Anda di halaman 1dari 20

BATUAN METAMORF

(Laporan Praktikum Geologi Dasar)

Oleh
Jhon Wesly Jonatan Silaen
2315051091

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
Judul Praktikum : Batuan Metamorf
Tanggal Praktikum : 30 September 2023
Tempat Praktikum : Laboratorium Eksplorasi Geofisika
Nama : Jhon Wesly Jonatan Silaen
Npm : 2315051091
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Geofisika
Kelompok : III (Tiga)

Bandar Lampung, 5 oktober 2023


Mengetahui,

Ivana Javarani Sitompul


NPM. 2115051045

i
BATUAN METAMORF

Oleh
Jhon Wesly Jonatan Silaen

ABSTRAK

Paktikum pekan ini sudah dilaksakan pada tanggal 28 September 2023 di


Laboratorium Ekplorasi Geofisika pada pukul 13.00 sampai dengan selesai.
Sebelum praktikum, praktikan mengerjakan pretest terlebih dahulu. Setelah pretest,
praktikan dijelaskan tentang batuan metamorf, mulai dari apa itu metamorf, proses
terbentuknya metamorf, struktur batuan metamorf itu apa saja, kandungan mineral
yang ada pada batuan metamorf itu apa saja dan juga jenis-jenis batuan metamorf.
Pada praktikum kali ini, praktikan diberikan tugas yaitu untuk mengidentifikasi
secara individual sampel batu sebanyak 3, mulai dari proses tebentuknya, tekstur,
komposisi mineral, klasifikasi batuan, dan nama batuan tersebut. Batuan metamorf
adalah batuan ubahan yang berasal atau terbentuk dari batuan asalnya, dan
berlangsung dalam keadaan padat, akibat dari pengaruh peningkatan suhu (T) dan
tekanan (P), atau pengaruh keduanya yang disebut dengan proses metamorfisme
dan berlangsung di bawah permukaan. Grout menyebutkan bahwa batuan
metamorfik adalah batuan yang mempunyai sifat-sifat nyata yang dihasilkan oleh
proses metamorfisme. Perubahan dalam batuan metamorfik ini adalah Kristal baru.
Proses metamorfosis meliputi : rekristalisasi, reorientasi, dan pembentukan mineral
baru dari unsur yang telah ada sebelumnya. Proses metamorfisme membentuk
batuan yang sama sekali berbeda dengan batuan asalnya, baik tekstur maupun
komposisi mineral. Mengingat bahwa kenaikan tekana atau temperature akan
merubah mineral bila batas kestabilannya terlampaui, dan juga hubungan antara
Kristal/butirannya.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 1
II. TEORI DASAR
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat dan Bahan ............................................................................................... 4
B. Diagram Alir .................................................................................................. 5
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan............................................................................................ 6
B. Pembahasan ................................................................................................... 6
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Modul Geologi Dasar.............................................................................4
Gambar 2. Alat Tulis................................................................................................4
Gambar 3. Palu Geologi...........................................................................................4
Gambar 4. Diagram Alir........................................................................................5

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang berasal atau terbentuk dari
batuan asalnya, dan berlangsung dalam keadaan padat, akibat dari pengaruh
peningkatan suhu (T) dan tekanan (P), atau pengaruh keduanya yang disebut
dengan proses metamorfisme dan berlangsung di bawah permukaan. Grout
menyebutkan bahwa batuan metamorfik adalah batuan yang mempunyai
sifat- sifat nyata yang dihasilkan oleh proses metamorfisme. Perubahan dalam
batuan metamorfik ini adalah Kristal baru. Proses metamorfosis meliputi;
rekristalisasi, reorientasi, dan pembentukan mineral baru dari unsur yang
telah ada sebelumnya. Proses metamorfisme membentuk batuan yang sama
sekali berbeda dengan batuan asalnya, baik tekstur maupun komposisi
mineral. Mengingat bahwa kenaikan tekana atau temperature akan merubah
mineral bila batas kestabilannya terlampaui, dan juga hubungan antara
Kristal/butirannya. Proses metamorfisme tidak mengubah komposisi
kimia batuan. Oleh karena itu, disamping faktor tekanan dan temperature,
pembentukan batuan metamorf ini jika tergantung pada jenis batuan asalnya.
Jenis-jenis metamorfisme ada 3, yaitu : metamorfisme thermal (kontak),
metamorfisme dinamis, dan metamorfisme regional. Tekstur batuan
metamorf sendiri ada dua, yaitu homeoblasti, dan heteroblastik. Homeoblastik
sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu : lepidoblastik, nematoblastik, granoblastik.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Mahasiswa dapat menentukan nama batuan metamorf
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses terbentuknya batuan metamorf
3. Dapat mengidentifikasi mineral utama dan batuan asal.

