PENGUKURAN POROSITAS
4
5
Vp = Vb – Vg
Keterangan :
Vp = Volume pori-pori batuan, cm3
Vb = Volume total batuan,cm3
Vg = Volume butiran, cm3
2. Porositas Efektif adalah perbandingan antara volume pori yang berhubungan
dengan volume total batuan, atau dapat ditulis :
Vp yang berhubungan
ϕ= x 100% .................................................................(2.2)
Vb
Minyak hanya dapat mengalir melalui pori yang saling berhubungan maka
yang penting dalam industri perminyakan dan yang kita ukur dalam
percobaan ini adalah porositas efektif.
Kegunaan dari pengukuran porositas dalam perminyakan terutama dalam
eksplorasi adalah untuk menentukan cadangan atau IOIP (Initial Oil In Place),
sedangkan dalam eksploitasi untuk komplesi sumur (well completion) dan
secondary recovery.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya porositas antara lain:
1. Bentuk butiran
Batuan yang mempunyai bentuk butiran membundar maka porositasnya akan
besar jika dibandingkan dengan batuan yang bentuk butirannya menyudut, harga
porositasnya kecil.
2. Kemas
Susunan butiran cubic packing memberikan porositas lebih besar daripada
rhombic packing.
Gambar 2.2.
Kemas (Susunan Butiran)
https://chadsquarepants.wordpress.com
3. Sortasi
Batuan di mana semakin baik sortasi (tingkat keseragaman butir) maka
porositas semakin besar dan begitu juga sebaliknya.
Gambar 2.3.
Sortasi
https://geohazard009.wordpress.com/2015/02/
4. Sementasi
Batuan yang butirannya tersemenkan dengan baik, mempunyai nilai porositas
yang kecil dan apabila batuan yang butirannya tersemenkan dengan buruk,
mempunyai nilai porositas yang besar.
7
Gambar 2.4.
Sementasi
http://nuranigeo.blogspot.com/2013/07/
5. Kompaksi
Batuan yang mana semakin besar dan lama tingkat kompaksinya maka
porositas semakin kecil dan sebaliknya. Hal tersebut diakibatkan karena
penekanan batuan di atasnya, sehingga batuan menjadi rapat dan harga porositas
menjadi kecil.
Gambar 2.5.
Kompaksi
https://proses-diagenesa-batuan-karbonat
Secara garis besar metode penentuan porositas dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Secara langsung
Metode ini dilaksanakan di laboratorium dengan menganalisa core dengan cara
penimbangan dan porosimeter atau Mercury Injection Pump.
2. Secara tidak langsung
Metode ini dilaksanakan di lapangan dengan logging sumur (well logging).
Porositas berkisar antara 5% - 30%, tetapi yang umum berkisar antara 10% - 20%.
Pada umumnya porositas batuan karbonat lebih besar. Porositas dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
0% - 5% : Porositas sangat buruk.
8
Gambar 2.6.
Vacuum Desicator : 1) Vacuum Desicator 2) Vacuum Pump
(Sumber : Laboratorium Analisa Inti Batuan)
Gambar 2.7.
Timbangan Analog : 1) Anak Timbangan 2) Timbangan Analog
(Sumber : Laboratorium Analisa Inti Batuan)
11
Ganbar 2.8.
Timbangan Digital
(Sumber : Laboratorium Analisa Inti Batuan)
Ganbar 2.9.
Sampel Core
(Sumber : Laboratorium Analisa Inti Batuan)
12
W1 -W2
Volume butiran (Vg) = BJ Air
W3 -W1
Volume pori (Vp) = BJ Air
W3 -W1
Porositas efektif (∅eff ) = × 100%
W3 -W2
13
2.5.2. Perhitungan
W3−W2 34−19
1. Volume bulk (Vb) = = = 15 cm3
BJ Air 1,0
W1−W2 30−19
2. Volume grain (Vg) = = = 11 cm3
BJ Air 1,0
W3−W1 34 −30
3. Volume pori (Vp) = = = 4 cm3
BJ Air 1,0
W3−W1
4. Porositas Efektif (ϕeff) = x 100 %
W3−W2
34−30
= x 100 %
34−19
= 0,267 x 100 %
= 26,7 %
16
2.6. PEMBAHASAN
Praktikum pada minggu ini adalah pengukuran porositas yang bertujuan
untuk menentukan harga porositas pada batuan reservoir melalui suatu sampel
core batuan, berdasarkan data volume total batuan dan volume pori batuan.
Porositas merupakan besaran yang menentukan volume fluida yang bisa
terkandung di dalam batuan (storage capacity). Cadangan (reserves) hidrokarbon
suatu reservoir sangat dipengaruhi oleh harga porositasnya. Hanya pori-pori yang
saling berhubungan (interconnected) yang diperhitungkan dalam perhitungan-
perhitungan reservoir.
Peralatan yang digunakan pada praktikum pengukuran porositas adalah
timbangan dan anak timbangan, vacuum pump dengan vacuum desicator, dan
beaker glass. Prosedur percobaan menggunakan metode penimbangan dengan
prinsip perbedaan berat, penjenuhan oleh fluida serta prinsip Archimedes atau
buoyancy. Penjenuhan sampel core oleh air dilakukan dalam kondisi vakum
dengan vacuum desicator selama 10 menit, dengan tujuan agar tidak ada lagi
udara yang mengisi ruang pori sehingga seluruh ruang pori benar-benar terisi oleh
air. Sampel core dengan kondisi kering dan dijenuhi air yang ditimbang di udara
dan di dalam air akan menunjukkan hasil penimbangan yang berbeda-beda. Data
penimbangan tersebut akan digunakan untuk menghitung volume total batuan
(Vp), volume butiran (Vg), dan volume pori (Vp).
Berdasarkan percobaan, didapatkan hasil penimbangan core kering di udara
(W1) menggunakan timbangan digital yaitu sebesar 30 gr, kemudian hasil
penimbangan core yang telah dijenuhi air dan ditimbang di dalam air (W2) yaitu
sebesar 19 gr. Sedangkan hasil penimbangan core jenuh di udara (W3) yaitu
sebesar 34 gr. Berdasarkan data tersebut, melalui perhitungan didapatkan nilai
dari volume total batuan (Vb), volume butiran (Vg) dan volume pori (Vp) masing-
masing sebesar 15 cm3, 11 cm3, dan 4 cm3. Kemudian dari data tersebut maka
didapatkan nilai dari porositas efektif sebesar 26,7 %. Nilai porositas efektif
tersebut masuk ke dalam kategori istimewa, yaitu lebih dari 25 %, di mana
semakin baik nilai porositas maka semakin baik pula jumlah fluida yang mampu
mengisi pori batuan tersebut.
17
2.7. KESIMPULAN
1. Dari percobaan “Penentuan Porositas”, diperoleh hasil percobaan sebagai
berikut :
Volume total batuan (Vb) = 15 cm3
Volume butiran (Vg) = 11 cm3
Volume pori (Vp) = 4 cm3
Porositas efektif (ϕeff) = 26,7 %
2. Hanya pori-pori yang saling berhubungan (interconnected) yang
diperhitungkan dalam perhitungan-perhitungan reservoir.
3. Prosedur percobaan menggunakan metode penimbangan dengan prinsip
perbedaan berat, penjenuhan oleh fluida, serta prinsip buoyancy.
4. Semakin baik nilai porositas maka semakin baik pula jumlah fluida yang
mampu mengisi pori batuan tersebut.
5. Nilai porositas efektif yang diperoleh sebesar 26,7 % masuk ke dalam
kategori istimewa karena mempunyai harga porositas >25%.
6. Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
a. Dalam aspek reservoir adalah untuk menentukan volume cadangan
mula-mula (initial reserves) hidrokarbon dalam reservoir
menggunakan rumus OOIP dan OGIP.
b. Dalam aspek pemboran dapat digunakan untuk menentukan desain
lumpur pemboran yang tepat untuk suatu sumur, karena besarnya
porositas batuan yang ditembus akan berpengaruh terhadap seberapa
besar filtration loss dan pembentukan mud cake.
c. Dalam aspek produksi digunakan untuk menentukan metode komplesi
sumur yang tepat, terutama dalam menentukan perencanaan desain
perforasi, di mana titik perforasi adalah pada zona dengan nilai
porositas efektif yang besar.