Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
I.a Latar Belakang
Geologi adalah cabang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari bumi,
komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, proses pembentukan planet bumi
beserta isinya yang pernah ada. Bumi disusun oleh batuan, dan batuan
disusun oleh berbagai macam mineral-mineral.
Petrologi yaitu ilmu yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi, yang
mencakup cara terjadinya, komposisi batuan, klasifikasi batuan dan sejarah
geologinya. Batuan sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam
kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara
mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-
beluk mengenai batuan ini.
Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya aktivitas magma
disebut vulkanisme. Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung
gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada
di sekitarnya. Lalu apa yang disebut magma? Magma adalah batuan cair pijar
bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai
mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma terjadi akibat adanya
tekanan di dalam bumi yang amat besar, walaupun suhunya cukup tinggi,
tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi pengurangan tekanan, misalnya adanya
retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga batuan tadi menjadi cair
pijar atau disebut magma.
I.b Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui proses setting tektonik
2. mengetahui proses diferensiasi magma
3. Mengetahui proses deret bowen.
4. Mengetahui proses siklus batuan
I.c Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan pada praktikum kali ini adalah :
1. Alat tulis lengkap
2. Maket setting tektonik
3. Modul Petrologi
4. LKS
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Teori tektonik lempeng adalah suatu teori yang menjelaskan mengenai sifat
bumi yang dinamis. Pada teori ini dirumuskan bahwa lapisan bumi paling atas
terdiri atas beberapa lempeng yang bergerak relatif antara satu dengan yang
lain. Teori ini sependapat dengan teori pemekaran lantai samudera bahwa
pergerakan lempeng disebabkan oleh arus konveksi di dalam mantel bumi. Teori
tektonik lempeng membagi kerak bumi menjadi tiga belas lempeng besar dan
kecil. Lempeng besar penyusun kerak bumi terddiri dari lempeng Pasifik,
Lempeng Eurasia, Lempeng India-Australia, Lempeng Afrika, Lempeng Amerika
Utara, Lempeng Amerika Selatan, dan Lempeng Antartika. Sedangkan lempeng
kecil terdiri dari Lempeng Nasca, Lempeng Arab, Lempeng Karibia, Lempeng
Filiphina, Lempeng Scotia, dan Lempeng Cocos (Noor, 2014).
Pada saat magma naik kepermukaan bumi maka dia akan mengalami
pendinginan atau pembekuan dan membentuk batuan beku. Batuan beku ini
diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan ats tekstur utamanya yaitu batuan
beku fanerik dan batuan beku afanitik. Batuan beku fanerik terdiri dari batuan
plutonik yang biasa disebut juga dengan batholit. Batuan ini berbutir sangat
kasar dengan kombinasi warna antara putih sampai abu-abu. Bertekstur
holokristalin, hipidiomorfig, dan equigranular. Fenokris yang besar dari
ortoklas, kadang-kadang batuan ini ada yag bertekstur porfiritik. Dalam jumlah
yang sangat kecil kita akan mendapatkan xenolith didalam tubuh batuan.
Struktur batuan beku ini adalah struktur kekar. Komposisi mineral dan kimia
didalam batuan beku ini dibagi menjadi tiga yaitu, mineral utama yang terdiri
atas kuarsa, potassium feldspar dari jenis orthoklas dan mikroklin, plagioklas,
biotit, hornblend. Mineral pengiring dengan bentuk dan jmlah yang sangat kecil
terdiri atas zircon, apatit, rutil, sphen dan oksida besi. Mineral sekunder yang
terbentuk karena alterasi tidak berpindah tempat, didalam tingkat terakhir dari
konsolidasi magma, yang kemudian diikuti oleh proses pelapukan. Mineral
feldspar berubah menjadi serisit dan kaolin, biotit dan hornblend berubah
menjadi klorit. Sedangkan batuan beku afanitik terdiri atas batuan ekstrusi
yang berupa lava dan batuan intrusi yang berupa dike. Kenampakan dilapangan
batuan lava ini berupa aliran. Sedangkan untuk dike bertekstur porfiritik atau
kacaan, karena peralhan antara tipe plutonik dan vulkanik. Tekstur kelompok
ini porfiritik yaitu percampuran antara fenokris yang kasar seperti dari kuarsa,
feldsfar dan hornblend dengan massa dasar yang berbentuk halus dari
mikrokristalin sampai gelasan. Tekstur lain yang ada adalah tekstur sperulitik
biasanya pada obsidian. Mineral utamanya terdiri atas kuarsa, potassium
feldsfar dari jenis orthoklas dan sianidin, plagioklas dari jenis oligoklas
