Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI

PENDAHULUAN

Disusun Oleh :
Johan Albert Depari
F1D219047

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Paleontologi berasal dari kata, Paleo yang berarti masa lampau/kuno dan
onthos yang berarti kehidupan kehidupan. Paleontologi adalah merupakan suatu
ilmu yang mempelajari sisa-sisa makhluk hidup purba, baik dari fosil - fosilnya
maupun jejak-jejak kehidupan yang telah mengalami proses pembatuan.
Sedangkan fosil adalah sisa-sisa dari kehidupan masa lampau ataupun segala
sesuatu yang menunjukkan kehidupan yang telah membatu dan yang paling muda
berumur pleistosen.
Pada umumnya fosil ini terjadi pada lingkungan sedimen. Mikropaleontologi
adalah cabang dari ilmu pada ilmu paleontologi yang khusus mempelajari sermua
sisa-sisa yang berukuran kecil sehingga pada pelaksanaannya harus menggunakan
alat bantu mikroskop. Contoh dari mikrofosil sendiri adalah foraminifera.
Foraminifera merupakan mikrofosil yang sangat penting dalam studi
mikropaleontologi. Hal ini disebabkan karena jumlahnya yang sangat melimpah
pada batuan sedimen. Dan juga foraminifera juga berguna dalam penentuan umur
suatu lapisan batuan, membantu dalam studi lingkungan pengendapan atau
fasies, dan lainnya.
Secara defenisi foraminifera adalah organisme bersel tunggal yang hidup
secara aquatik (terutama hidup di laut), mempunyai satu atau lebih kamar-kamar
yang terpisah satu dengan yang lainnya oleh sekat-sekat (septa) yang ditembusi
oleh lubang-lubang halus (foramen). Contoh dari foraminifera yaitu Plankton bentuk
testnya adalah bulat dan susunan kamarnya adalah trochospiral, sedangkan
benthos bentuk testnya adalah pipih dan susunan kamar planispiral. Kedua-
duanya ini adalah merupakan bagian dari filum protozoa.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Mengetahui apa itu mikropaleontologi
2. Mengetahui kegunaan dari foraminifera
3. Mengetahui apa itu fosil mikro
1.3 Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan pada praktikum kali ini adalah:
1. kertas hvs dan Modul Mikropaleontologi
2. Alat tulis lengkap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikropaleontologi merupakan cabang dari ilmu paleontologi yang Mempelajari
sisa – sisa organisme yang telah terawetkan dialam berupa fosil yang berukuran
mikro. Mikropaleontologi juga didefinisikan sebagai suatu studi sistematik yang
membahas mikrofosil, klasifikasi, morfologi, ekologi dan mengenai kepentingannya
terhadap stratigrafi.
Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti “menggali keluar dari dalam tanah”)
adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral.
Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup
sedimen. Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang,
gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan. Ilmu yang
mempelajari fosil adalah paleontologi, dan ilmu yang mempelajari fosil secara mikro
(dengan bantuan mikroskop) adalah mikropaleontologi, cabang ilmu dari geologi.
Jenis fosil ada dua yaitu tipe pertama adalah hewan itu sendiri yang
terawetkan. Tulang, daun, cangkang dan hampir semua yang tersimpan berupa
benda padat dan keras. Dapat juga secara utuh hewannya terawetkan. Contohnya
Mammoth yang terawetkan karena es, atau serangga yang terjebak dalam getah
tumbuhan (amber) termasuk fosil kayu. Sedangkan tipe kedua adalah sisa-sisa
aktivitasnya. Fosil sisa aktivitas atau Trace Fosil (fosil jejak) karena yang terlihat
hanya sisa-sisa aktivitasnya.
Pengertian Mikrofosil Menurut Jones (1936) Setiap fosil ( biasanya kecil )
untuk mempelajari sifat-sifat dan strukturnya dilakukan di bawah mikroskop.
Umumnya fosil ukurannya lebih dari 5 mm namun ada yang berukuran sampai 19
mm seperti genus fusulina yang memiliki cangkang- cangkang yang dimiliki
organisme, embrio dari fosil - fosil makro serta bagian-bagian tubuh dari fosil
makro yang mengamainya menggunakan mikroskop sertasayatan tipis dari fosil-
fosil, sifat fosil mikro dari golongan foraminifera kenyataannyaforaminifera
mempunyai fungsi/berguna untuk mempelajarinya.
Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (protista) yang mempunyai
cangkangatau test (istilah untuk cangkang internal). Foraminifera diketemukan
melimpah sebagai fosil,setidaknya dalam kurun waktu 540 juta tahun. Cangkang
foraminifera umumnya terdiri darikamar-kamar yang tersusun sambung
menyambung selama masa pertumbuhannya. Bahkan ada yang berbentuk paling
sederhana, yaitu berupa tabung yang terbuka atau berbentuk boladengan satu
lubang. Cangkang foraminifera tersusun dari bahan organik, butiran pasir
atau partikel-partikel lain yang terekat menyatu oleh semen, atau kristal CaCO3
(kalsit atauaragonit) tergantung dari spesiesnya.
Foraminifera yang telah dewasa mempunyai ukuran berkisar dari 100
mikrometer sampai 20 sentimeter. Penelitian tentang fosil foraminifera mempunyai
beberapa penerapan yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan
mikropaleontologi dan geologi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan diajarkan dan diberitahukan mengenai apa
itu mikrofosil, lebih tepatnya yaitu mikrofosil foraminifera yang terdiri dari tigabelas
genus, yang mana keterdapatan fosil foraminifera sendiri memiliki manfaat untuk
menentukan umur batuan yang mengandungnya, membantu dalam studi
lingkungan pengendapan dan fasies, korelasi stratigrafi dari suatu daerah dengan
daerah lain, baik korelasi permukaan atau bawah permukaan, membantu
menentukan batas-batas suatu transgresi, misalnya dengan menggunakan
foraminifera benthos Rotalia beccari, dan untuk penyusunan satuan biostratigrafi.
Praktikan juga dikenalkan dengan bagian- bagian penyusun foraminifera,
yang dimulai dengan susunan kamar, susunan kamar ini terbagi atas tiga jenis,
yang pertama planispiral, yaitu sifatnya berputar pada satu bidang, dimana semua
kamar terlihat, serta jumlah kamar ventral dan dorsal sama. Kedua trachospiral,
sifatnya tidak berputar pada satu bidang, dan tidak semua kamar terlihat, serta
jumlah kamar ventral dan dorsalnya tidak sama. Ketiga yaitu streptospiral, yang
mana sifat mula-mulanya trochospiral kemudian planispiral menutupi sebagian
atau seluruh kamar sebelumnya.
Bentuk test adalan bentuk dari keseluruhan cangkang foraminifera, bentuk
kamar adalah bentuk dari masing-masing penyusun test, septa adalah bidang
batas antara kamar, suture adalah suatu garis yang terlihat pada dinding luar test,
aperture adalah suatu lubang utama dari test foraminifera yang terletak pada
kamar terakhir. Bentuk test sendiri terdiri dari 17 bentukan yaitu, tabular,
bifurcating, radiate, arborecent, irregular, hemispherical, zig-zag, spherical, palmate,
discoidal, fusiform, blumblicate, biconvex, flaring, spirenvex, umbiliconvex, lenticural
biambornate.
Kemudian praktikan juga diberitahu apa itu fosil indeks, fosil batimetri, fosil
horizon, fosil lingkungan, dan fosil iklim. Fosil indeks adalah suatu fosil yang
digunakan sebagai penunjuk umur, pada batuan umunya jenis fosil ini memiliki
penyebaran vertical yang pendek dan penyebaran lateral yang luas serta mudah
dikenal. Fosil batimetri adalah fosil yang dapat digunakan untuk menentukan
lingkungan kedalaman. Pada umumnya fosil yang diapakai adalah foraminifera
benthos yang hidup didasar laut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Mikropaleontologi merupakan cabang dari ilmu paleontologi yang
Mempelajari sisa – sisa organisme yang telah terawetkan dialam berupa
fosil yang berukuran mikro.
2. Foraminifera bermanfaat untuk menentukan umur batuan yang
mengandungnya, membantu dalam studi lingkungan pengendapan dan
fasies, korelasi stratigrafi dari suatu daerah dengan daerah lain, baik
korelasi permukaan atau bawah permukaan, membantu menentukan
batas-batas suatu transgresi, misalnya dengan menggunakan foraminifera
benthos Rotalia beccari, dan untuk penyusunan satuan biostratigrafi.
3. Fosil mikro adalah suatu fosil yang berukuran kecil, dan biasanya dapat
diamati dengan menggunakan mikroskop.
4.2 Saran
Saran saya untuk praktikum selanjutnya, praktikan lebih mengkondusifkan
suasana lab agar materi yang disampaikan oleh asisten lebih dapat dipahami.
DAFTAR PUSTAKA

Adama, C. G, 1970. A Reconsideration of The East Indian Letter Clasification of The


Tertiary. Br. Mus. Nat. Hist. Bull. (Geo), ln 87 – 137.
Blow, W.H., 1969. Late Middle Eocene to Recent Planktonic Foraminifera
Biostratigraph Cont. Planktonic Microfossil, Geneva. 1967. Pro Leiden, E.J Bull.
Cushman, J.A., 1969. Foraminifera Their Clasification and Economic Use,
Cambridge, Massachusets, USA Harvard University Press.
Kennett, J.P Srinivasan, M.S 1983, Neogene Planktonic Foraminifera. Hucthison
Ross Publishing Company, h.265
Maha, M., 1995. Biozonasi, Paleobatimetri dan Pemerian Siaternatis Foraminifera
Kecil Sumur TO-04, Sumur TO-08 dan Sumur -95, Daerah Cepu dan
sekitarnya, Cekungan Jawa Timur Utara, Thesis, ITB, Bandung
Phleger, F.B., 1951. Ecology of Foraminifera, Northwest Guff of Mexico, The
Geological Society of America, Memorial 46

Anda mungkin juga menyukai