO CORE dan catat tekanan pada alat CORE TEST TPI-
219 sebagai Pcuprem (Tekanan cup dengan salah satu billet yang
dikeluarkan, psi )
16. Membuka panel VENT kemudian membuka Coreholder
17. Memastikan semua panel dalam kondisi CLOSED
18. Lalu cari nilai Vref (Volume sistem referensi, Cm3 )
c. Pengujian
1. Memastikan semua panel dalam kondisi CLOSED
2. Mengukur diameter dan panjang sampel yang akan diuji
3. Memilih Calibration Disk ( billet ) yang memiliki tinggi minimal sama
dengan dengan tinggi sample yang akan diuji dan dikeluarkan dari
9
d. Penutupan Alat
1. Menutup valve gas tabung helium
2. Mengeluarkan gas dengan cara membuka panel SUPPLY GAS, REF
VOL, TO CORE dan yang terakhir adalah VENT
3. Menutup semua panel kembali
4. Mematikan alat lewat switch power di bagian belakang alat
5. Memutuskan hubungan power supply dengan sumber listrik
A. PERHITUNGAN
𝑽𝑏𝑖𝑙𝑙𝑒𝑡𝑠𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑒𝑑
𝑽𝒓𝒆𝒇 = 𝑷𝑟𝑒𝑓𝑟𝑒𝑚 𝑷𝑟𝑒𝑓𝑓𝑢𝑙𝑙
(𝑷𝑐𝑢𝑝𝑟𝑒𝑚) − (𝑷𝑐𝑢𝑝𝑓𝑢𝑙𝑙)
Keterangan:
Vref = Volume sistem referensi, Cm3
10
𝑷𝑟𝑒𝑓𝑓𝑢𝑙𝑙 𝑷𝑟𝑒𝑓𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑽𝒈𝒓𝒂𝒊𝒏 = 𝑽𝑏𝑖𝑙𝑙𝑒𝑡𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑒𝑑 + ((𝑷𝑐𝑢𝑝𝑓𝑢𝑙𝑙) 𝑽𝑟𝑒𝑓) − ((𝑷𝑐𝑢𝑝𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) 𝑽𝑟𝑒𝑓)
Keterangan:
Vgrain = Volume grain, Cm3
Vref = Volume sistem referensi, Cm3
Vbilletsremoved = Volume Billet yang dikeluarkan, Cm3
Preffull = Tekanan referensi dari pengukuran Full cup, Psi
Pcupfull = Tekanan cup dengan semua billets dalam cup, psi
Prefsampel = Tekanan referensi dari pengukuran sampel , psi
Pcupsampel = Tekanan cup dengan sampel, psi
𝑽𝑏𝑢𝑙𝑘 − 𝑽𝑔𝑟𝑎𝑖𝑛
Ø= 𝑥 100%
𝑽𝑏𝑢𝑙𝑘
Keterangan:
Ø = Porositas
Vbulk = Volume total batuan, Cm3
Vgrain = Volume grain, Cm3
HASIL PENGAMATAN
Keterangan:
Vref = Volume sistem referensi, Cm3
Vbilletsremoved = Volume Billet yang dikeluarkan, Cm3
Preffull = Tekanan referensi dari pengukuran Full cup, Psi
Pcupfull = Tekanan cup dengan semua billets dalam cup, psi
Prefrem = Tekanan referensi dari pengukuran dengan salah satu billet yang dikeluarkan, psi
Pcuprem = Tekanan cup dengan salah satu billet yang dikeluarkan
Vgrain = Volume grain, Cm3
Prefsampel = Tekanan referensi dari pengukuran sampel , psi
Pcupsampel = Tekanan cup dengan sampel, psi
Ø = Porositas
Vbulk = Volume total batuan, Cm3
Tabel 1.2 Hasil Pengamatan dengan Cara Menimbang
Massa
Kode W2 jenis ɸ
No W1 W3 Vb Vg Vp
Core kerosin effektif
(𝜌)
Pekanbaru, / / 2023
Asisten Praktikan
( ) ( )
NPM : NPM :
PERCOBAAN II
(EXPERIMENT II)
PENGUKURAN PERMEABILITAS
(PERMEABILITY MEASUREMENT)
μQL
K ……………………………………………..(4.1)
A (P1 - P2 )
Dimana :
K = Permeabilitas, Darcy.
Q = Lajualir, cc / sec.
14
15
= Viscositas, cp.
A = Luas penampang, cm2
L = Panjang, cm.
P = Beda tekanan, atm.
Didalam batuan reservoir fluida yang mengalir biasanya lebih dari satu
macam sehingga permeabilitas dapat dibagi menjadi :
1. Permeabilitas absolute.
Adalah harga permeabilitas suatu batuan apabila fluida yang mengalir
melalui pori-pori batuan hanya terdiri dari satu fasa.Misalnya yang mengalir
gas saja, minyak saja, atau air saja.
2. Permeabilitas effektif.
Adalah permeabilitas bila fluida yang mengalir lebih dari satu macam fluida
(misal minyak, gas, dan air).
3. Permeabilitas relative.
Adalah perbandingan antara permeabilitas effektif dengan permeabilitas
absolut.
Pengukuran permeabilitas batuan dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu :
a. Analisa core (laboratorium test)
b. Analisa log
c. Pengujian sumur
2.3.2. Bahan
1. Core
B. Cara Kerja
1. Putar katup A/B, C dan D ke posisi OFF.
2. Pastikan bahwa semua koneksi ketat/kencang dan core berada pada
tekanan seperti yang dijelaskan (persiapan sampel)
3. Masukkan gas nitrogen dengan membuka regulator pada 10 - 30 Psi.
4. Putar katup A/B ke posisi A
5. Buka katup D sebentar
6. Tutup katup D untuk mengalihkan gas melalui sampel inti semen.
18
7. Pastikan tombol flow meter diputar berlawanan arah jarum jam atau
terbuka penuh
8. Naikkan tekanan pada regulator untuk tekanan yang di inginkan
9. Biarkan gas mengalir melalui flow meter sebelum mencatat aliran.
10. Catat tekanan pada pengukur tekanan (ml/s). Gunakan flow
rate/pressure terendah untuk pengukuran yang akurat.
11. Sebagai bahan rujukan dapat dilihat pada API RP 10B-2 untuk
menganalisa hasil dan informasi yang dibutuhkan.
12. Ketika pengujian selesai, kurangi tekanan pada regulator hingga 0,
buka katup D dan pastikan tekanan sudah di release/keluar. Tutup
katup A/B dan C. tutup katup D setelah semua tekanan keluar dari
system.
13. Keluarkan sampel core dan bersihkan tempat core.
19
HASIL PENGAMATAN
Pekanbaru, / / 2023
Asisten Praktikan
( ) ( )
NPM : NPM :
PERCOBAAN III
(EXPERIMENT III)
PENGUKURAN SATURASI FLUIDA
(MEASUREMENT OF FLUID SATURATION)
Dalam satu batuan reservoir biasanya akan terdapat 3 jenis saturasi yang
dalam persamaan dirumuskan :
1. Saturasi air
Didefinisikan sebagai : Perbandingan antara volume pori yang
Terisi air terhadap volume pori batuan total.
Volume pori yang diisi air
Sw …………………………………. (3.1)
Volume pori total
21
22
2. Saturasi minyak
Didefinisikan sebagai : Perbandingan antara volume pori yang terisi oleh
minyak terhadap volume pori total.
3. Saturasi gas
Didefinisikan sebagai : Perbandingan antara volume pori yang terisi oleh
gas terhadap volume pori total.
Telah diketahui bahwa massa jenis minyak lebih ringan daripada massa
jenis air sehingga minyak cenderung keatas, sedangkan air cenderung ke
bawah.Disamping itu,terdapat juga lapisan air pada dinding pori batuan yang
disebut dengan wetting water, sedangkan lapisan minyak yang melekat pada
dinding pori batuan disebut wetting oil.
Pada suatu reservoir, gas alam akan selalu berada bersama-sama dengan
minyak yang diproduksikan dari suatu reservoir.Energi yang dihasilkan oleh gas
dibawah tekanan merupakan suatu energi yang sangat berharga untuk mendorong
dari dalam reservoir menuju permukaan.
Saturasi fluida dalam suatu reservoir akan bervariasi dari sutu tempat ke
tempat yang lain.Saturasi air akan cenderung lebih tinggi pada batuan yang
kurang berporous (porositas rendah).Harga saturasi pada lapangan minyak yang
berproduksi biasanya akan berkisar antara 0,1-0,5 dengan adanya perbedaan
densitas antara air, minyak dan gas maka pada dasar reservoir akan cenderung
mempunyai saturasi air lebih tinggi dibandingkan dengan struktur reservoir pada
bagian atas dan sebaliknya, pada reservoir bagian atas saturasi gas akan lebih
tinggi.
Saturasi fluida akan bervariasi terhadap komulatif poduksi minyak.Jika
minyak diproduksi, maka posisi minyak dalam reservoir akan tergantikan oleh air
ataupun gas, sehingga pada formasi akan selalu terjadi perubahan saturasi minyak.
Dari korelasi yang dibuat oleh Ben A.Emdhal, formasi dengan
permeabilitas rendah dan saturasi air corenya adalah dianggap produktif.Untuk
formasi dengan permeabilitas lebih besar, batas tertinggi dari saturasi air adalah
sedikit lebih kurang dari 50 %.Karena itu, hasil penyelidikan nilai saturasi dari
sample core, maka akan didapatkan bahwa formasi akan produktif apabila saturasi
air dipermukaan pada sample core adalah kurang dari 50 %.
Dalam pengukuran saturasi fluida di laboratorium dapat ditentukan dengan
beberapa metode, yaitu :
a. Metode penjenuhan (Rethort Summation Method)
b. Destilasi Vakum (vaccum Destilation Method)
24
s = S = …………………...(3.6)
HASIL PENGAMATAN
Pekanbaru, / / 2023
Asisten Praktikan
( ) ( )
NPM : NPM :
PERCOBAAN IV
(EXPERIMENT IV)
PENENTUAN KADAR LARUT SAMPEL FORMASI
DALAM LARUTAN ASAM
(DETERMINATION OF SOLUBILITY FORMATION SAMPLE
IN ACID SOLUTION)
28
29
4.3.2. Bahan
1. Aquadest.
2. HCl 15%
3. Core karbonat.
w = berat residu, gr
HASIL PENGAMATAN
Tabel 4.1. Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi dalam Larutan Asam
Volume Berat Berat Residu
No. Nama Sampel % Solubility
HCl (ml) Sampel (gr) (gr)
1.
2.
Pekanbaru, / /2023
Asisten Praktikan
( ) ( )
NPM: NPM:
PERCOBAAN V
(EXPERIMENT V)
SIEVE ANALYSIS
32
33
5.3.2. Bahan
1. Sampel batuan reservoir
20
30
40
50
80
100
200
Jumlah
Massa Sampel =
Median diameter =
𝐷25
Koefesien kekompakan 𝜎 = √
𝐷75
= ………..
Pekanbaru, / / 2023
Asisten Praktikan
( ) ( )
NPM : NPM :