Nomor Tugas : 08
Mata Kuliah : Praktikum Geologi Dasar
LAPORAN AKHIR
PENGENALAN BATUAN SEDIMEN
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sholawat serta
salam tidak lupa penulis ucapkan kepad nabi Muhammad SAW yang menjadi
teladan bagi kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir ini
dengan tepat waktu.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada para
instruktur Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung yang telah
memberikan ilmu serta wawasannya sehingga penulis dapat memahami dan
mengerti mengenai apa yang telah dijelaskan, sehingga akhirnya tersusunlah
laporan akhir. Hal ini penulis lakukan untuk memenuhi tugas laporan akhir
Terlepas dari semua itu, saya penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya dalam
pembuatan laporan akhir ini. Oleh karena itu, segala saran dan kritik dari pembaca
sangat berguna untuk pembuatan laporan ke depannya.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi para
pembaca. Terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Zahra Dilla
10070121013
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum ................................................................. 2
1.2.1 Maksud ........................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan ……………………………………………………………………..2
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 3
2.1 Definisi Batuan Sedimen .......................................................................... 3
2.2 Proses Batuan Sedimen........................................................................... 4
2.3 Genesa Keterbentukkan Batuan Sedimen................................................ 5
2.4 Klasifikasi Batuan Sedimen ...................................................................... 7
2.4.1 Berdasarkan Pembentukkannya ................................................. 7
2.4.2 Berdasarkan Jenisnya................................................................. 8
2.4.3 Berdasarkan Ukuran Butir ............................................................... 9
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN .............................................................. 10
3.1 Tugas ..................................................................................................... 10
3.2 Pembahasan .......................................................................................... 11
3.2.1 Deskripsi Batuan Sedimen ........................................................ 11
3.2.2 Struktur Batuan Sedimen .............................................................. 17
3.2.2 Golongan Batuan Sedimen ....................................................... 19
3.2.4 Skala Wenworth ............................................................................ 21
3.2.5 Hukum Steno ................................................................................ 22
3.2.6 Genesa Batuan Sedimen .............................................................. 23
BAB IV ANALISA.............................................................................................. 26
BAB V KESIMPULAN ....................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28
FORM PENILAIAN LAPORAN ........................................................................ 29
LAMPIRAN........................................................................................................ 30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu :
1. Mengetahui pengertian batuan sedimen
2. Mengetahui genesa keterbentukan batuan sedimen
3. Dapat mendeskripsikan batuan sedimen
4. Mengetahui skala wenworth
BAB II
LANDASAN TEORI
Batuan sedimen menurut Pettijohn (1975) adalah batuan yang terbentuk dari
akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau
hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada
permukaan bumi yang keudian mengalami pembatuan. Sedimentasi ini meliputi
3
4
beberapa proses yaitu proses pelapukan yang terjadi yang berupa pelapukan fisik
maupun kimia, proses pelapukan transportasi yang dimana dilakukan oleh media
air dan angin, dan pelapukan deposisi yang dapat terjadi jika energi transport
sudah tidak mampu lagi mengangkut partikel tersebut.
Sifat utama dari batuan sedimen ini yaitu berlapis-lapis yang lapisannya
memiliki ukuran yang berbeda-beda dari beberapa cm hingga meter. Batuan
sedimen ini terendapkan di tempat-tempat yang relative lebih rendah letaknya dari
batuan asalnya, misalnya di laut, samudera ataupun danau-danau. Didekat muara
sungai biasanya endapan-endapan itu pada umumnya tebal, sedangkan semakin
maju kearah laut endapan-endapan ini menjadi semakin tipis dan pada akhirnya
hilang. Perbedaan butir atau warna batuan dan kekerasal dari materia yang
diendapkan itu akan menghasilkan lapisan-lapisan dalam sedimen.
Perbandingannya dengan batuan beku, batuan sedimen ini hanya 5% nya dari
seluruh batuan yangterdapat pada kerak bumi yang dimana dari 5% ini 80% nya
terdiri dari batuan lempung, 5% batuan pasir dan batuan gamping.
2. Erosi
Erosi ini yaitu suatu perubahan bentuk pada batuan atau pengikisan tanah
atau lumpur yang disebabkan karena pengaruh gaya berat air, angin atau es
dan organisme hidup lainnya.
3. Pengangkutan atau Transportasi
Pengangkutan ini yaitu sebuah perpindahan suatu material dari suatu tempat
ke tempat lainnya dibantu dengan gerakan aliran arus hingga suatu material
tersebut berhenti dan terendapkan. Dalam pengangkutan ini juga dapat
seberapa jauh bahan-bahan atau material ditansfortasikan dapat
dicerminkan oleh bentuk dan ukuran butir. Media transfortasi itu dapat
berupa gravitasi, air, es dan udara.
4. Pengendapan (Sedimentasi)
Sedimentasi ini yaitu sebuah proses pengendapan sedimen yang dibantu
oleh media air, angina tau es pada cekungan pengendapan. Ada beberapa
hal yang ada pada proses pengendapan, yaitu:
a. Gaya gravitasi menghasilkan pemadatan
b. Akibat adanya penekanan yang continue, kadar air pada bahannya akan
keluar dari batuan membentuk rongga pori menjadi semakin kecil
menyebabkan terjadinya proses pembatuan.
Sumber: EksisSMK
Gambar 2
Sedimentasi Mekanik
2. Sedimentasi Organik
Batuan sedimentasi organic ini terbentuk karena pengendapan dari sisa-sisa
bagian tubuh makhluk hidup dan mineral-mineral yang dihasilkannya.
Dibentuk karena adanya proses biokimia seperti endapan biokimia yang
dapat dilihat dari sumber air yang mengandung lumut yang akan membentuk
batuan yang disebut batuan tufa. Selain itu dapat terbentuk karena adanya
proses biomekanik yang terjadi karena binatang dan tumbuhan yang hidup
di lautan dan mengandung rangka kapur yang mati dan membentuk rongga-
rongga kapur yang kemudian menjadi batu gamping.
3. Sedimentasi Kimiawi
dnegan air yang kemudian mengendap dan membentuk sebuah stalaktik dan
stalagmite di gua kapur. Selain itu, pembentukkan sedimen kimia ini
biasanya terjadi karena adanya proses penguapan, konsentrasi dan
pengendapan dari larutan yang telah jenuh. Sedimen ini tersusun dari kristal-
kristal. Pada dasarnya, dari deretan sedimen yang pertama mengendao yaitu
gypsum kemudian anhidrit dam garam dapur yang tidak mengandung fosil
karena kadar garam yang tinggi tidak memungkinkan hidupnya fosil di laut.
4. Sedimentasi Vulkanik
Batuan sedimen vulkanik terbentuk dari hasil aktivitas gunung api, seperti
debu yang diendapkan kembali. Endapan yangterbentuk secara primer dari
magma juga digolongkan dalam batuan sedimen karena cara
pembentukkannya terjadi dengan endapan dari udara.Sedimen-sedimen
vulkanik ini yaitu bahan lepas seperti bom, lapilli, pasir, dan debu vulkanik.
Batuan ini dapat direkatkan oleh suatu larutan dan zat tertentu sehingga
akan membentuk agglomerate dan breksi vulkanik. Ketika debu gunung api
diendapkan dalam suatu lapisan lempung makan akan membentuk
bentonite.
5. Batu Lempung
Batu lempung ini terbentuk karena adanya proses pelapukan pada batuan
beku yang menghasilkan material lempung dan umumnya ditemukan
disekitas batu induknya yang kemudian mengendap dan membentuk batu
lempung yang pada dasarnya berwarna coklat, keemas an, merah dan abu-
abu.
3.1 Tugas
1. Deskripsikan 6 batuan sedimen.
2. Menggambarkan struktur batuan sedimen minimal 5 struktur beserta
penjelasan dari tiap strukturnya.
3. Gambarkan dan jelaskan bahan golongan batuan sedimen utama.
4. Membuat skala wenworth.
5. Gambarkan dan jelaskan Hukum Steno.
6. Gambarkan dan jelaskan genesa batuan sedimen Mekanik, Organik, dan
Kimiawi.
10
11
3.2 Pembahasan
3.2.1 Deskripsi Batuan Sedimen
Tabel 3.1
Deskripsi Batuan Sedimen Secara Megaskropis
Parameter Pengamatan
Kode LG/BS/607/2022
Warna Black
Tekstur
• Ukuran butir -
• Bentuk butir -
• Kompaksi Kompak
Reaksi HCl Tidak bereaksi
Genesa batuan Organik
Jenis batuan Non Klastik
Nama batuan Batu Bara
Sketsa Foto
Batuan sedimen ini memiliki warna yang dapat dilihat dalam skala warna
yaitu berwarna Black. Tidak memiliki tekstur ukuran dan bentuk butir karena
termasuk jenis batuan non klastik. Ketika di reaksikan dengan HCl tidak bereaksi
apa-apa. Batuan ini terbentuk melalui proses genesa batuan organic yang berasal
dari tanaman yang berkambium yang sudah mengalami pelapukan. Biasanya
batuan ini dinamakan dengan batubara.
12
Tabel 3.2
Deskripsi Batuan Sedimen Secara Megaskropis
Parameter Pengamatan
Kode LG/BS/616/2022
Warna Blanched Almond
Tekstur
• Ukuran butir -
• Bentuk butir -
• Kompaksi Kompak
Reaksi HCl bereaksi
Genesa batuan Kimiawi
Jenis batuan Non Klastik
Nama batuan Batu Gamping
Sketsa Foto
Batuan sedimen ini memiliki warna yang dapat dilihat dalam skala warna
yaitu berwarna Blanched Almond. Tidak memiliki tekstur ukuran dan bentuk butir
karena termasuk jenis batuan non klastik. Ketika di reaksikan dengan HCl ada
reaksi pada bataun nya. Batuan ini terbentuk melalui proses genesa batuan
kimiawi. Biasanya batuan ini dinamakan dengan gamping.
13
Tabel 3.3
Deskripsi Batuan Sedimen Secara Megaskropis
Parameter Pengamatan
Kode LG/BS/604/2022
Warna Bridge
Tekstur
• Ukuran butir -
• Bentuk butir -
• Kompaksi Kompak
Reaksi HCl Bereaksi
Genesa batuan Organik
Jenis batuan Non Klastik
Nama batuan Kalsit
Sketsa Foto
Batuan sedimen ini memiliki warna yang dapat dilihat dalam skala warna
yaitu berwarna Bridge. Tidak memiliki tekstur ukuran dan bentuk butir karena
termasuk jenis batuan non klastik. Ketika di reaksikan dengan HCl akan bereaksi
pada batuannya. Batuan ini terbentuk melalui proses genesa batuan organic.
Biasanya batuan ini dinamakan dengan Kalsit.
14
Tabel 3.4
Deskripsi Batuan Sedimen Secara Megaskropis
Parameter Pengamatan
Kode LG/BS/573/2022
Warna Black
Tekstur
• Ukuran butir Lempung (1/256) mm
• Bentuk butir Membundar
• Kompaksi Kompak
Reaksi HCl Bereaksi
Genesa batuan Mekanik
Jenis batuan Klastik
Nama batuan Batulempung
Sketsa Foto
Batuan sedimen ini memiliki warna yang dapat dilihat dalam skala warna
yaitu berwarna Black. Termasuk ke dalam jenis batuan klastik karena memiliki
ukuran butir yaitu lempung dengan ukuran (1/256) mm dan bentuk butir yang
membundar. Ketika di reaksikan dengan HCl akan bereaksi pada batuannya.
Batuan ini terbentuk melalui proses genesa batuan mekanik. Biasanya batuan ini
dinamakan dengan batulempung.
15
Tabel 3.5
Deskripsi Batuan Sedimen Secara Megaskropis
Parameter Pengamatan
Kode LG/BS/521/2022
Warna Grey
Tekstur
• Ukuran butir Lempung (1/256) mm
• Bentuk butir Membundar
• Kompaksi Mudah Hancur
Reaksi HCl Tidak bereaksi
Genesa batuan Mekanik
Jenis batuan Klastik
Nama batuan Batu lempung
Sketsa Foto
Batuan sedimen ini memiliki warna yang dapat dilihat dalam skala warna
yaitu berwarna Silver. Termasuk ke dalam jenis batuan klastik karena memiliki
ukuran butir yaitu lempung dengan ukuran (1/256) mm dan bentuk butir yang
membundar. Ketika di reaksikan dengan HCl tidak bereaksi pada batuannya.
Batuan ini terbentuk melalui proses genesa batuan mekanik. Biasanya batuan ini
dinamakan dengan batulempung.
16
Tabel 3.6
Deskripsi Batuan Sedimen Secara Megaskropis
Parameter Pengamatan
Kode LG/BS/296/2022
Warna Olive
Tekstur
• Ukuran butir Pasir Sangat Halus
• Bentuk butir Membundar Tanggung
• Kompaksi Kompak
Reaksi HCl Tidak bereaksi
Genesa batuan Mekanik
Jenis batuan Klastik
Nama batuan Batu Pasir
Sketsa Foto
Batuan sedimen ini memiliki warna yang dapat dilihat dalam skala warna
yaitu berwarna Olive. Termasuk ke dalam jenis batuan klastik karena memiliki
ukuran butir yaitu pasir sangat halus dengan ukuran (1/8) mm dan bentuk butir
yang membundar. Ketika di reaksikan dengan HCl tidak bereaksi pada batuannya.
Batuan ini terbentuk melalui proses genesa batuan mekanik. Biasanya batuan ini
dinamakan dengan batupasir.
17
Gambar 3.1
Cross-Bedding
Struktur sedimen cross bedding ini merupakan suatu lapisan yang silang siur
yang di mana pelapisan ini memperlihatkan suatu struktur yang memotong
satu sama lain. Lapisan ini akan membentuk suatu sudut pada lapisan
terhadap suatu bidang diatas atau dibawahnya yang disertai dengan
pemisah oleh bidang erosi. Adanya pengaruh arah arus atau suatu
perubahan energi pada saat terjadinya proses sedimentasi akan membentuk
suatu pelapisan ini atau dapat terbentuk dikarenakan intensitas arus yang
mengalami perubahan nya.
2. Granded Bedding
Gambar 3.2
Granded Bedding
Struktur branded badi memiliki ciri khas yang di mana sebuah butirannya
akan semakin halus ketika semakin ke atas. Kredit banding ini penting sekali
artinya untuk menentukan bagian atas (up) yaitu bagian yang halus dan
bagian bawah (bottom) yaitu bagian yang kasar. Butiran yang lebih kasar
akan terendapkan lebih dahulu dibandingkan butiran yang lebih halus yang
18
Gambar 3.3
Granded Bedding
Struktur bedding disebut juga struktur berlapis yang di mana struktur itu
memiliki suatu ciri yang khas dengan susunan yang berlapis-lapis dan ukuran
ketebalan nya lebih dari sama dengan 1 cm yang diibaratkan struktur beni
sama dengan kue lapis. Adanya perubahan di lingkungan pengendapan
yang di mana proses pengendapan itu menjadi sangat singkat waktunya dan
pengendapannya sangat sedikit akan membentuk suatu pola barisan
tersebut. Adanya perbedaan warna mineral, komposisi mineral, ukuran butir
dan adanya perubahan macam batuan, kelompok batuan, struktur sedimen
dan porositas batuan menjadi faktor-faktor yang mengakibatkan adanya
struktur perlapisan.
4. Inverted Granded Bedding
Gambar3.4
Inverted Granded Bedding
akan semakin atas akan semakin kasar dan bagian bawahnya yang halus.
Adanya pengendapan yang berlangsung saat pasti rekreasi akan
menyebabkan hal ini terjadi. Sedangkan pengendapan yang terjadi secara
bertahap dan sesuai dengan penentangan dari energi transportasi akan
menyebabkan terjadinya normal granded bedding.
5. Flute cast
Gambar 3.5
Inverted Granded Bedding
Struktur flute cast ini disebabkan karena adanya pengaruh dari suatu arus
yang akan membentuk batuan sedimen yang berupa gerusan di permukaan
lapisan batuan.
Gambar 3.6
Golongan Batuan Sedimen
Batuan sedimen banyak memiliki jenis yang tersebar luas dengan ketebalan
beberapa sentimeter hingga beberapa kilometer. Berdasarkan pembentukannya
20
matahari yang cukup lama. Contohnya batu garam (Rock Salt) yang berupa
halite (NaCl).
6. Golongan Batubara
Suatu endapan organik terdiri dari beberapa kumpulan materi organik yang
akhirnya mengeras menjadi batu. Serpihan daun dan batang tumbuhan yang
tebal dalam suatu cekungan apabila mengalami tekanan yang tinggi akan
termampatkan dan akhirnya berubah menjadi bahan hidrokarbon batubara.
Lingkungan terbentuknya batubara ini harus di tempat yang memiliki
tumbuhan yang banyak. Jadi ketika timbunan itu tertumpuk akan menjadi
satu di tempat tersebut.
3.2.4 Skala Wenworth
Gambar 3.7
Skala Wenworth
Gambar 3.8
Hukum Steno
2. Original Horizontality
Lapisan terendapkan secara horizontal dan kemudian terdeformasi menjadi
beragam posisi. Lapisan sedimen dapat terletak pada suatu cekungan
seperti laut dan danau dibantu oleh gravitasi yang akan membentuk suatu
lapisan yang mendatar.
"Lapisan baik yang berposisi tegak lurus maupun miring terhendap horizon,
pada awalnya paralel terhadap horizon." -Steno.
3. The Principles of Superpotitiom (prinsip superposisi)
Dalam suatu urutan lapisan lapisan yang lebih mudah berada di atas lapisan
yang lebih tua. Maka, natural lapisan sedimen yang paling tua akan berada
pada lapisan yang paling bawah atau dasar jika tidak ada deformasi.
"... Pada waktu suatu lapisan terbentuk (saat terjadinya pengendapan),
semua massa yang berada di atasnya adalah fluida, maka pada saat suatu
lapisan yang lebih dulu terbentuk tidak ada keterdapatan lapisan di atasnya."
-Steno.
4. Cross Cutting
Suatu hal (sesar atau tubuh intrusi) yang memotong pelapisan selalu
berumur lebih muda dari batuan yang diterobosnya. Maka batuan yang
dipotong harus lebih tua dibanding lapisan (instrusi) yang memotong lapisan
sebelumnya.
"Jika suatu tubuh atau diskontinuitas memotong pelapisan, tubuh tersebut
pasti terbentuk setelah perlapisan tersebut terbentuk." -Steno.
Gambar 3.9
Sedimentasi Mekanik
Gambar 3.10
Sedimentasi Organik
Gambar 3.11
Sedimentasi Kimiawi
Pada sautu batuan bentuk butir yang membundar ia akan lebih halus karenas
telah tertransport jauh, hal itu dapat disebabkan oleh gesekan-gesekan saat
batuan tersebut melakukan transfortasi yang dibantu oleh media air, angin atau
gravitasi. Semakin menuju hilir rata-rata ukuran butirnya memiliki kecenderungan
menghalus dengan derajat kebundaran yang semakin tinggi.
Batubara terbentuk karena proses penggambutan dan pembatubaraan yang
terbentuk karena tumbuhan berkambium yang membusuk dengan mengalami
pengendapan di lingkungan yang berair dengan bantuan aktifitas bakteri aerob
dan anaerob yang berlangsung jutaan tahun lamanya. Formasi pembawa batubara
umumnya terdapat pada cekungan sedimen yang berbeda-beda tergantung pada
kondisi geologi pada saat pembentukkan batubara di cekungan tersebut.
Terdapat batu gamping yang berbutir padahal jenis batuan non klastik. Hal
itu disebabkan karena terdapat batugamping klastik fragmentar yang dimana
tersusun atas fragmen yang asalnya tidak jelas dan dapat merupakan campuran.
Biasanya memiliki tekstur perlapisan yang menyerupai batu pasir dengan struktur
sedimen silang siur, dan laminasi yang diendapkan secara mekanik oleh air laut.
Cara menentukan umur batuan dapat ditentukan dengan dua cara yaitu
secara relative yang dimana sebuah batuan pada dua lapisan yang berbeda
dengan satu penampang dapat ditentukan dengan melihat lapisan yang pertama
kali terendapkan berarti lebih tua umurnya daripada yang terendapkan setelahnya.
Selain itu dapat ditentukan dengan cara absolut yang dimana dilakukan
berdasarkan radioaktif yang terdapat pada batuan tersebut dengan mengukur
paruh waktunya dengan memberikan keuntungan dapat menafsirkan umur suatu
batuan yang memberikan keterangan dalam jutaan tahun.
Magma dapat mengintrusi sebuah lapisan karena tekan yang dimiliki
magmanya sangat kecil, sehingga dapat melewati celah-celah lapisan batuan di
lapisan kulit bumi dan membeku di dalam kulit bumi.
26
BAB V
KESIMPULAN
27
DAFTAR PUSTAKA
28
FORM PENILAIAN
LAPORAN
Laporan Akhir
Total Nilai
29
LAMPIRAN
30