Anda di halaman 1dari 23

Perangkat Pembelajaran : Pendalaman Materi Geologi Pertambangan

Bobot Studi : 6 SKS

Bidang Kajian 1 : BATUAN DAN MENERAL

No. Kode : CETAK 1/PROFESIONAL/001/2/2018

PEDALAMAN MATERI BATUAN

Penulis :
Dr. Sudjani, M.Pd.
Siti Asyiyah, ST., MT.

PPG DALAM JABATAN

Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi


2018

Hak Cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018


DAFTAR ISI

1
DAFTAR ISI
Modul 1 : Jenis Batuan
Cover
Daftar Isi
A. Pendahuluan
B. Capaian Pembelajaran/Sub Capaian Pembelajaran
C. Uraian Materi
1. Proses Pembentukan Batuan
2. Siklus Batuan di Alam
3. Jenis-Jenis Batuan
a. Bautan Beku
b. Batuan Sedimen
c. Batuan Metamorf
D. RANGKUMAN
E. TUGAS
F. TES FORMATIF
G. DAFTAR PUSTAKA

2
A. PENDAHULUAN
Ketika mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu geologi, jenis-
jenis batuan juga penting untuk dipahami. Sebagaimana yang dimuat dalam
The Penguin Dictionary of Geology, batuan atau yang dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah rock ini didefinisikan sebagai material yang tersusun
atas satu atau beragam jenis material. Material tersebut kemudian berfungsi
sebagai salah satu komponen penyusun kerak bumi. Secara umum batuan
adalah suatu campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda dan tidak
mempunyai komposisi-komposisi kimia yang tetap. Batuan pada mulanya
merupakan magma yang berasal dari dalam perut bumi. Modul berjudul Jenis
Batuan ini merupakan bagian dari bidang kajian Batuan dan Mineral yang
wajib dipahami oleh peserta PPG bidang keahlian Geologi Pertambangan.
Modul ini akan membahas tentang jenis batuan berdasarkan proses
pembentukannya, jenis batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Setelah mempelajari modul ini peserta PPG diharapkan memiliki kompetensi
untuk menelaah jenis-jenis batuan beku, sedimen, dan metamorf, yaitu akan
dapat : 1) menjelaskan jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya, 2)
memahami siklus terbentuknya jenis batuan, dan 3) membedakan batuan beku,
sedimen, dan metamorf. Pada dasarnya batuan dan mineral itu saling
berhubungan erat dan tidak akan pernah terpisahkan, kembali mengacu pada
Hirarki Geologi, mineral merupakan syarat utama terbentuknya suatu tubuh
batuan, dan mineral itu sendiri terbentuk dari kristal-kristal yang berasal dari
unsur atom dan senyawa, namun tidak seluruhnya mineral memiliki kristal
tergantung genesa atau proses pembentukannya. Batuan dan mineral
merupakan objek yang langsung bersentuhan dengan dunia geologi
pertambangan. Karena semua hal yang dikaji dalam geologi pertambangan
pasti berhubungan dengan batuan dan mineral, sehingga pengetahuan batuan
dan mineral menjadi ilmu dasar yang angat penting dan harus dikuasai oleh
seseorang yang bekerja di dunia geologi pertambangan. Dengan memahami
konsep batuan dan mineral maka konsep eksplorasi dapat diterapkan secara

3
tepat. Agar peserta PPG berhasil dengan baik dalam mempelajari modul
ini, berikut beberapa petunjuk yang dapat anda ikuti :
(1) Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai anda
memahami secara tuntas, untuk apa, dan bagaimana mempelajarinya.
(2) Tangkaplah makna dari setiap konsep yang dibahas dalam modul ini
melalui pemahamam sendiri dan tukar pikiran dengan teman anda.
(3) Upayakan untuk dapat membaca sumber-sumber lain yang relevan untuk
menambahkan wawasan anda menjadikan perbandingan jika pembahasan
dalam modul ini masih dianggap kurang.
(4) Mantapkan pemahaman anda dengan latihan dalam modul dan melalui
kegiatan diskusi dengan peserta PPG atau dosen.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN/SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN


Capaian pembelajaran kegiatan belajar materi jenis batuan ini peserta PPG
mampu menelaah jenis-jenis batuan beku, sedimen, dan metamorf. Adapun
secara rinci Sub capaian pembelajaran meliputi: 1) mampu menjelaskan jenis
batuan berdasarkan proses pembentukannya, 2) mampu memahami siklus
terbentuknya jenis batuan, dan 3) mampu membedakan batuan beku, sedimen,
dan metamorf.

C. URAIAN MATERI
1. Proses Pembentukan Batuan
Planet bumi seperti benda-benda angkasa lainnya mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri. Sebenarnya bumi hanya memiliki substansi kimia
dan geologi yang terbatas. Elemen-elemen itu tidak diciptakan atau
dimusnahkan. Tetapi mereka terus berubah dalam sebuah daur alam yang
konstan dan berlangsung terus menerus. Mirip dengan prinsip kekekalan
energi, begitu juga substansi yang menyusun bumi. Sebenarnya
kuantitasnya sama saja dari waktu ke waktu. Hanya saja material-material
itu terus berubah dan menyebar.

