OLEH:
OLEH
RIDHO NUGRAHA
4522045005
Fosil sendir ialah sisa organisme yang dulunya hidup di bumi di beberapa
waktu lalu, dikarenakan telah terawetkan bahkan sejak 3,5 miliar tahun yang lalu
,fosil ini menjadi sebuah petunjuk tentang Sejarah bumi.
2.2 Pengertian Filum Protozoa Dan Bryozoa
Filum protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa barasal dari
yunani yaitu protos artinya pertana dan zoon artinya hewan .jadi, protozoa adalah
hewan pertama . protozoa adalah merupakan kelompok lain dari protista eukariotik.
Kadang kadang anatara algae dan protozoa kurang jelas perbedaanya. Kebanyakan
protozoa hanya dapat dilihat dibawah mikroskop .
Filum bryozoa berasal dari Bahasa Yunani , bryon :lumut dan Zoon : hewan.
Dahulu bryozoa dianggap sebagai tumbuhan air di perairan karena bentuk dan
karakteristik dari bryozoa menyerupai tumbuhan lumut . Namun, setelah penelitia
lebih lanjut bryozoa merupakan koloni dari hewan kecil – kecil , seperti hamparan
lumut berbulu, menempel pada batu, benda atau tumbuhan lain di perairan dangkal
yang subur dan jernih.
2.2.1 Ciri – ciri Protozoa
Ciri – ciri umum dari filum protozoa sendiri ada tujuh diantaranya ialah
sebagai berikut :
a . Organisme uniseluler ( bersel Tunggal )
b . Eukariotik (memiliki membrane nucleus)
c . Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
d . Umumnya tidak dapat mrembuat makanan sendiri (heterotrof)
e . Hidup bebas , saprofit atau parasit
f . Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
g . Alat gerak pseudopodia , silia , atau flagella
2.2.2 Klasifikasi Protozoa
Protozoa memiliki beberapa kelas, dan dibagi menjadi empat kelas dari
system alat geraknya yaitu sebagai berikut.
2.2.3 Klasifikasi Protozoa
Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya,
yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek
dari flagel. Spesies kelas Ciliata hidup di lingkungan air tawar dan membentuk test
yang disebut sebagai LORICA dan ini dijumpai sebagai fosil dinding Lorica terdiri
dari senyawa yang kompleks dan berasosiasi dengan aglutinin.
Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara
perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah
satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.
Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.
1. Phylactolaemata
Lophophore berbentuk tapal kuda mempunyai epistome; dinding berotot;
koloni monomorfik; terdapat di air tawar; menghasilkan statoblast; tidak ada
zooid polymorpism; tidak ada proses pengerasan asam kapur. Dalam kelas
Phylactolaemata hanya terdapat satu ordo yaitu ordo Plumatellina contoh :
Plumatella, lophophus crystallinus.
2. Gymnolaemata
Lophophore berbentuk lingkaran; epistome tidak ada; dinding tubuh tidak
berotot, koloni acapkali polimorfik; zooeica kompleks berbentuk silindris;
lebih dari 3000 spesies hidup, kebanyakan laut; banyak spesies fosil.
a. Ordo Ctenostomata
Zoecia seperti agar, khitin atau membran; diameter orifice sama
dengan diameter zoecium; koloni berbentuk lapisan tipis pada batu,
cangkang molusca atau ganggang. Contoh : Pladucella (di air tawar) dan
Alcyonidium (di air laut).
b. Ordo Cheilostomata
Zoecia dari tanduk atau kapur, berbentuk kotak dan mempunyai
avicularia; biasanya mempunyai operkulum; bentuk koloni berumbai-
umbai.
3. Klas Stenolaemata
Bentuk zoecium sepetri tabung, terbuka di bagian ujung; dinding zoecia
berkapur dan menyatu satu sama lain; orifice bundar; telur di erami dalam ovicell
yang besar; 900 spesies hidup, semua dilaut.
2.2.5 Morfologi
2.2.5 Anatomi
Tiap individu Bryozoa terbungkus dalam zooecium yaitu selubung benda
mati (nonliving envelpment) dari khitin atau lapisan tebal kalsium karbonat yang
tertutup khitin. Istilah polypide untuk menyatakan isi zooid di dalam dinding tubuh,
yaitu lophophore, saluran pencernaan, otot dan organ lainnya. Mulut Bryozoa
ditumbuhi dengan tentakel, Anus terletak dekat mulut, Rongga tubuh sempurna,
tidak ada sistem peredaran darah, organ pernafasan maupun nephridia, terdapat
syaraf ganglion diantara mulut anus, dan traktus digestivus berupa saluran
berbentuk U.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam praktikum Acara 2 Penegenalan fosil
adalah pengenalan dan pendeskripsian langsung di laboratorium. Dalam praktikum
ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Dilakukan secara
berkelompok dengan mengisi lembar kerja praktikum masing-masing, juga dengan
peraga fosil yang berbeda-beda.
1.1.1 Tahapan Pendahuluan
Pada tahapan awal, kami pertama-tama melaksanakan asistensi umum.
Pada asistensi umum dijelaskan materi singkat tentang pengenalan fosil. Setelah
pemberian materi, asisten memberikan tugas pendahuluan.
1.1.2 Tahapan Praktikum
Kegiatan praktikum dilakukan di Laboratorium Paleontologi,
Departemen Teknik Geologi, Universitas Hasanuddin. Kemudian praktikan
diberikan 7 sampel fosil untuk kemudian dideskripsikan dan dituliskan pada lembar
kerja praktikum.
1.1.3 Tahapan Pengolahan Data
Pada tahapan ini kami melakukan asistensi dengan asisten terkait lembar
kerja yang telah diisi dengan deskripsi sampel fosil untuk memperoleh hasil yang
benar.
1.1.4 Laporan
Setelah melakukan pengelolaan data yang benar berdasarkan hasil
asistensi dari asisten, dilanjutkan dengan penyusunan laporan sesuai dengan
laporan yang telah dilakukan.
TABEL 3.1 DIAGRAM ALIR
Tahapan Pendahuluan
TahapanPraktikum
Laporan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sampel Peraga Nomor 1964
Adapun manfaat dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan purba,
menentukan umur batuan.
4.2 Sampel Peraga Nomor 1525
Adapun manfaat dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan purba,
menentukan umur batuan, perubahan iklim serta regresi laut.
4.3 Sampel, Peraga Nomor 1293
Adapun manfaat dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan purba,
menentukan umur batuan, perubahan iklim serta regresi laut.
4.4 Sampel Peraga Nomor 1613
Pada fosil dengan nomor peraga 1613 dapat diketahui bahwa fosil ini
termasuk dalam filum Protozoa , dengan kelas Cephalopoda, Ordo Ammonitida
termasuk dalam famili Pleydellianidae, genus Pleydellia dan nama spesiesnya
Pleydellia aalensia (ZIETEN).
Sampel peraga 1613 mengalami proses pemfosilan permineralisasi,
permineralisasi proses pemfosilan yang terjadi penggantian sebagian atau bagian
dari fosil oleh satu jenis mineral karena dari akibat masuknya mineral tertentu ke
dalam rongga-rongga atau pori-pori tulang, cangkang atau material tumbuhan
sehingga menyebabkan fosil akan lebih berat dari semula dan akan lebih tahan
terhadap pelapukan. Mineral yang mengisi dan terendapkan adalah kalsit, silica dan
beberapa jumlah senyawa dari besi. Adapun umur dari fosil tersebut adalah 195-
176 juta tahun (Jura bawah), lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut
dangkal berdasarkan komposisi kimianya yaitu bereaksi dengan HCL, adapun
bentuk fosilnya yaitu Plate.
Adapun manfaat dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan purba,
menentukan umur batuan, perubahan iklim serta regresi laut.
4.5 Sampel Peraga Nomor 372
Pada fosil dengan nomor peraga 372 dapat diketahui bahwa fosil ini
termasuk dalam filum Bryozoa dengan kelas Anthozoa, Ordo Saturida, termasuk
dalam famili Cyathaxonianidae , genus Cyathaxonia dan nama spesiesnya
Cyathaxonia cornu MICH .
Sampel peraga 372 mengalami proses pemfosilan destilasi/karbonisasi,
karbonisasi yaitu menguapnya kandungan gas-gas atau zat lain yang mudah
menguap dalam tumbuhan atau hewan karena tertekannya rangka atau tubuh
kehidupan tersebut dalam sedimentasi dan meninggalkan residu karbon (C) berupa
lapisan-lapisan tipis dan kumpulan unsur C yang menyelubungi atau menyelimuti
sisa-sisa organisme yang tertekan tadi. Adapun umur dari fosil tersebut adalah 345-
318 juta tahun (Karbon bawah), lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut
dangkal berdasarkan komposisi kimianya yaitu bereaksi dengan HCL, adapun
bentuk fosilnya yaitu plate.
Adapun manfaat dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan purba,
menentukan umur batuan, perubahan iklim serta regresi laut.
4.6 Sampel Peraga Nomor 90
Pada fosil dengan nomor peraga 90 dapat diketahui bahwa fosil ini memiliki
taksonomi, termasuk dalam filum Bryozoa dengan kelas Stenolaemata, Ordo
Phylloporitida, termasuk dalam famili Pseudohorneranidae, genus
Pseudohorneran dan nama spesiesnya Pseudohorneranidae bifida (EICHW).
Sampel peraga 90 mengalami proses pemfosilan permineralisasi,
permineralisasi proses pemfosilan yang terjadi penggantian sebagian atau bagian
dari fosil oleh satu jenis mineral karena dari akibat masuknya mineral tertentu ke
dalam rongga-rongga atau pori-pori tulang, cangkang atau material tumbuhan
sehingga menyebabkan fosil akan lebih berat dari semula dan akan lebih tahan
terhadap pelapukan. Mineral yang mengisi dan terendapkan adalah kalsit, silica dan
beberapa jumlah senyawa dari besi. Adapun umur dari fosil tersebut adalah 500-
450 juta tahun (Ordavisium tengah), lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah
laut dangkal berdasarkan komposisi kimianya yaitu bereaksi dengan HCL, adapun
bentuk fosilnya yaitu Brancing.
Adapun manfaat dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan purba,
menentukan umur batuan, perubahan iklim serta regresi laut.
4.7 Sampel Peraga Nomor 929
Adapun manfaat dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan purba,
menentukan umur batuan, perubahan iklim serta regresi laut.