Anda di halaman 1dari 9

Foraminifera

Pemanfaatan Protozoa Foraminifera Sebagai Indikator Minyak Bumi

Dosen Pembimbing : Ir. Suprihatin, MT

Disusun Oleh :

1. Kautsar Rahman Winandri (20031010177)


2. Farrel Erikrisna (20031010193)
3. Dewa Ayu Putri Maheswari (20031010196)
4. Muhammad Faiq Fawwaz (20031010204)
5. Windhy Mutiara Salsabillah (20031010207)

PROGRAM SUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA


TIMUR

SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Foraminifera
Pemanfaatan Protozoa Sebagai Indikator Minyak Bumi” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Mikrobiologi. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang alga bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Suprihatin, MT selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Mikrobiologi. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 30 Maret 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Lebih dari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini, dan terdapat
kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organisme baru akan diidentifikasi oleh
generasi ahli biologi masa depan. Hewan dikelompokkan ke dalam sekitas 35 filum,
namun jumlah sebenarnya bergantung pada perbedaan pandangan para ahli
sistematika. Pada zaman purba ada spesies-spesies yang mampu menyusun kulut
atau kerangka luar yang terbentuk dari kapur atau kersik, hal ini diketahui dari fosil-
fosil yang terdapat dalam batu-batu yang berasal dari zaman kambrium +600 juta
tahun yang lalu. Spesies yang berkerangka kersik lebih dahulu hidupnya bila
dibandingkan dengan berkerangka kapur. Penemuan fosil-fosil ketika pengeboran
tanah untuk mencari sumber-sumber minyak.
Protozoa hanya dapat hidup dari zat-zat organik, merupakan konsumen
dalam komunitas, mereka memakai bakteri atau mikroorganisme lain atau sisa-sisa
organisme. Foraminifera merupakan organisme eukariot uniseluler yang hidup di
laut. Pada umumnya, foraminifera mensekresi materi cairan mineral sehingga
menghasilkan cangkang (test) berongga dan menjadi fosil dalam sedimen batuan.
Kerangka atau fosil Foraminifera yang telah mati dalam waktu yang lama akan
mengendap di dasar laut dan membentuk tanah globigerina. Endapan itulah yang
dijadikan indikator keberadaan minyak bumi, gas, dan bahan mineral lainnya.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai foraminifera agar dapat
mengimplementasikan peranannyanya ke dalam bidang industri..

I.2. Tujuan

1. Mempelajari pengertian dari protozoa secara umum.


2. Mempelajari klasifikasi dari protozoa foraminifera.
3. Mengetahui peranan protozoa foraminifera dalam industri minyak.
I.3. Manfaat

1. Agar mengetahui kelebihan dan kekurangan dari protozoa foraminifera.


2. Agar dapat mengaplikasikan protozoa foraminifera di dunia industri.
3. Agar mengetahui proses pemanfaatan foraminifera sebagai indikator
minyak bumi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Pengertian Protozoa

Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang


antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya
dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara
algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan
merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil
dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu
hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan
memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus
Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa
genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan
dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena
ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae
karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak
berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk
badan buah.

II. 2. Pengertian Foraminifera

Foraminifera adalah mikroorganisme bersel tunggal yang merupakan


bagian dari protista. Foraminifera umumnya hidup di lingkungan laut sebagai
plankton dan bentos. Cangkang foraminifera yang umumnya tersusun dari kalsium
karbonat dapat merekam kondisi lingkungan pada saat hidupnya seperti tingkat
salinitas, suhu, arus, jenis sedimen dan kedalaman laut yang berbeda. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui karakter morfologis dan keanekaragaman foraminifera
bentonik di Perairan Serdang Bedagai, Sumatera Utara serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu pemilihan
sampel, penjentikan spesimen (picking), koleksi, dokumentasi spesimen
foraminifera dan partikel sedimen, identifikasi dan deskripsi morfologi dan analisis
data serta pembuatan peta sebaran spasial foraminifera tertentu. Hasil analisis
foraminifera terhadap 15 sampel sedimen hasil cucian, teridentifikasi 17 spesies
foraminifera bentonik dari 10 genera dengan jumlah total 1085 spesimen.

Di daerah penelitian didominasi oleh kehadiran Ammonia, Quinqueloculina


dan Elphidium serta beberapa genera yang ditemukan kurang melimpah yaitu
Asterorotalia, Hanzawaia, Eponides, Nonion, Triloculina, Spiroloculina, dan
Textularia. Setiap genus tersebut memiliki karakter morfologis dan sebaran spasial
yang khas dan dapat menjadi penciri dari daerah penelitian sebagai bagian dari
perairan dangkal dari Selat Malaka. Faktor lingkungan utama yang mempengaruhi
morfologi dan keanekaragaman foraminifera adalah jenis sedimen, kedalaman dan
salinitas serta arus. Setiap spesies memiliki sebaran spasial tertentu sesuai
habitatnya yang dapat dijadikan penciri daerah tertentu. Ammonia sp. dijumpai
sangat melimpah di perairan dekat muara sungai sebagai indikator lingkungan
berenergi tinggi. Quinqueloculina seminulum dan Spiroloculina depressa tersebar
di lepas pantai yang dipengaruhi oleh jenis sedimen, arus dan kedalaman air.

II. 3. Alasan Pengaplikasi dari foraminifera

Pada umumnya tanah yang memiliki perbedaan lapisan maka kandungan


hidrokarbon yang tersimpan pun juga berbeda. Lapisan tanah tersebut terbentuk
dari fosil-fosil yang lama tertimbun akibat tekanan, temperature, dan aktivitas alam.
Pada lapangan kerja ketika dilakukan pengeboran tanah hingga kedalaman
tertentu sehingga ditemukannya minyak, pada lapisan tanah tersebut akan
ditemukan fosil tertentu. Kemudian pada tempat lain dimana minyak ditemukan,
fosil tersebut juga berada pada lapisan tanah tersebut. Sehingga para geologist akan
mencari sumber minyak bumi di tempat lain dengan memprediksi ada atau tidaknya
fosil tersebut.
Metode diatas disebut dengan biostatigraphy yaitu pemetaaan tanah atau
batuan melalui adanya fosil-fosil makhluk hidup untuk mencari kandungan
hidrokarbon. Foraminifera adalah salah satu makhluk hidup yang dimaksud.
Sehingga ketika ingin mencari letak keberadaan minyak bumi, para geologist akan
memprediksi dengan ada atau tidaknya foraminifera di tempat tersebut (Aksara,
2021)

II. 4. Pemanfaatan Alga Gelidium Amansii Dalam Bidang Industri

Benthic Foraminifera memiliki cangkang yang tersusun dari zat bernama


kitin (zat ini juga ditemukan pada jamur). Setelah mati,
benthic Foraminifera mengendap dan membentuk batuan.

Cangkang benthic Foraminifera sangat sensitif terhadap perubahan


lingkungan. Oleh karena itu, ilmuwan dapat memperkirakan potensi adanya minyak
bumi dengan cara mengukur kadar isotop oksigen pada sample
benthic Foraminifera, mengukur Foraminiferal Colouration Index (FCI) yang
merupakan indeks perubahan warna pada fosil Foraminifer, yang berperan dalam
proses pembentukan minyak bumi. Selain itu, perkiraan kematangan termal
benthic Foraminifera juga dapat diukur untuk mengetahui kematangan batuan yang
membentuk hidrokarbon penyusun minyak bumi.

Ilmuwan dapat memperkirakan potensi adanya minyak bumi dengan cara


mengukur kadar isotop oksigen pada sample benthic Foraminifera, mengukur
Foraminiferal Colouration Index (FCI) yang merupakan indeks perubahan warna
pada fosil Foraminifer, yang berperan dalam proses pembentukan minyak bumi.

Selain itu, perkiraan kematangan termal benthic Foraminifera juga dapat


diukur untuk mengetahui kematangan batuan yang membentuk hidrokarbon
penyusun minyak bumi (Aksara,2020)
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

III. 1. Kesimpulan

Foraminifera adalah mikroorganisme bersel tunggal yang merupakan


bagian dari protista. Foraminifera umumnya hidup di lingkungan laut sebagai
plankton dan bentos. Cangkang foraminifera yang umumnya tersusun dari kalsium
karbonat dapat merekam kondisi lingkungan pada saat hidupnya seperti tingkat
salinitas, suhu, arus, jenis sedimen dan kedalaman laut yang berbeda.. Bahwa
identifkasi meliputi beberapa tahap dan memakan waktu yang cukup lama dan
membutuhkan orang ynag ahli dalam bidangnya dan fosil foraminifera juga dapat
digunak dalam pekerjaan penambangan seperti saat dilakukan tahap eksplorasi
dalam menemukan sumber minyak bumi.

Fosil foraminfera juga di bagi kedalam beberapa golongan ataupun keluarga


yang berbeda sesuai dengan bentuk, nama, tempat hidup, dan waktu dimana fosil
tersebut pernah hidup, dalam hal ini telah diketahui bahwa foraminifera dominan
hidup di dalam air, adapun yang hidup di permukaannya maupun yang hidup di
bawah permukaan air laut dengan kedalaman yang bevariasi seperti halnya yang
hidup dalam kedalaman 30 meter bahkan ada pula yang hidup dalam kedalam 1000
meter di bawah permukaan air laut.

III. 2. Saran

Sebaiknya pahami terlebih dahulu mengenai Foraminifera karena banyak


variasi jenis foraminifera yang dapat dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA

Aksara, P, 2020, Mengapa Foraminifera Dapat Menjadi Indikator Sumber Minyak


Bumi?, Quora, diakses pada 27 Maret 2022, Mengapa Foraminifera dapat menjadi
indikator sumber minyak bumi? - Quora

Anda mungkin juga menyukai