1.2 Tujuan.............................................................................. 4
LAMPIRAN ................................................................................ 12
i|Batuan Metamorf
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Batu Kuarsit ............................................................... 7
Gambar 2. Batu Marmer .............................................................. 7
Gambar 3. Batu Gneiss ................................................................ 8
Gambar 4. Batu Sekis Hijau ......................................................... 8
Gambar 5. Batu Sabak ................................................................. 9
Gambar 5. Batu Sepentit .............................................................. 9
ii | B a t u a n M e t a m o r f
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3|Batuan Metamorf
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1. Dapat mengetahui pengertian batuan Metamorf
2. Dapat mengetahui struktur batuan Metamorf
3. Dapat pengetahui tekstur batuan Metamorf
4. Dapat mengetahui cara untuk mendeskripsikan batuan
Metamorf
1.3 Alat dan Bahan
a. Alat
Peralatan yang digunakan pada saat praktikum adalah
sebagai berikut :
1. Alat tulis lengkap
2. Loupe
3. Skala pembanding
4. HCL
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah
sebagai berikut :
1. Sample batuan metamorf
2. Modul
3. Lembar kerja minimal 10 lembar atau blanko
4|Batuan Metamorf
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batuan metamorf merupakan batuan yang berasal dari
batuan sebelumnya yang mengalami pembebanan dari
pengendapan lapisan atas, yang menyebabkan perubahan
temperatur dan tekanan secara bersamaan sehingga
mengakibatkan terbentuknya mineral baru dan memiliki tekstur
batuan khusus Metamorfisme merupakan proses kristalisasi ulang
di dalam kerak bumi yang terjadi dalam keadaan padat dan tanpa
melalui fasa cair sehingga terbentuk tekstur dan komposisi
mineralogi yang baru pada temperatur dan tekanan tertentu. Fasies
metamorfisme adalah sekumpulan mineral batuan metamorf yang
disatukan oleh ruang dan waktu sehingga menggambarkan sebuah
hubungan tetap dan teratur antara komposisi kimiawi dengan
komposisi mineral pada batuan metamorf sehingga tampak
perbedaan fasies metamorfisme yang muncul dan klasifikasi
metamorf tidak selalu berkorelasi dengan kedalaman menyatakan
bahwa fasies metamorfisme merupakan suatu kondisi dimana
temperatur dan tekanan yang spesifik, akan mencirikan suatu
kehadiran tipe atau jenis mineral tertentu (Hasria, 2021).
Faktor yang mempengaruhi metamorfisme secara langsung
adalah tekanan, temperatur dan fluida metamorf Kenaikan tekanan
dan temperatur akan mengubah komposisi mineral apabila
melampaui batas kestabilan dan hubungan antar butir sehingga
proses metamorfisme akan membentuk batuan yang berbeda
dengan batuan asalnya Batuan asal atau disebut protolit dari
batuan metamorf berdasarkan terdiri atas batuan basal-andesit,
pelitik dan greywacke serta batulempung dan serpih.Kehadiran
mineral lempung berupa illit dan kaolinit yang melimpah dan
sebagiannya telah tergantikan oleh mineral klorit, serta kehadiran
kuarsa dan kalsit menunjukkan bahwa protolit batuan metamorf
5|Batuan Metamorf
juga berasal dari greywacke dan termasuk pada metamorfisme
derajat sangat rendah (Idrus, 2022).
6|Batuan Metamorf
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 8 Mei 2023, dilakukan praktikum mengenai pendeskripsian
batuan Metamorf.
7|Batuan Metamorf
euhedral (baik). Dengan komposisi mineral kalsit, dolomit, dan
kuarsa, dan berasal dari batu gamping. Dapat diketahui nama
batuan ini adalah marmer. Batuan ini diengaruhi suhu dan tekanan
yang dihasilkan oleh gaya endogen.
8|Batuan Metamorf
Dengan komposisi mineral stress mika dan horblende, mineral
antistress kuarsa dan feldspar dan berasal dari batuan beku
andesit. Dapat diketahui nama batuan ini adalah sekis hijau.
9|Batuan Metamorf
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pratikum yang dilaksanakan adalah :
1. Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu
kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi
atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada
sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut
metamorfisme, yang berarti perubahan bentuk.
2. Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibadakan
menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi. Struktur Foliasi
merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa.
Foliasi ini dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-
mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty), orientasi butiran
(schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau
kombinasi dari ketiga hal tersebut. Struktur Non Foliasi
Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan
umumnya terdiri dari butiran-butiran (granular).
3. Tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
Lepidoblastik, apabila mineralnya penyusunnya berbentuk
tabular. Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya
berbentuk prismatic.
4. Mengetahui cara mendeskripsian batuan metamorf yaitu
dengan cara mengenai besar kecilnya ukuran butir suatu
batuan
4.2 Saran
Sebaiknya praktikan tidak ribut pada saat pratikum
berlangsung dan mendengarkan dengan baik saat asisten
laboratorium menjelaskan agar pratikum dapat berjalan maksimal.
10 | B a t u a n M e t a m o r f
DAFTAR PUSTAKA
Hasria. (2021). Fasies Batuan Metamorf Daerah Wumbubangka,
Kecamatan Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana, Provinsi
Sulawesi Tenggara. Jurnal Geomine, Vol. 9, No. 1, Hal. 55-64.
Idrus, A. (2022). Protolit Batuan Metamorf Di Pegunungan Rumbia
Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi tenggara,
Indonesia. Jurnal Geologi Dan Sumber Daya Mineral, Vol. 23,
No.1, Hal. 25-33.
Suroyo, H. (2019). Geologi Dasar. Bandung: Republika.
Widiaputra, T. (2016). Penentuan Fasies Metamorfisme pada
Batuan Metamorf daerah Bayah, Kabupaten Lebak,
Propinsi Banten. urnal Universitas Padjadjaran
Bandung, Vol.6, No.9, 12-13
Zuhdi, M. (2019). Pengantar Geologi. Lombok: Duta Pustaka Ilmu.
11 | B a t u a n M e t a m o r f
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jurnal
12 | B a t u a n M e t a m o r f
Lampiran 2. Buku
13 | B a t u a n M e t a m o r f