v
II. TEORI DASAR

Kestabilan lereng tiga dimensi pada batuan metamorf berupa sekis dengan metode
kesetimbangan batas. Parameter keruntuhan massa batuan yang diukur dari tali
pindai dan uji laboratorium menjadi dasar bagi pemodelan. Kondisi ketidakpastian
dari massa batuan digambarkan dengan dua skenario berdasarkan variasi dari nilai
kuat tekan. Penurunan nilai faktor keamanan terlihat dari pemberian beban gempa
bumi, dan kondisi airtanah yang jenuh. Nilai faktor keamanan kritis terlihat mulai
terjadi pada skenario yang lebih lemah dengan kondisi airtanah yang jenuh (Rendy
Kartiko, 2023).

Berdasarkan hasil analisa petrografi batuan metamorf pada daerah penelitian adalah
sekis muskovit, sekis muskovit garnet dan sekis klorit. Berdasarkan analisa geokimia
afinitas magma pada daerah penelitian adalah calc-alkaline, dengan protolith dari
batuan metamorf tersebut adalah dasit dan riolit. Lingkungan tektonik
pembentuk batuan tersebut adalah tepi benua aktif (Active Continental Margin)
(Resky Muhammad, 2021).

Batuan penyusun lajur malihan Sulawesi Tengah berupa batuan malihan


bertekanan tinggi dengan derajat rendah, berupa sekis, grafit, sabak, geneiss,
sepernitit, kuarsit, dan batu gamping malihan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk melakukan studi petrologi dan geokimia batuan metamorf pada Provinsi
Sulawesi Tenggara. Selain itu, tujuan dari penelitian ini adalah menentukan
batuan asal dari daerah penelitian dan menentukan berapa derajat dan tekanan
metamorfisme berdasarkan himpunan mineral pada batuan metamorf (Adhi
Setiawan Saputra dkk., 2023).

Batuan metamorf adalah sebuah batuan induk yang mengalami perubahan tekstur
dan kompisisi mineral pada fase padat sebagai akibat adanya perubahan fisika
(Sari, 2023).

vi
3

Metamorf merupakan batuan yang berasal dari batuan induk yang dapat berupa
batuan beku, batuan sedimen ataupun metamorf yang mengalami proses
metamorfosa (D Tryanto dkk., 2022).

Batuan metamorf adalah batuan yang penyebarannya terbatas di dunia dan menari
untuk diteliti karena bisa memberikan informasi tentang sejarah geologi di suatu
wilayah, terutama pada segi evolusi metamorf dan batuan asal dari batuan metamorf
(sari, 2023).
Selain alterasi terdapat juga proses metamorfisme suatuproses berubahnya mineral-
mineral penyusun batuan dari padat ke padat tanpa harus melalui fase cair yang ada di
sebabkan oleh tekanan dan suhu yang tinggi. Salah satu bukti terjadinya perubahan
suhu dan proses metamorfisme adalah munculnya mineral-mineral penyusunnya (D
Tryanto dkk., 2022).
Menurut D Tryanto, (2022) Pada batuan sekis secara petrologi mempunyai tekstur
lepidoblastik, dengan mineral penyusunnya yang tabular. Pembentukan batuan sekis
dikarenakan meningkatnya deformasi seiring peningkatan suhu. Lingkungan
terbentuknya berada pada metamorfisme regional. Kita dapat membedakan sekis
dengan sekis mika, dilihat dari banyaknya mineral-mineral kuarsa dan mika seperi
biotit dan muskovit.
Meskipun jumlah dari mineral kuarsa dominan daripada amfibolit, tetapi batuan ini
tidak bisa dikatakan sebagai batuan kuarsit karena struktur batuan berfoliasi,
sedangkan kuarsit memiliki struktur yang non-foliasi.
III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam paraktkum kali ini adalah

