Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK Nama: Vivian Angel T.
GEOLOGI NIM : F 121 19 032
Acara 9 : Nano fosil

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikropale merupakan cabang dari ilmu paleontologi yang
mempelajari sisa-sisa organisme yang telah terawetkan di alam berupa fosil
yang berukuran mikro. Mikropaleontologi juga didefinisikan sebagai studi
sistematik yang membahas mikrofosil, klasifikasi, morfologi,ekologi,dan
mengenai kepentingannya terhadap statigrafi atau ilmu yang mempelajari
sisa organisme yang terawetkan di alam dengan menggunakan mikroskop.
Secara terminologi, foraminifera dapat didefenisikan sebagai
organisme bersel tunggal yang hidupnya secara akuatik (terutama hidup di
laut), mempunyai satu ataulebih kamar yang terpisah satu sama lain oleh
sekat (septa) yang ditembusi oleh banyak lubang halus (foramen).
Foraminifera benthonik merupakan jenis foraminifera yang hidup dengan
cara menambatkan diri dengan menggunakan vegile atau sesile serta hidup
didasar laut pada kedalaman tertentu
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam praktikum kali ini yaitu sebagai
berikut :
1. Bagaimana Cara mendeskripsi Nano Fosil ?
2. Apa fungsi dari Nano Fosil ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum kali ini yaitu sebagai berikut :
1. Agar praktikan dapat mendeskripsikan Nano fosil
2. Agar praktikan dapat mengetahuii fungsi dari nano fosil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Nano Fosil
Nano fosil dapat diartikan sebagai fosil nanoplankton yang berasal dari
Bahasa Yunani, dari kata nain dan plankton. Nain yang artinya kecil atau
kerdil plankton yang berarti sesuatu yang hidup mengapung dipermukaan air
secara pasif. Selanjutnya karena tersusun dari partikel mineral kalsit
(CaCO3) mana nanoplankton yang telah menjadi fosil dikenal sebagai
nanofosil gampingan.
Rahardjo & Kapid (1993), menyebutkan bahwa nanofosil gampingan
adalah suatu kelompok fosil yang diduga berasal dari Coccolithophore
berukuran 3-25 µm. Menurut Haq (1978) ukuran Coccolith berkisar 1-15 µm
atau 1-25 µm menurut Perch-Nielsen (1989).
Coccolith adalah partikel mineral kalsit yang diproduksi oleh Algae
yang uniseluler disebut coccolithophorids. Fosil coccolith yang bersamaan
dengan partikel kalsit disebut dengan nannoliths.
2.2 Morfologi Nannofosil
Ada beberapa hal yang mempunyai peranan penting dalam deskripsi dan
identifikasi nannofosil yaitu : morfologi nannofosil dan mineralogi
nannofosil. Morfologi nannofosil yang dapat diamati pada lempeng
gampingan (coccolith) secara individual pada umumnya mempunyai bentuk
dasar sebagai lingkaran (cincin) atau bulat dibagian luar yang disebut rim.
Ditengahnya terdapat rongga yang disebut dengan nama central area.
Morfologi nannofosil menurut Gartner (1981), dapat dibagi menjadi:
1. Placolith, nannofosil yang terbentuk oleh dua perisai dan
dihubungkan oleh saluran ditengah. Perisainya ada yang berbentuk
bulat maupun bulat telur. Contoh: Coccolithus.
2. Discolith, nannofosil yang terbentuk oleh satu lempeng bulat atau
bulat telur dengan atau tanpa perforasi dan pinggirannya menebal.
Contoh : Discolithina.
3. Lapodolith, nannofosil yang berbentuk bakul atau mangkuk, dan
mempunyai lubang pada arah luar (distal). Contoh : Scyphospahera.
4. Cricolith, nannofosil berbentuk cincin bulat telur, tersusun oleh
banyak elemen. Contoh: Pyrocyclus.
5. Cyclolith, nannofosil berbentuk cincin bulat telur, tersusun oleh
beberapa siklus elemen. Contoh : Cyclolithella
6. Zygolith, nannofosil berbentuk cincin bulat telur, dengan bagian
tengahnya terdapat struktur semacam jembatan. Contoh :
Zygodiscus
7. Rhabdolith, nannofosil yang terbentuk seperti batang panjang yang
melekat pada bagian tengah dari suatu lempeng. Contoh :
Rhabdosphaera
8. Caliptrolith, nannofosil berbentuk seperti topi. Contoh :
Caliptrosphaera
9. Pentalith, nannofosil yang berupa lempengan yang mempunyai
simetri kelipatan lima, berbentuk segilima, bintang atau lingkaran.
Contoh : Brarudosphaera.
10. Asterolith, nannofosil yang mempunyai bentuk luar seperti bintang,
butir salju atau tajuk bunga.
11. Stelolith, nannofosil yang berbentuk sebagai pilar atau silinder.
Contoh : Fasciculithus.
12. Sphenolith, nannofosil berbentuk taji dengan alas berbentuk prisma
yang tersusun oleh elemen-elemen yang radial kearah atas menjadi
meruncing. Contoh : Sphenolithus.
13. Ceratolith, nannofosil berbentuk tapal kuda yang terbentuk oleh dua
lengan sedikit melengkung.
2.3 Kegunaan Nannofosil
Pada awal perkembangan ilmu mikropaleontologi. Calcereous
Nannoplankton/Nannofosil belum banyak digunakan bahkan jarang sekali.
Namun dengan banyaknya penelitian yang dilakukan mengenai nannofosil,
maka saat ini nannofosil mempunyai peranan dan prospek yang cukup baik.
Studi nannofosil baru mengalami perkembangan pada tahun 1965, karena
sebelumnya belum ada mikroskop yang perbesaran cukup tinggi untuk
analisa nannofosil.
Elemen skeletal dari nannofosil mampu terawetkan walaupun telah
melalui satu atau beberapa daur sedimetasi dengan hanya menunjukkan
sedikit gejala aus. Hal ini dapat menjelaskan terjadinya fosil rombakan
dengan relatif lebih baik dari kelompok mikrofosil lainnya yang hanya
mampu dalam satu daur sedimentasi.
Suatu lapisan sedimen yang secara ekonomis penting tetapi
mengandung sedikit atau tidak mengandung foraminifera atau kelompok
mikrofosil lainnya karena suatu hal, maka pada umumnya masih dijumpai
nannofosil dengan kandungan yang cukup baik. Selain itu studi tentang
nannofsil tidaklah sesulit dan semahal studi mengenai spora dan pollen,
bahkan lebih sederhana serta lebih murah dari studi foraminifera.
Kelebihan nannofosil tersebut dibanding dengan foraminifera dan
pollen,membuat studi mengenai nannofosil menjadi lebih menarik untuk
ilmu paleontologi. Seiring dengan itu, dengan banyaknya publikasi yang
menekankan pada kegunaan nannofosil sebagai indikator biostatigrafi dalam
industri perminyakan maka peranan nannofosil dalam bidang biostatigrafi
semakin penting dan mempunyai nilai yang sangat ekonomis.
Nannofosil memiliki beberapa sifat yang memiliki arti penting dalam
penyusunan zona biostatigrafi dan bermanfaat dalam usaha penetapan umur
dan korelasi batuan sedimen laut, sifat tersebut adalah :
1. Hanya dibutuhkan percontoh,yang berukuran kecil (0,5 – 2,0 mgr)
2. Cara presparasinya mudah, cepat, sederhana dan murah
3. Nannofosil pada umumnya banyak terdapat pada lapisan batuan
sedimen yang berumur Jura sampai Resen
4. Variasi bentuknya tidak banyak (±500) macam
5. Ukurannya sangat kecil dan dijumpai secara melimpah dalam batuan
sedimen laut, sehingga ada atau tidaknya suatu spesies dalam satu
peraga dapat ditentukan secara lebih pasti dengan nannofosil,
dibandingkan penggunaan fosil lain yang ukurannya lebih besar.
6. Sifat hidupnya yang plankton hingga dimungkinkan penyebaran
geografis yang luas ke seluruh dunia.
Secepatnya perubahan morfologi nannofoil sepanjang watu geologi
memungkinkan pembagian kolom geologi menjadi sejumlah zona
biostatigrafi yang interval sempit, sehingga sangat berguna untuk korelasi
dengan ketelitian yang tinggi
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metodologi
3.1.1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Alat
- Laptop/Handphone
- ATK (Alat Tulis Lengkap)
- Lembar Deskripsi
- Clipboard
- Buku penuntun
2. Bahan
- Sampel Nano Fosil
3.2 Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Siapkan Clipboard, ATK dan lembar Deskripsi
2. Amati Sampel Nannofosiil yang telah diberikan oleh Asistensi
3. Setelah mengamati, tuliskan kedalam lembar deksripsi dari
toksonomi sampel nannofosil tersebut
4. Setelah semunya selesai, asistensikan kepada asisten masing-masing
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan dalam praktikum kali ini kita
dapat menarik kesimpulan bahwa :
1. Nannofosil gampingan merupakan fosil bagian keras dari mahluk
bersel tunggal hasil sekresi metabolisme sel. Identifikasi yang telah
dilakukan ditemukan 6 spesies nannofosil yang berbeda diantaranya
adalah Cocccolithus Pelagius, Sphenolithus abies, Sphenolithus
delphix, Spenolithus heterimorphus, Cylicargolithus Floridanus, dan
Discoaster berggrenii.
2. Nannofosil bermanfaat sebagai penetapan umur korelasi dari batuan
sedimen laut dan sebagai indikator biostatigrafi dalam industri
perminyakan.
5.2 Saran

Untuk acara selanju tnya, sebaiknya praktikan dapat mempelajari terlebih


dahulu, apa saja yang berkaitan dengan praktikum yang akan dilakukan, dan
saat melakukan asistensi sebaiknya bisa lebih mendengarkan arahan dari
asisten agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan antara asisten dan
juga praktikan, adapun saran untuk asisten tetap mempertahankan sifatnya
yang ramah kepada praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Cushman, J. A. (1927). An outline of a reclassification of the


foraminifera. Contributions from the Cushman laboratory for
foraminiferal research. 3(1): 1-105
M.Saeffull, D. b. (2013-2020). Pengertian/latarbelakang fosil plantonik.
2013 2015 pusat geologi, 1-30.

Rahma, I. (2020). Ciri-Ciri umum fosil plantonik Lengkap. 22 Agu 217 1-5.
Unkown. (2015, mai 14). Indonesia Dokumen. Retrieved maret 4, 2021, from
Indonesia Dokumen: https://fdokumen.com/document/foram-
bentonik-dan-planktonik.html

Anda mungkin juga menyukai