LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
LAPORAN PRAKTIKUM
BATUAN METAMORF I
KOORDINATOR PRAKTIKUM
PETROLOGI
MUAMMAR
09320190124
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
DEKSARINA 2021 MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
BAB I
PENDAHULUAN
Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan suatu agregat
(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas lainnya
yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak
termasuk batuan, tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”. Salah satu jenis batuan
yang kita kenal adalah batuan sedimen.Aspek genesa-interpretasi mencakup tentang
sumber asal (“Source”) hingga proses atau cara terbentuknya batuan. Dengan
demikian, maka dapat disimpulkan bahwa petrologi merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang batuan secara luas yang meliputi petrografi dan
petrogenesa.
Petrologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan geologi yang mempelajari
batuan pembentuk kulit bumi, mencakup aspek deskripsi dan aspek genesa-
interpretasi. Pengertian luas dari petrologi adalah mempelajari batuan secara mata
telanjang, secara optik/mikroskopis, secara kimia dan radio isotop. Studi petrologi
secara kimia sering disebut petrokimia yang dapat dipandang sebagai bagian dari
ilmu geokimia. Aspek pemerian antara lain meliputi warna, tekstur, struktur,
komposisi, berat jenis, kekerasan, porositas, kelulusan (permebilitas) dan klasifikasi
atau penamaan batuan.
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
cellulosa (zat oraganik). Proses pembentukan pada batubara atau coalification yang
dibantu oleh faktor fisika dan pelapukan kimia (Sukandar Rumidi, 2014).
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batuan adalah kumpulan dari satu atau lebih mineral, yang merupakan bagian
dari kerak bumi. Terdapat tiga jenis batuan yang utama yaitu : batuan beku (igneous
rock), terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma didalam bumi atau
dipermukaan bumi; batuan sedimen (sedimentary rock), terbentuk dari sedimen hasil
rombakan batuan yang telah ada, oleh akumulasi dari material organik, atau hasil
penguapan dari larutan; dan batuan metamorfik (metamorphic rock), merupakan
hasil perubahan dalam keadaan padat dari batuan yang telah ada menjadi batuan
yang mempunyai komposisi dan tekstur yang berbeda, sebagai akibat perubahan
panas, tekanan, kegiatan kimiawi atau perpaduan ketiganya.
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
(lithification) menjadi beberapa jenis batuan sedimen. Kerak bumi ini bersifat
dinamik, dan merupakan tempat berlangsungnya berbagai proses yang
mempengaruhi pembentukan ketiga jenis batuan tersebut. Sepanjang kurun waktu
dan akibat dari proses-proses ini, suatu batuan akan berubah menjadi jenis yang lain.
Hubungan ini merupakan dasar dari jentera (siklus) batuan, tanda panah hitam
merupakan siklus lengkap, tanda panah putih merupakan siklus yang dapat terputus
(Graha, D.S. 1987).
Batuan asal atau batuan induk baik berupa batuan beku, batuan sedimen
maupun batuan metamorf dan telah mengalami perubahan mineralogi, tekstur serta
struktur sebagai akibat adanya perubahan temperatur (di atas proses diagenesa dan di
bawah titik lebur; 200o-350oC < T < 650o-800oC) dan tekanan yang tinggi (1 atm < P
<10.000 atm) disebut batuan metamorf. Proses metamorfisme tersebut terjadi di
dalam bumi pada kedalaman lebih kurang 3 km–20 km. Winkler (1989) menyatakan
bahwasannya proses-proses metamorfisme itu mengubah mineral-mineral suatu
batuan pada fase padat karena pengaruh atau respons terhadap kondisi fisika dan
kimia di dalam kerak bumi yang berbeda dengan kondisi sebelumnya. Proses-proses
tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa.
