Oleh
Jhon Wesly Jonatan Silaen
2315051091
i
BATUAN METAMORF
Oleh
Jhon Wesly Jonatan Silaen
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 1
II. TEORI DASAR
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat dan Bahan ............................................................................................... 4
B. Diagram Alir .................................................................................................. 5
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan............................................................................................ 6
B. Pembahasan ................................................................................................... 6
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Modul Geologi Dasar.............................................................................4
Gambar 2. Alat Tulis................................................................................................4
Gambar 3. Palu Geologi...........................................................................................4
Gambar 4. Diagram Alir........................................................................................5
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang berasal atau terbentuk dari
batuan asalnya, dan berlangsung dalam keadaan padat, akibat dari pengaruh
peningkatan suhu (T) dan tekanan (P), atau pengaruh keduanya yang disebut
dengan proses metamorfisme dan berlangsung di bawah permukaan. Grout
menyebutkan bahwa batuan metamorfik adalah batuan yang mempunyai
sifat- sifat nyata yang dihasilkan oleh proses metamorfisme. Perubahan dalam
batuan metamorfik ini adalah Kristal baru. Proses metamorfosis meliputi;
rekristalisasi, reorientasi, dan pembentukan mineral baru dari unsur yang
telah ada sebelumnya. Proses metamorfisme membentuk batuan yang sama
sekali berbeda dengan batuan asalnya, baik tekstur maupun komposisi
mineral. Mengingat bahwa kenaikan tekana atau temperature akan merubah
mineral bila batas kestabilannya terlampaui, dan juga hubungan antara
Kristal/butirannya. Proses metamorfisme tidak mengubah komposisi
kimia batuan. Oleh karena itu, disamping faktor tekanan dan temperature,
pembentukan batuan metamorf ini jika tergantung pada jenis batuan asalnya.
Jenis-jenis metamorfisme ada 3, yaitu : metamorfisme thermal (kontak),
metamorfisme dinamis, dan metamorfisme regional. Tekstur batuan
metamorf sendiri ada dua, yaitu homeoblasti, dan heteroblastik. Homeoblastik
sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu : lepidoblastik, nematoblastik, granoblastik.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Mahasiswa dapat menentukan nama batuan metamorf
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses terbentuknya batuan metamorf
3. Dapat mengidentifikasi mineral utama dan batuan asal.
v
II. TEORI DASAR
Kestabilan lereng tiga dimensi pada batuan metamorf berupa sekis dengan metode
kesetimbangan batas. Parameter keruntuhan massa batuan yang diukur dari tali
pindai dan uji laboratorium menjadi dasar bagi pemodelan. Kondisi ketidakpastian
dari massa batuan digambarkan dengan dua skenario berdasarkan variasi dari nilai
kuat tekan. Penurunan nilai faktor keamanan terlihat dari pemberian beban gempa
bumi, dan kondisi airtanah yang jenuh. Nilai faktor keamanan kritis terlihat mulai
terjadi pada skenario yang lebih lemah dengan kondisi airtanah yang jenuh (Rendy
Kartiko, 2023).
Berdasarkan hasil analisa petrografi batuan metamorf pada daerah penelitian adalah
sekis muskovit, sekis muskovit garnet dan sekis klorit. Berdasarkan analisa geokimia
afinitas magma pada daerah penelitian adalah calc-alkaline, dengan protolith dari
batuan metamorf tersebut adalah dasit dan riolit. Lingkungan tektonik
pembentuk batuan tersebut adalah tepi benua aktif (Active Continental Margin)
(Resky Muhammad, 2021).
Batuan metamorf adalah sebuah batuan induk yang mengalami perubahan tekstur
dan kompisisi mineral pada fase padat sebagai akibat adanya perubahan fisika
(Sari, 2023).
vi
3
Metamorf merupakan batuan yang berasal dari batuan induk yang dapat berupa
batuan beku, batuan sedimen ataupun metamorf yang mengalami proses
metamorfosa (D Tryanto dkk., 2022).
Batuan metamorf adalah batuan yang penyebarannya terbatas di dunia dan menari
untuk diteliti karena bisa memberikan informasi tentang sejarah geologi di suatu
wilayah, terutama pada segi evolusi metamorf dan batuan asal dari batuan metamorf
(sari, 2023).
Selain alterasi terdapat juga proses metamorfisme suatuproses berubahnya mineral-
mineral penyusun batuan dari padat ke padat tanpa harus melalui fase cair yang ada di
sebabkan oleh tekanan dan suhu yang tinggi. Salah satu bukti terjadinya perubahan
suhu dan proses metamorfisme adalah munculnya mineral-mineral penyusunnya (D
Tryanto dkk., 2022).
Menurut D Tryanto, (2022) Pada batuan sekis secara petrologi mempunyai tekstur
lepidoblastik, dengan mineral penyusunnya yang tabular. Pembentukan batuan sekis
dikarenakan meningkatnya deformasi seiring peningkatan suhu. Lingkungan
terbentuknya berada pada metamorfisme regional. Kita dapat membedakan sekis
dengan sekis mika, dilihat dari banyaknya mineral-mineral kuarsa dan mika seperi
biotit dan muskovit.
Meskipun jumlah dari mineral kuarsa dominan daripada amfibolit, tetapi batuan ini
tidak bisa dikatakan sebagai batuan kuarsit karena struktur batuan berfoliasi,
sedangkan kuarsit memiliki struktur yang non-foliasi.
III. METODOLOGI PENELITIAN
B. Diagram Alir
Adapun diagram alir pada praktikum kali ini data
mulai
Pemahaman Materi
selesai
A. Data Pengamatan
Hasil praktikum terdapat pada tugas di Lampiran
B. Pembahasan
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 30 September 2023 di lab
Eksplorasi Geofisika pada pukul 13.00. Sebelum praktikum, praktikan
mengerjakan pretest. Setelah itu, dijelaskan oleh assiten dosen mengenai
batuan metamorf, mulai dari apa itu metamorf, perbedaan metamorf dan
batuan metamorf, proses terbentuknya batuan metamorf, struktur batuan
metamorf, tekstur batuan metamorf, kandungan mineral yang ada dalam
batuan metamorf, dan masih banyak lainnya.
Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang berasal atau terbentuk dari
batuan asalnya, dan berlangsung dalam keadaan padat, akibat dari
pengaruh peningkatan suhu (T) dan tekanan (P), atau pengaruh keduanya
yang disebut dengan proses metamorfisme dan berlangsung di bawah
permukaan. Grout menyebutkan bahwa batuan metamorfik adalah batuan
yang mempunyai sifat- sifat nyata yang dihasilkan oleh proses
metamorfisme. Perubahan dalam batuan metamorfik ini adalah Kristal
baru. Proses metamorfosis meliputi : rekristalisasi, reorientasi, dan
pembentukan mineral baru dari unsur yang telah ada sebelumnya. Proses
metamorfisme membentuk batuan yang sama sekali berbeda dengan
batuan asalnya, baik tekstur maupun komposisi mineral. Mengingat
bahwa kenaikan tekana atau temperature akan merubah mineral bila batas
kestabilannya terlampaui, dan juga hubungan antara Kristal/butirannya.
Proses metamorfisme tidak mengubah komposisi kimia batuan. Oleh
karena itu, disamping faktor tekanan dan temperature, pembentukan
batuan metamorf ini jika tergantung pada jenis batuan asalnya.
7
Batuan merupakan agregat padat yang terbentuk oleh mineral mineral yang
telah membeku dari proses ilmiah. Umumnya batuan merupakan gabungan
dari 2 mineral atau lebih. Mineral merupakan suatu zat anorganik yang
mempunyai komposisi kimia tertentu. Batuan mempunyai komposisi
mineral, sifat sifat fisik, dan umur yang bermacam macam. Pada dasarnya
batuan yang terdapat dipermukaan bumi terdiri dari 3 (tiga) jenis,
berdasarkan dari cara pembentukan batuan tersebut, yaitu: batuan beku,
batuan sedimen, dan batuan metamorf. Sebenarnya tiga jenis batuan ini
saling berhubungan dalam proses pembentukannya. Ketiga jenis batuan ini
membentuk siklus daur batuan. Batuan pertama yang terbentuk dari magma
adalah jenis batuan beku. Kemudian batuan batuan beku ini mengalami
pelapukan, hasil dari lapukan ini lalu mengendap bisa pada wilayah daratan
ataupun lautan. Endapan inilah yang kemudian mengeras dan terbentuklah
batuan sedimen. Batuan beku dan batuan sedimen yang mengalami
perubahan bentuk akibat dari tekanan maupun temperature menghasilkan
jenis batuan metamorf.
Jadi, batuan metamorf adalah produk dari perubahan batuan asal yang
mengalami tekanan dan suhu tinggi dalam kondisi geologis yang mendalam
di dalam bumi.
Adapun Struktur dan tekstur batuan metamorf adalah dua aspek penting
yang menggambarkan karakteristik fisik dari batuan tersebut, yang dimana
struktur batuan metamorf itu seperti foliasi adalah Batuan metamorf dengan
struktur foliasi memiliki lapisan-lapisan yang rata atau serupa lembaran.
Struktur ini terbentuk karena mineral-mineral dalam batuan teratur mengalir
atau merata, menghasilkan tekstur yang mudah terkelupas atau berlapis.
Contoh batuan foliasi termasuk serpih, lempung metamorf, dan lempung
lempung dan Non foliasi adalah : Batuan metamorf non-folioasi tidak
memiliki lapisan-lapisan yang teratur atau terkelupas. Mereka biasanya
memiliki tekstur yang lebih seragam dan tidak memiliki orientasi tertentu.
Contoh batuan non-folioasi termasuk kuarsit (metamorfisme dari batu pasir),
marmer (metamorfisme dari batu kapur), dan hornfels (metamorfisme
kontak dari berbagai jenis batuan).
Adapun Tekstur Batuan Metamorf itu seperti tekstur granular yang dimana
Tekstur ini mirip dengan butiran-butiran halus yang terkumpul bersama.
Contoh batuan metamorf dengan tekstur granular adalah kwarsit dan
hornfels, tekstur schistose yang dimana : Tekstur ini umumnya terkait
dengan batuan foliasi dan menghasilkan lapisan-lapisan yang tampak seperti
lembaran. Batuan seperti batu serpih dan serpentin dapat memiliki tekstur
schistose, dan tekstur Migmatitik adalah Tekstur ini terjadi ketika sebagian
dari batuan mulai mencair akibat suhu yang sangat tinggi, tetapi sebagian
lainnya tetap padat. Ini menghasilkan campuran antara struktur granular dan
foliasi. Contoh batuan migmatitik adalah migmatit.
Dalam batuan metamorf ini juga terdapat Perbedaan utama antara batuan
foliasi dan non-folioasi adalah struktur lapisan-lapisan yang teratur atau
orientasi mineral yang khas pada batuan foliasi, sementara batuan non-
folioasi memiliki tekstur yang lebih seragam tanpa lapisan-lapisan teratur.
9
Adhi Setiawan Putra, dkk, (2023). Studi Petrologi dan DGeokimia Batuan
Metamorf Daerah Wumunamgka dan Rau-rau Kabupaten Bombana
Provinsi Sulawesi Tenggara. Manusela : Jurnal Ilmiah Teknik Geologi 1 (1),
1-11, 2023
Rendy Kartiko (2023). Analisis Kestabilan Lereng Tiga Dimensi Pada Batuan
Metamorf di Perbukitan Asinua, Sulawesi Tenggara. Bulletin of geologi.
Vo1 7, No. 11(2023)
Sari, (2023). Geologi Dan Faktor Kendali Geologi Terhadap Pola Batubara Di
PT Bara Batin Pratama Provinsi Jambi, Geosaintek.
Triyanto, D., dkk (2022). Dampak Mekanis Dari Batu Lempeng Yang Disebabkan
Oleh Slaking. Jurnal Geofisika Eksplorasi, Vol. 8, No. 3, 156-170.
LAMPIRAN
1. Batuan Batu breksi Batuan ini tidak Mineral mineral
sedimen krakal memiliki struktur kuarsa , feldspar Batu breksi krakal
klastik memiliki atau massif dan hornblende, biotit,
tekstur yang memiliki dan oksida besi.
kasar kekompakkan yang
kompak
Batu BreksiButiran
. Batu konglomerat