sedangkan mineral feromagnesia dari biotik dan hornblend. Mineral
pengiringnya terdiri atas magnetit dan apatit (Graha, 1987).
Batuan beku atau batuan igneus adalah jenis batuan yang terbentuk dari
magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisai,
baik dibawah permukaan atau diatas permukaan. Magma ini dapat berasal dari
batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada baik di mantel ataupun
di kerak bumi. Umumnya proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-
proses berikut yaitu kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan
komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku sudah berhasil dideskripsikan
terbentuk dibawah permukaan kerak bumi (Fisher, 1984).
Batuan adalah kumpulan dari mineral-mneral, atau agregasi dari mineral-
mineral, biasanya dia tidak dalam keadaan homogen dan tidak pula mempuyai
susanan kimia dan sifat-sifat fisika yang tetap dan terbentuk di alam. Untuk
mengetahui proses-proses yang terjadi suatu batuan terlebih dahulu kia
melakukan pendeskripsian batuan, yaitu jenis batuan, warna batuan, tekstur
batuan, struktur, serta komposisi-komposisi mineral yang menyusun batuan.
Secara umum jenis batuan dibagi atas 3 yaitu batuan beku, sedimen dan
metamorf. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk melalui hasil pembekuan
magma atau kristalisasi magma yang dipengaruhi oleh suhu. Batuan beku
terdiri dari kristal-kristal mineral dan kadang-kadang mengandung gelaas,
berdasarkan tempat kejadiannya (ganesa) batuan beku terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu Batuan beku dalam (plutonik), terbentuk jauh dibawah
permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan
seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohyalin), contoh : granit,
granodiorit, dan gabbro, lalu ada batuan beku korok (hypabisal), terbentuk
pada celah- celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung
relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna
dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik.
Contoh batuan ini adalah Granit profir dan Diorit profir, dan ada batuan beku
luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat
cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini
dinamakan amorf (Munir, 1955).
Batuan beku adalah suatu produk akhir dari konsolidasi magma, magma
cair dengan komposisi dasar silikat, yang kaya unsur volatil dan terbentuk di
bawah permukaan bumi atau dalam bumi oleh massa yang solid. Pencairan
sebagian lapisan bumi berlangsung di bawah kerak (mantel), tempat kita hidup
yang menghasilkan magma primer, biasanya dengan komposisi berupa basaltik
yang datang ke epermukaan bumi dengan cara letusan (batuan
vulkanik/ekstrusif) atau dengan injeksi ke lapisan atau celah di kerak pada
kedalaman tertentu. Magma lainnya berasal dari lelehan basaltik melalui proses
diferensiasi. Sebaliknya, masssa batuan asal saat berada di permukaan
perlahan-lahan tenggelam ke dalam tertentu karena posisinya yang berada
diluar equillibrium isostatic dan dapat mencapai suhu dan tekanan dimana
beberapa mineral dengan titik leleh rendah yang menyatu atau meleleh, dan
inilah yang dinamakan massa magmati (Sutrisno).
Setelah identifikasi dilakukan, maka dapat memberi nama batuan tersebut
dengan jelas. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi
batuan biasanya dibagi menjadi 4 kategoris sifat, yaitu warna, tekstur, struktur
dan kompposisi mineral pembentuk batuan. Saah satu dari tekstur adalah
derajat kristalisasi dengan mempunyai tiga kelas. Pertama holokristalin, yaitu
batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Kemudian hipokristalin,
yaitu batuan beku dimana sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan
sebagian lagi terdiri dari massa kristal. Terakhir holohyalin, yaitu batuan beku
yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk
sebagai lava, dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh
batuan (Budi, 1981).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan
Pada praktikum pertama ini asisten menjelaskan menjelaskan kepada
praktikan tentang setting tektonik, differensiasi magma, deret bowen dan siklus
batuan. Setting tektonik adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa bumi ini
selalu melakukan pergerakan dengan skala yang besar, yang nantinya akan
membentuk jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi dan
cekungan endapan di muka bumi. Lempeng pada bumi sendiri dibagi menjadi
dua, yakni lempeng benua dan lempeng samudera. Lempeng samudera (SiMg)
memiliki ketebalan 10-15 km dan lempeng benua (SiAl) yang memiliki ketebalan
30-50 kmLempeng benua lebih tebal daripada lempeng samudera.

Gambar 1. Setting Tektonik


Lempeng tektonik ini mempunyai tiga bentuk lempeng yakni konvergen,
divergen dan transform. Pergerakan ketiga lempeng tersebut terjadi karena
adanya arus konveksi yang bergerak didalam permukaan bumi. Dalam
pergerakannya konvergen merupakan pergerakan lempeng yang saling
mendekat sehingga terjadinya tabrakan antar lempeng samudra dan lempeng
benua. Sehingga terjadinya tabrakan antar lempeng samudra dan lempeng
benua dan dari pergerakan konvergen tersebut terbagi lagi menjadi 3 yaitu
subduksi, obduksi dan kolisi. Subduksi merupakan pergerakn anatr lempeng
samudra dan benua yang saling mendekat sehingga terjadinya tabrakan antar
lempeng dan lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua. Hal itu
terjadi karena lempeng samudra memiliki massa yang lebih berat dibandingkan
dengan lempeng benua walaupun lempeng benua memiliki ketebalan yang lebih
tebal dari pada lempeng samudra dan dari pergerakan subdukdi ini akan
menghasilkan pergerakan lempeng obduksi. Dimana obduki merupakan
pergerakan lempeng samudra dan lemeng benua yang saling bertabrakan
sehingga sebagian lempeng samudra akan tersingkap ke atas lempeng benua,
dan singkapan tersebut disebut sebagai melange zone sebagai tempa
tbertemunya seluruh singkapan batuan. Kemudian kolisi, kolisi merupakan
pergerakan lempeng benua yang saling bertabrakan sehingga terbentuknya
jalur pegunungan contohnya pegunungan himalaya. Selanjutnya divergen,
divergen merupakan pergerakan lempeng yang saling menjauh sehingga
munculnya rekahan-rekahan pada kerak bumi dan dari pergerakan lempeng
divergen ini dapat menghasilka transform, dimana transform merupakan
pergerakan lempeng yang saling berpapasan salah satu contohnya yaitu sesar
san andrean di amerika serikat.

Gambar 2. Differensiasi Magma


Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara
alamiah bersifat mobil, bersuhu antara 900°-1200° atau lebih dan berasal dari
kerak bumi bagian bawah. Komposisi kimiawi magma dari contoh-contoh
batuan beku terdiri dari senyawa- senyawa yang bersifat Non volatil dan
merupakan senyawa oksida dalam magma. Jumlahnya sekitar 99% dari seluruh
isi magma, sehingga merupakan mayor element, terdiri dari SiO2, AL2O3,
Fe2O3, FeO, MnO, CaO, Na2O, K20, TiO2, P2O5. Senyawa volatil yang banyak
pengaruhnya terhadap magma terdiri dari fraksi-fraksi gas CH4,CO2, HCL,
H2S, SO2 dan sebagainya. Unsur-unsur lain yang disebut dengan unsur jejak
(trace element) dan magma merupakan minor element seperti Rb, Ba, Sr, Ni, Li,
Cr, S dan Pb.
Magma asli (primer) bersifat bersifat basa yang selanjutnya akan mengalami
proses diferensiasi menjadi magma bersifat lain. Diferensiasi magma adalah
perubahan magma dari homogen ke heterogena dan juga diferensiasi magma
adalah proses penurunan temperatur magma yang terjadi secara perlahan yang
diikuti dengan terbentuknya mineral mineral pada deret bowen .. Proses nya
magma akan naik kepermukaan dan magma akan kontak dengan batuan
samping sehingga terjadi reaksi dan pelarutan dari batuan samping tersebut
dan menghasilkan komposisi magma yang berubah yang disebut dengan
asimilasi, kemudian terjadi pemisahan magma dengan kristal dikarenakan
perubahan suhu yang disebut difragsinasi, lalu akan terjadi pengendapan
kristal di waduk bagian bawah magma, kemudian kristal yang ringan akan
mengembang, magma akan naik keatas membawa unsur zat, dan magma yang
keluar akan kontak dengan batuan samping dan yang tadi bersifat basa
menjadi asam.
Evolusi Magma terbagi dalam 3 proses yaitu anaktesis, sinteksis dan
hibridasi. Anaktesis adalah proses pembentukan magma dari peleburan batuan
akibat proses subduksi. Sinteksis adalah pembentukan magma baru karena
proses asimilasi dengan batuan samping. Hibridasi adalah pembentukan
magma baru karena pencampuran dua magma yang berlainan jenis sehingga
membentuk magma baru yaitu magma heterogen.

Gambar 3. Deret Bowen


Reaksi Bowen merupakan suatu bagian yang menunjukkan susunan
mineral-mineral. Sedangkan Deret Bowen adalah deret yang menjelaskan
urutan pembentukkan mineral yang akan dipakai dalam batuan beku
berdasarkan temperatur pembentukkannya. Dalam deret bowen terdapat dua
deret pembentukkan mineral-mineral yang terbentuk pada suhu tinggi yang
bersifat ultra basa hingga ke bawah menjadi mineral asam. Deret Bowen dibagi
menjadi 2, yakni continuous series dan discontinuous series. Dalam proses
pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya
membeku,tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan
mungkin cepat. Penurunan temperatur ini disertai mulainya pembentukan dan
pengendapan mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya.
Pembentukan mineral dalam magma karena penurunan temperatur telah
disusun dalam deret bowen.
Deret discontinuous banyak mengandung mineral yang bewarna gelap atau
bisa disebut dengan mineral mafic. Contohnya olivin, biotit, piroksen,
hornblende. Pada deret ini mineral atas dan mineral bawah tidak saling
berhubungan dalam membentuk mineral pertama dan yang terbentuk
setelahnya. Contohnya seperti olivine yang mempunyai unsur kimia (Mg-Fe
Silikat) dengan piroksen (Ca- Mg- Fe- Na-Al-Ti Silikat) dari situ kita sudah dapat
melihat bahwa unsur kimia nya saja sudah berbeda dan juga olivine terbentuk
disuhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan piroksen.
Lalu deret sebelah kanan yang disebut dengan deret continuous yaitu deret
yang memiliki hubungan antar mineral untuk membentuk mineral selanjutnya.
Mineral – mineral di deret ini termasuk kelompok plagioklas dimana mineral ini
jika semakin kebawah makan semakin kaya akan Na dan semakin sedikit unsur
Ca nya.

++
Gambar 4. Siklus Batuan
Siklus batuan adalah sebuah proses perputaran batuan di permukaan
bumi ini dari mulai magma hingga keluar permukaan bumi dan kembali lagi
kedalam bumi oleh pengaruh gaya endogen dan eksogen. Jadi yang namanya
batuan itu asal nya dari magma dan kembali lagi menjadi magma. Dalam siklus
batuan diatas batuan beku terbentuk akibat dari pendinginan magma sehingga
mama akan membeku dan membentuk batuan beku. Kemudian diikuti oleh
proses penghabluran yang akan berlangsung diatas atau dibawah permukaan
bumi. Batuan beku yang berada dipermukaan bumi akan mengalami pelapukan
lebih cepat, sementara batuan beku yang tidak berada dipermukaan bumi akan
mengalami pelapukan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Selanjutnya material lapukan batuan beku tadi akan tertransportasi dan
terkumpul pada satu tempat dan akhirnya mengendap. Endapan tersebut akan
mengeras dan lama kelamaan endapan tersebut membentuk batuan sedimen.
Kemudian batuan sedimen yang awalnya berada di perkaan bumi akan
mengalami pengangkutan lalu akan terkubur dan bergerak semakin
dalamhingga menerima tekanan dan panas bumi secra terus menerus. Setelah
mengalami tekanan dan suhu yang tinggi batuan sedimen itu akan berubah
menjadi batuan metamorf dan sebagian lainnya akan mnegalami pelapukkan
kembali. Proses akhir dari siklus batuan ini adalah kembali ke magma.
Sebagian batuan metamorf tadi akan melelh kembali menjadi magma dan
sebagian lainnya akan mengalami pelapukan dan tertransportasi sehingga
kembali membentuk batuan sedimen.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Setting tektonik merupakan suatu teori yang menjelaskan bahwa bumi
ini selalu melakukan pergerakan dengan skala yang besar, yang
nantinya akan membentuk jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur
gempa bumi dan cekungan endapan di muka bumi.
2. Diferensiasi magma merupakan perubahan magma dari homogen ke
heterogena dan juga diferensiasi magma adalah proses penurunan
temperatur magma yang terjadi secara perlahan yang diikuti dengan
terbentuknya mineral mineral pada deret bowen
3. Deret Bowen merupakan deret yang menjelaskan urutan pembentukkan
mineral yang akan dipakai dalam batuan beku berdasarkan temperatur
pembentukkannya. Dalam deret bowen terdapat dua deret
pembentukkan mineral-mineral yang terbentuk pada suhu tinggi yang
bersifat ultra basa hingga ke bawah menjadi mineral asam. Deret Bowen
dibagi menjadi 2, yakni continuous series (deret kontinyu) dan
discontinuous series (deret diskontinyu).
4. Siklus batuan merupakan sebuah proses perputaran batuan di
permukaan bumi ini dari mulai magma hingga keluar permukaan bumi
dan kembali lagi kedalam bumi oleh pengaruh gaya endogen dan
eksogen. Jadi yang namanya batuan itu asal nya dari magma dan
kembali lagi menjadi magma

4.2 Saran
Ada baiknya sebelum melakukan praktikum, para praktikan belajar terlebih
dahulu sehingga pada saat praktikum, dapat sejalan pemahaman materi yang
di sampaikan oleh asisten dengan praktikan, agar terjalin diskusi yang baik
antara asisten dan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Budi, Setiyarso.1981. Petrologi Batuan Beku. Yogyakarta : UGM.


Fisher, R. V. 1984. Ingeneous Rocks. Berlin : Springer-Verlag.
Graha, Dood Stia. 1987. Batuan dan Mineral. Banduung : ITB Press.
Munir. 1955. Petrologi dan Kristalografi & Mineralogi Teknik Geologi. Bandung :
ITB.
Noor, Djauhari. 2014. Geologi Perencanaan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sutrisno, Tri Kuntoro. 2005. Dasar – dasar Geologi Struktur. Yogyakarta: Andi

Anda mungkin juga menyukai