Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
D111211071
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya praktikum Mineralogi acara II: Batuan Beku dapat terlaksana tanpa
ada hambatan.
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Geologi fisik Universitas Hasanuddin. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
dan juga untuk penulis. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambahkan
informasi tentang mineral dalam kehidupan sehari-hari bagi pembaca dan juga untuk
penulis.
Dalam penyusunannya, saya ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak terutama diantaranya bapak Dr. Irzal Nur selaku dosen
mata kuliah Geologi fisik serta kepala lab geologi fisik dan asisten lab yang telah
memberikan ilmu, waktu dan tenaganya dalam membimbing di praktikum Geologi fisik.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum
ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga laporan hasil praktikum ini
dapat bermanfaat.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
3.1.2 Bahan.......................................................................................... 18
4.1 S.T-01................................................................................................. 22
iii
4.2 S.T-02 ............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
2 BAB I
PENDAHULUAN
Batuan adalah massa besar materi yang membentuk kerak bumi. beberapa
tidak memiliki mineral diskrit tetapi terdiri dari gelas atau bahan organik seperti batu
bara. Banyak batuan dapat terdiri dari mineral tunggal, seperti kuarsa, gipsum, atau
dolomit. Sebagian besar batuan di mana mineral ini, atau terbentuk dari batuan yang
lebih tua di mana mineral ini hadir. Batuan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu batuan
Batuan beku atau igneous rock berasaldari bahasa latin: (ignis yaiyu api).
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa terjadinya proses kristalisasi, baik dibawah permukaan
bumi yang dikenal sebagai intrusif (plutonik) maupun diatas permukaanbumi yang
besar materi yang membentuk kerak bumi. Batuan sendiri dapat dibedakan menjadi
tiga salah satunya yaitu batuan beku. Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk
dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik
di bawah permukaan bumi yang dikenal sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di
atas permukaan bumi yang dikenal sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Sehingga perlu
Adapun rumusan masalah dari praktikum batuan beku adalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum batuan beku adalah sebagai berikut:
warna, komposisi kimia, dan tekstur batuan. Maka dari itu perlu diadakannya
praktikum batuan beku yang dilaksanakan pada hari Senin 20 September 2021 di
1
3 BAB II
Batuan beku adalah material yang telah memadat dari lelehan atau material
cair sebagian, yang disebut magma. batuan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
batuan ekstrusif, yang meletus di permukaan bumi, batuan intrusi yang mengkristal di
bawah permukaan. Batuan beku dengan komposisi dan hubungan medan yang
berbeda terdapat pada daerah tertentu di bumi yang berasosiasi dengan lempeng
tektonik pada umumnya. Hal ini mencerminkan cara pembentukan dan penempatan
batuan beku dalam konteks pola tektonik regional yang dapat dikenali dari aktivitas
Mineral pembentuk batuan beku hampir selalu mengandung unsur silisium (Si)
sehingga sering disebut bahan silikat alami. Mineral tersebut ada yang tidak berbentuk
(amorf) dan ada yang berbentuk Kristal. Berdasarkan warna dan komposisi kimia maka
mineral atau Kristal pembentuk batuan beku secara garis besar dapat dibagi menjadi
aluminium (Al), kalsium (Ca), natrium (Na), kalium (K), dan silisium (Si).
Batuan beku atau igneous rocks adalah jenis batuan yang terbentuk dari
magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di
sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Umumnya proses pelelehan terjadi oleh salah satu
2
dari proses-proses berikut yaitu kenaikan temperature, penurunan tekanan, atau
perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan,
sebagai besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi, akan membentuk minerl-
penghabluran mineral mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang
1. Intrusif
Magma mendingin secara perlahan, dan sebagai hasilnya, batuan beku ini
berbutir kasar. Butiran mineral di batuan ini dapat dengan mudah diidentifikasi dengan
mata telanjang. Batuan intrusi juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dan
ukuran tubuh intrusi dan hubungannya dengan formasi lainyang diintrusinya. Formasi
intrusi yang khas adalah batolit, stok, lakolit, sill dan dike. Ketika magma membeku di
dalam kerak bumi, magma mendingin perlahan membentuk batuan bertekstur kasar,
3
2. Ekstrusif
permukaan kerak sebagai akibat dari pencairan sebagian batuan dalam mantel dan
kerak. Batuan beku ekstrusif dingin dan mengeras lebih cepat daripada batuan beku
intrusif. Mereka dibentuk oleh pendinginan magma cair di permukaan bumi. Magma,
yang dibawa ke permukaan melalui celah atau letusan gunung berapi, membeku pada
tingkat yang lebih cepat. Oleh karena batu batuan jenis ini halus, kristalin dan berbutir
halus. Basalt adalah batuan beku ekstrusif umum dan membentuk aliran lava (lava
flow), lembar lava (sheeting lava) dan dataran tinggi lava (lava plateau). Beberapa
jenis basalt membantu membentuk kolom poligonal lama. Giant’s Causeway di Antrim,
3. Hipabisal
Batuan beku hipabisal terbentuk pada kedalaman di antara batuan plutonik dan
vulkanik. Batuan ini terbentuk karena pendinginan dan pembekuan yang dihasilkan
dari naiknya magma di bawah permukaan bumi. Batuan hipabisal kurang umum
dibandingkan batuan plutonik atau vulkanik dan sering membentuk dike, sill, lakolit,
Batuan beku terbentuk dari batuan cair magma yaitu cairan silikat pijar yang
mempunyai suhu yang tinggi yang mengalami pendinginan atau pembekuan. Mereka
diklasifikasikan sebagai ekstrusif atau intrusif tergantung pada apakah magma muncul
kerak dan hypabyssal jika terbentuk pada kedalaman yang dangkal. Batuan intrusi
4
plutonik dicirikan oleh kristal besar mereka dan umumnya membentuk tubuh yang
besar secara geografis. Sebagai contoh, batolit adalah benda beku besar dengan
paparan permukaan setidaknya 40 persegi mil (100 km persegi) dan ketebalan sekitar
6–9 mil (10–15 km). Batholit membentuk inti pegunungan besar, seperti Rockies dan
Sierra Nevada di Amerika Utara. Granit, diorit, peridotit, syenite, dan gabro semuanya
batuan beku plutonik. Terbentuknya batuan intrusi Hypabyssal pada kedalaman yang
lebih dangkal dan dicirikan dengan kristalisasi halus. Mereka terjadi di tubuh seperti
lembaran yang disebut tanggul dan kusen, sumbat vulkanik, dan lainnya yang relatif
kecil formasi. Tanggul berkisar dari kurang dari satu (Bonewitz, 2012).
Batuan beku ekstrusif juga dikenal sebagai batuan vulkanik. Jenis batuan
utama dalam kategori ini termasuk basal, obsidian, riolit, trasit, dan andesit. Semua ini
biasanya terbentuk dari lava—magma yang telah mengalir baik ke darat atau bawah
air. Batuan ekstrusif lainnya, seperti tufa dan batu apung, terbentuk di gunung berapi
eksplosif letusan. Batuan piroklastik ini adalah keropos karena pemuaian buih gas
vulkanik selama pembentukannya. Basalt adalah batuan ekstrusif yang paling umum,
membentuk dasar sebagian besar lautan dan dataran tinggi yang luas di darat, seperti
5
Dataran Tinggi Deccan di India dan Columbia Basal Sungai Oregon, AS (Bonewitz,
2012).
Ketika batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan tekanan yang
tinggi di bawah permukaan dengan waktu pembekuan cukup lama maka mineral-
mineral penyusunya memiliki waktu untuk membentuk sistem kristal tertentu dengan
ukuran mineral yang relatif besar. Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan
beku tidak sempat membentuk sistem kristal tertentu, sehingga terbentuklah gelas
(obsidian) yang tidak memiliki sistem kristal, dan mineral yang terbentuk biasanya
berukuran relatif kecil. Berdasarkan hal di atas tekstur batuan beku dapat dibedakan
1. Tingkat kristalisasi
a. Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal
b. Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
c. Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas
2. Ukuran butir
a. Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh mineral-
b. Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral
berukuran halus.
biasanya mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral
6
b. Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
dan subhedral.
berbentuk anhedral.
batuan beku dan proses kejadiannya, yang terbagi menjadi beberapa bagian seperti
1. Masif, apabila tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam
dalam tubuhnya.
2. Pillow lava atau lava bantal, merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan
ekstrusi tertentu, yang dicirikan oleh massa berbentuk bantal dimana ukuran
dari bentuk ini adalah umumnya 30-60 cm dan jaraknya berdekatan pada
columnar joint, struktur yang ditandai oleh kekar kekar yang tertanam secara
4. Scoria, adalah struktur batuan yang sangat vesikuler (banyak lubang gasnya).
7
5. Amygdaloidal, struktur dimana lubang-lubang keluar gas terisi oleh mineral-
masuk atau tertanam ke dalam batuan beku. Struktur ini terbentuk sebagai
menghasilkan struktur pelapis, sedang yang tegak lurus dengan permukan bumi
1. Obsidian
tajam. Pecahan tajam tersebut telah menghasilkan penggunaan pertama obsidian oleh
orang-orang pada zaman dahulu sebagai alat pemotong. Obsidian merupakan salah
satu gamestone populer. Batuan ini sering dipotong kecil-kecil untuk dibuat manik-
8
dapat dipoles menjadi manik-manik yang sangat reflektif dan beberapa spesimen
obsidian transparan juga dapat menghasilkan batu mulia yang indah seperti yang
2. Basal
digunakan sebagai pondasi bangunan, pondasi landasan pesawat, jalan raya dan rel
kereta api. Batu basalt juga dijadikan ornamen bangunan contohnya dijadikan ubin,
jembatan, jalan raya, irigasi, landasan terbang, pelabuhan serta gedung-gedung dan
lainnya. Biasanya batuan andesit yang digunakan untuk keperluan infrastruktur ini
9
sudah berbentuk agregat dari pertambangan. Batuan andesit banyak digunakan karena
memiliki daya tahan yang kuat terhadap berbagai cuaca dan tahan lama (Noor, 2009).
4. Granit
Batuan granit bersifat kaku, non-higroskopis, kedap air dan memiliki koefisien
termal yang rendah. Sifat- sifat tersebut membuat batuan ini dicari untuk dijadikan
bidang acuan dalam pembuatan alat pengukur. Contoh implikasinya adalah sebagai
bidang acuan pada alat pengukur koordinat. Manfaat lain dari batu granit yaitu sebagai
bahan dasar interior bangunan dan sebagai bahan dasar eksterior bangunan
(Noor,2009).
5. Batu apung
Batu apung digunakan sebagai alat kesehatan yaitu untuk menghilangkan kulit
10
pecah pecah sehingga menjadi mulus kembali, digunakan di pabrik celana jeans untuk
menggosok kain supaya berwarna putih, Sebagai media tanam tumbuhan anggrek
6. Diorit
Tidak sedikit Batu diorit digunakan dalam bidang bangunan. Beberapa kegunaan yang
3. Pengeras jalan
11
BAB III
METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum geologi fisik mengenai
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Kikir Baja
Kikir baja adalah alat perkakas tangan yang berguna untuk pengikisan benda
2. Kawat Tembaga
konduktor dan telah digunakan dalam kabel listrik sejak penemuan electromagnet dan
12
3. Paku
Paku adalah logam keras berujung runcing, umumnya terbuat dari baja, yang
digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan menembus keduanya. Untuk Menguji
4. Kaca
Kaca berasal dari bahan yang bersifat cair namun memiliki kepadatan tinggi,
5. Lup Geologi
Lup, kaca pembesar atau surya kanta adalah sebuah lensa cembung yang
mempunyai titik fokus yang dekat dengan lensanya digunakan di lapangan untuk
melihat komposisi mineral batuan yang ukurannya sangat kecil sehingga sulit untuk
13
Gambar3.5 Lup Geologi
6. Magnet
yang ada di sekitarnya Untuk mengetes mineral yang termasuk logam dan non logam
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hydrogen klorida (HCl). Untuk
8. Penggaris
Penggaris atau mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar
untuk menggambar garis lurus. Untuk Mengukur Panjang mineral yang di observasi.
14
Gambar 3.8 Penggaris
Buku rock and mineral yaitu buku yang berisi tentang pengertian dan sifat fisis
3.1.2 Bahan
1. Pulpen
Pulpen (dari bahasa Belanda: vulpen) adalah alat tulis berupa mata pena
berujung tajam yang dilengkapi pegangan berisi kantong tinta yang bisa diisi kembali.
15
2. Pensil
Pensil atau potlot adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit
3. Pensil Warna
Alat tulis yang memiliki warna berfungsi memberi warna pada gambar mineral
4. Lembar deskripsi
16
5. Lembar Patron
3.2 TahapanPraktikum
disediakan (Mengamati warna segar dan warna lapuk dari suatu mineral;
sebelumnya),
17
5. Ulangi langkah 2 – 4 untuk objek praktikum lainnya,
18
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 S.T-O1
Pada stasiun pertama, kami mendapati batuan beku tersebut memiliki warna
yaitu warna segar hitam dan warna lapuk kuning. Dari segi tekstur, batuan beku pada
stasiun 1 ini memiliki kristainitas holokristalin dimana batuan ini tersusun oleh kristal,
granularitas phaneritic dimana batuan ini tersusun atas mineral mineral yang
berukuran kasar, bentuk kristal subhedral dimana bentuk dari batuan ini kurang
sempurna, dan relasi atau hubungan antara butiran kristal yang membentuk batuan
tersebut adalah equigranular dimana ukuran butiran kristal yang membentuk batuan
ini ukurannya hampir sama besar. Dari segi struktur batuan ini termasuk masif karena
batuan ini tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam
tubuhnya. Berdasarkan komposisi, batuan beku ini memiliki fenokris atau mineral yang
mendominasi batuan ini adalah berwarna hitam yang diidentifikasi sebagai magnetit
sedangkan massa dasar dari batuan ini terdiri dari plagioklas feldspar, pyroxene, olivin,
kalsit, dan zeolit dalam jumlah sedikit. Sehingga berdasarkan hasil dari deskripsi
batuan beku pada stasiun satu saya dapat menyimpulkannya bahwa batuan beku
19
4.2 S.T-02
Pada stasiun kedua, kami mendapati batuan beku tersebut memiliki warna yaitu
warna segar abu abu dan warna lapuk kuning kecoklatan. Dari segi tekstur, batuan
beku pada stasiun 2 ini memiliki kristainitas hipokristalin dimana batuan ini tersusun
oleh kristal dan gelas, granularitas porifiritik dimana batuan ini tersusun atas mineral
mineral yang berukuran kasar dan halus, bentuk kristal subhedral dimana bentuk dari
batuan ini kurang sempurna, dan relasi antara kristal adalah inequigranular dimana
ukuran butiran kristal yang membentuk batuan ini ukurannya tidak sama besar. Dari
segi struktur batuan ini termasuk masif karena batuan ini tidak menunjukkan adanya
fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya. Berdasarkan komposisi, batuan
beku ini memiliki fenokris atau mineral yang mendominasi batuan ini adalah berwarna
putih keabu abuan yang diidentifikasi sebagai plagioklas feldspar sedangkan massa
dasar dari batuan ini terdiri dari mineral mineral mafik yaitu piroksen, ilmenit,
magnetit, dan olivin dalam jumlah sedikit. Sehingga berdasarkan hasil dari deskripsi
batuan beku pada stasiun kedua saya dapat menyimpulkannya bahwa batuan beku
pada stasiun kedua pada praktikum batuan beku kali merupakan batuan yang bernama
Anortosit.
20
4.3 S.T-03
Pada stasiun ketiga, kami mendapati batuan beku tersebut memiliki warna yaitu
warna segar abu abu gelap dan warna lapuk hitam kekuningan. Dari segi tekstur,
batuan beku pada stasiun 3 ini memiliki kristainitas holokristalin dimana batuan ini
tersusun oleh kristal, granularitas phaneritic dimana batuan ini tersusun atas mineral
mineral yang berukuran kasar, bentuk kristal subhedral dimana bentuk dari batuan ini
kurang sempurna, dan relasi atau hubungan antara butiran kristal yang membentuk
batuan tersebut adalah equigranular dimana ukuran butiran kristal yang membentuk
batuan ini ukurannya hampir sama besar. Dari segi struktur batuan ini termasuk
xenolitis karena batuan ini mempunyai struktur yang memperlihatkan adanya suatu
fragmen batuan yng masuk atau tertanam ke dalam batuan beku. Berdasarkan
komposisi, batuan beku ini memiliki fenokris atau mineral yang mendominasi batuan ini
adalah berwarna hitam yang diidentifikasi sebagai piroksen sedangkan massa dasar
dari batuan ini terdiri dari mineral mineral dalam jumlah sedikit seperti plagioklas
feldspar, amfibol, olivin, biotit dan kuarsa. Sehingga berdasarkan hasil dari deskripsi
batuan beku pada stasiun ke tiga saya dapat menyimpulkannya bahwa batuan beku
pada stasiun ketiga pada praktikum batuan beku kali merupakan batuan yang bernama
Gabro.
21
4.4 S.T-04
Pada stasiun ke empat, kami mendapati batuan beku tersebut memiliki warna
yaitu warna segar putih keabu abuan dan warna lapuk putih kekuningan. Dari segi
tekstur, batuan beku pada stasiun 4 ini memiliki kristainitas holokristalin dimana
batuan ini tersusun oleh kristal, granularitas phaneritic dimana batuan ini tersusun atas
mineral mineral yang berukuran besar, bentuk kristal subhedral dimana bentuk dari
batuan ini kurang sempurna, ukuran kristal unidiomorf, dan relasi antara kristal adalah
equigranular dimana ukuran kristal yang membentuk batuan ini ukurannya hampir
sama besar. Dari segi struktur batuan ini termasuk xenolitis karena batuan ini
mempunyai struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yng masuk
atau tertanam ke dalam batuan beku. Berdasarkan komposisi, batuan beku ini memiliki
fenokris atau mineral yang mendominasi batuan ini berwarna hitam yang diidentifikasi
sebagai biotit sedangkan massa dasar dari batuan ini terdiri dari mineral mineral dalam
jumlah sedikit seperti plagioklas, augit, kuarsa, kalsit, dan apotit. Berdasarkan deskripsi
batuan beku tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa batuan beku pada stasiun ke 4
adalah Diorit.
22
4.5 S.T-05
Pada stasiun kelima, kami mendapati batuan beku tersebut memiliki warna yaitu
warna segar hitam dan warna lapuk hitam kekuningan. Dari segi tekstur, batuan beku
pada stasiun 5 ini memiliki kristainitas hipokristalin dimana batuan ini tersusun oleh
kristal dan gelas, granularitas porifiritik dimana batuan ini tersusun atas mineral
mineral yang berukuran kasar dan halus, bentuk kristal subhedral dimana bentuk dari
batuan ini kurang sempurna, dan relasi atau hubungan antara butiran kristal yang
membentuk batuan tersebut adalah equigranular dimana ukuran butiran kristal yang
membentuk batuan ini ukurannya hampir sama besar. Dari segi struktur batuan ini
termasuk masif karena batuan ini tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang
tertanam dalam tubuhnya. Berdasarkan komposisi, batuan beku ini memiliki fenokris
atau mineral yang mendominasi batuan ini adalah berwarna hitam yang diidentifikasi
sebagai plagioklas feldspar sedangkan massa dasar dari batuan ini terdiri dari mineral
mineral mafik yaitu piroksen, ilmenit, magnetit, dan olivin dalam jumlah sedikit.
