FORAMINIFERA PLANKTONIK
Joyner Torkis Tambunan1, Redho Rahmatulloh Wulandari 1, Ade
Fadhilah Arisandi 1, Mayang Chintya Fadila1, Muhammad Rizki
Radana1, Gilbert Prima1, Rizki Fauzan1, Raapelia Santoso1, Anne
Sagitariyanti1.
Teknik Geologi, Teknik Manufaktur Mineral dan Kebumian, Institut
Teknologi Sumatera
a
Email: joyner.119150031@itera.ac.id
Abstact
Parktikum this time is a continuation of the previous practical stage of microfossils
in the form of foraminifera. In this practicum will be carried out the process of determining
activities. Determination itself can be interpreted in general as the final stage in a microfossil
observation. This time practicum will be used optical aids in the form of microscopes due to
the size of microfossils are so small that it can not be seen using the naked eye. The usefulness
and purpose of this determination process is to determine the genus and species of a
microfossil based on the morphological structures of a microfossil obtained from the data of
the results [engamatan against the microfossil.
Keyword: Determination, Mikcrofossil, Microscope, Foraminifera, Plangtonic.
Abstak
Parktikum kali ini merupan kelanjutan dari tahapan praktikum sebelunya mengenai
mikrofosil berupa foraminifera. Pada praktikum ini akan dilakukan proses kegiatan
determinasi. Determinasi sendiri dapat diartikan secara umum sebagai tahapan akhir dalam
suatu pengamatan mikrofosil. DAlam praktikum kali ini akan digunakan alat bantu optik
berupa mikroskop dikarenakan ukuran mikrofosil yang sangat kecil sehingga tidak dapat
dilihat dengan menggunakan mata telanjang. Adapun kegunaan dan tujuan ari dilakukan
proses determinasi ini adalah untuk menentukan genus dan spesies dari suatu mikrofosil
berdasarkan struktur-struktur morfologi suatu mikrofosil yang didapatkan dari data hasil
[engamatan terhadap mikrofosil tersebut.
Kata kunci: Determinasi, Mikrofosil, Mikroskop, Foraminifera, Planktonik.
1
Tambunan, Joyner. Foraminifera Planktonik.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penulisan laporan ini dilatar belakangi karena untuk memenuhu tugas
perkuliahan mata kuliah praktikum paleontologi. Selain itu laporan ini juga ditulis
guna untuk melaporkan hasil dan pembahasan mengenai kegiatan praktikum yang
talah dilakukan sebelumnya. Adapun kegiatan praktikum yang dilakukan yang
menjadi landasan penulisan laporan ini adalah prakikum mikropaleontologi.
Mikropaleontologi merupan salah satu cabang ilmu dari paleontologi yang
mana dalam ilmu mikropaleontologi ini berisi tentang pembelajaran menganai
kehidupan makhlauk hidup berukuran mikro yang hidup di jaman dahulu. Adapun
kegunaan dari mempelajari ilmu ini adalah untuk mengetahui umur suatu batuan
berdasarkan mikrofosil yang ditemukan didaerah batuan tersebut serta untuk
mengindentifikasi sumber daya alam yang terkandung di suatu daerah berdsarkan
mikrofosil yang ditemukan di wilayah tersebut.
Adapun yang menjadi pokok pembahasan dari praktikum kali ini adalah
kegiatan determinasi. Pada dasarnya, praktikum ini merupan tahapan lanjutan dari
kegiatan-kegiatan praktikum yang telah dilakukan sbelumnya, yakni mengeanai
pengamatan yag dilakukan terhadap sampel mikrofisl yang didapat dari sebuah
batuan. Determinasi merupan tahapan akhir dari penelitan mikrofisl ini, yang mana
dalam kegiatan kalian ini akan dilakukan pengamatan lebih lanjut untuk mengetahui
struktur-struktur morfologi suatu mikrofosil.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tujuan dan tahapan determinasi dalam analisis mikrofosil.
2. Dapat mendeskripsikan fosil foraminifera yang telah diamati.
3. Mengetahui karakteristik dari foraminifera planktonic dan lingkungan hidupnya.
ataupun tidak, tawar maupun asin, dan perkembangbiakannya dengan cara sexual dan
asexual. Perkembangan foraminifera dapat menghasilkan dua cangkang yang
berbeda, dimana satu individu dapat menghasilkan dua cangkang yang berlainan
bentuknya (dimorphisme), bahkan ada juga yang trimorphisme. Perkembangan
sexual akan menghasilkan cangkang mikrosfir, sedangkan secara asexual akan
menghasilkan cangkang megalosfir. (Maha, 2009)
Berikt merupan morfologi foraminifera planktonik:
a) Susunan Kamar
• Planispiral : terputar pada satu bidang, semua kamar terlihat, pandangan
dan jumlah kamr ventral dan dorsal sama.
• Trochospiral : terputar tidak pada satu bidang, tidak semua kamar terlihat,
pandangan pada ventral dan dorsal berbeda.
• Streptospiral yaitu sifat mula-mula trochospiral, kemudian planispiral
menutupi sebagian atau seluruh kamar-kamar sebelumnya. Contoh:
Pulleniatina.
atau terdiri dari satu lobang dengan beberapa lobang kecil (accessory).
Contoh: Elphidium, Globigerinoides, Cribrohantkenina. (Turang, 2017)
S
e
4
Tambunan, Joyner. Foraminifera Planktonik.
5
Tambunan, Joyner. Foraminifera Planktonik.
• Kunci determinasi: ciri khas dari specimen ini adalah hiasan cangkang berupa
tonjolan seperti duri yang kuat
6
Tambunan, Joyner. Foraminifera Planktonik.
3. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Determinasi adalah tahapan akhir dari suatu penelitan mikrofosil.
2. Tujuan dari dilakukannya determinasi adalah untuk mengetahui morfologi suatu
mikrofosil
3. Tahap-tahap determinasi yaitu pertama, mikrofosil diamati dengan menggunakan
mikroskop, kemudian tentukan jenis dinding, bentuk cangkang, aperture,
kamar,ornamentasi sampai penamaan dan umur.
4. Foraminifera biasanya berbentuk bulat namun ada juga yang bentuk lonjong dan pipih.
5. Foraminifera planktonik biasanya hidup menggambang diperairan laut hangat.
Daftar Pustaka
Turang, Daniel Alexander Octavianus. 2017. Sistem Pakar Penentuan Jenis Planktonic
Foraminifera Berbasis Web Dengan Metode Forward Chaining. Jurnal Ilmiah Teknologi
Informasi Terapan Vol IV, No 1, Universutas Widyatama
7
Tambunan, Joyner. Foraminifera Planktonik.