PENDAHULUAN
METODELOGI PENGAMATAN
Pada praktikum kali ini, kami menggunakan metode praktikum aktif, yaitu
dimana seorang praktikan terlibat langsung dalam proses berjalannya
pembelajaran. Sehingga kami dapat menyusun laporan ini berdasarkan apa yang
telah kami lakukan selama praktikum Mikropaleontogi. Dengan Tahapan kerja
sebagai berikut;
Alat dan Bahan yang kami gunakann dalam melakukan praktikum antara
lain sebagai berikut;
1. Alat tulis
DASAR TEORI
Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti “menggali keluar dari dalam tanah”)
adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral.
Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup
sedimen. Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang,
gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan. Ilmu yang
mempelajari fosil adalah paleontologi, dan ilmu yang mempelajari fosil secara
mikro (dengan bantuan mikroskop) adalah mikropaleontologi, cabang ilmu dari
geologi.
Jenis fosil ada dua yaitu tipe pertama adalah hewan itu sendiri yang
terawetkan. Tulang, daun, cangkang dan hampir semua yang tersimpan berupa
benda padat dan keras. Dapat juga secara utuh hewannya terawetkan. Contohnya
Mammoth yang terawetkan karena es, atau serangga yang terjebak dalam getah
tumbuhan (amber) termasuk fosil kayu. Sedangkan tipe kedua adalah sisa-sisa
aktivitasnya. Fosil sisa aktivitas atau Trace Fosil (fosil jejak) karena yang terlihat
hanya sisa-sisa aktivitasnya.
Jenis-jenis pemfosilan
a. Unaltered Remains
Unaltered remains merupakan fosil yang terawetkan tanpa menalami
perubahan secara kimiawi, meliputi tubuh lunak maupun tubuh keras dan
bersifat insitu. Contoh : Fosil Mammouth dan Rhinoceros di dalam endapan
es di Siberia.
b. Altered Remains
Merupakan jenis pemfosilan dimana unsur-unsur kimia di dalam tubuh
organism telah terubah baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian.
Proses tersebut dapat berupa :
d. Fosil Jejak
Organisme selama hidupnya melakukan suatu aktifitas. Sisa aktifitas
organism ini dapat terawetkan menadi suatu fosil, berupa :
Coprolite, merupakan kotoran binatang yang terfosilkan.
Trail, jejak ekor binatang
Track, jejak kuku binatang
Foot Print, jejak kaki
Burrows dan Boring, jejak berupa tempat tinggal binatang yang
berbentuk lubang-lubang.
Klasifikasi Protozoa
Protozoa diklasifikasi berdasarkan alat geraknya yang terdapat empat filum adalah
sebagai berikut...
- Ciliata (Ciliophora/Infusoria), jenis protozoa yang bergerak dengan
menggunakan silia (rambut getar). Contoh protozoa jenis Ciliata adalah
Paramecium sp
- Rhizopoda (Sarcodina), jenis protozoa yang bergerak dengan pseudopodia
(kaki semu). Contoh protozoa jenis Rhizopoda adalah Amoeba sp
- Sporozoa (Apicomplexa), jenis protozoa yang tidak memiliki alat gerak.
Contoh protozoa jenis Sporozoa adalah Plasmodium sp.
- Flagellata (Mastigophora), jenis protozoa yang bergerak dengan flagela (bulu
cambuk). Contoh jenis flagellata adalah Trypanosoma sp.
a. Cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket yang diperkuat oleh otot.
b. Cangkang umunya tersusun oleh material karbonatan.
c. Tidak memiliki lubang anus.
d. Memiliki keanekaragaman jenis yang besar.
e. Banyak berfungsi sebagai fosil index.
f. Mulai muncul sejak Zaman Kapur hingga saat ini.
1. Ordo Orthida
2. Ordo Strophomenida
Seperti Orthida yang diperkirakan merupakan nenek moyang (ancestor)-nya, Ordo
Strophomenida ini cangkangnya umumnya juga memiliki straight hinge line.
Ciri lain dari Ordo Strophomenida ini adalah cangkangnya pseudopunctate
(cangkangnya tidak perforate/pori tetapi terdapat bentuk-bentuk kanal yang
disebut taleolae), dan umumnya salah satu cangkangnya cekung (brachial valve)
dan cangkang lainnya cembung dengan radial ribs. Kisarannya dari Ordovisium ~
Jura.
3. Ordo: Pentamerida
Ordo Pentamerida ini juga merupakan turunan langsung dari Ordo Orthida dimana
cangkangnya juga bersifat impunctate. Umumnya berukuran besar dan sangat
biconvex, memiliki hinge-line yang pendek dan delthyrium yang terbuka. Kisaran
umurnya adalah Ordovisium ~ Perm.
4. Ordo: Rhynchonellida
Genus ini memiliki cangkang impunctate (tidak memiliki perforasi) dan fibrous,
spherical dan hinge line yang pendek. Umumnya dilengkapi dengan sulcus
(lubang pembuangan) dan lipatan yang berbentuk paruh yang menonjol pada
pedicle valve (rostrate).
Diperkirakan merupakan turunan dari Pentamerida sebagai nenek moyangnya
(ancestor).
Pertamakali muncul pada Ordovisium Tengah dan mencapai puncak
penyebarannya pada Mesozoikum.
5. Ordo: Spiriferida
6. Ordo: Terebratulida
Secara umum cangkangnya bersifat punctate (terdapat kanal-kanal kecil yang
menerus sampai permukaan cangkang), permukaan cangkang relatif licin
(smooth), hinge line relatif pendek, foramen (lubang) berbentuk bundar pada
bagian paruh. Diasumsikan merupakan turunan dari Kelompok Dalmanellacea
(Ordo Orthida). Pemunculan pertama-nya diketahui sejak Silur Atas dan mencapai
puncak perkembangannya pada Zaman Kapur.
a. Tidak memiliki gigi pertautan (hinge teeth) dan garis pertautan (hinge line).
b. Pertautan kedua cangkangnya dilakukan oleh sistem otot, sehingga setelah
mati cangkang akan terpisah.
c. Cangkang umumnya berbentuk membulat atau seperti lidah, tersusun oleh
senyawa fosfat atau khitinan.
d. Mulai muncul sejak Zaman Cambrian awal hingga sekarang.
2. Scyphozoa
a. Berukuran besar, banyak di pantai pantai sebagai ubur ubur.dan hidup di laut
b. Alat pencernaannya berupa saluran bercabang
c. Bagian tepinya di kelilingi tentakel
d. Disekitar mulutnya terdapat empat lengan yang dilengkapi dengan
NEMATOKIST yang berfungsi untuk melemahkan mangsa.
e. Sistem saraf berbentuk anyaman
Contoh aureliaaurita atau ubur ubur.
3. Anthozoa
1.Polyplacophora
2. Scapopoda
Hewan jenis ini pada umumnya bercangkang seperti kerucut atau tanduk. Di
kedua ujung cangkang berlubang. Scapopoda biasa hidup di air. contoh:Dentalium
vulgare
3.Gastropoda
- Struktur tubuh bekicot terdiri satu rumah atau cangkang bekicot berbentuk
kerucut terpilin (spiral)yang simetris bilateral ,
- Bentuk tubuhnya sesuai dengan bentuk cangkok
- Namun ada pula Gastropoda yang tidak memiliki cangkok, sehingga sering
4. Bivalvia(Pelecypoda)
5. Cephalopoda
Kelas Arachnida
Kata Arachnida berasal dari bahasa Yunani, yaitu arachne yang artinya
laba-laba. Akan tetapi, bukan berarti anggota kelas ini hanya laba-laba. Umumnya
anggota kelas ini hidup di darat. Tubuhnya terdiri atas dua bagian, yaitu tubuh
depan dan tubuh belakang. Namun, pada kalajengking dibagi menjadi tiga
bagian,yaitu tubuh bagian depan, tengah, dan belakang. Pada tubuh depan,
terdapat bintik mata dan bukan mata facet atau mata majemuk. Di tubuh bagian
Kelas Crustacea
Crustacea berasal dari bahasa latin crusta yang artinya cangkang. Terdapat
lebih dari 20.000 spesies Crustacea yang telah diketahui. Sebagian besar
Crustacea hidup di laut dan sebagian lagi di air tawar. Pada kepala terdapat dua
pasang antena, yaitu sepasang antena panjang dan sepasang antena pendek. Tubuh
udang terbagi menjadi sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks adalah bagian
kepala dan dada yang bersatu. Bagian ini dilindungi oleh eksoskeleton yang
disebut karapak.
Contoh hewan yang termasuk dalam kelas Crustacea adalah kutu air
(Daphnia pulex), udang galah (Macrobrachium), kepiting (Portunus), dan yuyu
(Parathelpusa maculata).
Kelas Myriapoda
Kata Myriapoda berasal dari bahasa Yunani, yakni myria artinya banyak
dan podos artinya kaki. Myriapoda adalah hewan dengan banyak kaki. Bagian
tubuh Myriapoda hanya dapat dibedakan atas kepala dan tubuh. Tubuhnya
panjang seperti cacing dan bersegmen. Di bagian kepala terdapat sepasang antena
dan mulut bertaring. Pada tiap segmen terdapat satu hingga dua pasang
kaki.Myriapoda dikelompokkan atas Ordo Diplopoda dan Ordo Chilopoda.
Diplopoda memiliki dua pasang kaki pada setiap ruas dan berantena pendek.
Contohnya, kaki seribu (Lulus sp.). Adapun Chilopoda hanya memiliki satu
Kelas Insecta
Insecta meliputi dua per tiga seluruh jumlah hewan-hewan. Anggota kelas
Insecta yang telah diketahui namanya, berjumlah lebih dari 700.000 spesies. Dari
jumlah tersebut yang memiliki jumlah spesies terbanyak adalah kelompok
Coleoptera. Pada umumnya, serangga hidup di tanah dan memegang peranan
penting dalam menjaga keseimbangan biologis di tanh. Serangga ada yang
merugikan dan ada yang menguntungkan. Serangga yang merugikan antara lain
serangga yang bersifat hama, vektor penyakit (malaria, Trypanosoma sp., dan
filariasis), dan parasit pada organisme lain.
Dada atau toraks pada serangga dibagi menjadi protoraks, mesotoraks, dan
metatoraks. Sebelah lateral toraks disebut pleura, sebelah ventral toraks disebut
sternum. Seranggga memiliki dua pasang spirakel (stigmata) pada mesotoraks dan
metatoraks. Namun, pada larva serangga hanya terdapat satu pasang spirakel pada
toraks. Serangga memiliki anggota gerak berupa kaki pada setiap segmen toraks
dan memiliki sayap yang terletak di antara mesotoraks dan
metatoraks. Berdasarkan metamorfosisnya, Insecta digolongkan menjadi
ametamorfosis (ametabola), metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola), dan
metamorfosis sempurna (holometabola). Pada kelompok Insecta ametamorfosis,
bentuk tubuh larva hingga dewasa tidak berbeda, contohnya kutu buku
(Lepisma). Bentuk tubuh kelompok metamorfosis tidak sempurna mengalami
sedikit perubahan, yaitu saat tubuhnya mengalami molting (pergantian kulit) dan
bersayap, contohnya capung. Insecta yang mengalami metamorfosis sempurna
mengalami perubahan bentuk tubuh pada tiap fasenya, yaitu telur larva
kepompong (pupa) imago (dewasa). Contohnya pada kupu-kupu dan lalat yaitu
serangga tidak bersayap (Apterygota) dan serangga bersayap (Pterygota).
Kelas Archoidea
Kelas archoidea adalah hewan yang dengan bentuk bintang yang biasa
disebut bintang laut. Astroida sering ditemukan di laut pantai. Astroidea
Kelas Echinoidea
Echinoidea merupakan kelas echinodermata yang tubuhnya dipenuh mirip
duri. Bulu Babi atau landak laut merupakan salah satu jenis dari kelas Echinoidea.
Bentuk tubuh dari echinoidea adalah agak bulat dan tidak mempunyai lengan,
tetapi terdapat duri yang jumlahnya banyak. Terdapat dri ang pendek dan panjang.
Duri echinoidea memiliki bentuk zat kapur. Tubuh echinoidea mempunyai otot
dengan fungi untuk memutar duri tersebut sehingga dapat bergerak. Mulut hewan
ini mempunyai struktur yang mirip rahang membantu dalam memakan mangsa.
Kelas Crinoidea
Crinoidea mempunyai bentuk tubuh yang mirip dengan bunga atau
tumbuhan. Crinoidea adalah anggota fillum echinodermata yang spesies paling
sedikit yaitu terdapat 550 spesies. dan kelompok paling primitif dari filum
echinodermata. Hewan yang hidup di pantai sampai kedalaman laut 3.500 meter
dibawah permukaan laut. Tubuh yang tidak mempunyai duri, dan jika mempunyai
tangkai disebut dengan lillia laut (jika bertangkai akan menempel pada dasar laut
dengan sirri, yaitu bagian ujung tangkai memiliki zat tanduk), sedangkan yang
tidak mempunyai tangkai disebut dengan bintang laut berbulu. Di bagian dasar
tubuh (kaliks) jenis yang terdapat sisi oral (mulut) dan sisi anus sedangkan di
Kelas Ophiuroidea
Kelas Ophiuroidea merupakan kelas berbentuk menyerupai bintang laut,
tetapi memiliki lengan yang lebih panjang dan lebih kurus dan cakram pusat tubuh
yang lebih jelas. Jika kaki digerakkan maka pergerakannya mirip dengan ular,
sehingga Kelas Ophiuroidea disebut dengan Bintang Mengular. Kaki tabungnya
ini tidak mempunyai penyedot dan bergerak dengan mencambukkan kakinya,
sehingga kaki ini lebih mudah patah. Pada kaki atau lengan berfungsi menangkap
mangsanya, kemudian memasukkan ke dalam laut. Sebagian jenis dari pemakan
cacing, moluska, suspensi atau bangkai. Hewan ini tidak mempunyai anus dan
umumnya hidup di sela bebatuan.
Kelas Holothuroidea
Holothuroidea merupakan hewan yang bentuk tubuh bulat memanjang dari
permukaan oral ke permukaan aboral. Tubuhnya terlihat seperti bentuk buah
timun sehingga sering disebut dengan timun laut. Tetapi konsistensi tubuhnya
sedikit berbeda dengan kelas lain dan memiliki tubuh halus dan lunak serta
tergolong memiliki bagian bagian tubuh yang berkelipatan lima dengan sistem
ambulakral. Mentimun laut mempunyai tentakel di bagian oral yang berjumlah
10-30 buah. Tubuhnya terdapat kaki ambulakral denan fungsi bergerak dan
bernapas. Pergerakan dilakukan dengan kontraksi otot ditubuhnya. Jenis hewan
ini adalah hermafrodit (2 alat kelamin dalam satu tubuh), namun ada juga yang
genokhoris (1 kelamin 1 individu). Pembuahan (fertilisasi) di air laut kemudian
berkembang menjadi larva aurekularia. Makannya adalah plankton atau zat
organik dalam laut. Ia melindungi diri dari mangsanya dengan memuntahkan
organ dalam tubuhnya, sehingga mangsanya akan memakan organ itu, selanjutnya
mentimun laut membentuk kembali organ yang dimuntahkan tadi.
2. Bentuk Kamar
a. Spherical – Hemispherical – Flatilosa
3. Susunan Kamar
1. Planispiral Sifat-sifatnya:
a. Terputar pada satu bidang.
b. Semua kamar telihat.
c. Pandangan, serta jumlah kamar ventral dan dorsal sama.
2. Trochospiral Sifat-sifatnya:
a. Terputar tidak dalam satu bidang.
b. Pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal berbeda.