4
Ada banyak sekali daur alam yang terjadi di bumi. Seperti daur hidrologi,
daur posfor, daur oksigen dan juga benda geologis seperti batu. Jenis-jenis
batuan yang ada sekarang sebenarnya berasal dari satu sumber, yaitu
magma.
Magma adalah campuran dari batuan cair dan semi cair yang ditemukan di
bawah permukaan bumi. Campuran ini biasanya terdiri dari empat bagian :
dasar cairan sangat panas yang disebut lelehan, mineral-mineral dari
kristalisasi lelehan, batuan padat yang berasal dari lingkungan sekitar serta
gas terlarut.
Seperti kita ketahui, bumi terdiri dari tiga lapisan umum. Yaitu inti bumi
yang merupakan pusat yang super panas, mantel bumi yang tebal di
tengahnya dan kerak bumi sebagai lapisan paling luar yang jadi tempat
tinggal kita.
Magma berasal dari bagian antara lapisan mantel bumi dan kerak bumi.
Sebagian besar lapisan kerak bumi dan mantel bumi berbentuk padat.
Keberadaan magma yang cair diantara keduanya sangat penting untuk
mempelajari gejala geologis dan morfologis yang ada di mantel bumi.
Karena pergerakan magma biasanya dipengaruhi oleh pergerakan lempeng
di lapisan mantel bumi.
Suhu dasar magma sangat panas, yakni sekitar 700′-1.300′ celcius. Suhu
ekstrimnya ini membuat magma menjadi zat yang bersifat cair dan
dinamis. Akibatnya magma selalu bergerak menciptakan bentang alam
baru dan terlibat transformasi fisik dan kimia dalam berbagai lingkungan
yang berbeda. Ada dua macam pergerakan magma yang diketahui. Yaitu
intrusi dan ekstrusi. Proses intrusi magma adalah pergerakan magma
dengan gaya dan tekanan yang kurang untuk menembus lapisan kulit
bumi. Sehingga, akhirnya magma membeku di bawah lapisan bumi.
Sedangkan ekstrusi adalah gerakan magma dengan daya yang sangat kuat,
sehingga sampai ke permukaan bumi beruka peristiwa vulkanis.
Pergerakan magma ini berperan sangat penting dalam siklus batuan.

5
2. Siklus Batuan
Siklus batuan menjelaskan hubungan antara tiga jenis-jenis batuan
penyusun lapisan bumi, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf). Tapi batu-batuan itu terus bergerak dalam satu siklus simultan
yang telah berlangsung sejak dulu. Siklus batuan ini bisa berlangsung
singkat atau bisa juga berlangsung dalam waktu berjuta-juta tahun. Tidak
seperti siklus hidrologi atau siklus karbon, tidak semua batu dalam siklus
batuan mengalami perubahan. Ada beberapa jenis batuan yang memang
sudah terbentuk demikian dari awal pembentukannya. Formasi batu yang
tidak ikut berubah ini disebut kraton.
Genesa (sejarah terbentuknya) batuan, batuan dapat dibagi dalam 3 jenis ,
yaitu:
1) Batuan Beku (Igneous rock) adalah kumpulan interlocking agregat
mineral-mineral silikat hasil pendinginan magma (Walter T. Huang ,
1962); 2) Batuan Sedimen (Sedimentary rock) adalah batuan hasil litifikasi
bahan rombakan batuan hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun
hasil kegiatan organisme (Pettijohn, 1964). Source rock (batuan asal) dari
batuan sedimen dapat berupa batuan beku, batuan metamorf atau batuan
sedimen (yang telah ada sebelumnya) dan telah mengalami rombakan
sehingga menjadi batuan sedimen; dan 3) Batuan Metamorf (Metamorphic
rock) adalah batuan yang berasal dari suatu batuan induk yang mengalami
perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fase padat sebagai akibat
adanya perubahan fisika (tekanan, temperatur atau akibat keduanya yaitu
tekanan dan temperatur (HGF Winkler, 1967 , 1979).
Dalam sejarah pembentukkannya ketiga jenis batuan tersebut dapat
mengalami siklus batuan (Rock Cycle) seperti pada gambar .1.

6
Gambar 1.Siklus batuan di alam.

Pada awalnya batuan beku terbentuk dari proses pembekuan magma atau
yang dikenal dengan differensiasi magma. Batuan beku yang tersingkap di
permukaan bumi selanjutnya terkena panas matahari, hujan dan angin
mengalami proses pelapukan (weathering), tererosi dan tertransport
kedalam tempat yang lebih rendah yang disebut sebagai cekungan,
menjadi endapan sedimen (deposition of sediment). Selanjutnya akibat
tekanan dan kompaksi (burial and compaction), endapan sedimen ini
mengeras atau disebut mengalami lithifikasi menjadi batu, yaitu batuan
sedimen. Batuan sedimen dan batuan beku tersebut apabila terkena proses
deformasi dan metamorphisme (terbentuknya kembali suatu batuan akibat
proses metamorfisme) akibat adanya tekanan dan temperatur (pressure
and temperature) yang relatif tinggi maka batuan sedimen dan batuan
beku ini akan terubah menjadi batuan metamorf. Berikutnya batuan
sedimen dan batuan metamorf yang terdapat pada kedalaman sangat besar
akan meleleh lagi (partial melting) menjadi magma, selanjutnya magma
membeku lagi menjadi batuan beku, begitu seterusnya berulang seperti

7
keterangan sebelumnya, sehingga membentuk suatu jentera atau siklus
batuan.
Magma sebagai bahan pembentuk batuan beku adalah sangat penting
diketahui. Dari magma yang ada di perut bumi, oleh berbagai proses akan
terbentuk bermacam mineral dengan bermacam bentuk Kristal pula.
Kumpulan dari satu jenis atau lebih mineral mineral tersebut akan
membentuk batuan beku, selanjutnya akibat adanya gaya Eksogen (erosi,
pelapukan, denudasi, transportasi ) maka akan terbentuk batuan sedimen
sedangkan akibat adanya gaya endogen ( tekanan dan panas ) maka akan
terbentuk batuan metamorf, begitu seterusnya akan membentuk suatu
cyclus batuan, seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Terbentuknya batuan

3. Jenis-Jenis Batuan
Tahukah anda bahwa salah satu bahan baku utama yang ada di dalam bumi
adalah batu. Batu yang terurai kemudian menjadi tanah dan tanah
kemudian menjadi media utama dalam tempat tumbuhnya tanaman dan
tempat tinggal dari berbagai jenis makhluk hidup di dunia ini. Dalam isi
bumi setidaknya terdapat tiga jenis jenis batuan yang berbeda di mana
ketiga jenis jenis batuan tersebut terbentuk dari adanya proses yang sangat

8
panjang. tiga jenis jenis batuan yang ada di lapisan atmosfer bumi
diantaranya adalah :
1) Batuan Beku
Batuan beku ini terbentuk karena adanya magma yang mengeras atau
mengalami pembekuan. Magma ini berasal dari batuan setengah cair
ataupun oleh batuan yang sudah ada sebelumnya, baik yang berada di
mantel maupun di kerak bumi. Secara umum, proses pelelehan tersebut
terjadi pada salah satu proses dari kenaikan temperatur, penurunan
tekanan, ataupun perubahan komposisi. Selanjutnya untuk proses
pembentukan batuan beku ini juga terkadang tergantung pada jenis batuan
bekunya masing- masing. Beberapa jenis batuan beku dan proses
pembentukannya antara lain:
a) Batuan beku dalam atau batuan plutonik terbentuk karena pembekuan
yang terjadi di dalam dapur magma secara perlahan- lahan sekali
sehingga tubuh batuan terdiri dari kristal- kristal besar. Contoh dari
batuan ini adalah batuan granit, batuan peridotim, dan juga batuan
gabro.
b) Batuan beku gang atau korok, proses terjadi batuan ini pada celah-
celah antar lapisan di dalam kulit bumi. Proses pembekuan ini berjalan
lebih cepat sehingga di samping kristal besar terdapat pula banyak
kristal kecil. Contoh dari batuan jenis ini antara lain batu granit porfir.
c) Batuan beku luar atau batuan lelehan, proses terbentuknya batuan ini
adalah ketika gunung api menyemburkan lava cair pijar. Pembekuan
ini terjadi tidak hanya di sekitar kawah gunung api saja, namun juga di
udara. Proses pembekuan ini berlangsungsingkat dan hampir tidak
mengandung kristal (armorf).
Itulah beberapa proses pembentukan batuan beku jenis batuan beku dalam,
batuan beku gang atau korok, dan juga batuan beku luar atau lelehan.
Tahukah Anda bahwasannya batuan beku ini mempunyai sifat penting?
Batuan beku ini penting, terutama ketika dilihat dari segi geologis.
Alasan batuan beku ini penting secara geologis karena:

9
 Mineral-mineral dan juga kimia globalnya memberikan informasi
mengenai komposisi dari mantel, dimana batuan beku tersebut
terekstrasi, serta temperatur dan juga tekanan yang memugkinkan
terjadinya ekstraksi ini, atau batuan asal yang mencair.
 Umur absolut dapat diperoleh dengan berbagai jenis penanggalan
radiomatik, dengan demikian dapat dibandingkan dengan strata
geologi yang berdekatan sehingga urutan waktu kejadian pun dapat
ditentukan.
 Fitur- fitur batuan tersebut merupakan karakteristik lingkungan-
lingkungan tektonik tertentu, sehingga memungkinkan rekonstruksi
tektonik.
Pada beberapa situasi spesial tertentu, batuan beku merupakan tempat
keberadaan endapan biji seperti tungsen, timah, dan juga uranium.

Batuan beku ternyata tidak hanya terdiri dari satu jenis saja, melainkan
terdiri dari bernagai jenis. Lalu, apa saja yang merupakan jenis-jenis
batuan beku ini? Sebenarnya jenis batuan beku ini dapat diklasifikasi
menurut bermacam-macam aspek, antara lain menurut cara terjadinya,
menurut kandungan SiO2 nya, dan juga menurut indeks warnanya. Untuk
lebih jelasnya, jenis- jenis batuan tersebut akan kita bahas satu per satu.
a) Klasifikasi batuan beku menurut cara atau proses terjadinya
Jika dilihat dari cara atau proses terjadinya, batuan beku ini dapat
dibedakan menjadi tiga jenis yakni :
i) Deep seated Rock, yakni batuan beku yang terbentuk jauh di dalam
lapisan atmosfer bumi. Deep seated rock ini disebut juga dengan
batuan plutonik. Batuan plutonik ini merupakan batuan beku yang
proses terbentuknya atau proses terjadinya ada di dalam dapur
magma.
ii) Dike rock, yakni batuan beku yang terbentuk di dekat permukaan.
Dike rock ini juga batuan beku gang atau korok. Batuan beku jenis

10
ini merupakan batuan beku yang terbentuk di gang ataupun celah-
celah antar lapisan di dalam kulit bumi.
iii) Effusive rock, yakni batuan beku yang terbentuk di permukaan
bumi. Effusive rock ini juga disebut dengan batuan vulkanik atau
batuan beku luar atau batuan lelehan. Batuan jenis ini merupakan
batuan beku luar yang proses pembentukannya berada di luar
permukaan bumi
Itulah klasifikasi batuan beku berdasarkan proses atau cara
pembentukannya yang terjadi di dalam atau luar atau sela-sela permukaan
bumi.
b) Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 nya
Selanjutnya adalah jenis batuan beku yang dibedakan berdasarkan
kandungan SiO2nya. Jika dilihat dari klasifikasi ini, batuan beku
dibedakan menjadi empat macam, yakni:
i) Batuan beku asam. Batuan beku asam merupakan jenis batuan
beku yang kandungan SiO2nya lebih dari 66%. Contoh dari batuan
ini adalah riolit.
ii) Batuan beku intermediate. Batuan beku intermediate merupakan
batuan beku yang kandungan SiO2nya antara 52% hingga 66%.
Contoh dari batuan ini adalah dasit.
iii) Batuan beku basa. Batuan beku basa merupakan jenis batuan beku
yang kandungan SiO2nya antara 45% hingga 52%. Contoh dari
batuan ini adalah andesit.
iv) Batuan beku ultra basa. Batuan beku ultra basa merupakan jenis
batuan beku yang kandungan SiO2 nya kurang dari 45%. Contoh
dari batuan jenis ini adalah batu basalt.
Itulah klasifikasi jenis-jenis batuan yang dilihat berdasarkan kandungan
SiO2nya. Yakni dilihat dari banyaknya kadar SiO2 yang terkadung di
dalamnya.
c) Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warnanya.

11
Selanjutnya adalah jenis-jenis batuan beku yang dilihat dari indeks warna
batuan itu sendiri. Jika dilihat dari klasifikasi sudut ini, batuan beku
dibedakan menjadi 3 hingga 4 macam. Mengapa 3 hingga 4 macam?
Karena ada beberapa pendapat dari para ahli yang menyatakan jenis-jenis
dari batuan beku berdasarkan indeks warnanya ini.
a. Pendapat pertama dari S.J. Shand (1943) – yang menyatakan bahwa
batuan beku dilihat dari indeks warnanya dibedakan menjadi 3 jenis,
yakni:
i) Leucoctaris rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar
mineral mafik kurang dari 30%.
ii) Mesococtik rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar
mineral mafik sebanyak 30% hingga 60%.
ii) Melanocractik rock, yani batuan beku yang mengandung kadar
mineral mafik lebih dari 60%.
Itulah lasifikasi betuan beku berdasarkan indeks warna yang dipaparkan
menurut S.J. Shand. Selanjutnya adalah pendapat dari S.J. Ellis (1984).
b. Pendapat kedua dari S.J. Ellis – Berbeda dengan pendapat sebelumnya,
S.J. Ellis mengklasifikasikan batuan beku menurut indeks warna ini
menjadi 4 macam, yakni:
i) Holofelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna
kurang dari 10%.
ii) Felsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna
antara 10% hingga 40%.
iv) Mafelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna
antara 40% hingga 70%.
v) Mafik, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna
lebih dari 70%.
Itulah beberapa klasifikasi atau jenis-jenis batuan beku jika dilihat dari
berbagai aspek atau sisi. Jenis batuan beku ini memang ada banyak namun
semua jenis batuan beku ini pastilah mempunyai karakteristiknya sendiri-
sendiri.

12
Batuan beku atau yang disebut sebagai batuan igneus merupakan jenis
batuan di mana proses pembentukannya terjadi dari magma yang telah
mengalami pembekuan atau pendinginan. Batuan ini biasanya ada di
dalam mantel atau kerak bumi. Saat ini setidaknya sudah terdapat 700
jenis batuan beku yang dapat diindentifikasi dan sebagian besar terdapat di
bawah kerak bumi.
a. Morfologi Batuan Beku
Morfologi atau cara terbentuknya batuan beku sertidaknya dibagi menjadi
tiga macam yaitu intrusive, ekstrusif dan hipabissal. Selengkapnya
mengenai ketiga batuan tersebut simak berikut ini:
a) Intrusive
Batuan beku jenis intrusive merupakan batuan beku di mana proses
pembentukannya terjadi di dalam kerak bumi atau di bawah permukaan
bumi. Batuan ini merupakan bentuk dari pendinginan magma yang ada di
dalam kerak bumi sehingga tekstur batuan beku biasanya bersifat kasar.
Pada batuan beku bahkan bisa dilihat butiran mineral yang sangat jelas dan
dapat dilihat oleh mata telangjang. Pada batuan beku terdapat formasi
yang cukup unik yaitu batolit, stok, lakolit, sill, dan dike. Nah saat batuan
sudah semakin mendingin dan membeku maka akan memunculkan batuan
yang memiliki tekstur kasar seperti batu granit, diorite ataua grabo.
Biasanya di dalam lubang inti pada sebuah pegunungan akan diisi dengan
batuan granit namun ketika lubang tersebut tertimbun oleh material
lainnya akan membentuk batuan batolit. Batuan beku yang memiliki
tekstur butir kasar yang terletak pada kedalaman cukup di dalam kerak
disebut sebagai abyssal sedangkan batuan beku intrusive yang proses
terbentuknya sudah hampir berada di permukaan disebut sebagai
hypabyssal.
b) Ekstrusif
Berbeda dengan batuan beku intrusive, batuan beku ekstrusif ini terjadi di
atas permukaan kerak bumi karena adanya pencairan magma di dalam
mantel atau kerak bumi. Proses pembekuan dari batuan beku ini lebih

13
cepat dibandingkan dengan proses pencairan batuan beku intrusive karena
proses pembekuannya terjadi di atas permukaan bumi. Magma yang keluar
dari dalam mantel atau kerak bumi ini melalui gunung berapi yang
terdapat lubang dipuncaknya sehingg magma bisa keluar dan membentuk
batuan yang lebih cepat membeku. Oleh karena itu tekstur dari batuan ini
bersifat halus berpasir. Jenis batuan beku esktrusif yang paling sering
ditemukan adalah batu basalt. Beberapa batuan basalt bahkan membentuk
sebuah pola yang unik seperti di Antrim, Irlandia utara.
Jenis batuan ekstrusif dan intrusive agak sulit dibedakan karena biasanya
keduanya memiliki tekstur kasar dengan butiran-butiran halus di
permukaannya. Untuk membedakan keduanya biasanya hanya bisa
dilakukan melalui pemeriksaan di bawah mikroskop karena mineral yang
terdapat di dalam kedua jenis batuan ini berbeda sehingga jika ada
penyebutan apakah itu merupakan batuan intrusive atau batuan ekstrusif di
lapangan secara langsung hanyalah sebuah dugaan saja dan tidak bisa
dipegang kebenaranya.
c) Hipabissal
Untuk jenis batuan beku hipabissal merupakan jenis batuan yang terbentuk
di antara batuan plutonik dan vulkanik. Batuan ini terbentuk karena
adanya proses naik turunnya magma di dalam mantel dan kerak bumi.
Batuan hipabissal seringkali membentuk sebuah batuan pakolit, dike, sill,
lakolit, dan lopolit.
b. Struktur Batuan Beku
Struktur batuan merupakan penampakan dari batuan yang bisa dilihat dari
kedudukan lapisannya. Pada batuan beku seringkali hanya dapat dilihat
langsung dari lapangannya langsung. Diantaranya adalah sebagai berikut:
 Pillow lava atau lava bantal di mana terjadi karena adanya pembekuan
magma pada gunung di bawah laut yang membentuk menyerupai
bantal.

14
 Joint struktur merupakan aliran lava yang berbentuk kekar-kekar dan
tegak lurus sesuai dengan arah alirannya sehingga menghasilkan
penampakan yang sangat memukau.
 Massif, merupakan jejak aliran lava yang keluar dari perut bumi
namun tidak menunjukkan adanya tanda-tanda lubang atau aliran gas
di dalamnya.
 Vesikuler, merupakan aliran lava yang mengalir dan dibarengi dengan
adanya aliran gas sehingga arah dan teksturnya tidak teratur.
 Xenolitis, merupakan aliran lava yang dibarengi dengan masuknya
batuan lain di dalamnya sehingga menunjukkan sebuah fragmen yang
membentuk pecahan-pecahan.
2) Batuan Sedimen

Batuan sedimen ini merupakan salah satu jenis batuan yang mana
terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas.
Batuan sedimen atau sering juga disebut sebagai endapan merupakan
batuan yang terbentuk dari endapan bahan- bahan yang terbawa oleh air
ataupun angin. Ada lagi pengertian mengenai batuan sedimen yakni batuan
yang terbentuk karena adanya proses pembatuan atau litifikasi dari hasil
proses pelapukan dan juga erosi tanah yang telah terbawa arus dan
kemudian diendapkan. Seorang ahli, yakni Hutton (1875) menyatakan
bahwasannya batuan sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh
konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi
pengendapan oleh air, angin, es dan juga longsoran gravitasi, gerakan
tanah atau juga tanah longsor. Selain terbentuk dari demikian, batuan
sedimen ini juga terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat,
silika, garam, dan juga material- material lainnya. Demikianlah yang
disebut dengan batuan sedimen.
Tahukah Anda bahwasannya batuan sedimen ini ternyata jumlahnya
sangat banyak dan banyak tersebar di permukaan bumi di dunia ini?
Bahkan menurut Tucker (1991), bahwa 70% batuan yang terdapat di

15
seluruh permukaan bumi ini adalah jenis dari batuan sedimen. Namun
batuan itu hanya sebesat 2% dari volume seluruh kerak bumi. Hal ini
menandakan bahwa batuan sedimen yang tersebar dengan sangat luas di
permukaan bumi, namun ketebalannya hanya relatif tipis. Kerak bumi
memang tersusun atas berbagai macam material, tidak hanya batuan saja
namun juga lapisan- lapisan tanah, pasir, dan juga yang lainnya. Dan
batuan ini juga termasuk elemen yang menyusun komposisi kerak bumi .
batuan- bayuan yang metususn kompisisi kerak bumi ini terbagi ke dalam
berbagai macam jenis dan salah satunya adalah batuan sedimen ini.
Batuan sedimen merupakan jenis batuan yang terbentuk di atas permukaan
bumi dan dibekukan pada suhu dan tekanan udara yang rendah. Batuan
sedimen sebenarnya merupakan bentukan dari batuan yang pernah ada
sebelumnya yang sudah terkena berbagai jenis pelapukan dan erosi tanah.
Nah, material hasil dari pelapukan dan erosi ini kemudian mengendap di
dalam sebuah cekungan dan berkumpul menjadi satu sehingga lambat laun
karena adanya tekanan udara dan suhu yang rendah menjadikan kumpulan
tersebut sebuah batu baru. Material tersebut kemudian mengeras atau
membentuk dan mengelami litifikasi sehingga menjadikan sebuah batuan
sedimen.
Di dalam permukaan bumi sendiri jumlah batuan sedimen ini diperkirakan
mencapai 75% sedangkan di dalam kerak bumi diperkirakan ada 8%.
Dengan mempelajari batuan sedimen ini sebenarnya juga sangat
bermanfaat bagi berbagai jenis cabang ilmu pengetahuan seperti geokimia,
paleografi, klimatologi serta dari cabang ilmu sejarah kehidupan dan
pembentukan muka bumi. Hal ini disebabkan karena setiap lapisan batuan
sedimen dapat memperkirakan berapa lama waktu tersebut dan berapa
lama usia bumi sebenarnya.
Batuan sedimen ini mengalami proses pemadatan dan juga pengompakan
dari bahan lepas (endapan) hingga menjadi batuan sedimen yang utuh.
Proses ini dinamakan sebagai diagenesa. Proses diagenesa sendiri dapat
terjadi pada suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300 derajat

16
celcius dan juga tekanan 1 – 2 kilobar yang berlangsung mulai dari
sedimen mengalami penguburan hingga terangkat dan juga tersingkap
kembali di atas permukaan lapisan atmosfer bumi. Berdasarkah hal ini
maka ada 3 macam diagnesa, yakni:
i) Diagnesa eogenik, yakni diagnesa awal yang terjadi pada sedimen
di bawah permukaan air.
ii) Diagnesa mesogenik, yakni diagnesa yang terjadi pada waktu
sedimen mengalami penguburan yang semakin dalam.
iii) Diagnesa telogenik, yakni diagnesa yang terjadi pada saat batuan
sedimen tersingkap kembali ke permukaan bumi yang disebabkan
karena pengangkatan dan juga erosi.
Itulah berbagai macam diagnesa yang terjadi pada batuan sedimen. Oleh
karena diagnesa ini ada bermacam macamnya, maka derajat kekompakan
batuan sedimen ini juga ada berbagai macam atau bervariasi. Berbagai
macam kekompakan dari batuan sedimen ini antara lain:
i) Bahan lepas atau loose materials, yakni yang masih berupa
endapan ataupun sedimen.
ii) Padu atau indurated. Pada tingkatan ini konsolidasi material terjadi
pada kondisi kering. Namun hal ini akan terurai apabila
dimasukkan ke dalam air.
Itulah beberapa jenis dari kekompakan yang terjadi pada batuan sedimen.
Setelah kita mempelajari kekompakan dari batuan sedimen, selanjutnya
kita akan mempelajari mengenai tekstur dari batuan sedimen.
Itulah beberapa informasi mengenai batuan sedimen yang banyak terdapat
di sekitar kita. Sebagai batuan yang banyak terdapat di sekitar kita, batuan
sedimen ini banyak sekali kegunaannya, terutama untuk bahan bagunan
atau untuk sebagai penghias rumah maupun gedung- gedung saat ini.
Demikianlah informasi mengenai batuan sedimen yang dapat kita pelajar
sehingga kita dapat membedakan jenis batuan ini dengan batuan- batuan
yang lainnya.

17
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dibedakan menjadi
empat jenis yaitu batuan sedimen klasik, batuan sedimen biokimia, batuan
sedimen kimia dan batuan sedimen vulkanik. Selengkapnya mengenai ke
empat jenis batuan sedimen ini simak berikut ini:
a) Batuan Sedimen Klasik
Batuan sedimen klasik merupakan jenis batuan yang terdiri dari silikat dan
beberapa fragmen batuan yang diangkut menggunakan sebuah fluida nah
kemudian material yang diangkut oleh fluida ini akan terhenti dimana
fluida ini juga terhenti.
Bentuk dan ukuran dari batuan sedimen klasik kemudian dibedakan lagi
sesuai dengan skala ukuran partikel yang mendominasi dan menggunakan
ukuran skala butir Udden-Wentworth. Kemudian para ahli membagi
ukurannya menjadi tiga jenis yaitu kerikil (batuan yang memiliki diameter
lebih dari 2 mm), pasir (batuan yang memiliki diameter antara 1/16 hingga
2 mm) dan lumpur (lumpur terbagi menjadi dua yaitu lempung yang
memiliki diameter kurang dari 1/256 mm dan lanau yang memiliki
diameter antara 1/16 hingga 1/256 mm).
b) Batuan Sedimen Biokimia
Pada batuan sedimen biokimia menggunakan jasa dari berbagai organisme
biasanya merupakan organism mikro yang ikut mengangkut material
sehingga berkumpul pada tempat tertentu dan membentuk sebuah batuan.
Pada batuan sedimen biokimia ini diantaranya adalah:
Batu gamping yang terbuat dari berbagai kerangka biota laut yang
berkapur seperti diantaranya karang, foraminifera dan moluska.
Batubara yang terbuat dari tumbuhan dimana sudah dihilangkan
karbonnya dari atmosfer dan proses ini dibantu oleh beberapa unsure
lainnya. ini membuat batu bara memiliki bentuk yang unik dan proses dari
tumbuhan menjadi batu bara ini membutuhkan waktu yang sangat lama.
Endapan rijang, yang terbentuk dari akumulasi kerangka yang
mengandung zat silika dimana zat ini didapatkan dari berbagai biota laut