Sehingga berdasarkan hasil dari deskripsi batuan beku pada stasiun ke lima saya dapat
menyimpulkannya bahwa batuan beku pada stasiun kedua pada praktikum batuan
23
4.6 S.T-06
Pada stasiun keenam, kami mendapati batuan beku tersebut memiliki warna
yaitu warna segar hitam pekat dan warna lapuk cokelat kehitaman. Dari segi tekstur,
batuan beku pada stasiun 6 ini memiliki kristainitas hipokristalin dimana batuan ini
tersusun oleh kristal dan gelas, granularitas phaneritic dimana batuan ini tersusun atas
mineral mineral yang berukuran besar, bentuk kristal euhedral dimana bentuk dari
batuan ini adalah sempurna, dan relasi atau hubungan antara butiran kristal yang
membentuk batuan tersebut adalah equigranular dimana ukuran butiran kristal yang
membentuk batuan ini ukurannya hampir sama besar. Dari segi struktur batuan ini
termasuk masif karena batuan ini tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang
tertanam dalam tubuhnya. Berdasarkan komposisi, batuan beku ini memiliki fenokris
atau mineral yang mendominasi batuan ini adalah berwarna hitam yang diidentifikasi
sebagai biotit sedangkan massa dasar terdiri dari beberapa mineral yaitu ortoklas
feldspar, kuarsa, plagioklas, hornblend yang ditemukan dalam jumlah sedikit. Sehingga
berdasarkan hasil dari deskripsi batuan beku pada stasiun ke lima saya dapat
menyimpulkannya bahwa batuan beku pada stasiun keenam pada praktikum batuan
24
4.7 S.T-07
Pada stasiun ke tujuh, kami mendapati batuan beku tersebut memiliki warna
yaitu warna segar putih dan warna lapuk putih kekuningan. Dari segi tekstur, batuan
beku pada stasiun 7 ini memiliki kristainitas holokristalin dimana batuan ini tersusun
oleh kristal, granularitas phaneritic dimana batuan ini tersusun atas mineral mineral
yang berukuran besar, bentuk kristal subhedral dimana bentuk dari batuan ini kurang
sempurna, ukuran kristal unidiomorf, dan relasi antara kristal adalah equigranular
dimana ukuran kristal yang membentuk batuan ini ukurannya hampir sama besar. Dari
segi struktur batuan ini termasuk masif karena batuan ini tidak menunjukkan adanya
fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya. Berdasarkan komposisi, batuan
beku ini memiliki fenokris berwarna abu abu kekuningan yang diidentifikasi sebagai
feldspar sedangkan massa dasar dari batuan ini terdiri dari plagioklas dan kuarsa.
Berdasarkan deskripsi batuan beku tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa batuan
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun keimpulan yang dapat saya simpulkan berdasarkan hasil percobaan adalah:
1. Batuan beku terbentuk dari pendinginan dan kristalisasi magma. Namun proses
batuan beku dalam atau batuan plutonik terbentuk karena pembekuan yang
batuan terdiri dari kristal-kristal besar contohnya adalah batuan granit, batuan
2. Batuan beku dapat dideskripsi dengan melihat dan menentukan warna yaitu
warna segar dan warna lapuk pada batuan beku, tekstur yaitu kristalinitas,
granularitas, bentuk kristal ukuran kristal dan relasi pada batuan beku. Selain
itu batuan beku dapat dideskripsikan dengan melihat struktur dan komposisinya
batuan beku tersebut dan mencatat data data yang kita temukan. Kemudian,
kita mencocokkan data data yang telah kita dapat pada referensi atau literatur
yang terpercaya.
kandungan SiO2 yaitu batuan beku asam, batuan beku intermediet, batuan
beku basa dan batuan beku ultra basa, berdasarkan indeks warnanya yaitu
1
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan terkait pelaksanaan pada praktikum
1. Perlunya praktikan lebih disiplin dan tepat waktu dalam mengikuti praktikum
2
DAFTAR PUSTAKA
Jerram, Dougal. 2011. The Field Description Of Igneous Rocks. New York: John Willey
& Sons.
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Bogor: Program Studi Teknologi Geologi
Verhoogen dan Turner. 1960. Igneous and Methamorphic Petrology. London: Mogsaw
Hill Book.
University Press.
Pearson.