Anda di halaman 1dari 28

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

ACARA IV

PENGENALAN BATUAN METAMORF

LAPORAN

SEVLIN KIREI GUSLIA

D061221033

GOWA

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Bumi dan segala

isinya,termasuk batuan-batuan penyusun kerak bumi. Salah satu jenisa batuan

penyusun kerak bumi adalah batuan metamorf. Batuan Metamorf adalah batuan

yang dihasilkan dari perubahan–perubahan fundamental batuan yang sebelumnya

telah ada. Proses metamorf terjadi dalam keadaan padat dengan perubahan

kimiawi dalam batas-batas tertentu saja dan meliputi proses– proses rekristalisasi,

orientasi dan pembentukan mineral–mineral baru dengan penyusunan kembali

elemen–elemen kimia yang sebenarnya telah ada batuan metamorf merupakan

salah satu batuan yang membentuk litosfer. Metamorfosa adalah proses

rekristalisasi di kedalaman kerak bumi (3 – 20km) yang keseluruhannya atau

sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fasa cair. Proses

metamorfosa suatu proses yang tidak mudah untuk dipahami karena sulitnya

menyelidiki kondisi di kedalaman dan panjangnya waktu. Batuan metamorf

membentuk sebagian besar kerak bumi dan membentuk 12% dari permukaan

tanah bumi. Batuan metamorf diklasifikasikan berdasarkan protolitnya, susunan

kimia dan mineralnya, dan teksturnya. Mereka mungkin terbentuk hanya dengan

terkubur dalam-dalam di bawah permukaan bumi, di mana mereka tunduk pada

suhu tinggi dan tekanan besar dari lapisan batuan di atasnya. Diadakannya

praktikum ini adalah untuk mempelajari pengklasifikasian dari batuan metamorf

sehingga praktikan mampu untuk mengklasifikasikan batuan metamorf.


1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dilakukannya pratikum ini ialah menganalisis,

mendeskripsi, serta membuat sketsa dari batuan yang menjadi sampel pada

pratikum ini. Adapun tujuan dilakukannya pratikum ini, antara lain :

1. Dapat mengidentifikasi dan mendeskripsikan batuan metamorf.

2. Memahami dan dapat menentukan penamaan batuan metamorf.

1.3 Manfaat praktikum

Adapun manfaat dari praktikum kali iini yaitu kita dapat me ngidentifikasi

serta mendeskripsikan batuan metamorf. Selain itu kita juga dapat memahami

serta dapat menentukan penamaan batuan metamorf

1.4 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan Ketika praktikum adalah:

Alat :

1. Lembar Kerja Praktikum

2. Penuntun

3. ATK

4. Pensil Warna

5. Lup

6. Penggaris

7. Kamera

8. Jas Lab

Bahan : Sample batuan Metamorf


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan yang dihasilkan dari perubahan–

perubahan fundamental batuan yang sebelumnya telah ada. Proses metamorf

terjadi dalam keadaan padat dengan perubahan kimiawi dalam batas-batas tertentu

saja dan meliputi proses– proses rekristalisasi, orientasi dan pembentukan

mineral–mineral baru dengan penyusunan kembali elemen–elemen kimia yang

sebenarnya telah ada. Metamorfisme adalah proses yang mengubah mineral suatu

batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan kimia

dalam kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya.

Proses tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa. (H. G. F. Winkler,

1967)

2.2 Tipe Metamorfosa

2.2.1.Metamorfosa Lokal

2.2.1.2 Metamorfisme Kontak (Thermal) Panas tubuh batuan intrusi

yang diteruskan ke batuan sekitarnya, mengakibatkan metamorfosa

kontak dengan tekanan berkisar antara 1000– 3000 atm dan temperatur

300–8000C. Pada metamorfisme kontak, batuan sekitarnya berubah

menjadi hornfels atau hornstone (batutanduk). Susunan batu tanduk itu


sama sekali tergantung pada batuan sedimen asalnya (batulempung) dan

tidak tergantung pada jenis batuan beku di sekitarnya. Pada tipe

metamorfosa lokal ini, yang paling berpengaruh adalah faktor suhu

disamping faktor tekanan, sehingga struktur metamorfosa yang khas

adalah non foliasi, antara lain hornfels itu sendiri.

2.2.1.2 Metamorfisme Dislokasi/Dinamik/Kataklastik

Batuan ini dijumpai pada daerah yang mengalami dislokasi, seperti di

sekitar sesar. Pergerakan antar blok batuan akibat sesar memungkinkan

akan menghasilkan breksi sesar dan batuan metamorfik dinamik

2.2.2 Metamorfosa Regional

2.2.2.1 Metamorfisme Regional Dinamotermal Metamorfosa regional

terjadi pada daerah luas akibat orogenesis. Pada proses ini pengaruh

suhu dan tekanan berjalan bersama-sama.Tekanan yang terjadi di

daerah tersebut berkisar sekitar 2000 – 13.000 bars ( 1 bar = 10 6

dyne/cm2 ), dan temperatur berkisar antara 200 – 8000.C.

2.2.2.2 Metamorfisme Beban Metomorfisme regional yang terjadi jika

bauan terbebani oleh sedimen yang tebal di atasnya. Tekanan

mempunyai peranan yang penting daripada suhu. Metamorfisme ini

umumnya tidak disertai oleh deformasi ataupun perlipatan sebagaimana

pada metamorfisme dinamotermal. Metamorfisme regional beban, tidak

berkaitan dengan kegiatan orogenesa ataupun intrusi magma.

Temperatur pada metamorfisma beban lebih rendah daripada


metamorfisme dinamotermal, berkisar antara 400–450 oC. Gerak-gerak

penetrasi yang menghasilkan skistositas hanya aktif secara setempat,

jika tidak, biasanya tidak hadir.

2.2.2.3 Metamorfisme Lantai Samudera Batuan penyusunnya

merupakan material baru yang dimulai pembentukannya di punggungan

tengah samudera. Perubahan mineralogy dikenal juga metamorfisme

hidrotermal (Coomb, 1961). Dalam hal ini larutan panas (gas)

memanasi retakan-retakan batuan dan menyebabkan perubahan

mineralogi batuan sekitarnya. Metamorfisme semacam ini melibatkan

adanya penambahan unsur dalam batuan yang dibawa oleh larutan

panas dan lebih dikenal dengan metasomatisme.(Zuhdi,2013)

2.3 Tekstur dan Struktur Batuan Metamorf

2.3.1 Tekstur

Mineral batuan metamorfosa disebut mineral metamorfosa yang terjadi

karena kristalnya tumbuh dalam suasana padat dan bukan mengkristal

dalam suasana cair. Karena itu kristal yang terjadi disebut blastos. Tekstur

pada batuan metamorf dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Kristaloblastik, yaitu tektur pada batuan metamorf yang sama sekali baru

terbentuk pada saat proses metamorfisme dan tekstur batuan asal sudah

tidak kelihatan.

a. Porfirobalstik Seperti tekstur porfiritik pada batuan beku dimana

terdapat masa dasar dan fenokris, hanya dalam batuan metamorf


fenokrisnya disebut porfiroblast. b. Granoblastik Tektur pada batuan

metamorf dimana butirannya seragam.

b. Lepidoblastik Dicirikan dengan susunan mineral dalam batuan saling

sejajar dan terarah, bentuk mineralnya tabular.

c. Nematoblastik Di sini mineral-mineralnya juga sejajar dan searah hanya

mineral mineralnya berbentuk prismatis, menyerat dan menjarum. e.

Idioblastik Tektur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral

pembentuknya berbentuk euhedral (baik).

d.Hipidiobalstik Tektur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral

pembentuknya berbentuk anhedral (buruk).

2. Palimsest (Tekstur Sisa)

a. Blastoporfiritik Sisa tektur porfiritik batuan asal (batuan beku) yang

masih nampak.

b. Blastofitik Sisa tektur ofitik pada batuan asal (batuan beku) yang masih

nampak.

c. Blastopsepit Tektur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai ukuran

butir lebih besar dari pasir (psepit).

d. Blastopsamit Suatu tektur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai

ukuran butir pembentuknya berbentuk subhedral (sedang).

e.Xenobalstik Tektur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral


pasir (psemit).

f. Blastopellit Suatu tektur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai

ukuran butir lempung. (Zuhdi,2013)

2.4 Mineral-Mineral Penciri Batuan Metamorf

Berdasarkan bentuk kristal / mineralnya, dibagi menjadi :

1. Mineral Stress, merupakan mineral yang stabil dalam kondisi tertekan,

dimana mineral ini berbentuk pipihatau tabular, prismatik. Mineral ini tumbuh

memanjang dengan kristal tegak lurus gaya. Contohnya: Mika, Zeolit,

Tremolit, Aktinolit, Glaukofan, Horblende, Serpentin, Silimanit, Kyanit,

Antofilit.

2. Mineral Antistress, merupakan mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi

tekanan, umumnya berbentuk equidimensional. Contohnya : Kuarsa, Garnet,

Kalsit, Staurolit, Feldpar, Kordierit, Epidot. Berdasarkan jenis

metamorfismenya mineral ini khas muncul pada jenis metamorfisme tertentu

seperti :

A. Pada metamorfisme regional Kyanit, Staurolit, Garnet, Silimanit, Talk,

Glaukofan.

B. Pada metamorfisme termal Garnet, Andalusit, Korondum


2.5 Fasies Metamorfisme

Eskola mengemukakan bahwa kumpulan mineral pada batuan metamorf

merupakan karakteristik genetik yang sangat penting sehingga terdapat hubungan

antara kumpulan mineral dan kompisisi batuan pada tingkat metamorfosa tertentu.

Dengan kata lain sebuah fasies metamorfik merupakan kelompok batuan yang

termetamorfosa pada kondisi yang sama yang dicirikan oleh kumpulan mineral

yang tetap. Tiap fasies metamorfik dibatasi oleh tekanan dan temperatur tertentu

serta dicirikan oleh hubungan teratur antara komposisi kimia dan mineralogi

dalam batuan. 37 Facies merupakan suatu pengelompokkan mineral-mineral

metamorfik berdasarkan tekanan dan temperatur dalam pembentukannya pada

batuan metamorf. Setiap facies pada batuan metamorf pada umumnya dinamakan

berdasarkan jenis batuan (kumpulan mineral), kesamaan sifat-sifat fisik atau

kimia. Metamorfisme dapat terjadi pada tekanan rendah.

( Zeolite fasies (LP / LT)

The zeolit fasies adalah fasies metamorf dengan terendah grade metamorf.

Pada suhu dan tekanan rendah proses dalam batu disebut diagenesis Prehnite-

pumpellyite-fasies (LP / LT)

The prehnite-pumpellyite fasies adalah sedikit lebih tinggi tekanan dan

temperatur daripada fasies zeolit. Hal ini dinamai dari mineral prehnite (a Ca - Al

- phyllosilicate) dan pumpellyite (a sorosilicate)

Greenschist fasies (MP / MT)


Greenschist fasies menengah berada pada tekanan dan temperatur. The

fasies ini dinamai khas schistose tekstur dari batu dan warna hijau mineral klorit,

epidote dan actinolite.

Amphibolite-fasies (MP / MT-HT)

The amphibolite fasies adalah fasies tekanan menengah dan rata-rata suhu

tinggi. Hal ini dinamai amphiboles yang terbentuk dalam keadaan seperti itu.

Granulite fasies (MP / HT)

The granulite fasies adalah nilai tertinggi di metamorphism tekanan

menengah. Kedalaman di mana hal ini terjadi tidak konstan. Karakteristik mineral

fasies ini dan pyroxene-hornblende fasies adalah orthopyroxene

Blueschist fasies (MP-HP/LT)

The blueschist fasies berada pada suhu relatif rendah, tetapi tekanan tinggi,

seperti terjadi pada batuan di zona subduksi. The fasies ini dinamai menurut

karakter schistose bebatuan dan mineral biru glaucophane dan lawsonite

Eclogite fasies (HP / HT)

The eclogite fasies adalah fasies pada tekanan tinggi dan suhu tinggi. Hal

ini dinamai untuk metabasic batu eclogite

Albite-epidote-hornfels fasies (LP / LT-MT)


The albite-epidote-hornfels fasies adalah fasies pada tekanan rendah dan

suhu relatif rendah. Ini adalah nama untuk kedua mineral albite dan epidote,

meskipun mereka adalah lebih stabil dalam fasies.

Hornblende hornfels fasies(LP / MT)

Hornblende-hornfels fasies adalah fasies dengan tekanan rendah yang

sama tapi sedikit lebih tinggi suhu sebagai albite-epidote fasies

Pyroxen hornfels fasies(LP / MT-HT)

Pyroxene-hornfels fasies adalah fasies metamorf kontak dengan suhu

tertinggi dan adalah, seperti granulite fasies, dicirikan oleh mineral orthopyroxene

Sanidinite fasies(LP / HT)

The sanidinite fasies adalah fasies langka yang sangat tinggi suhu dan

tekanan rendah. Itu hanya bisa dicapai di bawah metamorf kontak tertentu

keadaan. Karena suhu tinggi pengalaman batu mencair parsial dan kaca terbentuk.

(Bucher & Frey, 1994).

2.6 Klasifikasi Penamaan Batuan Metamorf

Penamaan batuan metamorfik dimaksudkan untuk mengenali dan

memberikan informasi yang berarti pada batuan tersebut. Ada 5 kriteria utama

dalam penamaannya, yaitu :

1. Asal batuan semula


2. Mineralogi batuan metamorf

3. Tektsur

4. Penamaan secara khusus

5. Tekstur dan mineralogi

Istilah metabasit, metapelit adalah batuan metamorf yang berasal dari

batuan beku dan batuan sedimen, metasedimen, metabatupasir, metagranit, semua

mengisyaratkan batuan semula. Skis, Gneis, Hornfels, filit adalah penamaan

berdasarkan pada terktur batuan metamorf tersebut. Kuarsit, Serpentinit, adalah

penamaan berdasarkan mineralogi.

1. Slate adalah batuan metamorf derajad sangat rendah, disusun oleh

mineral pilosilikat sangat halus tersusun membentuk orientasi

kesejajaran yang memperlihatkan lembaran.

2. Filit adalah bertektur skistose tetapi disusun oleh mineral pilosilikat

yang halus (dalam ukuran 0,1-1 mm)

3. Sekis ditandai dengan penjajaran mineral pipih berukuran >1 mm

sehingga mudah dikenali dengan mata telanjang. Pada sekis tampak

kehadiran mineral pipih lebih melimpah daripada mineral granular.

4. Gneis berkristal sangat besar, dapat mencapai beberapa milimeter dan

mineral tabularnya memperlihatkan foliasi. Batuan ini didominasi oleh

mineral granular daripada mineral pipih (tabular/prismatik) yang

menjajar. Istilah ortogenes dipakai untuk genes yang berasal dari


batuan beku dan paragenes untuk genes yang berasal dari batuan

sedimen.

5. Milonit merupakan batuan metemorf kataklastik yang disusun oleh

matrik antara 50 hingga 90 % dan sisanya berupa porfiroklas. Jika

hampir keseluruhan terdiri dari matriks dan porfirokals kurang dari 10

% maka disebut ultra milonit. Pilonit adalah batuan metamorf

kataklastik yang kaya akan mineral pilosilikat yang secara khas

memperlihatkan seperti slate. Sedangkan batuan metamorfik yang

bertekstur granoblastik di sekitar interusi dikenal dengan hornfels.

Berikut adalah nama-nama batuan metamorf berdasarkan penamaan

yang khas padanya:

6. Sekis Hijau adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan beku

basa, berwarna hijau, berfoliasi, berderajad rendah, umumnya disusun

oleh klorit, epidot, aktinolit.

7. Sekis Biru adalah berasal dari batuan beku, berwarna gelap kebiruan,

pada derajad sangat rendah, tekstur berfoliasi, warnanya berasal dari

melimpahnya amfibol Na terutana glaukofan dan krosit.

8. Amfibolit utamanya disusun oleh mineral hijau gelap, horblende dan

plagioklas dengan ditambah berbagai mineral aksesori

9. Serpentinit adalah batuan berwarna hijau, hitam atau kemerah-

merahan, disusun secara mencolok oleh serpentin. Batuan ini berasal

dari batuan beku ultrabasa.


10. Eklogit adalah batuan metamorf berkomposisi utama garnet dan

amfasit (piroksen klino hijau rumput) tanpa plagioklas dengan sedikit

mineral aksesori kuarsa, kyanit, amfibol, zeosit dan rutil.

11. Granulit adalah batuan metamorf dicirikan dengan tekstur

granobalstik, berukuran butir seragam bahkan membentuk kristal yang

sempurna (poligonal) dan mineral penyusunnya terbentuk pada

temperatur tinggi seperti feldpar, piroksen, amfibol.

12. Magmatit adalah pencampuran batuan metamorf, skis atau gneis pada

derajad tinggi berselang seling dengan urat-urat batuan beku

berkomposisi granitic hasil anateksis.. (Winkler H.G.F., 1975,)


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
3.1.1 Sampel 1

Gambar 3.1 Batuan Gneiss

Pada sampel nomor urut 2 dengan nomor peraga 502000 merupakan

jenis batuan metamorf dengan warna segar abu-abu kecoklatan dan warna

lapuknya adalah coklat kehitaman. Tekstur granonematoblastik karena

mineral penyusunnya berbentuk granular, batas mineralnya bersifat tidak

teratur dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral. Struktur foliasi gneissic

karena lapisan penjajaran mineral yang mempunyai bentuk berbeda,

umumnya antara mineral-mineral granuler dengan mineral-mineral tabular

atau prismatic, umunya penjajaran ini tidak menerus melainkan terputus-

putus. Komposisi mineral yang terkandung dalam batuan ini yaitu mineral

quarts berbentuk angular dengan warna putih sebanyak 40%, serta muscovite

berbentuk angular dengan warna putih susu sebanyak 60%. Dengan fases

amphibolite, dan nama batuan gneissic (gneiss).


3.1.2 Sampel 2

Gambar 3.2 Batuan Slate

Pada sampel nomor urut 1 dengan nomor peraga G13 merupakan jenis

batuan metamorf dengan warna segar abu-abu kehitaman dan warna lapuknya

adalah orange kecoklatan. Tekstur palimset karena mineral penyusunnya

berbentuk prismatic. Struktur slaty cleavage karena berbutir sangat halus

(mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang

sangat rapat, teratur dan sejajar. Komposisi mineral yang terkandung dalam

batuan ini yaitu mineral grafit berbentuk angular dengan warna abu-abu

sebanyak 65%, Biotit, dan Amfibol. Dengan fases metamorfisme dinamik,

dan nama batuan slate (batu sabak).


3.1.3 Sampel 3

Gambar 3.3 Batuan Filit


Pada sampel nomor urut 3 dengan nomor peraga A15 merupakan jenis

batuan metamorf dengan warna segar anu-abu kehitaman dan warna lapuknya

adalah orange kecoklatan. Tekstur dari batuan ini adalah lepidoblastik karena

mineral penyusunnya berbentuk tabular. Struktur termasuk foliasi phylitic

karena rekristalisasi mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan mineral

granularr. Komposisi mineral yang terkandung dalam batuan ini yaitu Muskovit,

Klorit, Kuarsa, dan Serpentine. Dan nama batuannya adalah philit


3.1.4 Sampel 4

Gambar 3.4 Batuan Eclogite

Pada sampel nomor urut 4 dengan nomor peraga CANTIK merupakan

jenis batuan metamorf dengan warna segar hijau kebiruan dan warna lapuknya

adalah hijau kehitaman. Tekstur kristoblastik karena batuan ini terbentuk oleh

sebab proses metamorfisme itu sendiri dan sudah mengalami rekristalisasi

sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Struktur non foliasi hornfels karena

terbentuk oleh mozaik mineral-mineral equidimensional dan umumnya

berbentuk polygonal. Komposisi mineral yang terkandung dalam batuan ini

yaitu gamet berbentuk granular dengan coklat kemerahan sebanyak 40%.

Dengan fases metamorfisme eclogite, dan nama batuan eclogite


3.1.5 Sampel

Gambar 3.5 Batuan Aktinolit

Pada sampel nomor urut 3 dengan nomor peraga VTCB07 merupakan

jenis batuan metamorf dengan warna segar hijau kehitaman dan warna

lapuknya adalah abu kehijauan. Tekstur nematoblastik, batuan ini sudah

mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Struktur

schistosic karena susunan parallel mineral- mineral pipih, prismatic atau

lenticular. Komposisi mineral yang terkandung dalam batuan ini yaitu kuarsa

berbentuk anhedral dengan warna putih sebanyak 45%, dan Klorit 55%

Dengan fases metamorfisme hornfels, dan nama batuan Aktinolit.


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Batuan metamorf adalah salah satu kelompok utama batuan yang


merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan
yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang
disebut metamorfisme, yang berarti 'perubahan bentuk', dimana
terjadi perubahan ataualterasi physical (struktur, tekstur) dan
chemical (mineralogical) dari suatu batuan pada temperatur dan
tekanan tinggi dalam kerak bumi atau. Batuan metamorf adalah
batuan yang berasal dari batuan induk yang lain, dapat berupa
batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf sendiri
yang telah mengalami proses perubahan mineralogi, batuan
sebelumnya akan berubah tektur danstrukturnya sehingga
membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru
pula sebagai akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi.

2. A. Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf dapat


berupa mineral yang berasal dari batuan asalnya maupun dari
mineral baru yang terbentuk akibat proses metamorfisme sehingga
dapat digolongkan menjadi 3,yaitu:
 Hornblende

 Biotic

 Plagioclase foldspar

 Pottasium feldspar (orthoclase)

 Mica

 Calcite
B. Jenis-jenis batuan metamorf:

 Batuan metamorf kinetis

 Batuan metamorf pneumatols kontak

 Batuan metamorf kontak

 Batuan metamorf retrograde/diaropteris

 Batuan metamorf hydrothermal

 Batuan metamorf dasar samudera (ocen-floor)

4.2 Saran

Adapun saran untuk praktikum kali ini yaitu :

a. Laboratorium

Meningkatkan fasilitas penunjang praktikum terutama kursi agar

praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan nyaman.

b. Asisten

Tetap semangat dalam membimbing dan memberikan materi

praktikan

c. Praktikan

Tidak menundaa pengerjaan laporan


DAFTAR PUSTAKA

Zuhdi, Muhammad. 2019. Buku Pengantar Geologi. Mataram : Duta Pustaka

Ilmu.

UPN Yogyakarta.2015. Modul Praktikum Petrologi 2015. Yogyakarta : UPN

Amin, Mustaghfirin. 2013. Batuan. Jakarta : Kementrian Pendidikan.


LEMBAR KERJA DESKRIPSI BATUAN METAMORF

NO URUT : 05
NOMOR PERAGA : VTCB 07
JENIS BATUAN : BATUAN METAMORF
WARNA SEGAR : HIJAU KEABU-ABUAN
WARNA LAPUK : ORANGE KECOKELATAN
TEKSTUR : KRISTOBLASTIK (NEMATOBLASTIK)
STRUKTUR : FOLIASI (GRANULOSE)

KOMPOSISI MINERAL
KOMPOSISI
BENTUK WARNA KOMPOSISI KIMIA %
MINERAL
AKTINOLIT PRISMATIK HIJAU Ca2 (Mg, Fe2+) 60%
AMPHIBOL PUTIH Si8O2 2(OH)2 40%
MICA

FASIES METAMORFISME : SEKIS HIJAU


NAMA BATUAN : SEKIS AKTINOLIT

GAMBAR SKETSA KETERANGAN


LEMBAR KERJA DESKRIPSI BATUAN METAMORF

NO URUT : 03
NOMOR PERAGA : A15
JENIS BATUAN : BATUAN METAMORF
WARNA SEGAR : ABU-ABU KEHITAMAN
WARNA LAPUK : ORANGE KECOKELATAN
TEKSTUR : LEPIDOBLASTIK
STRUKTUR : FOLIASI (PHYLITIC)

KOMPOSISI MINERAL
KOMPOSISI
BENTUK WARNA KOMPOSISI KIMIA %
MINERAL
AMPHIBOL ANHEDRAL HITAM
KUARSA PUTIH
MICA SILVER
(MUSKOVIT)

FASIES METAMORFISME : AMPHIBOLLITE


NAMA BATUAN : FILIT

GAMBAR SKETSA KETERANGAN


LEMBAR KERJA DESKRIPSI BATUAN METAMORF

NO URUT : 04
NOMOR PERAGA : CANTIK
JENIS BATUAN : BATUAN METAMORF
WARNA SEGAR : HIJAU KEBIRUAN
WARNA LAPUK : HIJAU KEHITAMAN
TEKSTUR : GRANONEMATOBLASTIK
STRUKTUR : NON FOLIASI (GRANULOSE)

KOMPOSISI MINERAL
KOMPOSISI KOMPOSISI
BENTUK WARNA %
MINERAL KIMIA
GARNET GRANULAR MERAH
OMPASITE PRISMATIK KECOKELATAN
PENDEK HIJAU TUA

FASIES METAMORFISME : ECLOGITE


NAMA BATUAN : ECLOGITE
GAMBAR SKETSA KETERANGAN

LEMBAR KERJA DESKRIPSI BATUAN METAMORF

NO URUT : 02
NOMOR PERAGA : G-13
JENIS BATUAN : BATUAN METAMORF
WARNA SEGAR : ABU-ABU
WARNA LAPUK : ORANGE KECOKELATAN
TEKSTUR : PALIMSET (SISA)
STRUKTUR : FOLIASI (SLATY CLEAVAGE)

KOMPOSISI MINERAL
KOMPOSISI
BENTUK WARNA KOMPOSISI KIMIA %
MINERAL
MICA PIPIH HITAM
GROUP

FASIES METAMORFISME : ZEOLITE


NAMA BATUAN : SLATE
GAMBAR SKETSA KETERANGAN

LEMBAR KERJA DESKRIPSI BATUAN METAMORF

NO URUT : 01
NOMOR PERAGA : SO-2000
JENIS BATUAN : BATUAN METAMORF
WARNA SEGAR : ABU-ABU KECOKLATAN
WARNA LAPUK : COKELAT KEHITAMAN
TEKSTUR : KRISTALOBLASTIK
STRUKTUR : FOLIASI (GNEISS)

KOMPOSISI MINERAL
KOMPOSISI
BENTUK WARNA KOMPOSISI KIMIA %
MINERAL
KUARSA PRISMATIK PUTIH
AMPHIBOLE
MICA

FASIES METAMORFISME : GRANULITE


NAMA BATUAN : GNEISS
GAMBAR SKETSA KETERANGAN

Anda mungkin juga menyukai