Anda di halaman 1dari 5

Simbolon, B.P.

Pengenalan Kelompok Mikrofosil

PENGENALAN KELOMPOK MIKROFOSIL


Billy Pentius Simbolon1, Jathisun Pasaribu2, Lamganda Nainggolan3, Yoga Prastio4, Cory Pasca
Tiur5, Muhammad Irfan Affriandi6, Tezar Julian7, Riko Nofrando S8, Annisa Rinka Farisy9, Nur
Afni Dian Utari10, Veni Dewinta11, Luki ardianto12, Nesa Indra Liliani13

Program Stusi Teknik Geologi, Jurusan Teknologi Produksi dan Industri, Institut Teknologi Sumatera

Email: billy.15117072@student.itera.ac.id

Abstracts

Micropaleontology is the branch of the science of paleontology which studies all remnants of
creatures that are small or micro so on implementing his research requires microscopes.
Microfossils are fossils generally not larger than four millimeters and are generally smaller than
one millimeter so to learn it light or electron microscopy. Difficult to determine unequivocally
whether a orgnisme can be classified as Microfossils or not because there is no size limit. There
are ten groups of Microfossils that can be commonly used, namely: diatoms, dinoflagelata,
commons algae, spore, pollen, radiolaria, foraminifera, nanoplankton, conodont, and ostracoda.
Microfossils are commonly used for determining the age and depositional environment. Therefore
keep in mind the form of his life, planktonic, bentonik, or other life forms. In this practical work,
students are required to be able to tell the difference in the morphology of the fossil group of ten
in pictures and fine visual and 3D description
Keywords: micropaleontology, microfossils, planktonic, bentonic

Abstrak

Mikropaleontologi merupakan cabang ilmu paleontologi yang mempelajari semua


sisa-sisa makhluk yang berukuran kecil atau mikro sehingga pada pelaksanaan penelitiannya
membutuhkan mikroskop. Mikrofosil adalah fosil yang umumnya berukuran tidak lebih besar
dari empat millimeter dan umumnya lebih kecil dari satu millimeter sehingga untuk
mempelajarinya dibutuhkan mikroskop cahaya atau elektron. Secara tegas sulit untuk
menentukan apakah suatu orgnisme dapat digolongkan sebagai mikrofosil atau tidak karena
tidak ada batas ukuran yang jelas. Terdapat sepuluh kelompok mikrofosil yang dapat umum
digunakan, yaitu: diatoms, dinoflagelata, commons algae, spore, pollen, nanoplankton,
radiolaria, foraminifera, conodont, dan ostracoda. Mikrofosil umum digunakan untuk penentuan
umur dan lingkungan pengendapan. Oleh karena itu perlu diketahui bentuk hidupnya, planktonic,
bentonik, atau bentuk hidup lainnya. Dalam praktikum ini mahasiswa diharuskan dapat
membedakan secara morfologi dari sepuluh kelompok fosil tersebut dalam gambar dan deskripsi
visual dan rupa 3D

Kata kunci : mikropaleontolog, mikrofosil, planktonik, bentonik

1
Simbolon, B.P.
Pengenalan Kelompok Mikrofosil

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikropaleontologi adalah cabang dari ilmu palenteologi yang khusus membahas semua
sisa-sisa organisme atau sisa-sisa makhluk yang berukuran kecil atau mikro sehingga pada
pelaksanaan penelitiannya membutuhkan mikroskop yang.yang dibahas antara laian adalah
mikrofosil, klasifikasi, morfologi, ekologi dan mengenai kepentingannya terhadap
stratigrafi.

Mikrofosil adalah fosil yang berukuran kecil dan untuk mempelajarinya diperlukan alat
batu optik seperti mikroskop. Ukuran dari mikrofosil berkisar dari 50 mikron- 1 mm.
Mikrofosil biasanya organisme yang bercangkang dan memiliki ruang. Terdapat 10
kelompok mikrofosil yang dapat digunakan, yaitu diatom, dinoflagelata, commons
algae, spore, pollen, nanoplankton, radiolarian, foraminifera, conodont dan ostracoda.

Kegunaan dari mempelajari mikropaleontologi sangat penting bagi geologist karena


merupakan sarana penting untuk mengetahui umur batuan dan lingkungan pengendapan
suatu daerah, dengan mempelejari mikropaleontologi merupakan aplikasi untuk
mengetahui keberadaan minyak dan gas saat diadakan eksplorasi migas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, muncul masalah antara lain:
1. Bagaimana karakteristik fosil yang digunakan sebagai penciri lingkungan
pengendapan?
2. Bagaimana karakteristik fosil yang digunakan sebagai identifikais umur?
3. Bagaimana bentuk perbedaan tubuh antara planktonik dan bentonik?

1.3 Tujuan
Adapun tujaun dari praktikum ini adalah supaya Mahasiswa dapat mengetahui sepuluh
(10) kelompok mikrofosil yang umum digunakan dalam berbagai aplikasi kebumian

2. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada pratikum ini tentang mikrofosil bertujuan untuk mengetahui kelompok mikrofosil
yang umum digunakan dalam berbagai aplikasi kebumian dan letak fosil itu berada.
Lingkunagn hidup setiap spesies berbeda beda. Di lingkungan fresh water ada fosil
Diatoms planktonic, Dinoflagelata planktonic, Common algae planktonic, dan
Radiolaria planktonic. Di lingkungan Terestrial ada fosil Spore, Conodont, Ostrocoda
dan Pollen. Sedangkan dilingkungan Marine ada fosil Foraminifera Planktonik, dan
Foraminifera Bentonik. Setiap fosil ini tidak dapat dilihat oleh mata biasa, harus

2
Simbolon, B.P.
Pengenalan Kelompok Mikrofosil

menggunakan bantuan mikroskop dikarenakan oleh ukurannya yang sangat kecil yang
berukuran <= 2mm.

Gambar 2.1 Bentuk 3 D mikrofosil

Gambar diatas adalah bentuk 3D dari mikrofosil yang dibuat menggunakan plastissin. Fosil
digunakan sebagai identifiskasi lingkungan pengendapan. yaitu seperti:
a. Foraminifera berguna untuk biostratigrafi dan memberikan tanggal relative yang
akurat terhadap batuan, foraminifera hidup di air bersih dan merupakan

3
Simbolon, B.P.
Pengenalan Kelompok Mikrofosil

planktonik tetapi ada juga foraminifera bentonik yang hidup di marine dan
digunakan sebai indikator penentuan lingkungan pengendapan
b. Diatom berguna untuk indikator waktu terhadap batuan, diatom juga hidup di air
tawar dan memiliki cara hidup planktonic.
c. Common algae berguna untuk indikator waktu dan penentuan umur pada batuan,
common algae hidup di daerah air tawar dan merupakan mikrofosil planktonic.
d. Dinoflagelata merupakan mikrofosil planktonik yang berguna untuk penentuan
umur suatu batuan
e. Spora dan pollen merupaka jenis fosil yang menandakan indikator teresterial dan
tidak dapat digunakan sebagai indikator penentuan umur pada batuan
f. Nanoplankton merupakan mikrofosil yang hidup di marine dan tidak dapat
digunakan sebagai indikator penentuan umur
g. Radiolaria merupakan mikrofosil planktonik yang berguna untuk penentuan umur
suatu batuan
h. Conodont dan ostracoda merupakan mikrofosil yang hidup di marine dan tidak
dapat digunakan sebagai indikator penentuan umur
Fosil dari Planktonik berguna untukmenunjukan umur suatu lapisan dan umur dari daerah
tersebut ini dikarenakan oleh penyebarannya yang luas serta sudah ada sejak zaman
kambrium. Seperti diatoms, dinoflagelata, common algae, nanoplankton, radiolarian,dan
foraminifera (planktonic).
Sedangkan fosil Bentonik berguna untuk mengetahui lingkungan pengendapannya ini
dikarenakan letak ia hidup dibawah/didasar laut yang jika ia mati akan langsung terendapkan.
Seperti spora, pollen, foraminifera (bentonik), conodont, dan ostracoda.
Lingkungan pengendapan fresh water adalah lingkungan pengendapan dengan salinitas air
tawar. Sedangkan untuk marine memiliki salinitas yang asin/garam.

3.KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan yang telah dilakukan adalah:
1. Fosil bentonik merupakan fosil yang digunakan untuk penentuan lingkungan
pengendapan sedangkan plankton digunakan sebagai penentuan umur batuan.
2. Fosil dari Planktonik berguna untukmenunjukan umur suatu lapisan dan umur dari daerah
tersebut.
3. Bentuk fisik bentonik lebih pipih dan runcing yang berguna untuk menancapkan diri
pada dasar laut sedangkan planktonic yang berbentuk pipih membundar dan lebih lebar
yaitu berguna utnuk melayang-layang diair.
4. Mikrofosil adalah fosil yang berukuran kecil dan untuk mempelajarinya diperlukan
alat bantu optik seperti mikroskop.

4
Simbolon, B.P.
Pengenalan Kelompok Mikrofosil

4. REFERENSI
[1] Yuflih, S. 2014. Mikrofosil : https://www.academia.edu/4439123/mikrofosil.
(diakses pada tanggal 27 februari 2019 pukul 19.20 WIB)
[2] Pringgopawiro H, 1984. Diktat Mikropaleontolgi Lanjut, Laboratorium
Mikropaleontologi Jur. T Geologi, ITB, Bandung.
[3] Institut Teknologi Sumatera. 2018. Modul Praktikum Paleontologi. Institut Teknologi
Sumatera. Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai