Nomor Tugas : 10
Mata Kuliah : Praktikum Geologi Petrologi dan Mineralogi
LAPORAN AKHIR
BATUAN PIROKLASTIK
Assamualaikum wr.wb
Puji serta syukur selalu kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
dari segala maha karenanya kami sebagai penulis masih diberi umur
serta kesehatan untuk bisa menyelesaikan laporan akhir ini dengan tepat
waktu.
Kami selalu mengucapka terimakasih kepada orang tua yang
selalu mendukung kami dan menunjang materi maupun inmateril dalam
menjalankan kewajiban sebagai mahasiswa yaitu belajar tidak lupa
ucapkan terima kasih kepada asisten ataupun instruktur Laboratorium
Geologi yang telah menyempatkan waktunya untuk memberikan
bimbingan pada kami terkait praktikum yang dilaksanakan, sehingga
penulia bisa menyusun dan menyelesaikan laporan akhir ini.
Kami pribadi mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan
dalam laporan akhir ini. Oleh karena itu penulis memohon pada asisten
atau instruktur Laboratorium Geologi agar dapat memberikan saran dan
kritik yang membangun serta bimbingan dan juga arahan dalam
menjalankan praktikum. Mudah mudahan laporan akhir ini dapat
bermanfaat bagi yang membaca. Akhirulkalam kami ucapkan
terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Ibnu Izzulhaq
10070119096
I
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................2
1.2.1 Maksud ........................................................................2
1.2.2 Tujuan Praktikum ........................................................2
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Pada praktikum kali ini yang menjelaskan tentang Batuan Piroklastik yaitu
untuk menambah kapasitas wawasan dalam berpikir tentang bagaimana proses
terbentuknya batuan Pitoklastik, dapat mengklasifikasiklan batuan Piroklastis
sesuai jenis dan keterbentukan batuannya.
1.2.2 Tujuan
1. Untuk dapat memahami tentang batuan piroklastik, ciri-ciri, serta karakteristik
batuan piroklastik
2. Untuk memahami mekanisme pengendapan batuan piroklastik
3. Memahami komposisi mineral batuan piroklastik
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut ilmu Geologi dalam lapisan atau kerak bumi terdapat unsur
penyusunnya yaitu salah satunya batuan, yang dimana batuan tersebut
merupakan kombinasi atau satu mineral yang menyusun serta mengalami proses
pembekuan dan nantinya akan membentuk sebuah batuan itu sendiri.
Dalam ilmu geologi juga terdapat banyak batuan yang berkontribusi sebagai
penyusun lapisan bumi, dengan klasifikasi yang berbeda beda, batuan dibagi
menjadi beberapa bagian sesuai fungsi dan proses keterbentukannya,
diantaranya; Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan metamorf, serta batuan
yang terbentuk karena proses vulkanik yang terjadi diluar permukaan bumi, atau
batuan yang terbentuk karena letusan gunung api dan lava yang keluar membeku
diudara dalam waktu yang singkat, yaitu batuan piroklastik yang sekarang akan
dibahas lebih jauh. Berikut merupakan gambar dari mekanisme batuan piroklastik:
3
Sumber : Ceritageologi, 2013
Gambar 2
Mekanisme Piroklastik
4
Sumber : arriqofauqi, 2014
Gambar 3
Contoh batuan piroklastik
.
2.1.2 Ciri-ciri
Ciri ciri Batuan piroplastik, diantaranya:
a. Tekstur(Menyudut,buttir penyusun sama)
b. Komposisi(stabil dan tidak, murni bahan letusan gunung
2.1.3 Karakteristik
Karakteristik yang terdapat didalam batuan piroklastik adalah:
1. Asal usul fragmen, kelompok Esensial (langsung dati magma), asesori
(endapan,dan asidental) (Hamburan)
2. Ukuran butirnya, Klasifikasi ini dibuat pertama kali oleh Grabau (1924) dalam
Carozzi (1975) :
2,5 mm : Rudyte
2,5 - 0,5 mm : Arenyte
< 0,5 mm : Lutyte
Sumber : Patraupeira.blogspot,2015
Gambar 4
Tabel klasifikasi schmid 1981
5
Berdasarkan komposisi penyusun batuan ini mempunyai struktur yang khas
yaitu struktur kerak roti, sama seperti batuan sedimen yang mempunyai lapisan-
lapisan mineral akan tetapi proses pembentukannya berbeda, apabila batuan
sedimen terbentik karena endapan mineral yang terbawa dan terjebak oleh aliran
air, angin, atau aktivitas makhluk hidup, berbeda dengan batuan piroklastik
terbentuk karena endapan dari luapan magma yang terjebak dan membeku secara
bertahap.