Sisi Ventral:
a. Jumlah kamar lebih sedikit, karena hanya kamar pada putaran terakhir
terlihat.
b. Terlihat adanya aperture utama.
c. Terlihat adanya umbilicus.
Sisi Dorsal:
a. Jumlah kamar lebih banyak.
b. Semua kamar dan putarannya terlihat.
c. Kelihatannya adanya putaran.
4. Bentuk Suture
Suture adalah garis yang terlihat pada dinding luar test dan merupakan
perpotongan antara septa dan dinding kamar. Macam-macam bentuk suture
adalah:
a. Tertekan (melekuk), rata atau muncul dipermukaan test.
b. Lurus, melekuk lemah, sedang dan kuat.
c. Suture yang mempunyai hiasan.
Keterangan :
5. Komposisi Test
Penelitian pada cangkang foraminifera resen, dinding cangkang dapat
terdiri atas beberapa macam sebagaimana yang dijelaskan berikut ini :
a. Dinding khitin atau tektin merupakan bentuk dinding yang paling ka nada
pada foraminifera. Dinding ini terbuat dari zat ka nad yang menyerupai zat
tanduk, fleksibel dan transparan, biasanya berwarna kuning dan tidak berpori
(imperforate. Foraminifera yang mempunyai bentuk dinding ini jarang yang
ditemukan sebagai fosil (kecuali golongan Allogromidae).
b. Dinding aglutin atau arenaceous adalah dinding test yang terbuat dari
material asing yang direkatkan satu sama lain dengan semen.
c. Dinding tipe ini jrang ditemukan. Material silikaan dapat dihasilkan oleh
organisme itu sendiri atau dapat juga merupakan material sekunder dalam
pembentukannya. Contoh foraminifera yang dapat mempunyai dinsing
silikaan adalah golongan Ammodiscidae, Hypermminidae, Silicimidae, dan
beberapa spesies dari golonhan Miliolidae.
d. Dinding gampingan, Williamson (1958), dalam pengamatannya pada
foraminifera resen, mengklasifikasikan tipe dinding gampingan ini menjadi
dua, yaitu dinding porselen dan ka nad. Tetapi, selain kedua tipe ini masih
terdapat tipe dinding gampingan yang lain, yaitu dinding gampingan yang
granuler dan kompleks.
e. Dinding porselen terbuat dari zat gampingan, tidak berpori, mempunyai
kenampakan seperti porselen, dengan sinar langsung (episkopik) berwarna
opak (buram) dan putih, dengan sinar transmisi (diaskopik) berwarna amber.
f. Dinding ka nad (vitrocalcarea), kebanyakan foraminifera mempunyai dinding
tipe ini. Tipe dinding ini merupakan dinding gampingan bersifat bening dan
transparan, berpori. Umumnya, yang berpori halus dianggap lebih ka nada
daripada yang berpori kasar. Golongan Nadosaridae, Globigerinidae dan
9. Penentuan Umur
Foraminifera dapat digunakan untuk menentukan umur batuan serta untuk
mengetahui struktur geologi apa saja yang terjadi pada suatu daerah seperti sesar,
lipatan dan kekar. Berikut ini adalah contoh penggunaan foraminifera dalam
menetukan umur batuan.
- Sesuai dengan hukum superposisi yaitu lapisan yang berada paling bawah
merupakan lapisan batuan yang paling tua dan lapisan yang paling muda berada di
paling atas.
- Satuan batuannya selaras karena susunan lapisan batuannya dari yang tua sampai
yang muda berurutan.
Rentang waktu kedua dan ketiga masing-masing merupakan subbagian
dari garis waktu sebelumnya yang ditandai dengan atau tanda bintang (asterisk).
a. Kedalaman laut
b. Suhu/temperature
c. Salinitas dan kimia air
d. Cahaya matahari yang digunakan untuk fotosintesis
e. Pengaruh gelombang dan arus (turbidit, turbulen)
f. Makanan yang tersedia
g. Tekanan hidrostatik dan lain-lain.
HASIL DESKRIPSI
KESIMPULAN