Anda di halaman 1dari 17

PREPARAT PLANKTONIK

Nurrahmani Parakkasi1, Tiara Nur Amalia Jehan2


1
Praktikan Laboratorium Mikropaleontologi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin
2
Asisten Laboratorium Mikropaleontologi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Mikropaleontologi adalah salah satu cabang dari Paleontologi yang membahas semua sisa
organisme yang mikroskopis atau yang hanya bisa diamati dengan mikroskop. Praktikum
ini bermaksud untuk mempelajari dan mengenal fosil foraminifera planktonik dan
bentonik dengan tujuan agar praktikan dapat membedakan dan mendeskripsi fosil
foraminifera planktonik dan bentonik. Dalam praktikum ini, metode yang digunakan
adalah metode pengamatan langsung pada peraga fosil foraminifera planktonik dan
bentonik, kemudian mendeskripsi fosil tersebut dan menggambarnya. Adapun hasil dari
praktikum ini adalah pendeskripsian sampel peraga bentonik dimulai dari taksonomi
dengan menggunakan bantuan Chusman, sedangkan untuk peraga planktonic digunakan
klasifikasi Postuma, selanjutnya pendeskripsian bagian-bagian tubuh fosil seperti susunan
kamr, jumlah kamar, bentuk test, bentuk kamar, aperture, ornamen dan lingkungan
pengendapan. Adapun cara membedakan fosil bentonik dan planktonik adalah dilihat dari
bentuknya. Pada umumnya, fosil planktonik memiliki bentuk yang globular, sedangkan
fosil bentonik memiliki bentuk yang konikal, tabular dan atau spherikal.

Kata kunci: Mikropaleontologi, Foraminifera, Planktonik, Bentonik.

I. Pendahuluan berukuran mikro yang berukuran


kurang dari 5 milimeter sehingga
Mikropaleontologi adalah ilmu
dalam melakukan kegiatan berupa
yang mempelajari adanya jejak –
pengamatan fosil dibutuhkan alat
jejak atau sisa organisme masa
bantu untuk memudahkan proses
lampau yang telah menjadi fosil, dan
penelitian dan pendeskripsian fosil
berukuran relatif kecil atau
tersebut.
Mikrofosil sangat penting bagi terjebak dalam lumpur atau pasir dan
seorang geologist untuk dipelajari kemudian jasadnya tertutup oleh
karena merupakan sarana penting endapan lumpur. Endapan lumpur
untuk mengetahui umur batuan dan tersebut akan mengeras menjadi batu
lingkungan pengendapan suatu di sekeliling mahluk hidup yang
daerah. terkubur tersebut.
Praktikum ini bermaksud untuk Dari fosil yang ditemukan,
mempelajari dan mengenal fosil yang paling banyak jumlahnya
foraminifera planktonik dan bentonik adalah yang sangat lembut
dengan tujuan agar praktikan dapat ukurannya seperti serbuk sari,
membedakan dan mendeskripsi fosil misalnnya foraminifera, ostracoda
foraminifera planktonik dan dan radiolarian. Sedangkan, hewan
bentonik. yang besar biasanya hancur bercerai-
cerai dan bagian tertentu yang
II. Tinjauan Pustaka
ditemukan sebagai fosil. Fosil hanya
II.1 Definisi Fosil terdapat padab batuan sedimen dan

Fosil, dari bahasa batuan metamorf. Sedangkan pada

Latin fossa yang berarti "menggali batuan beku, fosil tidak akan

keluar dari dalam tanah”. Fosil dijumpai karena batuan beku

adalah semua sisa, jejak, ataupun merupakan hasil pembekuan magma.

cetakan dari manusia, binatang, dan 2.2 Definisi Foraminifera


tumbuh-tumbuhan yang telah
Foraminifera adalah organisme
terawetkan dalam suatu endapan
satu sel yang memiliki cangkang
batuan dari masa geologi atau
kalsit dan merupakan salah satu
prasejarah yang telah berlalu. Karena
organisme dari kingdom protista
terawetkan berjuta-juta tahun yang
yang sering dikenal dengan
lalu fosil menjadi petunjuk penting
rhizopoda (kaki semu). Foraminifera
mengenai sejarah bumi.
adalah kerabat dekat Amoeba, hanya
Fosil mahluk hidup terbentuk
saja amoeba tidak memiliki
ketika mahluk hidup pada zaman
dahulu (lebih dari 11.000 tahun)
cangkang untuk melindungi Fosil benthonik juga dapat
protoplasmanya. digunakan dalam memecahkan
masalah geologi antara lain sebagai
2.2.1 Foraminifera Bentonik
berikut.
Foraminifera bentonik a. Sebagai fosil petunjuk
merupakan jenis foraminifera yang b. Digunakan dalam pengkorelasian
hidup dengan cara menambatkan diri batuan
dengan menggunakan vagil atau sesil c. Penentuan lingkungan
serta hidup didasar laut pada pengendapan pada lapisan
kedalaman tertentu. Foraminifera batuan.
dapat didefenisikan sebagai
1. Cangkang
organisme bersel tunggal yang
Karakter dasar foraminifera
hidupnya secara akuatik (terutama
adalah adanya cangkang membentuk
hidup di laut), mempunyai satu atau
kamar-kamar yang dihubungkan oleh
lebih kamar yang terpisah satu sama
pori-pori halus (foramen). Cangkang
lain oleh sekat (septa) yang
foraminifera dapat terbentuk dari zat-
ditembusi oleh banyak lubang halus
zat yang gampingan, silikaan, chitin
(foramen).
ataupun aglutin yang sangat resisten,
Foraminifera benthonik dapat
sehingga golongan ini banyak yang
hidup pada lingkungan dengan
terawetkan sebagai fosil.
kedalaman-kedalaman tertentu yakni
sebagai berikut.
a. Hidup pada kedalaman antara 0-
100 meter (litoral)
b. Hidup pada kedalaman antara 0-
200 meter (neritik)
c. Hidup pada kedalaman 200-2000
meter (bathyal) Gambar 2.1 Bagian-bagian
d. Hidup pada kedalaman >2000 penyusun cangkang
meter (abysal)
2. Susunan Cangkang
Foraminifera membentuk b. Berbentuk botol (flash shaped),
terdapat pada kebanyakan
cangkang atas satu atau beberapa
subfamily proteonaniae.
kamar. Berdasarkan jumlah kamar
Contoh: Lagena.
yang dipunyainya, dapat diketahui c. Berbentuk tabung (tabular),
terdapat pada kebanyakan
berupa Monotalamus test
subfamily Hyperminidae.
(uniloculer) yaitu cangkang
Contoh: Hyperammina,
foraminifera yang terdiri atas satu Bathysiphon
d. Berbentuk antara kombinasi
kamar atau bentuk cangkang
botol dan tabung. Contohnya :
sederhana. Sedangkan yang kedua
Lagena.
adalah Polithalamus yaitu mikrofosil
b. Bentuk Cangkang Polytalamus
bentonik yang tersusun lebih dari Polythalamus merupakan suatu

satu kamar test (multiloculer) yaitu susunan kamar dan bentuk akhir
kamar foraminifera yang memiliki
cangkang foraminifera terdiri atas
lebih dari satu kamar. Misalnya
banyak kamar (kompleks). uniserial saja atau biserial saja.

a. Susunan Test Monotalamus Macam-macam polythalamus antara

Monothalamus yaitu susunan lain:

dan bentuk kamar-kamar akhir 1. Uniserial yaitu test yang

foraminiferayang hanya terdiri dari tersusun dalam satu susunan

satu kamar. Macam-macam dari kamar

bentuk monothalamus antara lain 2. Biserial yaitu test yang

adalah : tersusun oleh dua baris kamar

a. Bentuk globular atau bola atau yang terletak berselang-seling.

spherical, terdapat pada Contoh : Textularia

kebanyakan subfamily 3. Teriserial yaitu test yang

saccaminidae. Contohnya: tersusun oleh tiga baris kamar

Saccammina
yang terletak berselang-seling.
Contoh : Uvigerina, Bulimina.

b.

3. Bentuk Test
Seluruh ordo foraminifera
memiliki cangkang yang dinamakan
test, kecuali pada beberapa bentuk
primitif. Test foraminifera memiliki
satu atau lebih kamar. Kamar yang
pertama kali terbentuk berbentuk
bulat dengan satu aperture atau
lubang mulut. Selanjutnya tersusun
kamar-kamar dari yang berbentuk
batang atau tabung (tabular), bulat,
ovate, hingga bentuk lainnya.

Gambar 3.2 Bentuk Test

4. Bentuk Kamar
Bentuk kamar adalah bentuk
untuk masing-masing pembentuk
test cangkang foraminifera. Adapun a. Suture
bentuk bentuk kamar diantaranya 1. Bridge: bentuk seperti
Spherical, Pyriform, Globular, jembatan
Oved, Angular truncate, 2. Limbate: bentuk suture yang
Tubulospinate, Cyclical, Flatulose, menebal
Tabular, dan Semicirculer. 3. Retral processes: bentuk suture
zig-zag
5. Aperture
4. Raisced bosses: bentuk
Aperture adalah lubang utama
tonjolan
pada cangkang foraminifera yang
b. Peri-peri
biasanya berfungsi sebagai mulut
1. Keel: lapisan tepi yang tipis
atau juga jalan keluarnya
dan bening
protoplasma. Adapun macam
2. Spine: lapisan yang
aperture diantaranya, Bundar
menyerupai duri runcing
(berbentuk bulat), Cribate (bulat
3. Permukaan Cangkang
dengan bagian atasnya lebih besar
4. Punctuate: berbintik-bintik
dibanding bagian bawahnya),
5. Smooth: mulus/licin
Phyaline (lubang bulat, mempunyai
6. Reticulate: mempunyai sarang
bibir dan leher), Crescentric
lebah
(berbentuk tapal kaki kuda), Slitlike
7. Pustulose: tonjolan-tonjolan
(berbentuk lubang sempit
bulat
memanjang), Multiple (lubang bulat
8. Cancallate: tonjolan-tonjolan
dan kadang-kadang berbentuk
memanjang
saringan) dan Radiate (lubang bulat
c. Umbilicus
dengan sejumlah galengan yang
1. Umbilical plug: umbilical yang
memancar dari pusat lubang.
mempunyai penutup

6. Hisasan atau Ornamen 2. Deeply umbilical: umbilical

Hiasan dipakai sebagai penciri yang berlubang dalam

khas untuk genus atau spesies. 3. Open umbilical: umbilical

Berdasarkan letaknya, hiasan dibagi yang terbuka lebar

atas beberapa :
4. Ventral umbo: umbilicus yang bola.
menonjol ke permukaan • Zig-zag : bentuk berkelok-kelok.
d. Aperture • Spherical : bentuk bola.
1. Tooth: menyerupai gigi • Palmate : bentuk daun.
2. Lip/rim: bentuk bibir aperture • Discoidal : bentuk cakram.
yang menebal • Fusiform : bentuk gabungan.
3. Bulla: bentuk segienam teratur • Biumblicate : mempunyai dua
4. Tegilla: bentuk segienam tidak umbilicus.
teratur • Biconvex : cembung dikedua sisi.
• Flaring : bentuk seperti obor.
2.2.2 Foraminifera Planktonik
• Spironvex : cembung disisi dorsal.
Foraminifera planktonik • Umbiliconvex : cembung disisi
merupakan organisme yang hidup ventral.
dengan cara melayang-layang di laut. • Lenticular biambornate : bentuk
Fosil foraminifera planktonik lensa.
digunakan untuk penentuan umur 2. Susunan Kamar
relatif batuan, untuk eksplorasi a. Planispiral
minyak (oil), dan lain-lain. Sifat-sifatnya:
 Terputar pada satu bidang
1. Bentuk Test
 Semua kamar telihat
Bentuk test adalah bentuk
Pandangan, serta jumlah kamar
keseluruhan daripada cangkang
ventral dan dorsal sama.
foraminifera. Ada beberapa bentuk
b. Trochospiral
test pada fosil foraminifera
Sifat-sifatnya:
planktonik antara lain :
 Terputar tidak dalam satu bidang
• Tabular : bentuk tabung.
• Bifurcating : bentuk cabang.  Pandangan serta jumlah kamar

• Radiate : bentuk radial. ventral dan dorsal berbeda.

• Arborescent : bentuk pohon. Sisi Ventral:

• Irregular : bentuk tak teratur.  Jumlah kamar lebih sedikit,

• Hemispherical : bentuk setengah karena hanya kamar pada


putaran terakhir terlihat.
 Terlihat adanya aperture utama yang menyerupai zat tanduk,
 Terlihat adanya umbilicus. fleksibel dan transparan, biasanya
Sisi Dorsal: berwarna kuning dan tidak berpori
 Jumlah kamar lebih banyak. (imperforate.

 Semua kamar dan putarannya 1. Dinding aglutin atau arenaceos.

terlihat. Dinding aglutin atau arenaceous

 Kelihatannya adanya putaran. adalah dinding test yang terbuat dari

3. Bentuk Suture material asing yang direkatkan satu

Suture adalah garis yang sama lain dengan semen.

terlihat pada dinding luar test dan b. Dinding silikaan (siliceous).


merupakan perpotongan antara septa Dinding tipe ini jrang
dan dinding kamar. Macam-macam ditemukan. Material silikaan dapat
bentuk suture adalah: dihasilkan oleh organisme itu
 Tertekan (melekuk), rata atau sendiri atau dapat juga merupakan
muncul dipermukaan test material sekunder dalam
 Lurus, melekuk lemah, sedang pembentukannya. Contoh
dan kuat. foraminifera yang dapat mempunyai
 Suture yang mempunyai hiasan. dinsing silikaan adalah golongan
Ammodiscidae, Hypermminidae,
4. Komposisi Penyusun Test
Silicimidae, dan beberapa spesies
Penelitian pada cangkang
dari golonhan Miliolidae.
foraminifera resen, dinding cangkang
dapat terdiri atas beberapa macam c. Dinding gampingan.

sebagaimana yang dijelaskan berikut Williamson (1958), dalam

ini. pengamatannya pada foraminifera


resen, mengklasifikasikan tipe
a. Dinding Khitin atau Tektin.
dinding gampngan ini menjadi dua,
Dinding khitin atau tektin
yaitu dinding porselen dan hyalin.
merupakan bentuk dinding yang
paling primitif pada foraminifera.
 Dinding porselen
Dinding ini terbuat dari zat organik
Terbuat dari zat gampingan, aperture utama interiomarginal:
tidak berpori, mempunyai a. Primary aperture interiomarginal
kenampakan seperti porselen, umbilical adalah aperture utama
dengan sinar langsung (episkopik) yang terletak di umbilicus atau pusat
berwarna opak (buram) dan putih, putaran.
dengan sinar transmisi (diaskopik) b. Primary aperture interiomarginal
berwarna amber. umbilical extra umbilical adalah
 Dinding hyalin (vitrocalcarea) aperture interiomarginal terletak
Hampir kebanyakan foraminifera pada daerah umbilicus dan melebar
mempunyai dinding tipe ini. Tipe sampai peri-peri atau ke tepi.
dinding ini merupakan dinding c. Primary aperture interiomarginal
gampingan bersifat bening dan equatorial adalah aperture
transparan, berpori. Umumnya, yang interiomarginal yang terletak di
berpori halus dianggap lebih primitif daerah equatorial.
daripada yang berpori kasar.
6. Ornamen (Hiasan) Foraminifera
Jumlah Putaran dan Jumlah Kamar
\
Ornamen adalah aneka struktur
5. Aperture mikro yang menghiasi bentuk fisik
Aperture merupakan lubang cangkang foraminifera. Hiasan ini
utama pada test foraminifera yang merupakan cerminan dari upaya
biasanya terletak pada bagian kamar mikroorganisme ini dalam
yang terakhir. Aperture ini berupa beradaptasi terhadap lingkungannya.
sebuah lubang yang berfungsi untuk Berdasarkan letaknya hiasan dapat
memasukkan makanan dan juga dibagi menjadi:
untuk mengeluarkan protoplasma. a. Pada Suture, antara lain;
Khusus foraminifera golongan  Suture bridge : bentuk suture
plankton bentuk maupun variasi menyerupai jembatan
aperturenya lebih sedehana,  Suture limbate : bentuk suture
kebanyakan golongan ini mempunyai yang tebal
bentuk aperture utama
 Retral processes : bentuk
intreriomarginal. Macam-macam
suture zig-zag
 Raised bossed : suture yang  Smooth : permukaan yang
berbentuk benjolan-benjolan. licin
 Punctate : permukaan yang
b. Pada Umbilicus, antara lain;
berbintik-bintik
 Deeply umbilicus : umbilicus
 Reticulate : permukaan
yang berlubang dalam
seperti sarang madu
 Open umbilicus : umbilicus
 Pustucolate : permukaan
yang terbuka lebar
dipenuhi oleh tonjolan-
 Umbilicus plug : umbilicus
tonjolan bulat
yang mermpunyai penutup
 Ventral umbo : umbilicus III. Metodologi
yang menonjol di permukaan. 3.1 Tahap Persiapan
c. Pada Peri - peri, antara lain; Sebelum praktikum dimulai,
 Keel : lapisan tepi yang tipis praktikan mempersiapkan alat dan
dan bening bahan yang akan digunakan saat
 Spine : bentuk luar daripada praktikum.
cangkang menyerupai duri
3.2 Tahap Praktikum
d. Pada Aperture, antara lain;
Setelah menyiapkan alat dan
 Lip atau rim : bibir aperture
bahan praktikum, maka praktikan
yang menebal
mulai mendeskripsi fosil bentonik
 Flap : bibir aperture dan planktonik kemudian
menyerupai anak lidah menggambarnya.
 Tooth : bentuk menyerupai
gigi 3.3 Tahap Pembuatan Jurnal

 Bulla dan Tegilla :Bulla Setelah praktikum, praktikan


berbentuk segi enam teratur, melakukan asistensi jurnal dan
Tegilla berbentuk segi enam lampiran bersama asisten yang telah
tidak teratur . ditunjuk. Satu minggu setelah
praktikum, jurnal dikumpul sebelum
e. Pada Permukaan Test, antara
lain;
melakukan praktikum acara susunan kamar polythalamus
selanjutnya. (uniserial tanpa leher) yang
mempunyai jumlah kamar pada
Tabel 3.1 Flowchart Tahapan Praktikum ventral berjumlah 1 kamar dan pada
dorsal berjumlah 9 kamar. Adapun
Tahap Pendahuluan
bentuk test fosil ini yaitu konikal,
bentuk kamar tabular, dan
aperturenya berbentuk bundar. Ada
Tahap Praktikum
beberapa ornamen pada fosil ini
yaitu pada permukaan test smooth.
Adapun spesies dari fosil
Tahap Pembuatan Jurnal foraminifera bentonik ini yaitu
Nodogerina lepida Chusman. Genus
Nodogerina, famili
Nodogerinanidae, dan ordo
IV. Hasil dan Pembahasan foraminifera

4.1 Fosil Bentonik 4.1.2 Peraga 2

4.1.1 Peraga 1

Foto 4.2 Monolysidium politum Chapman

Foto 4.1 Nodogerina lepida Chusman


Pada peraga 2 merupakan fosil
Pada peraga 1 merupakan fosil foraminifera bentonik dengan
foraminifera bentonik dengan susunan kamar polythalamus
(uniserial tanpa leher) yang (uniserial tanpa leher) yang
mempunyai jumlah kamar pada mempunyai jumlah kamar pada
ventral berjumlah 1 kamar dan pada ventral berjumlah 1 kamar dan pada
dorsal berjumlah 12 kamar. Adapun dorsal berjumlah 1 kamar. Adapun
bentuk test fosil ini yaitu konikal, bentuk test fosil ini yaitu spherical,
bentuk kamar tabular, dan bentuk kamar spherical, dan
aperturenya berbentuk radiate. Ada aperturenya berbentuk bundar. Ada
beberapa ornamen pada fosil ini beberapa ornamen pada fosil ini
yaitu pada permukaan test axial yaitu pada permukaan test smooth,
costae. dan aperture tooth. Fosil ini
Adapun spesies dari fosil menentukan lingkungan
foraminifera bentonik ini yaitu pengendapan pada zona III (90 – 300
Monolysidium politum Chapman. m).
Genus Monolisidium, famili Adapun spesies dari fosil
Monolisidiumidae, dan ordo foraminifera plantonik ini yaitu
foraminifera Lagena trinitatensis. Genus Lagena,
4.1.3 Peraga 3 famili Lagenanidae, dan ordo
foraminifera

4.1.4 Peraga 4

Foto 4.3 Lagena trinitatensis

Pada peraga 3 merupakan fosil


foraminifera bentonik dengan Foto 4.4 Pyrgo subhaencan
susunan kamar monothalamus
Pada peraga 7 merupakan fosil termasuk dalam taksonomi Ordo
foraminifera plantonik dengan Foraminifera, Famili
susunan kamar planispiral yang Elphidiumnidae, Genus Elphidium,
mempunyai jumlah kamar pada dan Spesies Elphidium frimbiatulum
ventral berjumlah 1 kamar dan pada CUSHMAN.
dorsal berjumlah 1 kamar. Adapun Peraga ini memiliki susunan
bentuk test fosil ini yaitu globular, kamar yaitu monotalamus
bentuk kamar globular. Ada (planispiral). Jumlah kamar pada
beberapa ornamen pada fosil ini ventral ialah 1 kamar dan dorsal 1
yaitu pada permukaan test smooth. kamar. Bentuk test dari fosil ini ialah
Umur geologi dari fosil ini yaitu lenticular atau memiliki dua katub
Miosen tengah - quarter yang simetri satu sama lain, dan
Adapun spesies dari fosil bentuk kamarnya ialah oved atau
foraminifera plantonik ini yaitu bentuknya agak bundar sampai
Pyrgo subhaencan. Genus Pyrgo, lonjong. Jumlah kamar pada ventral
famili Pyrgonidae, dan ordo ialah 15 kamar dan dorsal 15 kamar.
foraminifera Aperturnya memiliki bentuk cribate
4.1.5 Peraga 4 atau apertur yang bagian atasnya
lebih besar dibanding bagian
bawahnya . Pada peraga fosil ini
dijumpai hiasan concellate atau
tonjolan-tonjolan lonjong pada
permukaan test, dan open umbilicus
atau pusat perputaran kamrnya
terlihat dengan jelas atau terubuka
pada umbilicus.
Berdasarkan Klasifikasi
Foto 4.5 Elphidium frimbiatulum Natland (1933) maka lingkungan
CUSHMAN
pengendapan dari fosil Elphidium

Peraga dengan nomor urut 8 frimbiatulum CUSHMAN berada

dan nomor peraga 27. Peraga ini


pada zona 1-2 dengan kedalaman 0- susunan kamar planispiral yang
90 meter. mempunyai jumlah kamar pada
ventral berjumlah 4 kamar dan pada
dorsal berjumlah 6 kamar. Adapun
bentuk test fosil ini yaitu
biumbilicate, bentuk kamar
tubulaspinate semiculcular, dan
aperturenya berbentuk equatorial.
Ada beberapa ornamen pada fosil ini
yaitu pada permukaan test smooth,
suture bridge, aperture tooth,
umbilicus ventral, dan peri-peri
spine. Adapun umur geologi dari
fosil ini yaitu Upper
Adapun spesies dari fosil
4.2 Fosil Planktonik foraminifera plantonik ini yaitu
Hantkenina brevispina CUSHMAN.
4.2.1 Peraga 1
Genus Hantkenina, famili
Hantkeninanidae, dan ordo
foraminifera

4.2.2 Peraga 2

Foto 4.6 Hantkenina brevispina


CUSHMAN

Pada peraga 5 merupakan fosil


foraminifera plantonik dengan
Foto 4.7 Orbulina universa D’ORBIGNY Pada peraga 6 merupakan fosil
Pada peraga 5 merupakan fosil foraminifera plantonik dengan
foraminifera plantonik dengan susunan kamar trochospiral yang
susunan kamar planispiral yang mempunyai jumlah kamar pada
mempunyai jumlah kamar pada ventral berjumlah 4 kamar dan pada
ventral berjumlah 1 kamar dan pada dorsal berjumlah 9 kamar. Adapun
dorsal berjumlah 1 kamar. Adapun bentuk test fosil ini yaitu
bentuk test fosil ini yaitu globular, biumbilicate, bentuk kamar globular,
bentuk kamar globular. Ada dan aperture extra umbilical. Ada
beberapa ornamen pada fosil ini beberapa ornamen pada fosil ini
yaitu pada permukaan test smooth. yaitu pada permukaan test smooth,
Umur geologi dari fosil ini yaitu suture bridge, aperture flap,
Miosen tengah - quarter umbilicus depply umbilicus, dan
Adapun spesies dari fosil peri-peri extra processess
foraminifera plantonik ini yaitu Adapun spesies dari fosil
Orbulina universa D’ORBIGNY. foraminifera plantonik ini yaitu
Genus Orbuliina, famili Hedbergella washitensis Genus
Orbulinanidae, dan ordo Hedbergella, famili
foraminifera Hedbergellanidae, dan ordo
foraminifera.
4.2.3 Peraga 3
4.2.4 Peraga 4

Foto 4.8 Hedbergella washitensis Foto 4.9 Sphaeroidinella subdehiscens


Pada peraga 6 merupakan fosil
foraminifera plantonik dengan Foto 4.10 Globorotalia tumida

susunan kamar trochospiral yang Pada peraga 8 merupakan fosil

mempunyai jumlah kamar pada foraminifera plantonik dengan

ventral berjumlah 3 kamar dan pada susunan kamar planispiral yang

dorsal berjumlah 4 kamar. Adapun mempunyai jumlah kamar pada

bentuk test fosil ini yaitu ventral berjumlah 5 kamar dan pada

biumbilicate, bentuk kamar globular. dorsal berjumlah 5 kamar. Adapun

Ada beberapa ornamen pada fosil ini bentuk test fosil ini yaitu biconvex,

yaitu pada permukaan test smooth, bentuk kamar pyriform. Ada

suture limbate, aperture lip, beberapa ornamen pada fosil ini

umbilicus open umbilicuss, dan peri- yaitu pada permukaan test smooth,

peri retral processess. Umur geologi suture limbate, aperture lip,

dari fosil ini yaitu Miosen atas umbilicus berupa umbilicus, dan

bagian atas - quarter peri-perit berupa keel. Umur geologi

Adapun spesies dari fosil dari fosil ini yaitu Miosen atas

foraminifera plantonik ini yaitu bagian atas - quarter

Sphaeroidinella subdehiscens. Genus Adapun spesies dari fosil

Sphaeroidinella, famili foraminifera plantonik ini yaitu

Sphaeroidinellanidae, dan ordo Globorotalia tumida. Genus

foraminifera globorotalia, famili


Globorotalianidae, dan ordo
4.2.5 Peraga 5
foraminifera.

V. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang


telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa pendeskripsian sampel peraga
bentonik dimulai dari taksonomi
dengan menggunakan bantuan
Chusman, sedangkan untuk peraga
planktonic digunakan klasifikasi
Postuma, selanjutnya pendeskripsian
bagian-bagian tubuh fosil seperti
susunan kamr, jumlah kamar, bentuk
test, bentuk kamar, aperture,
ornamen dan lingkungan
pengendapan.
Adapun cara membedakan fosil
bentonik dan planktonik adalah
dilihat dari bentuknya. Pada
umumnya, fosil planktonik memiliki
bentuk yang globular, sedangkan
fosil bentonik memiliki bentuk yang
konikal, tabular dan atau spherikal.

DAFTAR PUSTAKA

Lay. 1992. Mikrobiologi. Jakarta:


Rajawali Pers
Tim Asisten. 2019. Penuntun
Praktikum Mikropaleontologi.
Makassar: Universitas
Hasanuddin
Parjatmo, Widjoyo. 1999. Petunjuk
praktikum biologi. Jakarta::
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai