Anda di halaman 1dari 21

LABORATORIUM GEOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Nomor Tugas : 16
Mata Kuliah : Praktikum Geologi Dasar

LAPORAN AKHIR
ANALISIS BENTANG ALAM

Nama : Zahra Dilla


NPM : 10070121013
Shift Praktikum : IV (Empat) / 08.00 – 10.30 WIB
Hari/ Tanggal Praktikum : Selasa, 19 April 2022
Hari/ Tanggal Laporan : Selasa, 17 April 2022
Asisten : 1. Indra Karna Wijaksana, S.Pd., S.T., M.T.
2. Wahyu Budhi Khorniawa, S.T., M.T.
3. Ir. Sri Indiarto
4. Deni Mildan, S.T., M.T
5. Muhammad Aziz Rahmatullah
6. Roberto Wahab

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Waarahmatullahi Wabarakatuh.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sholawat serta
salam tidak lupa penulis ucapkan kepad nabi Muhammad SAW yang menjadi
teladan bagi kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir ini
dengan tepat waktu.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada para
instruktur Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung yang telah
memberikan ilmu serta wawasannya sehingga penulis dapat memahami dan
mengerti mengenai apa yang telah dijelaskan, sehingga akhirnya tersusunlah
laporan akhir. Hal ini penulis lakukan untuk memenuhi tugas laporan akhir
Terlepas dari semua itu, saya penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya
dalam pembuatan laporan akhir ini. Oleh karena itu, segala saran dan kritik dari
pembaca sangat berguna untuk pembuatan laporan ke depannya.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi para
pembaca. Terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Bandung, 17 Mei 2022


Penulis

Zahra Dilla
10070121013

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum ................................................................... 2
1.2.1 Maksud ............................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 3
2.1 Definisi.......................................................................................................... 3
2.1 Faktor – Faktor Geomorfologi..................................................................... 3
2.3 Klasifikasi Bentang Alam ............................................................................ 4
2.4 Lereng Bukit ................................................................................................ 5
2.5 Pola Aliran Sungai ...................................................................................... 5
2.6 Hidrologi ...................................................................................................... 6
2.7 Siklus Hidrologi ........................................................................................... 7
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN.................................................................. 9
3.1 Tugas........................................................................................................... 9
3.2 Pembahasan ............................................................................................... 9
3.2.1 Peta Pola Aliran Sungai ..................................................................... 9
3.2.2 Peta Daerah Aliran Sungai ............................................................. 10
3.2.3 Peta Water Divide ............................................................................ 10
3.2.4 Peta Kerapatan Sungai .................................................................... 11
3.2.5 Perhitungan Kerapatan Sungai........................................................ 11
3.2.6 Peta Catchment Area....................................................................... 12
3.2.7 Peta Situasi Google Earth ............................................................... 12
3.2.8 Perhitungan Debit Air ....................................................................... 13
3.2.9 Peta Satuan Genetika Wilayah........................................................ 13
BAB IV ANALISA ................................................................................................. 14
BAB V KESIMPULAN .......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 16
FORM PENILAIAN LAPORAN ........................................................................... 17
LAMPIRAN ........................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor pertambangan didasari dengan salah satu cabang ilmu yaitu ilmu
geologi yang merupakan suatu mineralogi yang mempelajari berbagai bentuk
bumi serta mineral dan batuan dimulai dengan mengetahui sifat fisik dan kimi
dari mineral tersebut. Pertambangan merupakan sebagian atau salah satu
kegiatan yang dilakukan untuk pengambilan endapan galian berharga yang
berharga dari dalam kulit bumi, baik pada permukaan bumi maupun di bawah
permukaan bumi. Hasil dari kegiatan pertambangan ini dapat berupa , minyak
dan gas bumi, bijih emas, perak, batubara, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit,
bijih tembaga, dan lain-lain.
Penguasaan mineral dan batubara oleh negara dikelola oleh pemerintah
pusat, kewenangan pemerintah dalam pengelolaan pertambangan mineral dan
batubara diatur dalam undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang mineral dan
batubara. Mineral dan batubara sebagai sumberdaya alam yang tak terbarukan
merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar
kesejahteraan rakyat.
Dalam Dunia Pertambangan, sebelum melakukan penambangan
dilapangan maupun survei lokasi ke lapangan membutuhkan peta. Hal tersebut
dilakukan bertujuan untuk sebagai gambaran dari lokasi lapangan nantinya untuk
mempersiapkan alat – alat yang akan dibawa ketika kegiatan survey sebagai
antisipasi dari hal – hal yang diluar rencana. Adapun macam – macam peta yang
bisa digunakan sebagai informasi yang dapat memberi gambaran dari lapangan
nantinya yaitu peta topografi, peta geologi maupun peta morfologi. Tetapi dari
semua peta tersebut memiliki peran masing - masing sebagai pemberi informasi
dari lokasi lapangan nantinya.
Pengenalan peta peta akan menerangkan tentang bagaimana kondisi
sesungguhnya di lapangan, mengetahui sebaran batuan, formasi batuan,
keadaan bentang alamnya sehingga memberikan informasi kepada para
surveyor sebelum melakukan kegiatan survey.

1
2

1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum


1.2.1 Maksud
Maksud dilakukannya pembuatan laporan ini yaitu agar dapat mengenal
pengetahuan mengenai analisis bentang alam

1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu :
1. Dapat mendeskripsikan bentang alam
2. Dapat mengetahui hidrologi
3. Dapat menguraikan peta pola aliran sungai
4. Dapat mengetahui peta kerapatan sungai
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi
Bentang alam diartikan sebagai panorama alam yang disusun oleh elemen-
elemen geomorfologi dalam dimensi yang lebih luas yang dimana geomorfologi
itu sendiri mempelajari bentuk muka bumi dan proses-proses alam yang
membentuknya, serta pengaruh terhadap suatu kondisi tempat berdasarkan
karakteristiknya seperti elevasi, kelandaian, orientasi, statifikasi, paparan batuan
dan jenis tanah.

Sumber: Kompas.com, 2020.


Gambar 1
Bentang Alam

2.1 Faktor – Faktor Geomorfologi


1. Struktur
Strruktur bentang alam ditentukan berdasarkan struktur geologinya yang
dimana terjadi oleh gaya endogen. Struktur geologi merupakan faktor penting
dalam evolusi bentangalam dan struktur yang dicerminkan pada muka bumi.
2. Proses
Seorang ahli seperti Lobeck, Dury dan Worcestes menyatakan pendapat
yang berbeda mengenai proses geomorfologi yang dimana menyatakan bahwa
proses ini berasal dari dalam dan luar bumi (proses endogenik dan proses
eksogenik), dan beranggapan hanya ada proses energi yang berasal dari luar

3
4

bumi saja (gaya eksogen). Pada proses perubahan terjadi karena adanya gaya
geologi maupun pergerakan secara ilmiah yang terjadi dipermukaan bumi, yaitu:
a. Geomorphic Processes
Dipengurahi oleh energi/proses yang berasal dari luar bumi, karena
energi yang berasal dari dalam bumi (gaya endogen) lebih cenderung
sebagai faktor yang membangun, seperti pembentukan dataran,
pegunungan lipatan, pegunungan patahan, dataran tinggi dan gunungapi.
Dan energi yang berasal dari luar bumi (gaya eksogen) lebih cenderung
mengubah bentuk atau struktur bentangalam.
b. Geomorphic Agent
Perubahan permukaan bumi ini disebabkan karena adanya proses alami
yang memiliki untuk mengeruk atau mengangkut.
Gaya endogen dan gaya eksogen mempengaruhi yang dominan dalam
pembentukan suatu bentangalam yang spesifik diatas muka bumi, maka
genetika bentangalam dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Bentangalam kontruksional, yang merupakan suatu bentangalam yang
terbentuk akibat gaya endogen.
2. Bentangalam destruksional, yang merupakan bentangalam yang terbentuk
akibat gaya eksogen terhadap bentangalam yang dihasilkan oleh gaya
endogen melalui suatu proses pelapukan, erosi, abrasi dan sedimentasi.

2.3 Klasifikasi Bentang Alam

Sumber: 123dok.com
Gambar 2
Klasifikasi Bentangalam (Desaunettes, 1972)

Rangkaian gejala geomorfologi yang sifatnya terus menerus merupakan


siklus geomorfoogi yang dimana akan menghasilkan bentangalam setelah
5

melalui tahapan perkembangan mulai tahap muda, dewasa dan tua. Tahap tua
dapat kembali menjadi muda ketika rejuvenation atas suatu bentang alam.

2.4 Lereng Bukit

Sumber: slideplayer.com
Gambar 3
Bentuk Lereng Bukit

Suatu bentangan yang terketak antara puncak dengan dasar yaitu lereng
bukit yang memiliki sifat bergantung pada jenis-jenis batuan yang menyusun
lereng tersebut dengan gerakan tanah yang akan mengubah karakter suatu
slope yaitu proses yang terjadi pada lereng tersebut yang dipengaruhi oleh faktor
alam.

2.5 Pola Aliran Sungai

Sumber: Slideplayer.com
Gambar 4
Pola Aliran Sungai
6

Hasil dari proses geomorfologi memiliki ragam pola aliran sungai yang
disebabkan adanya gaya geologi yang menyebabkan bentuk dan arah pola aliran
sungai yang bermacam-macam.
1. Dendritik
Pola aliran dendritik memiliki cabang-cabang sungainya menyerupai
struktur pohon yang dikontrol oleh litologi batuan yang homogen dan
dapat memiliki tekstur sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya.
2. Radial
Pola aliran radial arah alirnya menyebar dari suatu titik tertentu yang
dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah dan lacolith.
3. Rectangular
Pola aliran rectangular berkembang pada batuan yang resistensi
terhadap erosinya mendekati keseragaman.

2.6 Hidrologi

Sumber:Wordpress.com, 2019.
Gambar 5
Komposisi Air di Bumi

Unsur yang sangat penting dalam tata kehidupan di muka bumi ini yaitu air
yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup seperti manusia, hewan, maupun
tumbuhan. Air sangat berkaitan dengan hidrologi yang merupakan suatu
komponen yang berperan penting di permukaan bumi. Tidak mungkin kehidupan
dapat berjalan dengan baik apabila dimuka bumi tidak ada air. Senyawa dengan
rumus kimia H2O ini menutupi hampir 71% permukaan bumi. Sumberdaya air
yang menyangkut bentuk tubuh air di permukaan bumi dan air bawah tanah yaitu
aspek geologi yang rawan akibat kondisi lingkungan khususnya dalam bentuk
pencemaran. Air dalam lembah sungai pada dasarnya tidak dapat dilihat karena
7

ukuranya yang lebih kecil dari nilai resolusi spasianya, kecuali air pada sungai-
sungai utama yang besar.
Bagian yang tertutup oleh air dapat berupa perairan yang darat dan perairan
laut. Daratan hanya menempati luas sekitar 29% saja dari seluruh permukaan
bumi ini. Sisanya yaitu laut dan air. Semua bentuk air yang berada diatas dan
didekat permukaan bumi, 97% air di bumi berada di laut dan samudra dan 3%
nya yaitu air tawar. Kedalaman rata-rata laut hampir 4 km yang berbanding jauh
dengan panjang jari-jari bumi yang berkisar sekitas 6400 Km. Tetapi, laut tetap
merupakan tempat penampungan air terbesar di Bumi ini.
Pada 2009 seorang ahli bernama Arsyad mengungkapkan bahwa hidrologi
merupakan ilmu yang mempelajari proses penambahan, penampungan, dan
kehilangan air di bumi. Sedangkan menurut Singh (1992), hidrologi adalah ilmu
yang membahas karakteristik kuantitas dan kualitas air di bumi menurut ruang
serta waktu, termasuk proses hidrologi, pergerakan, penyebaran, sirkulasi
tampungan, eksplorasi, pengembangan maupun manajemen. Dalam bahasa
Yunani hidrologi berasal dari kata Hydro yang berarti air dan Logia yang berarti
ilmu, yang dapat disimpulkan berararti ilmu air.
Hidrologi yaitu sebuah cabang ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu
mengenai air yang ada di bumi (the science of the waters of the earth) yang
berupa cairan, padat atau gas, termasuk dalam hal ini air yang ada di sungai-
sungai, danau-danau, lautan dan air bawah tanah dengan karakteristik air
tersebut, baik sifat-sifat air, bentuk penyebaranya dan siklus air berlangsung di
muka bumi. Pengetahuan mengenai hidrologi juga akan pembantu dalam
mempelajari geomorfologi. Sama halnya dengan atmosfir, air dapat juga
menyebabka perubahan-perubahan atas roman muka bumi yang ada dan dapat
meninggalkan bekas-bekasnya.

2.7 Siklus Hidrologi

Sumber: SamhisSetiawan, 2022.


Gambar 6
Siklus Hidrologi
8

Siklus air ini berkaitan dengan besarnya permukaan air dibumi yang dikenal
dengan istilah siklus hidrologi yang dimana merukapan perputaran dan
pergerakan air di muka bumi yang tidak pernah berhenti dan jumlah air di
permukaan bumi tidak berkurang. Siklus hidrologi merupakan sebuah rangkaian
aktifitas suatu perubahan ataupun sirkulasi air dari atmosfer ke bumi lalu kembali
lagi ke atmosfer melalui kondensasi (pengembunan), presipitasi (pengendapan),
evaporasi (penguapan), dan transpirasi yang tidak pernah berhenti.
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
1. Membuat Peta Pola Aliran Sungai
2. Membuat Pola Daerah Aliran Sungai
3. Membuat Peta Water Divide
4. Membuat Peta Kerapatan Sungai
5. Perhitungan Kerapatan Sungai
6. Membuat Catchment Area
7. Membuat Peta Situasi Google Earth
8. Perhitungan debit air yang masuk ke area
9. Membuat Peta Satuan Genetika Wilayah

3.2 Pembahasan
3.2.1 Peta Pola Aliran Sungai

Gambar 3.1
Peta Pola Aliran Sungai

Peta Aliran Sungai berisi informasi obyek-obyek pada sekitar aliran sungai
tersebut. Obyek tersebut bisa berupa tutupan lahan, pemukiman dan lain
sebagainya. Pada peta pola aliran sungai di Desa Labipi Kec. Pakue Tengah,
Kab. Kolaka Utara terdapat pola aliran sungai dendritik.

9
10

3.2.2 Peta Daerah Aliran Sungai

Gambar 3.2
Peta Daerah Aliran Sungai

Pada peta daerah aliran sungai di Desa Labipi Kec. Pakue Tengah, Kab.
Kolaka Utara terdapat pola aliran sungai dendritik dengan 3 daerah aliran sungai.

3.2.3 Peta Water Divide

Gambar 3.3
Peta Water Divide

Peta water devide ini yaitu batas garis pemisah air yang bisa dipelajari dengan
melihat bentuk-bentuk punggungan yang meliputi aliran sungai utama.
11

3.2.4 Peta Kerapatan Sungai

Gambar 3.4
Peta Kerapatan Sungai

Pada peta kerapatan aliran sungai dapat diketahui kapasitas


penyimpanan air permukaan dalam suatu cekungan seperti rawa, danau dan
badan sungai yang mengalir di suatu DAS yang merupakan faktor penting dalam
menentukan kecepatan air.

3.2.5 Perhitungan Kerapatan Sungai


DAS 1
L = 0,001049 Km
A = 0,172939 Km2
KS = L/A = 0,001049 Km / 0,172939 Km2 = 0,006 Km/Km2 (Rendah/horizontla)
DAS 2
L = 0,02829 Km
A = 0,06803 Km2
KS = L/A = 0,02829 Km / 0,06803 Km2 = 0,4 Km/Km2 (Sedang/Vertikal)
DAS 2
L = 0,001165 Km
A = 0,017857Km2
KS = L/A = 0,001165 Km / 0,017857 Km2 = 0,065 Km/Km2 (Rendah/Horizontal)
12

3.2.6 Peta Catchment Area

Gambar 3.5
Peta Catchment Area

Peta catchment area dapat mengetahui tempat yang berperan menyimpan


air untuk kelangsung makhluk hidup. Catchment area yang terdapat pada peta ini
yaitu pada bagian selatan IUP yang mengarah ke utara.

3.2.7 Peta Situasi Google Earth

Gambar 3.6
Peta Situasi

Dalam peta situasi google earth ini kita dapat mengetahui kondisi
sebenernya di lapangan. Dapat diketahui bahwa peta situasi google earth ini
terdapat hutan.
13

3.2.8 Perhitungan Debit Air


Luas daerah IUP = 0,0018 m2
Luas Area pinggir = 0,00807 m2
Luas catchment area (Al) = 0,00987 m2
Koefisien run-off (c) = 0,6 (Daerah hutan)
Intesitas curah hujan (ll) = 3,8 x 10-6
Q1 = C x ll X Al
= 0,6 x 3,8 x 10-6 x 0,00987
= 2,25036 x 10-8 m3/menit

3.2.9 Peta Satuan Genetika Wilayah

Gambar 3.7
Peta Satuan Genetika Wilayah

Peta genetika wilayah dapat mengetahui kejadian wilayah yang telah


membentuk sifat bawaan atau karakteristiknya dengan sejumalh sifat yang
menentukan potensi dan kendala yang bersangkutan.
BAB IV
ANALISA

Pola aliran sungai yang terbentuk dari peta topografi ini merupakan pola
aliran dendritik. Pola aliran ini terbentuk karena pada daerah pengamatan
merupakan daerah dengan batuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh
struktur yang dimana aliran sungai mengalir dari satu titik ke segala arah, dari
elevasi tinggi ke elevasi yang rendah. Pada peta water devide hujan turun
dengan tegak lurus dikarenakan mencari jarak terdekat.
Dalam menentukan sungai dalam peta terdapat 2 jenis sumber yaitu RBI
dan SRTM yang dimana memiliki perbedaan karena terdapat2 jenis sungai yaitu
sungai musiman dan sungai permanen. Jadi ketika pemetaan di musim hujan
akan terdapat sungai.
Pada peta kerapatan sungai terdapat 3 daerah aliran sungai dengan
resistensi yang berbeda dikarenakan terdapat perhitungan yang berbeda.

14
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan laporan ini maka dapat disimpulkan beberapa poin, sebagai berikut:
1. Bentang alam menjai panorama alam yang disusun oleh elemen-elemen
geomorfologi dalam dimensi yang lebih luas yang dimana geomorfologi itu
sendiri mempelajari bentuk muka bumi dan proses-proses alam yang
membentuknya, serta pengaruh terhadap suatu kondisi tempat
berdasarkan karakteristiknya seperti elevasi, kelandaian, orientasi,
statifikasi, paparan batuan dan jenis tanah.
2. Hidrologi mempelajari tentang segala sesuatu mengenai air yang ada di
bumi (the science of the waters of the earth) yang berupa cairan, padat
atau gas, termasuk dalam hal ini air yang ada di sungai-sungai, danau-
danau, lautan dan air bawah tanah dengan karakteristik air tersebut, baik
sifat-sifat air, bentuk penyebaranya dan siklus air berlangsung di muka
bumi.
3. Peta Aliran Sungai memberikan informasi obyek-obyek pada sekitar aliran
sungai tersebut. Obyek tersebut bisa berupa tutupan lahan, pemukiman
dan lain sebagainya. Pada peta pola aliran sungai di Desa Labipi Kec.
Pakue Tengah, Kab. Kolaka Utara terdapat pola aliran sungai dendritik.
4. Pada peta kerapatan aliran sungai dapat diketahui kapasitas penyimpanan
air permukaan dalam suatu cekungan seperti rawa, danau dan badan
sungai yang mengalir di suatu DAS yang merupakan faktor penting dalam
menentukan kecepatan air.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Noor, Djauhari. 2009. “Pengantar Geologi” Bogor: Universitas Pakuan

2. Pasau, Bian, 2011, “Jenis – Jenis Peta”, Bhanuaa.blogspot.co.id. Diakses


tanggal 13 Mei 2022. Pukul 11.52 WIB.

3. Tobondo, Chery, 2015. “Klasifikasi Bentang Alam” www.academia.edu


Diakses Pada Tanggal 18 April 2022 Pada Pukul 17.43 WIB

4. Zikri, Khairul. 2018. “Geologi Umum”, Geografi UNP, Padang: Universitas


Negeri Padang.

5. Zuhdi, Muhammad. 2019. “Buku Ajar Pengantar Geologi”. Duta Pustaka


Ilmu. Mataram.

16
FORM PENILAIAN
LAPORAN

Laporan Akhir

Format Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Dapus


(10) (15) (5) (20) (30) (15) (5)

Total Nilai

17
LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai