Anda di halaman 1dari 15

MINERAL OKSIDA, MINERAL HIDROKSIDA, MINERAL

SULFAT DAN MINERAL FOSFAT

Nurrahmani Parakkasi1, Wirahadi Rahmat


1
Praktikan Laboratorium Mineralogi Dan Kristalografi, Teknik Geologi,
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
2
Asisten Laboratorium Mineralogi Dan Kristalografi, Teknik Geologi,
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari tentang sifat-sifat fisik sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara
terjadinya dan kegunaannya. Praktikum ini bermaksud untuk mempelajari mineral
oksida, mineral hidroksida, mineral sulfat dan mineral fosfat dengan tujuan agar
praktikan dapat mengetahui sifat fisik mineral, diantaranya berupa komposisi
kimia, golongan mineral, dan nama mineral. Dalam praktikum ini, metode yang
digunakan adalah metode pengamatan langsung pada sampel, kemudian
mendeskripsi sampel tersebut dan menggambar mineral yang dideskripsi.
Adapun hasil dari praktikum ini adalah kita mendeskripsi beberapa sampel yang
terdiri atas tiga mineral oksida yaitu magnetite (Fe2+ Fe3+ 2O4), chromite
(FeCr2O4), cassiterite (SnO2), dua mineral hidroksida yaitu bauxite (FeO(OH))
dan bauxite earthy (FeO(OH)), dua mineral fosfat yaitu amblygonite (LiAlFPO4),
apatite (Ca5 (F,Cl) / (PO4)3, dan satu mineral sulfat yaitu anhydrite (CaSO4)

Kata kunci: Mineral,Mineral Oksida, Mineral Hidroksida, Mineral Sulfat, dan Mineral
bbbb Fosfat.

I. Pendahuluan mempunyai komposisi kimia


pada batas-batas tertentu dan
Mineral adalah suatu benda
mempunyai atom-atom yang
padat homogen yang terdapat di
tersusun teratur.
alam terbentuk secara anorganik,
Batasan dalam definisi batas tertentu. Dalam ketentuan
mineral adalah suatu bahan umum mineral telah dinyatakan
alam, susunan atom yang teratur, memiliki sifat fisik-fisik dalam
komposisi kimia dalam batas batas-batas tertentu. Sehingga
tertentu, umumnya anorganik, mineral tertentu memiliki sifat-
dan bahan padat homogen. sifat fisik tertentu pula. Sifat fisik
Praktikum ini bermaksud untuk mendeterminasi mineral
untuk mempelajari mineral adalah warna, kilap, warna cerat,
oksida, mineral hidroksida, belahan, pecahan, kekerasan,
mineral sulfat dan mineral fosfat berat jenis, tenacity (sifat dalam),
dengan tujuan agar praktikan magnetisme, dan sifat listriknya.
dapat mengetahui sifat fisik (Tim Asisten, 2017).
mineral, diantaranya yaitu Kristalografi adalah Ilmu
pendeskripsian warna berupa yang mempelajari tentang sifat-
warna dalam keadaan lapuk dan sifat geometri dari kristal,
segar, cerat, kilap, belahan, terutama perkembangan,
pecahan, kekerasan, berat jenis, pertumbuhan, kenampakan
sifat dalam, sifat kemagnetan, bentuk luar, struktur dalam
derajat kejernihan, sistem kristal, (internal), dan sifat-sifat fisis
komposisi kimia, golongan lainnya. (Tim Asisten, 2018).
mineral, dan nama mineral.
2.2 Proses Terjadi dan

II. Tinjauan Pustaka Keterdapatan Mineral

2.1 Pengertian Mineralogi dan Mineral-mineral umumnya


Kristalografi terbentuk mengikuti empat cara,
yaitu terbentuk melalui larutan,
Mineral menurut pengertian
melalui kristalisasi magma,
umum adalah hasil bentukan
proses sublimasi, maupun proses
alam yang berupa padatan,
metamorfisme.
umumnya berbentuk kristal,
homogen, mempunyai baik sifat
fisik maupun kimia dalam batas-
pemberian nama pada batuan.
Banyak bahan-bahan yang
2.2.1 Pembentukan Mineral
mudah menguap terlarut dalam
n dari b Larutan-Larutan
magma seperti uap air, Chlor,
Larutan-larutan air yang Fluor, Sulfur, Borium, CO2, dan
terdapat di kulit bumi berasal dari lain-lain. Adanya bahan-bahan ini
salah satu dari dua kemungkinan: akan menurunkan suhu
1. Air permukaan yang selama penghabluran dan menurunkan
perjalanannya melalui batuan kekentalan atau viskositas
-batuan akan melarutkan magma dan dapat ikut menjadi
mineral-mineral yang mudah persenyawaan yang sedang
larut dan disebut air meteorik. terbentuk karenanya, baik besar
Larutan ini umumnya bersifat maupun susunan mineral. Gas-
cair dan dingin. Mineral- gas yang keluar dapat
mineralnya kelak akan menghasilkan mineral-mineral
diendapkan di dekat atau baru.
pada permukaan tanah. Mineral-mineral yang telah
2. Air yang terdapat di bagian mengkristal dan masih terdapat
lebih dalam disebut air dalam lingkungan magma cair
magmatis, ialah sisa cairan memungkinkan untuk bereaksi
yang berasal dari intrusi- kembali dengan sisa cairan
intrusi batuan yang besar. magma dan menghasilkan
mineral berikutnya seperti terlihat
2.2.2 Pembentukan Mineral
pada Bowen Reaction Series.
nndari Magma

Mineral primer (utama) 2.2.3 Sublimasi

merupakan mineral yang Mineral-mineral yang dapat


terbentuk secara langsung dari terbentuk dari proses penghablur
proses kristalisasi magma. dari uap atau gas, tetapi juga
Mineral ini sangat berguna dan sebagai hasil interaksi gas yang
menjadi penentu dalam lain atau gas dengan batuan.
Warna mineral memang
bukan merupakan penciri utama
2.2.4 Metamorfisme
untuk dapat membedakan antara
Metamorfisme terjadi akibat mineral yang satu dengan
faktor-faktor tertentu seperti lainnya. Namun paling tidak ada
panas uap air, tekanan dan warnawarna yang khas yang
pengaruh kimia larutan maka dapat digunakan untuk mengenali
batuan beku maupun batuan adanya unsur tertentu
endapan akan mengalami didalamnya. Sebagai contoh
perubahan tanpa adanya warna gelap dipunyai mineral,
perubahan fase (padat ke padat). mengindikasikan terdapatnya
(Tim Asisten, 2018). unsur besi. Disisi lain mineral
dengan warna terang,
2.3 Sifat fisik mineral
diindikasikan bahwa mineral
Dengan mempelajari sifat tersebut banyak mengandung
fisis mineral, kita dapat mengerti aluminium. (Djauhari noor, 2009).
kegunaan mineral dalam segi
2.3.2 Cerat
teknik karena pemakaian mineral
Beberapa jenis mineral
di dalam dunia industri terutama
mempunyai goresan pada
bergantung pada sifat fisisnya,
bidangnya, seperti pada mineral
misalnya pemakaian intan
kuarsa dan pirit, yang sangat
sebagai pengasah yang baik,
jelas dan khas. (Djauhari noor,
karena kerasnya yang luar biasa,
2009).
sedangkan pemakaian kuarsa
pada alat-alat elektronik 2.3.3 Kilap
disebabkan oleh piazo Kilap adalah kenampakan
elektrisnya. (KEMENDIKBUD, atau kualitas pantulan cahaya
2014) dari permukaan suatu mineral.

2.3.3 Warna Kilap pada mineral ada 2 (dua)


jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap
NonLogam. Kilap Non-logam
antara lain, yaitu: kilap mutiara, kasar tidak teratur contoh :
kilap gelas, kilap sutera, kelap garnet, hematit, khalkopirit.
resin, dan kilap tanah. (Djauhari Hackly, permukaan tidak teratur
noor, 2009). dengan ujung-ujungnya yang
runcing contoh : perak native dan
2.3.4 Belahan
emas native. (KEMENDIKBUD,
Mineral-mineral mempunyai 2014)
kecenderungan untuk pecah
2.3.6 Kekerasan
melalui suatu bidang yang
mempunyai arah tertentu. Arah Salah satu kegunaan dalam
tersebut ditentukan oleh susunan mendiagnosa sifat mineral adalah
dalam dari atom-atomnya. Dapat dengan mengetahui kekerasan
dikatakan bahwa bidang tersebut mineral. Kekerasan adalah sifat
merupakan bidang “lemah” yang resistensi dari suatu mineral
dimiliki oleh suatu mineral. terhadap kemudahan mengalami
(Djauhari noor, 2009). abrasi (abrasive) atau mudah
tergores (scratching). Kekerasan
2.3.5 Pecahan
suatu mineral bersifat relatif,
Bila tidak membelah secara artinya apabila dua mineral saling
teratur, maka mineral akan pecah digoreskan satu dengan lainnya,
dengan arah yang tidak teratur. maka mineral yang tergores
Ada beberapa macam pecahan : adalah mineral yang relatif lebih
Konkoidal, memperlihatkan lunak dibandingkan dengan
gelombang yang melengkung di mineral lawannya. Skala
permukaan pecahan seperti kekerasan mineral mulai dari
kenampakan kulit kerang atau yang terlunak (skala 1) hingga
botol pecah contoh : kuarsa. yang terkeras (skala 10) diajukan
Splintery/fibrous, menunjukkan oleh Mohs dan dikenal sebagai
gejala seperti serat contoh : Skala Kekerasan Mohs.
asbestos, augit, hipersten. (Djauhari noor, 2009).
Uneven/irreguler, permukaan
sebagai Paramagnetik .
(KEMENDIKBUD, 2014)

2.3.7 Berat jenis 2.3.9 Tenacity


Sifat mineral adalah sifat
Setiap mineral mempunyai
mienral itu bilamana kita
berat jenis tertentu. Besarnya
berusaha untuk mematahkannya,
ditentukan oleh unsur-unsur
menghancurkannya,
pembentuknya serta kepadatan
membengkokkannya, ataupun
dari ikatan unsur-unsur tersebut
mengiriskannya. Termasuk sifat
dalam susunan kristalnya.
dalam adalah :
Umumnya “mineral pembentuk
Rapuh, mudah hancur tetapi
batuan”, mempunyai berat jenis
dapat dipotong-potong, contoh :
sekitar 2.7, meskipun berat jenis
mineral kwarsa, ortoklas, Mudah
rata-rata unsur metal didalamnya
ditempa, dapat ditempa menjadi
berkisar antara 5. Emas murni
lapisan yang tipis, seperti pada
umpamanya, mempunyai berat
emas dan tembaga
jenis 19.3. (Djauhari noor, 2009).
Dapat diiris atau sectile,
2.3.8 Sifat Kemagnetan dapat diris dengan pisau, hasil
Kemagnetan adalah sifat irisan rapuh, contoh : mineral
mineral terhadap gaya tarik gipsum
magnet. Dikatakan sebagai Fleksibel, mineral berupa
Ferromagnetik bilamana mineral lapisan tipis dapat dibengkokkan
dengan mudah tertarik gaya tanpa menjadi patah dan
magnetik, seperti mineral sesudah bengkok kembali lagi
Magnetit dan Pyrrotite. Mineral- seperti semula, contoh : mineral
mineral yang menolak gaya talk, selenit.
magnit disebut mineral Elastis, berupa lapisan tipis
Diamagnetik ; dan mineral yang dapat dibengkokkan tanpa
hanya tertarik oleh gaya kuat dari menjadi patah dan kembali
elektromagnetik dikatakan seperti semula bila kita berhenti
menekannya, contoh : mineral umumnya lebih keras
muskovit.(KEMENDIKBUD, 2014) dibanding mineral lainnya
kecuali silikat. Mereka juga
lebih berat kecuali sulfida.
2.3.10 Sistem Kristal Unsur yang paling utama
Apabila suatu mineral dalam oksida adalah besi,
mendapat kesempatan untuk kromium, mangan, timah dan
berkembang tanpa mendapat aluminium. Beberapa contoh
hambatan, maka ia akan minerlal oksida adalah ilmenite
mempunyai bentuk kristalnya (FeTiO3), titanomagnetite
yang khas. Tetapi apabila dalam (TiO2), limonite (Fe2O2),
perkembangannya ia mendapat Magnetite (Fe3O4), manganite
hambatan, maka bentuk (MnO(OH)), hematite (Fe2O3),
kristalnya juga akan terganggu.
oker merah (Fe2O3),
Setiap mineral akan mempunyai
Cassiterite (SnO2). (Tim
sifat bentuk kristalnya yang khas,
Asisten, 2017).
yang merupakan perwujudan
kenampakan luar, yang terjadi 2.5 Mineral Sulfida
sebagai akibat dari susunan
Mineral hidroksida terbentuk
kristalnya didalam. Bentuk bentuk
akibat pencampuran atau
kristal antara lain adalah Triklin,
persenyawaan unsur-unsur
Monoklin, Hexagonal, Tetragonal,
tertentu dengan hidroksida (OH-).
Orthorombik, Kubik, Trigonal dll.
Reaksi pembentukannya dapat
(Djauhari noor, 2009).
juga terkait dengan pengikatan

2.4 Mineral Native Element dengan air. Sama seperti oksida,


pada mineral hidroksida, unsur
Terbentuk sebagai akibat
utamanya pada umumnya dalah
persenyawaan langsung antara
unsur-unsur logam. Beberapa
oksigen dan unsur tertentu.
contoh mineral hidroksida adalah
Susunannya lebih sederhana
manganite (MnO(OH)), bauksit
dibanding silikat. Mineral oksida
(FeO(OH)), dan limonit Setelah menyiapkan alat dan
(Fe2O3.H2O). bahan praktikum, maka praktikan
mendeskripsi sampel mineral
2.6 Mineral Halida
sejumlah enam sampel mineral.
Sulfat terdiri dari anion Pendeskripsian sampel berupa
2-
sulfat (SO4 ). Mineral sulfat sifat fisik mineral, diantaranya
adalah kombinasi logam dengan pendeskripsian warna, cerat,
anion sufat tersebut. kilap, belahan, pecahan,
Pembentukan mineral sulfat kekerasan, berat jenis, sifat
biasanya terjadi pada daerah dalam, sifat kemagnetan, derajat
evaporitik (penguapan) yang kejernihan, sistem Kristal,
tinggi kadar airnya, kemudian komposisi kimia, golongan
perlahan-lahan mengalami mineral, nama mineral serta
penguapan sehingga formasi penggambaran mineral.
sulfat dan halida berinteraksi.
3.3 Tahap Pembuatan Jurnal
Beberapa contoh mineral sulfat
adalah alabaster (CaSO4.nH2O), Setelah praktikum, praktikan
gypsum (CaSO4.2H2O), melakukan asistensi jurnal dan

anhydrite (CaSO4), baryte lampiran bersama asisten yang

(BaSO4), celestite (SrSO4). (Tim telah ditunjuk. Satu minggu

Asisten 2017). setelah praktikum, jurnal


dikumpul sebelum melakukan
III. Metodologi praktikum acara selanjutnya.
3.1 Tahap Persiapan
Tabel 3.1 Flowchart Tahapan Praktikum

Sebelum praktikum dimulai,


praktikan mempersiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan
saat praktikum.

3.3 Tahap Praktikum


(brittle). Sistem kristal mineral ini
Tahap Pendahuluan
adalah Orthorombik, dengan
komposisi kimia CaSO4, dan
tergolong mineral sulfat.
Tahap Praktikum Berdasarkan ciri-ciri di atas,
maka nama mineral ini adalah
Anhydrite.
Tahap Pembuatan Jurnal Mineral ini terbentuk pada
lingkungan sedimen, dimana air

IV. Hasil dan Pembahasan laut dalam volume besar


mengalami penguapan, juga
4.1 Sampel 51
dapat terbentuk sebagai mineral
pengisi vein pada endapan
hidrtotermal. Mineral ini biasanya
berasosiasi dengan halite,
gypsum, dan batu kapur.
Gambar 4.1 Sampel 51 Varietas Anhydrite yang

Mineral dengan nomor mengandung unsur silika

sampel 51, dalam keadaan lapuk biasanya dimanfaatkan sebagai

berwarna putih keabua-abuan ornamen-ornamen. (Tim Asisten,

dan dalam keadaan segar 2019).

berwarna abu-abu kehitaman


memiliki cerat yang berwarna
putih dengan kenampakan kilap
sutera. Mineral ini memiliki
belahan dengan pecahan
uneven, kekerasan 3 Skala
4.2 Sampel 35
Mohs, berat jenis 3.0 g/cm3, dan
bersifat diamagnetik. Mineral ini
tidak dapat mentransmisikan
cahaya (opaq) dan bersifat rapuh
Mineral ini ditambang
sebagai sumber Lithium untuk
peleburan logam dan industri
gelas. (Simons & Schuster’s,
Gambar 4.2 Sampel 35 1977).

Mineral dengan nomor 4.3 Sampel 1


sampel 35, dalam keadaan lapuk
berwarna abu-abu kehitaman dan
dalam keadaan segar berwarna
putih kecokelatan memiliki cerat
yang berwarna cokelat dengan
Gambar 4.3 Sampel 1
kenampakan kilap mutiara.
Mineral ini memiliki belahan Mineral dengan nomor

dengan pecahan uneven, sampel 01, dalam keadaan lapuk

kekerasan 6 - 6.5 Skala Mohs, berwarna cokelat dan dalam

berat jenis 2.9 - 3.0 g/cm3, dan keadaan segar berwarna hitam

bersifat diamagnetik. Mineral ini memiliki cerat yang berwarna

tidak dapat mentransmisikan abu-abu kehitaman dengan

cahaya (opaq) dan bersifat rapuh kenampakan kilap logam. Mineral

(brittle). Sistem kristal mineral ini ini tidak memiliki belahan dan

adalah Triklin, dengan komposisi pecahan, kekerasan 5.5 - 6 Skala

kimia LiAlFPO4, dan tergolong Mohs, berat jenis 5.2 g/cm3, dan

mineral fosfat. Berdasarkan ciri- bersifat ferromagnetik. Mineral ini

ciri di atas, maka nama mineral tidak dapat mentransmisikan

ini adalah Amblygonite. cahaya (opaq) dan bersifat rapuh

Mineral ini terbentuk pada. (brittle). Sistem kristal mineral ini

Mineral ini berasosiasi dengan adalah Isometrik, dengan

spodumene, apatite, lepidolite, komposisi kimia Fe2+ Fe3+ 2O4,

dan tourmaline. (Simons & dan tergolong mineral oksida.

Schuster’s, 1977). Berdasarkan ciri-ciri di atas,


maka nama mineral ini adalah cokelat memiliki cerat yang
Magnetite. berwarna cokelat dengan
Mineral ini terbentuk dari kenampakan kilap tanah. Mineral
hasil sublimasi dalam ini memiliki belahan dengan
hubungannya dengan gunungapi. pecahan uneven, kekerasan 3
Terjadi juga dalam endapan Skala Mohs, berat jenis 2.3 - 2.7
metamorfosa kontak sebagai g/cm3, dan bersifat diamagnetik.
mineral tambahan dan terbentuk Mineral ini tidak dapat
pada suhu yang tinggi, maka mentransmisikan cahaya (opaq)
mineral ini mempunyai bentuk dan bersifat rapuh (brittle).
yang sempurna dan idiomorf. Sistem kristal mineral ini adalah
Dijumpai pada batuan beku granit an aggregate, dengan komposisi
dan batu pasir merah sebagai kimia FeO(OH), dan tergolong
penyeman. Berasosiasi dengan mineral hidroksida. Berdasarkan
apatite, zircon, hematite, dan ciri-ciri di atas, maka nama
pyrite. mineral ini adalah Bauxite.
Mineral ini digunakan Mineral ini terbentuk dari
dalam industri logam berat batuan sedimen yang mempunyai
seperti besi dan baja. ((Simons & kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe
Schuster’s, 1977). rendah dan kadar kuarsa
bebasnya sedikit atau bahkan
4.4 Sampel 16
tidak ada sama sekali. Batuan
sedimen tersebut akan
mengalami proses lateratisasi
yang kemudian diikuti oleh
proses dehidrasi kemudian
Gambar 4.4 Sampel 16
mengeras menjadi bauksit.
Mineral dengan nomor Mineral ini berasosiasi dengan
sampel 16, dalam keadaan lapuk mineral lempung (kaolin), kuarsa,
berwarna cokelat kehitaman dan bijih Fe, bijih Fe-Ti dan beberapa
dalam keadaan segar berwarna mineral lainnya.
Bauxite banyak dimanfaatkan mineral oksida. Berdasarkan ciri-
sebagai bahan galian industri, ciri di atas, maka nama mineral
sebagai bahan dasar pembuatan ini adalah Chromite.
jenis logam aluminium, juga Mineral ini terbentuk pada
digunakan dalam pembuatan batuan mafik dan ultramafic
corundum sintetik (Al2O3). sebagai Kristal yang terakumulasi
(Simons & Schuster’s, 1977). pada tahap awal kristalisasi
magma. Mineral ini berasosiasi
4.5 Sampel 20
dengan peridotite, dan
serpentinite. (Simons &
Schuster’s, 1977).
Mineral ini sebagai bijih
utama untuk kromium, penting
Gambar 4.5 Sampel 20 dalam paduan baja, stainlees
Mineral dengan nomor steel, dan digunakan dalam
sampel 20, dalam keadaan lapuk pembuatan beberapa cat.
berwarna abu-abu kehitaman dan (Simons & Schuster’s, 1977).
dalam keadaan segar berwarna
4.6 Sampel 15
hitam memiliki cerat yang
berwarna hitam dengan
kenampakan kilap logam. Mineral
ini tidak memiliki belahan dengan
pecahan even, kekerasan 5.5 - 6
Skala Mohs, berat jenis 4.5 – 4.8 Gambar 4.6 Sampel 15

g/cm3, dan bersifat diamagnetik. Mineral dengan nomor


Mineral ini tidak dapat sampel 15, dalam keadaan lapuk
mentransmisikan cahaya (opaq) berwarna abu-abu kehitaman dan
dan bersifat rapuh (brittle). dalam keadaan segar berwarna
Sistem kristal mineral ini adalah hitam memiliki cerat yang
Isometrik, dengan komposisi berwarna putih dengan
kimia FeCr2O4, dan tergolong kenampakan kilap lemak. Mineral
ini memiliki belahan dengan Mineral dengan nomor
pecahan choncoidal, kekerasan sampel 16, dalam keadaan lapuk
5.5 - 6 Skala Mohs, dan bersifat berwarna cokelat kehitaman dan
diamagnetik. Mineral ini tidak dalam keadaan segar berwarna
dapat mentransmisikan cahaya cokelat memiliki cerat yang
(opaq) dan bersifat rapuh (brittle). berwarna cokelat dengan
Sistem kristal mineral ini adalah kenampakan kilap tanah. Mineral
Tetragonal, dengan komposisi ini memiliki belahan dengan
kimia SnO2, dan tergolong pecahan uneven, kekerasan 3
mineral oksida. Berdasarkan ciri- Skala Mohs, berat jenis 2.3 - 2.7
ciri di atas, maka nama mineral g/cm3, dan bersifat diamagnetik.
ini adalah Cassiterite. Mineral ini tidak dapat
Mineral ini terbentuk pada mentransmisikan cahaya (opaq)
lingkungan sedimen, dan dan bersifat rapuh (brittle).
terdapat di sungai dan laut. Sistem kristal mineral ini adalah
Mineral ini berasosiasi dengan an aggregate, dengan komposisi
wolframit, turmalin, topas, kuarsa, kimia FeO(OH), dan tergolong
muskovit, flourit dan arsenopirit. mineral hidroksida. Berdasarkan
Mineral ini digunakan dalam ciri-ciri di atas, maka nama
dunia industri dan sebagai bijih mineral ini adalah Bauxite.
timah yang penting. (Simons & Mineral ini terbentuk dari
Schuster’s, 1977). batuan sedimen yang mempunyai
kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe
rendah dan kadar kuarsa

4.7 Sampel 19 bebasnya sedikit atau bahkan


tidak ada sama sekali. Batuan
sedimen tersebut akan
mengalami proses lateratisasi
yang kemudian diikuti oleh

Gambar 4.7 Sampel 19 proses dehidrasi kemudian


mengeras menjadi bauksit.
Mineral ini berasosiasi dengan cahaya (opaq) dan bersifat rapuh
mineral lempung (kaolin), kuarsa, (brittle). Sistem kristal mineral ini
bijih Fe, bijih Fe-Ti dan beberapa adalah Hexagonal, dengan
mineral lainnya. komposisi kimia Ca5(F,Cl)/(PO4)3,
Bauxite banyak dimanfaatkan dan tergolong mineral fosfat.
sebagai bahan galian industri, Berdasarkan ciri-ciri di atas,
sebagai bahan dasar pembuatan maka nama mineral ini adalah
jenis logam aluminium, juga Apatite.
digunakan dalam pembuatan Mineral ini dapat ditemukan
corundum sintetik (Al2O3). di hampir semua jenis batuan
(Simons & Schuster’s, 1977). beku dan ditemukan juga di
saluran hidrotermal. Dapat pula
4.8 Sampel 40
dijumpai pada batugamping
kristalinl dan berasosiasi dengan
piroksen, amfibol, idokrase,
phlogopite, dan spinel.
Mineral ini sering digunakan
Gambar 4.8 Sampel 40 sebagai pupuk dalam industri
Mineral dengan nomor kimia, digunakan pula sebagai
sampel 40, dalam keadaan lapuk batu permata dan merupakan
berwarna putih kekuningan dan salah satu mineral penyusun gigi
dalam keadaan segar berwarna manusia. (Tim Asisten, 2019 dan
putih kemerahan memiliki cerat Simons & Schuster’s, 1977).
yang berwarna putih dengan
V. Kesimpulan
kenampakan kilap kaca. Mineral
ini memiliki belahan dengan Berdasarkan praktikum yang
pecahan choncoidal-uneven, telah dilakukan, dapat
kekerasan 3 Skala Mohs, berat disimpulkan bahwa mineral yang
jenis 3.16 - 3.22 g/cm3, dan telah dideskripsi terdiri atas tiga
bersifat diamagnetik. Mineral ini mineral oksida yaitu mineral
tidak dapat mentransmisikan Magnetite (Fe2+ Fe3+ 2O4),
Chromite (FeCr2O4), dan Tim Asisten. 2018. Penuntun
Cassiterite (SnO2), dua mineral Praktikum Geologi Fisik.
hidroksida yaitu mineral Bauxite Makassar : Teknik Geologi,
(FeO(OH)) dan Bauxite earthy Fakultas Teknik, Universitas
(FeO(OH)), dua mineral fosfat Hasanuddin.
yaitu mineral Amblygonite Tim Asisten. 2019. Penuntun
(LiAlFPO4) dan Apatite Praktikum Mineralogi &
(Ca5(F,Cl)/(PO4)3), serta satu Kristalografi. Makassar :
mineral sulfat yaitu mineral Laboratorium Petrografi,
Anhydrite (CaSO4). Teknik Geologi, Fakultas
Teknik, Universitas
DAFTAR PUSTAKA Hasanuddin.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA.
2014. Batuan. Direktur
Pembinaan smk. Jakarta.
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar
Geologi. Bogor: Universitas
Pakuan.
Simons & Schuster’s. 1977.
Rocks and Minerals. New
York : A fire Side Book.
Tim Asisten. 2017. Penuntun
Praktikum Mineralogi &
Kristalografi. Yogyakarta:
Laboratorium Petrografi,
Teknik Geologi, Fakultas
Teknologi Mineral, UPN
Veteran Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Isometri & Tetragonal
    Isometri & Tetragonal
    Dokumen6 halaman
    Isometri & Tetragonal
    Nurrahmani Parakkasi
    Belum ada peringkat
  • Hexagonal Dan Trigonal
    Hexagonal Dan Trigonal
    Dokumen10 halaman
    Hexagonal Dan Trigonal
    Nurrahmani Parakkasi
    Belum ada peringkat
  • Acara 8
    Acara 8
    Dokumen13 halaman
    Acara 8
    Nurrahmani Parakkasi
    Belum ada peringkat
  • Acara IV
    Acara IV
    Dokumen8 halaman
    Acara IV
    Nurrahmani Parakkasi
    Belum ada peringkat
  • Acara III Mikro
    Acara III Mikro
    Dokumen12 halaman
    Acara III Mikro
    Nurrahmani Parakkasi
    Belum ada peringkat
  • Acara II Mikro
    Acara II Mikro
    Dokumen17 halaman
    Acara II Mikro
    Nurrahmani Parakkasi
    Belum ada peringkat
  • Acara I Mikro
    Acara I Mikro
    Dokumen9 halaman
    Acara I Mikro
    Nurrahmani Parakkasi
    Belum ada peringkat