6
Sumber :www.unife.it, 2016
Gambar 6
Flow Deposit
7
didalamnya, biasanya batuan piroklastik ini hanya bisa dijumpai di gunung api.
b. Feldspar atau Alkali
c. Feldspatoid, magma dalam keaadaan jenuuh silika
3. Mineral Tambahan,
Sesuai namanya mineral ini merupakan mmineral yang ditambahkan, atau tidak
selalu ada pada tubuh batuan ;iroklasrik. Pada mineral ini yang sering hadir
adalah ilmenit dan magnetit. Keduanya merupakan mineral bijih. Selain itu
mineral merupakan bijih yang terdapat pada senyawa sulfide dan sulfur murni.
4. Mineral Ubahan
Mineral ubahan atau mineral yang bertransformasi bentuk sering muncul dalam
batuan piroklastik karena proses keterbentuksnnya melalui proses pelapukan.
contohnya Mineral: Klorit, epidot, serisit, limonit, montmorilonit, lempung, dan
kalsit
8
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tugas
3.1.1 Pendeskripsian Batuan Piroklastik sebanyak 3 sampel/orang.
Berdasarkan parameter pendeskripsian yang telah dipelajari (Batuan
ditentukan Asisten)
3.1.2 Ploting pada diagram ( Fisher 1966) 3 sampel batuan piroklastik yang
diberikan asisten dan Menarasikan perhitungannya ( cukup satu
narasi).
3.1.3 Mencari manfaat mengenai batuan piroklastik dalam kehidupan.
3.1.4 Mencari sebaran gunung api di Indonesia yang dibuat dalam Peta
Indonesia. (A3)
3.1.5 Menggambarkan (A3) fall, flaw dan surge.
3.1.6 Membuat resume terkait gunung sunda purba dan pembentukan anak
Krakatau(minimal 4 lembar)
3.1.7 Jelaskan dan gambarkan material yang dihasilkan dari letusan
gunung api(minimal 3 lembar)
9
3.2 pembahasan
3.2.1 Pendeskripsian Batuan Piroklastik
1. Kode batuan : LG/BP/10/2021
Warna batuan : Burlywood
Tekstur batuan :-
Ukuran butir : Bomb
Bentuk butir : Menyudut
Kompaksi : Kompak
Ganesa batuan : Fall Deposit
Jenis batuan : Batuan Piroklastik
Nama batuan : Aglomerat
Sketsa dan foto :
Foto Sketsa
10
2. Kode batuan : LG/BP/11/2021
Warna batuan : Counsik
Tekstur batuan :-
Ukuran butir : Tufa
Bentuk butir : Membular
Kompaksi : Kompak
Ganesa batuan : Flaw Deposit
Jenis batuan : Batuan Piroklastik
Nama batuan : Batuan Tuff
Sketsa dan foto :
Foto Sketsa
11
3. Kode batuan : LG/BP/12/2021
Warna batuan : Indigo
Tekstur batuan :-
Ukuran butir : Tufa
Bentuk butir : Membulat
Kompaksi : Kompak
Ganesa batuan : Fall Deposir
Jenis batuan : Batuan Piroklastik
Nama batuan : Batuan Tuff
Sketsa dan foto :
Foto Sketsa
12
3.2.2 Ploting pada diagram ( Fisher 1966)
1.
Bomb : 80%
Tuff : 10%
Lapili : 10%
14,7
Bomb = × 80 = 11,7 𝑐𝑚
100
14,7
Tuff = × 10 = 1,4 𝑐𝑚
100
14,7
Lapili = × 10 = 1,4 𝑐𝑚
100
13
2.
Bomb : 38%
Tuff : 50%
Lapili : 12%
14,7
Bomb = × 38 = 5,5 𝑐𝑚
100
14,7
Tuff = × 50 = 7,3 𝑐𝑚
100
14,7
Lapili = × 12 = 1,7 𝑐𝑚
100
14
3.
Bomb : 45%
Tuff : 20%
Lapili : 35%
14,7
Bomb = × 45 = 6,6 𝑐𝑚
100
14,7
Tuff = × 20 = 2,9 𝑐𝑚
100
14,7
Lapili = × 25 = 5,1 𝑐𝑚
100
15
Cara perhitungan dan ploting diagram fisher:
Pertama setelah mendapatkan persentase mineral pada batuan piroklastik,
dan panjang sisi pada diagram. lalu hitung persentese tersebut menggunakan
rumus
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖
× 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
100
Adapun syarat dari diagram fisher itu sendiri haruslah segitiga sama kaki.
Dan ketika telah mendapatkabn hasil cm menggunakan rumus diatas, plot diagram
sesuai dengan kaidah perhitungan diagram fisher, setelah semuanya di ploting,
carilah hasil perpotongan antai garis(Satu perpotongan) lalu akan diketahui nama
mineralnya.
16
3.2.3 Manfaat batuan piroklastik dalam kehidupan
Batuan piroklastik merupakan salahsatu batuan batuan yang terbentuk
akibat hasil dari kegiatan vulkanik gunung api(erupsi). Material penyusun dari
batuan ini sendiriterendap dan mengalami transfortasi dibantu dengan faktor alam
yaitu air, es, maupun angin, dilihat dari tekstur dan struktur batuan piroklastik itu
sendiri, batuan ini biasa dimanfaatkan sebagai bahan bagunan atau interior
penghias bangunan, dilihat dari bantuk maupun tampak batuan piroklastik yang
uinni dan bagus untuk dipandang
17
3.2.4 Sebaran gunung api di indonesia
18
3.2.5 Mengambarkan Fall, Flaw, dan surge
Fall
Flow
Surge
19
3.2.6 Resume mengenai gunung Sunda Purba dan Anak Krakatau
1. Gunung Sunda Purba
Zaman dahulu sekitar tahun 17-23 juta tahun yang lalu tepatnya pada
zaman miosen dipantai utara terdapat sebuah gunungraksasa yang
mengalami kegiatan vulkanik(erupsi) dikarenakan letusannya yang sangat
dasyat menghasilkan sebuah peristiwa tsunami yang besar menjadikan
gunung tersebut mengalami transfortasi yang awal mulanya sebuahgunung
berubah menjadi sebuah kawah raksasa, yang konon katanya sekarang telah
menjadi daerah yang amat menawan yaitu bandung.
Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli geologi
terbentuknya sebuah daerah daratan bandung purba ditemukan material-
material yang konon katanya peninggalan dari material penyusun gunung
sunda purba.
Van bemmlen pada tahun 1935 seorang peneliti sejarah geologi bandung,
yang mengemukakan penelitian terhadap singkapan batuan dan bentuk
morfologi dari guning api disekitaran bandung. Hasil dari penelitian tersebut
diketahui bahwa daratan bandung terbentuk karena bendungan sungai
citarum purba.
Gunung sunda purba mengalami erupsi disebelah barat laut bandung dan
pembentukan kaldera yang memacu pembentukan gunung tangkuban
perahu, dirinya menjelaskan bahwa pembentukan gunung api di sekitaran
Bandung itu karena akibat proses erupsi gunung sunda purba.
Konon katany ketinggian dari gunung tersebut mencapai 3000 mdpl
dengan luas wilayah gunung tersebut yang cukup luas. Setelah mengalami
erupsi gunung sunda purba meninggalkan sisa erupsinya yang berhasil
membentuk gunung burangrang di sekitar situ Lembang, sisa lainnya yaitu
gunung manglayang di daerah sumedang. Kemiudian gunung sunda purba
runtuh dan menghasilkan kaldera atau kawah besar berukuran 5-10 km, yang
dimana tengah-tengahnya merupakan gunung tangkuban parahu.
20
2. Pembentukan anak krakatau
Pada abad ke-5 masehi, gunung batuwara atau yang sering dikenal dengan
gunung krakatau purba mengamali erups yang sangat dasyat menimbulkan
peristiwa tsunami yang amat besar. Akibatnya sebagian tanah ambles
membentuk selat sunda serta membelah sebagian pulau jawa yang dimula
asal mula terbentuknya pulau sumatra.
Disebabkan doronghan vulkanik dalam perut bumi yang menyebabkan
letusan pada krakatau purba dan berkembang klaemballi menjadi gunung
baru yang mayoritas mineral penyusunnya basalt yaitu gunung danan dan
gunung perbuwatan.
40 tahub setelah letusan gunung krakatau purba memacu terbentuknya
gunung anak krakatau, pendorong keterbentukannya yaitu sisa dari gunung
krakatau purba masih aktif mengalami proses vulkanik yang membuat anak
krakatau tiap tahunnya mengalami pertumbuhan yaitu bertambah tinggi
sekitar 0,5 m/Tahun.
21
3.2.7 Material yang dihasilkan dari letusan gunung api
b. Material padat
Sama halnya material padat pun dikeluarkan gunung api ketika gunung api
tersebut mengalami erupsi dan terjadio erosi antara lain bumi(batu besar),
terak(batuan beku tidsak beraturan), kerikil, debu, betu apung, dan pasir.
Efflata Allogen, merupakan material padat yang berasal dari batuan sekitar
kawah
Efflata Autogen, merupakan meterial yang terbentuk dari magma yang
membeku akibat pendinginan.
22
c. Material gas
Fumaror(Bentuk uap air[H2O])
Solfator(Gas belerang[H2S])
Mofet(Asam arang[CO2])/Gas berbahaya
23
BAB IV
ANALISA
24
BAB V
KESIMPULAN
.
FORM PENILAIAN LAPORAN
TOTAL NILAI
LAMPIRAN