Batuan beku dan sedimen dibentuk akibat interaksi dari proses kimia, fisika,
biologi dan kondisi-kondisinya di dalam bumi serta di permukaannya. Bumi
merupakan sistim yang dinamis, sehingga pada saat pembentukannya, batuan-batuan
mungkin mengalami keadaan yang baru dari kondisi-kondisi yang dapat
menyebabkan perubahan yang luas di dalam tekstur dan mineraloginya. Perubahan-
perubahan tersebut terjadi pada tekanan dan temperatur di atas diagenesa dan di
bawah pelelehan, maka akan menunjukkan sebagai proses metamorfisme.
Suatu batuan mungkin mengalami beberapa perubahan lingkungan sesuai
dengan waktu, yang dapat menghasilkan batuan polimetamorfik. Sifat-sifat yang
mendasar dari perubahan metamorfik adalah batuan tersebut terjadi selama batuan
berada dalam kondisi padat. Perubahan komposisi di dalam batuan kurang berarti
pada tahap ini, perubahan tersebut adalah isokimia yang terdiri dari distribusi ulang
elemen-elemen lokal dan volatil diantara mineral-mineral yang sangat reaktif.
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
3. Kuarsit
Kuarsit adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat.
Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang
tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa
mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir
terhapus oleh proses metamorfosis (Graha, D.S. 1987).
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
mula-mula dalam batuan (seperti skistosity atau perlapisan asal) dalam hal ini
porphiroblast atau poikiloblast dikatakan mempunyai tekstur helicitik. Kadangkala
batuan metamorf terdiri dari kumpulan butiran-butiran yang berbentuk melensa atau
elipsoida; bentuk dari kumpulan-kumpulan ini disebut augen (German untuk
“mata”), dan umumnya hasil dari kataklastik (penghancuran, pembutiran, dan rotasi).
Sisa kumpulan ini dihasilkan dalam butiran matrik. Istilah umum untuk agregat
adalah porphyroklast.
1. Tekstur Kristaloblastik
Tekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur batuan asal sudah
tidak kelihatan lagi atau memperlihatkan kenampakan yang sama sekali baru.
Dalam penamaannya menggunakan akhiran kata–blastik. Berbagai kenampakan
tekstur batuan metamorf.
a. Tekstur Porfiroblastik, sama dengan tekstur porfiritik (batuan beku), hanya
kristal besarnya disebut porfiroblast.
b. Tekstur Granoblastik, tekstur yang memperlihatkan butir-butir mineral
seragam.
c. Tekstur Lepidoblastik, tekstur yang memperlihatkan susunan mineral saling
sejajar dan berarah dengan bentuk mineral pipih.
d. Tekstur Nematoblastik, tekstur yang memperlihatkan adanya mineral-
mineral prismatik yang sejajar dan terarah.
e. Tekstur Idioblastik, tekstur yang memperlihatkan mineral-mineral berbentuk
euhedral.
f. Tekstur Xenoblastik, sama dengan tekstur idoblastik, namun mineralnya
berbentuk anhedral.
2. Tekstur Palimpset
Tekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur sisa dari batuan
asal masih bisa diamati. Dalam penamaannya menggunakan awalan kata blasto.
a. Tekstur Blastoporfiritik, tekstur yang memperlihatkan batuan asal yang
porfiritik.
b. Tekstur Blastopsefit, tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang
ukuran butirnya lebih besar dari pasir.
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
(batuan ubahan). Tebal lapisan tersebut tergantung pada besarnya tubuh intrusi dan
kandungan H2O di dalam batuan yang diterobosnya. Misalkan pada korok ataupun
sill yang seharusnya terbentuk lapisan setebal beberapa meter hanya akan terbentuk
beberapa centimeter saja tebalnya apabila tanpa H2O.
Batuan metamorf yang terjadi sangat keras terdiri dari mineral yang seragam
dan halus yang saling mengunci (interlocking), dinamakan Hornfels. Pada intrusi
berskala besar, bergaris tengah sampai ribuan meter menghasilkan energy panas yang
jauh lebih besar, dan dapat mengandung H2O yang sangat banyak.
Aureol yang terbentuk dapat sampai ratusan meter tebalnya dan berbutir kasar. Di
dalam lapisan yang tebal yang sudah dilalui cairan ini, terjadi zonasi himpunan
mineral yang konsentris. Zona ini mencirikan kisaran suhu tertentu.
Dekat intrusi dimana suhu sangat tinggi dijumpai mineral bersifat anhidrous
seperti garnet dan piroksen. Kemudian mineral bersifat hidrous seperti amphibol dan
epidot. Selanjutnya mika dan klorit. Tektur dari zonasi tersebut tergantung pada
komposisi kimia batuan yang diterobosnya, cairan yang melaluinya serta suhu dan
tekanan.
2.5.3 Metamorfisme Timbunan (Burial Metamorphism)
Batuan sedimen bersama perselingan piroklastik yang tertimbun sangat dalam
pada cekungan dapat mencapai suhu 3000 atau lebih. Adanya H2O yang terperangkap
di dalam porinya akan mempercepat proses rekristalisasi kimia dan membantu
pembentukan mineral baru.
Oleh karena batuan sedimen yang mengandung air lebih bersifat cair daripada
padat, maka tegasan (stress) yang bekerja leih bersifat homogen, bukan diferensial.
Akibatnya pada metamorfisme timbunan pengaruh deformasi mekanik sangat kecil
sekali sehingga teksturnya mirip dengan batuan asalnya, meskipun himpunan
mineralnya sama sekali berbeda.
Ciri khas pada metamorfisme ini adalah adalah kelompok mineral zeolit,
yang merupakan kelompok mineral berstruktur kristal polymer silikat. Komposisi
kimianya sama dengan kelompok feldspar, yang juga mengandung H2O.
Metamorfisme timbunan merupakan tahap pertama diagenesa, terjadi pada
cekungan sedimen yang dalam, seperti palung pada batas lempeng. Apabila suhu dan
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Pada proses praktikum laboratorium kali ini mengingat sekarang pada masa
pandemi akibat virus-19 kegiatan laboratorium di lakukan secara dariang atau online.
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan seperti
alat tulis menulis, kertas HVS dan problem set minimal 10 lembar dan tidak lupa
mengecek data pribadi yang akan di gunakan pada saat lab online. Sebelum
mengamati batuan terlebih dahulu kami mendapat materi dan pengarahan dari asisten
laboratorium menggunakan aplikasi google meet. Setelah itu kami mulai
pendeskripsian dengan menentukan jenis batuan kemudian menentukan komposisi
mineral yang terkandung dalam batuan
Setelah itu, dilanjutkan dengan menentukan komposisi mineral, Pada
komposisi mineral ini terbagi menjadi dua yaitu Mineral Stress dan Mineral
Antistress. Mineral stress yaitu mineral yang stabil dalam kondisi tertekan, dimana
mineral ini berbentuk pipih atau tabular, prismatik. Contoh mineral antistress yaitu
mika, zeolite, tremolit, aktinolit, glaukofan, horblende, serpentin, silimanit, kyanit,
dan juga antofilit. Sedangkan mineral Antistress yaitu yang berbentuk bukan dalam
kondisi tekanan, umumnya berbentuk equidimensional. Contoh mineral antistress
kursa, garnet, kalsit, staurolit, feldspar, dan epidot.
Tekstur tersebut meliputi kristaloblastik (yaitu tektur pada batuan metamorf
yang sama sekali baru terbentuk pada saat proses metamorfisme dan tekstur batuan
asal sudah tidak kelihatan) dan palimsest (merupakan tekstur sisa). Kemudian, kami
menentukan strukturnya, dimana yang termasuk struktur batuan metamorf foliasi
adalah slatycleavage, filitik/phylitik, schistosa dan gneistosa. Setelah semua prosedur
dilakukan selanjutnya kami memberi nama batuan, beserta memberikan simbol
batuan.
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
ASISTEN PRAKTIKAN
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
DEKSARINA MUAMMAR
4.1.2 Batuan Metamorf 2
Jenis Batuan : Batuan Metamorf Non Foliasi
Nomor Peraga : 02
ASISTEN PRAKTIKAN
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
DEKSARINA MUAMMAR
4.1.3 Batuan Metamorf 3
ASISTEN PRAKTIKAN
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
DEKSARINA MUAMMAR
4.1.4 Batuan Metamorf 4
Jenis Batuan : Batuan Metamorf
Nomor Peraga : 04
ASISTEN PRAKTIKAN
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
DEKSARINA MUAMMAR
4.1.5 Batuan Metamorf 5
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
ASISTEN PRAKTIKAN
DEKSARINA MUAMMAR
4.2 Pembahasan
4.2.1 Batuan Metamorf 1
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
antistressnya kuarsa. Batuan ini memiliki warna hitam dengan tekstur kirstaloblastik
(hipidioblastik). Strukturnya schistosa dan batuan ini memiliki nama batuan gneiss.
Batuan gneiss terbentuk dari hasil metamorfisme batuan beku dalam
temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam gneiss diperoleh rekristalisasi dan foliasi
dari kuarsa, felsdpar, mika dan amphibole. Keterdapatan batuan ini yaitu pada batuan
sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami
tekanan dan temperatur yang tinggi. Dapat digunakan untuk membuat barang
kerajinan seperti asbak, jabangan bunga, dan patung. Cara penambanganya
menggunakan metode tambang terbuka.
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
yaitu garnet. Batuan ini memiliki warna hijau dengan tekstur nya kirstaloblastik
(Lepidioblastik). Strukturnya Filitik dan batuan ini memiliki nama batuan Batu
Sabak.
Batuan ini terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang
terpendam pada tempat yang dalam, mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi.
Berasosiasi dengan protolith dan semidelit. Biasanya terdapat disungai. Manfaat
sekis hijau ini digunakan sebagai mika utama dalam pembuatan kondensator,
kapasitor, dalam industri elektronik.dan cara penambanganya menggunakan metode
tambang terbuka.
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
Batuan Sekis Hijau terbentuk dari proses metamorfisme batuan sedimen shale
atau batu lempung pada temperatur dan suhu yang rendah. Berasosiasi dengan batu
pasir. Padat ditemukan pada batuan asal berupa batuan sedimen bertipe menyerpih.
Dapat digunakan sebagai batu asahan. Cara penambangnnya menggunakan metode
tambang terbuka.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan asal (batuan beku,
sedimen, metamorf) yang mengalami perubahan temperatur(T), tekanan (P), atau
Temperatur (T) dan Tekanan (P) secara bersamaan yang berakibat pada
pembentukan mineral-mineral baru dan tekstur batuan yang baru.
Siklus batuan bermulai dari terbentuknya batuan beku akibat adanya
pendinginan dan pembekuan magma dalam bentuk lelehan silikat. Lelehan silikat
kemudian mengalami proses penghabluran melalui erupsi gunung berapi. Batuan
beku yang keluar dari gunung berapi tersebut kemudian tersingkap di permukaan
bumi dan bersentuhan dengan atmosfer/hidrosfer. Hal ini menyebabkan batuan beku
mengalami pelapukan sehingga menjadi hancur. Batuan beku yang telah hancur
tersebut kemudian akan bergerak atau berpindah bisa karena aliran air (baik di atas
ataupun bawah permukaan) ataupun angin. Pergerakan ini akan terjadi secara terus
menerus. Hasil pergerakan batuan beku yang sudah hancur itu kemudian mengendap
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
5.2 Saran
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF I
DAFTAR PUSTAKA
DEKSARINA MUAMMAR
09320180100 09320190124