Anda di halaman 1dari 2

Gregorio Adri Prawira

03411540000020
Eksplorasi Air Tanah A
TUGAS EKSPLORASI AIR TANAH 03

1. Jelaskan air tanah mengontrol proses vulkanisme !


Jawab :
Air tanah pada daerah vulkanik umumnya terdapat di kaki gunung dimana terdapat
vegetasi yang dapat mengikat air yang turun akibat presipitasi dan run-off. Sedangkan akuifer air
tanah tidak mungkin berada di bagian atas gunung. Hal tersebut didukung dengan bukti bahwa
tidak ada vegetasi yang tumbuh di daerah tersebut sehingga sebagian air dari hujan akan
mengalami turun ke kaki gunung. Adanya batuan beku, dan pada kasus di daerah Tagog Apu,
Bandung juga merupakan batugamping, dapat menjadi lapisan kedap air yang menahan air tanah
sehingga dapat membentuk akuifer tertahan. Namun adanya proses geohidrologi pada daerah
vulkanik dapat membentuk daerah karst dan juga karst spring. Dari situ dapat disimpulkan bahwa
proses air tanah tidak mengontrol proses vulkanisme namun proses vulkanisme dapat mengontrol
jenis dan letak air tanah berdasarkan geologi daerah vulkanik yang dihasilkan dari proses
vulkanisme tertentu. Hal ini berdasarkan penelitian Arief Muhammad terhadap hidrogeologi mata
air dan pengelolaan air tanah pada daerah batugamping dan vulkanik di Desa Tagog Apu dan Desa
Tarentong, Kabupaten Bandung Barat serta Desa Cigadung, Kotamadya Bandung.

2. Jelaskan air tanah mengontrol :


a. Gempa bumi;
Jawab :
Kondisi dan letak air tanah dapat mempengaruhi dan bahkan dapat menyebabkan
terjadinya gempa bumi dengan kondisi tertentu. Pengaruh air tanah terhadap gempa bumi
terlihat pada permukaan air tanah yang dangkal. Jika terjadi gempa bumi di dekat atau tepat di
daerah yang tersusun dari endapan pasir dan juga mempunyai permukaan air tanah yang
dangkal, maka daerah tersebut terjadi gejala liquifaksi, dimana kekuatan atau ketahanan/daya
dukung tanah menghilang dengan cepat akibat getaran. Hal ini secara tidak langsung
memperbesar amplitudo gelombak seismic gempa dan juga mengakibatkan penurunan
permukaan di daerah tersebut. Hal itu meningkatkan kekuatan gempa dan gempa menjadi lebih
destruktif. Contohnya ialah Gempa pada di daerah Pleret, Bantul, Yogyakarta.
Selain itu, dengan kondisi tertentu, yakni ekstraksi air tanah yang berlebihan dan daerah
berada di dekat patahan/sesar dapat mengakibatkan gempa bumi. Ekstraksi air tanah yang
berlebihan pada daerah patahan dapat mengakibatkan pelepasan beban air tanah, sehingga
dapat menambah beban pada patahan tersebut sehingga patahan bergerak(pecah) dan
menimbulkan gempa. Tidak hanya itu, gempa menjadi lebih besar kekuatannya karena tekanan
tersebut. Contohnya ialah Gempa di Lorca, Madrid pada tahun 2011 yang disebabkan oleh
kelebihan tekanan terhadap patahan Alhama de Murcia akbiat dari ekstraksi air tanah
berlebihan. Namun, gempa ini juga didukung dari defomasi regional yang terjadi berabad-abad.

b. Longsor
Jawab :
Gregorio Adri Prawira
03411540000020
Eksplorasi Air Tanah A
Tanah longsor merupakan salah satu bentuk dari pergerakan tanah dalam skala besar. Air
tanah tidak langsung mempengaruhi terjadinya tanah longsor. Beberapa faktor seperti faktor
topografi, jenis tanah, geologi daerah dan tingkat kemiringan tanah mempengaruhi terjadinya
longsor. Air tanah berpengaruh jika terjadi infiltrasi secara terus-menerus secara berlebihan
atau air yang masuk ke dalam tanah mengakibatkan muka air tanah naik sehingga permukaan
(atau mendekaati permukaan tanah) menjadi jenuh. Tanah yang jenuh tersebut, ditambah
dengan tanah yang berjenis lempung dan berada di daerah dengan ketinggian yang tinggi serta
mempunyai kemiringan muka tanah yang besar (>45o) mengakibatkan tanah tersebut turun
dalam volume yang cukup besar ke daerah permukaan tanah lebih rendah. Proses itu juga
didukung dengan kondisi cuaca yang sedang hujan sehingga dapat sambil terjadi proses run-off
dimana menyebabkan material tanah turun bersama air run-off dalam volume yang besar.

c. Bentang Alam
Jawab :
Kondisi air tanah, seperti muka air tanah mempengaruhi muka bumi atau bentang alam.
Hal ini terlihat pada proses pelapukan tanah dan juga peretakan tanah. Pada proses pelapukan
tanah dapat disebabkan karena adanya air tanah yang membeku akibat suhu yang sangat rendah.
Hal tersebut membuat tanah mengalami ‘perusakan’ dimana butiran tanah menjadi semakin
kecil dan halus. Selain itu air juga dapat berfungsi sebagai medium transportasi material tanah
sehingga terjadi perubahan bentang alam.
Selain itu, jika pada kondisi musim kemarau, air tanah akan berkurang akibat evaporasi
yang besar sehingga mengurangi berat beban tanah total. Jika berat air tanah sangat kurang
(atau bahkan ridak ada) makan berat faktor kohesi tanah lebih besar dari berat tanah itu sendiri.
Akibatnya terjadi terjadi tarik-menarik antar bagian-bagian tanah dan tanah mengalami
keretakan. Gejala ini terjadi seringkali di daerah arid ataupun tropic pada musim kemarau.
Contoh kasusnya ialah kekeringan di Situ Cilodong, Kalibaru, Depok pada September 2015 yang
mengakibatkan keretakan tanah.

Anda mungkin juga menyukai