Gambar 1. Modul perpetaan

Gambar 2. Alat Tulis

Gambar 3. Palu Geologi


5

B. Diagram Alir
Adapun diagram alir pada praktikum kali ini data

mulai

Pemahaman Materi

Pencarian sampel batu

Identifikasi sampel batuan

Masukkan hasil identifikasi batuan ke dalam


lembar kerja

selesai

Gambar 4. Diagram Alir


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan
Hasil praktikum terdapat pada tugas di Lampiran

B. Pembahasan
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 30 September 2023 di lab
Eksplorasi Geofisika pada pukul 13.00. Sebelum praktikum, praktikan
mengerjakan pretest. Setelah itu, dijelaskan oleh assiten dosen mengenai
batuan metamorf, mulai dari apa itu metamorf, perbedaan metamorf dan
batuan metamorf, proses terbentuknya batuan metamorf, struktur batuan
metamorf, tekstur batuan metamorf, kandungan mineral yang ada dalam
batuan metamorf, dan masih banyak lainnya.

Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang berasal atau terbentuk dari
batuan asalnya, dan berlangsung dalam keadaan padat, akibat dari
pengaruh peningkatan suhu (T) dan tekanan (P), atau pengaruh keduanya
yang disebut dengan proses metamorfisme dan berlangsung di bawah
permukaan. Grout menyebutkan bahwa batuan metamorfik adalah batuan
yang mempunyai sifat- sifat nyata yang dihasilkan oleh proses
metamorfisme. Perubahan dalam batuan metamorfik ini adalah Kristal
baru. Proses metamorfosis meliputi : rekristalisasi, reorientasi, dan
pembentukan mineral baru dari unsur yang telah ada sebelumnya. Proses
metamorfisme membentuk batuan yang sama sekali berbeda dengan
batuan asalnya, baik tekstur maupun komposisi mineral. Mengingat
bahwa kenaikan tekana atau temperature akan merubah mineral bila batas
kestabilannya terlampaui, dan juga hubungan antara Kristal/butirannya.
Proses metamorfisme tidak mengubah komposisi kimia batuan. Oleh
karena itu, disamping faktor tekanan dan temperature, pembentukan
batuan metamorf ini jika tergantung pada jenis batuan asalnya.
7

Batuan merupakan agregat padat yang terbentuk oleh mineral mineral yang
telah membeku dari proses ilmiah. Umumnya batuan merupakan gabungan
dari 2 mineral atau lebih. Mineral merupakan suatu zat anorganik yang
mempunyai komposisi kimia tertentu. Batuan mempunyai komposisi
mineral, sifat sifat fisik, dan umur yang bermacam macam. Pada dasarnya
batuan yang terdapat dipermukaan bumi terdiri dari 3 (tiga) jenis,
berdasarkan dari cara pembentukan batuan tersebut, yaitu: batuan beku,
batuan sedimen, dan batuan metamorf. Sebenarnya tiga jenis batuan ini
saling berhubungan dalam proses pembentukannya. Ketiga jenis batuan ini
membentuk siklus daur batuan. Batuan pertama yang terbentuk dari magma
adalah jenis batuan beku. Kemudian batuan batuan beku ini mengalami
pelapukan, hasil dari lapukan ini lalu mengendap bisa pada wilayah daratan
ataupun lautan. Endapan inilah yang kemudian mengeras dan terbentuklah
batuan sedimen. Batuan beku dan batuan sedimen yang mengalami
perubahan bentuk akibat dari tekanan maupun temperature menghasilkan
jenis batuan metamorf.

Batuan metamorf terbentuk melalui proses transformasi batuan yang sudah


ada sebelumnya, baik batuan sedimen, batuan beku, atau bahkan batuan
metamorf lainnya. Proses ini terjadi dalam kondisi tekanan dan suhu yang
tinggi, yang biasanya terjadi di dalam kerak bumi pada kedalaman yang
cukup dalam. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan
batuan metamorf yaitu seperti tekanan adalah Tekanan tinggi dari berat
lapisan batuan di atasnya dapat merubah struktur mineral dalam batuan,
mengubahnya menjadi bentuk yang lebih padat dan lebih padat. Ini sering
disebut sebagai "tektonik" atau "tekanan tektonik", suhu adalah Suhu tinggi
juga dapat menyebabkan perubahan mineral dalam batuan. Pada suhu yang
tinggi, mineral dalam batuan dapat meleleh dan kemudian mengkristal
kembali dalam bentuk yang baru. Ini sering disebut sebagai "metamorfisme
termal", tektonik adalah Gerakan lempeng tektonik di bawah permukaan
bumi dapat menyebabkan tekanan dan suhu tinggi, yang merupakan faktor
utama dalam pembentukan batuan metamorf. Tektonik juga dapat
menyebabkan batuan-batuan ini naik ke permukaan sebagai akibat dari
proses erosi, dan fluida adalah : Cairan yang mengandung mineral dan zat
kimia dapat merembes melalui batuan metamorf, mempengaruhi komposisi
kimianya. Proses ini dikenal sebagai "metasomatis".

Contoh batuan asal yang bisa mengalami metamorfosis termasuk batuan


sedimen seperti batu pasir yang dapat berubah menjadi batu pasir kuarsa
melalui metamorfisme. Batuan beku seperti granit dapat berubah menjadi
gneiss melalui metamorfisme. Batuan metamorf juga dapat terbentuk dari
batuan metamorf lainnya yang mengalami transformasi lebih lanjut.
8

Jadi, batuan metamorf adalah produk dari perubahan batuan asal yang
mengalami tekanan dan suhu tinggi dalam kondisi geologis yang mendalam
di dalam bumi.

Derajat metamorfisme dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Derajat


ini mencerminkan sejauh mana batuan asal telah mengalami perubahan.
Misalnya, batuan metamorf ringan seperti batu sabak mengalami
perubahan yang lebih sedikit dibandingkan dengan batu lempung yang
telah berubah menjadi lempung metamorf yang berat.Derajat
metamorfisme mengacu pada sejauh mana suatu batuan telah mengalami
perubahan atau transformasi akibat tekanan, suhu, dan pengaruh fluida
selama proses metamorfisme. Ini adalah ukuran seberapa besar.

Adapun Struktur dan tekstur batuan metamorf adalah dua aspek penting
yang menggambarkan karakteristik fisik dari batuan tersebut, yang dimana
struktur batuan metamorf itu seperti foliasi adalah Batuan metamorf dengan
struktur foliasi memiliki lapisan-lapisan yang rata atau serupa lembaran.
Struktur ini terbentuk karena mineral-mineral dalam batuan teratur mengalir
atau merata, menghasilkan tekstur yang mudah terkelupas atau berlapis.
Contoh batuan foliasi termasuk serpih, lempung metamorf, dan lempung
lempung dan Non foliasi adalah : Batuan metamorf non-folioasi tidak
memiliki lapisan-lapisan yang teratur atau terkelupas. Mereka biasanya
memiliki tekstur yang lebih seragam dan tidak memiliki orientasi tertentu.
Contoh batuan non-folioasi termasuk kuarsit (metamorfisme dari batu pasir),
marmer (metamorfisme dari batu kapur), dan hornfels (metamorfisme
kontak dari berbagai jenis batuan).

Adapun Tekstur Batuan Metamorf itu seperti tekstur granular yang dimana
Tekstur ini mirip dengan butiran-butiran halus yang terkumpul bersama.
Contoh batuan metamorf dengan tekstur granular adalah kwarsit dan
hornfels, tekstur schistose yang dimana : Tekstur ini umumnya terkait
dengan batuan foliasi dan menghasilkan lapisan-lapisan yang tampak seperti
lembaran. Batuan seperti batu serpih dan serpentin dapat memiliki tekstur
schistose, dan tekstur Migmatitik adalah Tekstur ini terjadi ketika sebagian
dari batuan mulai mencair akibat suhu yang sangat tinggi, tetapi sebagian
lainnya tetap padat. Ini menghasilkan campuran antara struktur granular dan
foliasi. Contoh batuan migmatitik adalah migmatit.

Dalam batuan metamorf ini juga terdapat Perbedaan utama antara batuan
foliasi dan non-folioasi adalah struktur lapisan-lapisan yang teratur atau
orientasi mineral yang khas pada batuan foliasi, sementara batuan non-
folioasi memiliki tekstur yang lebih seragam tanpa lapisan-lapisan teratur.
9

Contoh batuan foliasi termasuk batu serpih dan lempung metamorf,


sementara contoh batuan non-folioasi termasuk kuarsit dan
marmer.Pemahaman tentang struktur dan tekstur batuan metamorf
membantu geologis dalam mengidentifikasi, mengklasifikasikan, dan
menginterpretasi sejarah geologis serta kondisi di bawah permukaan bumi
yang memengaruhi pembentukan batuan-batuan ini.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah


1. Batuan metamorf terbentuk melalui proses transformasi batuan yang sudah ada
sebelumnya. Proses ini terjadi dalam kondisi tekana dan suhu yang tinggi yang
biasanya terjadi di dalam kerak bumi pada kedalaman yang cukup dalam.
2. Contoh batuan metamorf adalah : batuan lumpur (mudstone) yang menjadi batu
tulis (slate), batu bara yang menjadi antarsrit, sabak dan lain sebagainya,
sedangkan contoh batuan metamorfisme kontak atau thermal yaitu : marmer dari
batu gamping (limestine) dan antrasit dari batubara.
3. Mineral metamorfik adalah mineral yang terbentuk hanya pada suhu dantekanan
tinggi terkait dengan proses metamorfosis. Mineral ini, yang dikenal sebagai
mineral-mineral indeks, termasuk silimanit, kyanit, staurolit, andalusit, dan
beberapa garnet. Mineral lainnya sperti olovin, piroksen, ampibol, mika,
feldspar dapat ditemukan dalam batuan metamorf, tetapi belum tentu
merupakan hasil dari metamorfisme.
DAFTAR PUSTAKA

Adhi Setiawan Putra, dkk, (2023). Studi Petrologi dan DGeokimia Batuan
Metamorf Daerah Wumunamgka dan Rau-rau Kabupaten Bombana
Provinsi Sulawesi Tenggara. Manusela : Jurnal Ilmiah Teknik Geologi 1 (1),
1-11, 2023

Rendy Kartiko (2023). Analisis Kestabilan Lereng Tiga Dimensi Pada Batuan
Metamorf di Perbukitan Asinua, Sulawesi Tenggara. Bulletin of geologi.
Vo1 7, No. 11(2023)

Resky, Muhammad (2021). Studi Petrologi dan Geokimia Batuan Metamorf


Daerah Tahi Ite, Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana Provinsi
SulawesiTenggara. Skripsi Thesis, Universitas Hasanuddin 2021.

Sari, (2023). Geologi Dan Faktor Kendali Geologi Terhadap Pola Batubara Di
PT Bara Batin Pratama Provinsi Jambi, Geosaintek.

Triyanto, D., dkk (2022). Dampak Mekanis Dari Batu Lempeng Yang Disebabkan
Oleh Slaking. Jurnal Geofisika Eksplorasi, Vol. 8, No. 3, 156-170.
LAMPIRAN
1. Batuan Batu breksi Batuan ini tidak Mineral mineral
sedimen krakal memiliki struktur kuarsa , feldspar Batu breksi krakal
klastik memiliki atau massif dan hornblende, biotit,
tekstur yang memiliki dan oksida besi.
kasar kekompakkan yang
kompak

2. Batu breksi Batuan ini tidak Mineral mineral


butiran memiliki struktur kuarsa , feldspar
Batuan memiliki atau massif dan hornblende,
sedimen fragmen memiliki mineral lempung, Batu breksi
klastik fragmen kekompakkan yang mika, magnetit, butiran
batuan yang kompak. amfibol, piroksen
lebih besar klorit, biotit, dan
yang terikat oksida besi.
Bersama
matriks
yang lebih
halus.
3. Batuan Batuan ini memiliki Mineral mineral
Batuan konglomerat struktur klastik kuarsa, feldspar
sedimen ini merujuk pada dan mika. Batu konglomerat
klastik seringkali fragmen fragmen
disebut batuan yang terdiri
heterosikilik krikil dan pasir halus
karena mengendap,
adanya konlomerat
beragam umumnya tidak
ukuran memiliki strutur atau
butiran yang masif.
terjebak
dalam
matriks
batuan yang
lebih halus.
Hasil analisis batuan sedimen
Batu BreksiKrakal

Batu BreksiButiran

. Batu konglomerat

Anda mungkin juga menyukai