18
yang memiliki ukuran mikroskopis contohnya adalah ladiolaria dan
diatom.
c) Batuan Sedimen Kimia
Batuan sedimen kimia merupakan batuan yang terbentuk dari sebuha
kejadian ketika kumpulan material terperangkap di dalam sebuah tempat
dan kandungan mineral di dalam larutannya menjadi jenuh dan membeku
dengan proses anorganik atau secara kimiawi. Contoh dari batuan sedimen
kimia yang paling banyak ditemukan antara lain adalah batu gamping
oolitik, dan batuan lain yang mengandung evaporit seperti silvit, halit,
barit dan juga gypsum.
d) Batuan Sedimen Vulkanis
Untuk pengelompokkan jenis batuan sedimen selain di dalam ketiga
kelompok yang sudah dijelaskan di atas maka akan masuk ke dalam jenis
batuan vulkanis. Batuan ini terbentuk karena beberapa hal diantaranya
adalah adanya arus piroklastik, breksi vulkanik, breksi impact dan proses
lainnya yang jarang sekali ditemukan dan hanya ada pada beberapa kasus
saja.
3) Batuan Metamorf
Jenis batuan ketiga adalah batuan metamorf atau yang juga sering disebut
sebagai batuan malihan. Batuan metamorf merupakan sebuah batuan yang
mengalami perubahan atau transformasi dari batuan lainnya yang sudah
ada sebelumnya dan dibersamai dengan adanya proses metamorfosa
sehingga membentuk bentuk baru yang berbeda dengan jenis batuan
sebelumnya. jumlah dari batuan metamorf di dalam bumi ini cukup
banyak dan pembentukannya sangat mudah karena adanya kedalaman
tempat yang sangat dalam, adanya tekanan udara yang sangat rendah atau
tinggi dan tekanan dari batuan yang sudah ada di atasnya.
Proses pembentukan batuan metamorf juga bisa terjadi karena adanya
tabrakan lempeng benua yang bisa menyebabkan adanya tekanan
horizontal, distorsi dan gesekan pada lempeng tersebut. Batuan metamorf

19
juga bisa terbentuk karena adanya pemanasan dari magma yang ada di
dalam perut bumi.
Ada beberapa jenis batuan metamorf dan bisa dibedakan menjadi berikut
ini:
a) Batuan Metamorfosis Kontak
Proses terjadinya batuan metamorf kontak adalah adanya suntikan magma
yang mengenai pada batuan disekitarnya. Perubahan ini adalah perubahan
besar dimana hampir batuan yang terkena suhu yang sangat tinggi akan
melakukan proses metamorphosis. Karena adanya proses ini juga bisa
merubah biji mineral yang ada di dalam batuan. Semakin dekat letak batu
dengan magma akan semakin besar pula proses perubahannya
dibandingkan dengan batuan yang letaknya jauh dari magma.
Ketika batuan mengalami kontak dengan magma juga mengakibatkan
permukaan mineralnya menjadi lebih keras. Istilah untuk menyebut batuan
yang telah mengalami proses metamorphosis ini biasanya disebut dengan
batu tanduk (hornfless).
b) Batuan Metamorf Regional
Batuan metamorf regional merupakan sebuah kumpulan batuan metamorf
dalam ukuran yang cukup besar dan luas. Sebagian besar batuan di bawah
kerak bumi merupakan batuan metamorf yang mengalami proses
metamorphosis ketika terjadinya tabrakan lempeng benua ini. biasanya
batuan metamorf ini akan ada disepanjang sabuk karena adanya tekanan
suhu udara yang tinggi sehingga mengakibatkan batuannya mengalami
perubahan struktur di dalamnya. untuk batuan metamorf regional ini
contohnya adalah singkapan marmer yang sangat luas di Amerika Serikat.
c) Batuan Metamorf Katalakstik
Batuan ini terjadi karena adanya proses mekanisme deformasi mekanis.
Jadi, ketika ada dua lempeng yang saling bergesekan maka akan
menghasilkan panas yang sangat tinggi, nah bagian yang masih mengalami
gesekan tersebutlah yang akan mengalami perubahan struktur di
dalamnya. batuan tersebut juga biasanya akan hancur terlebih dahulu

20
karena adanya tumbukan atau gesekan tertentu yang sangat lama dan kuat.
Pada proses ini tidak biasanya terjadi pada zona sempit dimana terjadi
pergerakan sesar secara mendatar.
d) Batuan Metamorf Hidrotermal
Batuan ini terjadi karena adanya perbuhana suhu dan tekanan udara yang
sangat drastis Karena adanya cairan hidrotermal. Contoh dari batuan ini
adalah batuan basaltic dimana didalam batuan tersebut memang sangat
kekurangan cairan hidrat. Hasil endapan dari batuan ini akan bercampur
dengan unsure-unsur lainnya seperti talk, klorit, tremolit, aktinolit dan
lainnya. biasanya jika endapan terdapat bijihnya berarti merupakan batuan
metamorf hidrotermal.
e) Batuan Metamorf Tindihan
Seperti dengan namanya batuan metamorf tindihan ini merupakan hasil
dari batuan yang tertimbun dalam kedalaman yang sangat dalam hingga
mencapai perubahan suhu yang sangat drastis. Pada fase ini biasanya di
dalam batu akan muncul sebuah mineral baru dan biasanya yang paling
banyak dihasilkan adalah mineral zeolit. Batuan ini bisa berubah menjadi
batuan metamorf regional jika terjadi perubahan suhu dan tekanan yang
terjadi secara terus menerus.
f) Batuan Metamorf Dampak
Untuk batuan metamorf jenis ini terjadi karena adanya suatu kejadian
seperti ketika meteor atau komet yang jatuh ke bumi hingga menyebabkan
ledakan. Hal ini juga bisa terjadi karena adanya gempa bumi atau karena
adanya letusan gunung api yang sangat besar. Karena adanya kejadian
tersebut maka mengakibatkan tekanan yang sangat tinggi pada batuan-
batuan yang terkena dampak dari kejadian tersebut. Tekanan ini
mengakibatkan adanya perubahan mineral di batuan yang sangat tinggi
seperti koesit dan stishofit. Selain itu batuan juga bisa berubah bentuk
menjadi kerucut yang terpercah-pecah. (baca : penyebab gunung meletus)
Itulah tiga jenis jenis batuan yang menyusun bumi yaitu batuan beku yang
letaknya paling dalam, kemudian batuan sedimen dimana merupakan

21
endapan dari batuan yang ada sebelumnya serta batuan metamorf dimana
batu ini merupakan bentuk lain dari batu yang telah bertransformasi
menjadi bentuk dan struktur yang berbeda-beda di dalamnya. batuan ini
tentunya sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi dan
menjadi bidang ilmu yang sangat menarik untuk dipelajari.

D. RANGKUMAN
Secara umum batuan adalah suatu campuran dari satu atau lebih mineral yang
berbeda dan tidak mempunyai komposisi-komposisi kimia yang tetap. Batuan
pada mulanya merupakan magma yang berasal dari perut bumi, kemudian
magma itu membeku sehingga menjadi padat. Jadi pada intinya batuan adalah
magma yang telah membeku atau yang dikenal dengan differensiasi magma.
Batuan beku yang tersingkap di permukaan bumi selanjutnya terkena panas
matahari, hujan dan angin mengalami proses pelapukan (weathering), tererosi
dan tertransport kedalam tempat yang lebih rendah yang disebut sebagai
cekungan, menjadi endapan sedimen (deposition of sediment). Selanjutnya
akibat tekanan dan kompaksi (burial and compaction), endapan sedimen ini
mengeras atau disebut mengalami lithifikasi menjadi batu, yaitu batuan
sedimen. Batuan sedimen dan batuan beku tersebut apabila terkena proses
deformasi dan metamorphisme (terbentuknya kembali suatu batuan akibat
proses metamorfisme) akibat adanya tekanan dan temperatur (pressure and
temperature) yang relatif tinggi maka batuan sedimen dan batuan beku ini
akan terubah menjadi batuan metamorf. Berikutnya batuan sedimen dan
batuan metamorf yang terdapat pada kedalaman sangat besar akan meleleh
lagi (partial melting) menjadi magma, selanjutnya magma membeku lagi
menjadi batuan beku, begitu seterusnya berulang seperti keterangan
sebelumnya, sehingga membentuk suatu jentera atau siklus batuan.
Berdasarkan proses pembentukannya batuan dikategorikan menjadi tiga jenis,
yaitu: 1) Batuan Beku (Igneous roks), merupakan batuan yang berasal dari
magma yang membeku, baik membeku di dalam perut bumi atau ketika sudah
mencapai permukaan bumi (seperti diorit, obsidian, granit, basal, andesit, batu

22
pung, dll.), 2) Batu Sedimen (Sedimentary rocks), merupakan batuan yang
terbentuk karena proses pengendapan oleh bantuan zat pengangkut (air, angin,
es) di daerah cekungan (seperti breksi, konglomerat, batu pasir, serpih, kapur,
dll.), dan 3) Batuan Metamorf (Metamorphic rocks), merupakan batuan yang
terbentuk karena pengaruh suhu dan tekanan tinggi sehingga merubah struktur
fisis dan kimia batuan asal (seperti gneiss, slate, marmer, sekis, sabak, dll.).

E. TUGAS

F. TES FORMATIF
G. DAFTAR PUSTAKA

1. Sampurno, 1989, Pengantar Geologi, ITB, Bandung

2. Katili, J.A. and Marks, P, 1966, Geologi, Departemen Urusan Research


Nasional, Jakarta

3. Soeriadmadja, Rubini, 1992, Petrologi dan Mineralogi, ITB, Bandung

4. Syafei, Benyamin, 2006, Pedoman Praktikum Geologi Fisik, Laboratrium


Geologi Dinamik, ITB, Bandung

5. http://www.geologinesia.com/search/label/Batuan

6. https://ilmugeografi.com/geologi/batuan

7.http://www.geologinesia.com/2016/05/mineral-kuarsa-quartz-dan-
kegunaannya.html

23

Anda mungkin juga menyukai