Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb
Puji Syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT dan kepada nabi besar
kita nabi Muhammad SAW yang telah memberikan kesempatan, rahmat serta
hidayat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan akhir ini yang
membahas tentang Analisa Bentang Alam.
Terimakasih saya berikan kepada teman-teman, asisten lab. Geologi dan
juga orang-orang yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini.
Saya menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu saya mohon kritik dan juga saran agar saya dapat memperbaiki
laporan yang telah saya buat ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis,dan juga semua orang yang membaca laporan ini.
Wassalamualaikum wr wb

Bandung, 30 Mei 2016


Penulis

Muhammad Rizqi Wicaksono


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........ i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................... 1
1.2.1 Maksud................................................................................ 1
1.2.2 Tujuan.................................................................................. 1

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................ 2


2.1 Definisi Peta Geologi................................................................. 2
2.2 Perbedaan Lapisan................................................................. 3
2.3 Struktur Geologi........................................................................ 3
2.4 Simbol Peta Geologi.................................................................. 4
2.5 Fungsi Peta Geologi................................................................ 5
2.6 Bagian Pada Peta...................................................................... 5
2.7 Kemiringan Lapisan................................................................... 6

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN........................................................ 8


3.1 Tugas........................................................................................ 7
3.2 Pembahasan............................................................................. 7

BAB IV ANALISA........................................................................................ 9

BAB V KESIMPULAN................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bentang alam merupakan karakteristik dari bentuk permukaan bumi yang
disebabkan akibat proses perubahan kimia dan juga fisika. Beberapa contoh dari
bentang alam ialah gunung, bukit, lembah dll. Lempeng tektonik, erosi dan
seposisi merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
bentang alam. Selain itu ada juga tumbuhan dan makhluk hidup yang
mempengaruhi terhadap bentang alam.

Dalam Analisis bentang alam peta yang digunakan ialah peta topografi
karena pada peta topografi mengacu pada pada semua ciri ciri permukaan
bumi yang dapat diidentifikasi. Data yang didapat dari peta akan didapatkan hasil
gambar rupa bumi yang nantinya akan dipakai sebagai acuan untuk mengetahui
lokasi atau mengetahui bentuk kontur lokasi yang menjadi objek.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1. Maksud
Maksud dari dibuatnya laporan ini adalah agar praktikan dapat
menganalisis bentang alam yang berisi tentang berbagai macam aspek yang
dapat digunakan dalam menentukan daerah pertambangan, seperti catchment
area yang digunakan sebagai daerah tangkapan air.
1.2.2. Tujuan
Praktikan dapat menganalisis serta menentukan water devide.
Dapat menentukan pola aliran sungai
Dapat menghitung kerapatan sungai yang ada pada peta
.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Bentang Alam

Bentang alam merupakam karakteristik dan juga bentuk permukaan bumi


yang disebabkan oleh proses perubahan kimia serta fisika. Beberapa contoh
yang dihasilkan dari bentang alam yaitu adalah gunung, bukit, lembah dll. Ada
jenis bentang alam tingkat yang lebih tinggi yaitu samudra dan benua. Lempeng
tektonik, erosi dan seposisi merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
bentang alam.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Bentang Alam
Ada berapa faktor yang sangat mempengaruhi bentang alam, diantaranya
sebagai berikut :

Bentang alam Endogen


Bentangalam endogen adalah bentangalam yang proses
pembentukannya/ genetikanya dikontrol oleh gaya-gaya endogen, seperti
aktivitas gunungapi, aktivitas magma dan aktivitas tektonik (perlipatan dan
patahan). Bentuk bentangalam endogen secara geomorfologi dikenal sebagai
bentuk bentangalam konstruksional (constructional landforms). Adapun bentuk-
bentuk bentangalam endogen antara lain adalah :

1. Bentang alam Struktural (Structural/Tectonic Landforms)


Bentang alam Struktural adalah bentangalam yang proses
pembentukannya dikontrol oleh gayatektonik seperti perlipatan dan atau
patahan. Gambar dibawah merupakan blok diagram dari suatu patahan sesar
mendatar yang menghasilkan bentuk bentuk bentang alam Gawir, Bukir Tertekan
(pressure ridge), Sag Basin, Shutter Ridge, dan Offset River.
Sumber : http://blog.unsri.ac.id
Gambar 1
Bentang Alam
2.3 Morfologi
Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentuk
permukaan bumi serta perubahan apa saja yang dapat terjadi pada bumi.
Geomorfologi biasanya diartikan sebagai ilmu bentang alam. Orang di Eropa
menyebut fisiografi sebagai ilmu yang mempelajari rangkuman tentang iklim,
meteorologi, oceanografi, dan geografi.

Morfologi Gawir Sesar

Morfologi Gawir Sesar atau Escarpment merupakan bentang alam yang


berbentuk bukit dan pada salah satu lerengnya merupakan bidang sesar.
Morfologi ini biasanya dicirikan dengan bukit yang memanjang dengan
perbedaan tinggi yang cukup ekstrim antara bagian yang datar dan bagian bukit.
Pada umumnya bagian lereng yang merupakan bidang sesar diendapkan
material hasil erosi (talus) membentuk morfologi kaki lereng dengan berelief
landai.
Morfologi Bukit Tertekan

Morfologi Pressure Ridge atau bentang alam bukit tertekan merupakan


salah satu bentang alam yang berbentuk bukit dan juga terjadi karena gaya yang
bekerja pada suatu sesar mendatar dan disebabkan oleh tekanan yang
mengakibatkan batuan yang berada disepanjang patahan terpatahkan menjadi
beberapa bagian yang kemudian menekan batuan tersebut kearah atas

Sumber : http://blog.unsri.ac.id
Gambar 2
Morfologi Bukit Tertekan
Morfologi Perbukitan Lipatan

Morfologi perbukitan lipatan ialah bentuk bentang alam yang terdari oleh
batuan-batuan sedimen yang terlipat membentuk struktur antiklin serta sinklin.
Morfologi perbukitan lipatan mempunyai ciri khusus yaitu susunan perbukitan
dan lembah-lembah yang berpola sejajar. Genesa pembentukan morfologi
perbukitan lipatan adalah gaya tektonik yang terjadi pada salah satu cekungan
sedimen.

Sumber : http://blog.unsri.ac.id
Gambar 3
Morfologi Perbukitan Lipatan
2.4 Pola Aliran Sungai
Pola aliran merupakan gambaran dari struktur dan tipe maupun komposisi
batuan. Sedangkan kerapatan aliran mencerminkan resistensi dan kekedapan
batuan. Daerah Aliran Sungai merupakan daerah yang di batasi punggung
gunung dan air hujan yang jatuh ke daerah tersebut akan tertampung oleh
punggung gunung tersebut

Sumber :

agnazgeograph.wordpress.com
Gambar 4
Pola Aliran Sungai
2.5 Contoh Pola Aliran Sungai
Pola Aliran Rektangular
Pola aliran ini terbentuk oleh cabang sungai yang berkelok, berliku-liku,
dan juga menyambung membentuk sudut tegak lurus. Dan pola aliran ini banyak
dikendalikan oleh pola kekar atau sesar yang juga berpola berpotongan secara
tegak lurus. Dapat terbentuk pada batuan kristalin, batuan keras berlapis
horizontal.

Sumber : http://lu-nu.blogspot.co.id/
Gambar 5
Pola Aliran Rectangular
Pola Aliran Trelis

Berbentuk mirip panjang panjang atau pola trali pagar. Pola ini
merupakan ciri dari sungai yang berada pada batuan yang berlipat dan miring
kuat. Sungai sungai yang lebih besar cenderung mengikuti singkapan dari
batuan lunak dan jurus (subsekuen), cabang-cabang sungainya yang masuk dari
kiri kanannya adalah berjenis obsekuen atau resekuen. Induk sungai yang
memotong arah struktur utama mungkin karena superposisi.

Sumber : http://lu-nu.blogspot.co.id/
Gambar 6
Pola Aliran Trelis
Pola Aliran Annular

Pola aliran ini dapat terbentuk di daerah kubah struktural yang telah
terkikis sehingga sungai yang ukuran nya besar mengalir melingkar mengikuti
struktur dan batuan yang lunak. Pola aliran annular dengan sungai ini berjenis
subsekuen.

Sumber : http://lu-nu.blogspot.co.id/
Gambar 7
Pola Aliran Annular
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
Menggambarkan pola aliran sungai.
Menghitung kerapatan sungai.
Menentukan water devide pada peta topografi.
Menentukan catchment area.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pembuatan Pola aliran sungai dan Kerapatan sungai.
Pada pembuatan atau penentuan pola aliran sungai bisa ditentukan dari
data sungai yang telah ada pada peta topografi, dan ditambahkan sungai
musiman dengan cara mencari kontur yang berbentuk huruf U mengarah ke hulu
sungai. Setelah pola aliran di dapat kita dapat menghitung kerapatan sungai
dengan cara menghitung setiap panjang sungai pada satu grid dan bisa
menggunakan rumus :
L
A

Keterangan : KS = Kerapatan Sungai


L = Panjang total sungai di cekungan pengairan (km)
A = Luas area cekungan (km2)
Setelah semua grid di hitung, langkah selanjutnya adalah memberi nilai
serta simbol pada kerapatan sungai. Dengan ketentuan :
Sumber :
Praktikum Geologi, 2016
Gambar 3.1
Karakteristik Kerapatan sungai

3.2.2 Pembuatan catchment area dan water devide

Pembuatan catchment area bisa dilakukan setelah menentukan water


devide pada daerah tersebut, selanjutnya dilihat dari arah aliran air kita bisa
menentukan daerah yang bisa dijadikan daerah pertambangan dan juga
catchment area nya. Setalah menentukan daerah IUP nya, jiplak pada kalkir dan
hitung luas daerah IUP dan catchment area nya. Setelah dihitung kita dapat
menyimpulkan dari hasil besar daerah IUP dan luas daerah catchment area yang
telah di tentukan.
Sumber :
Praktikum Geologi, 2016
Gambar 3.2
Water Devide

Sumber : Praktikum Geologi, 2016


Gambar 3.3
Pola Aliran Sungai

Sumber : Praktikum Geologi, 2016


Gambar 3.4
Catchment area

Sumber : Praktikum Geologi, 2016


Gambar 3.5
Kerapatan Sungai
BAB IV
ANALISA

Dari hasil peta yang telah dibuat ada beberapa analisa yang dapat di
tentukan, yang pertama ialah pola aliran sungai, pola aliran sungai yang terdapat
pada daerah tersebut diantaranya dendritik,trelis,serta paralel. Terdapat sungai
utama dan juga anak sungai atau sungai musiman, cara menentukan nya ialah
anak sungai selalu mengarah ke sungai utama. Selanjutnya kerapatan aliran dari
hasil perhitungan yang telah dibuat yaitu dominan denritus kasar dengan
besaran >0,8. Dan karakteristik kerapatan aliran dominan sedang (0,25-10) yaitu
alur sungai yang melewati batuan dengan resistensi lunak, sehingga
mengakibatkan angkutan batuan sedimen yang terangkut akan lebih besar.
Setelah dihitung dan di tentukan ternyata luas dari catchment area lebih
besar dari daerah IUP, yang berarti bisa berdampak buruk terhadap daerah IUP,
akan tetapi kita harus menentukan dan menghitung intensitas curah hujan dan
debit air yang masuk sehingga baru dapat disimpulkan merugikan atau tidak
terhadap daerah IUP.
Untuk morfologi pada daerah IUP setelah di buat dari peta sebaran batuan
dapat disimpulkan bahwa daerah tersebut dominan batu pasir yang menandakan
batuan sedimen dan juga daerah IUP termasuk daerah yang berbukit yang
artinya berjalan lurus dengan genesa batuan sedimen yang terbentuk karena
transportasi ke tempat yang lebih rendah.
BAB V
KESIMPULAN

Pembuatan kerapatan sungai berfungsi sebagai data yang bisa dijadikan


sebagai acuan sebagai penempatan cathment area dan juga daerah IUP yang
akan di bangun nantinya, karena dengan ada nya data tersebut kita bisa melihat
serta membandingkan apakah akan merugikan proses pertambangan nantinya

Pada peta yang dijadikan untuk menentukan catchment area dapat


disimpulkan bahwa kerapatan aliran dari hasil perhitungan yang telah dibuat
yaitu dominan denritus kasar dengan besaran >0,8. Dan karakteristik kerapatan
aliran dominan sedang (0,25-10) yaitu alur sungai yang melewati batuan dengan
resistensi lunak, sehingga mengakibatkan angkutan batuan sedimen yang
terangkut akan lebih besar. Dan itu artinya bahan galian tambang yang terdapat
daerah tersebut dominan batuan sedimen, untuk lebih jelasnya kita harus
membuat penampang agar terlihat setiap lapisan sebaran batuan pada daerah
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2015, Diktat penuntun Praktikum Geologi Umum Universitas


Islam Bandung, Bandung Diakses pada 30 Mei 2016, Pukul 19.00 WIB

Noor., Djauhari., 2009, Proses-proses Geologi


http://blog.unsri.ac.id/userfiles/Bab-4+Proses+Proses+Geologi.pdf.
Diakses pada 30 Mei 2016, Pukul 19.30 WIB

Taufik., 2015, Geomorfologi relief pola aliran. http://taufik.staff.ugm.ac.id/wp-


content/uploads/Materi-3-PJ-Geomorfologi-relief-pola-aliran.pdf.
Diakses pada 30 Mei 2016, Pukul 18.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai