Anda di halaman 1dari 6

BRYOZOA 'ZOOLOGI INVERTEBRATA'

BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bryozoa berasal dari bahasa yunani, Bryon berarti lumut dan Zoon berarti hewan. Bryozoa
berupa koloni hewan kecil-kecil yang menyerupai lumut berbulu. Bryozoa sendiri lebih
dikenal dengan nama lain Ectropocta, yang berasal dari kata Ektos yang berarti di luar, dan
Proctos yang berarti anus. Jadi Bryozoa merupakan kelompok hewan yang memiliki anus di
bagian luar lophophore. Saluran pencernaan bryozoa lengkap membentuk huruf U dan mulut
yang di kelilingi oleh lophophore
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.
Jelaskan pengertian Bryozoa?
2.
Jelaskan morfologi filum Bryozoa secara umum?
3.
Jelaskan anatomi filum Bryozoa secara umum?
4.
Sebutkan klasifikasi filum Bryozoa!
5.
Jelaskan sistem reproduksi pada Bryozoa?
6.
Jelaskan sistem pencernaan pada Bryozoa?
7.
Jelaskan sistem ekskresi pada Bryozoa?
8.
Jelaskan sistem pertahanan diri pada Bryozoa?
9.
Sebutkan manfaat Bryozoa!
1.3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tujuan Penulisan
Menjelaskan pengertian Bryozoa?
Menjelaskan morfologi filum Bryozoa secara umum?
Menjelaskan anatomi filum Bryozoa secara umum?
Menyebutkan klasifikasi filum Bryozoa!
Menjelaskan sistem reproduksi pada Bryozoa?
Menjelaskan sistem pencernaan pada Bryozoa?
Menjelaskan sistem ekskresi pada Bryozoa?
Menjelaskan sistem pertahanan diri pada Bryozoa?
Menyebutkan manfaat Bryozoa!

1.4
Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode keperpustakaan dan
browsing internet. Kami menggunakan kedua metode tersebut agar isi makalah ini bisa lebih
lengkap dan berbobot.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Filum Bryozoa
Bryozoa dianggap sebagai tumbuhan karena bentuk dan karakteristik dari Bryozoa
menyerupai tumbuhan lumut. Namun, setelah penelitian lebih lanjut Bryozoa merupakan

koloni dari hewan kecil-kecil, seperti hamparan lumut berbulu, menempel pada batu, benda
atau tumbuhan air di perairan dangkal yang subur dan jernih. Bryozoa berasal dari bahasa
yunani, bryon berarti lumut dan zoon berarti hewan. Filum Bryozoa dinamakan juga Polyzoa
atau Ectoprocta, berasal dari kata ectos berarti di luar dan proctos berarti anus, maksudnya
anus terletak di luar lophophore. Lophophore ialah lipatan dinding tubuh atau calyx yang
mengelilingi mulut, dan mengandung tentakel bercilia.
Bryozoa adalah hewan yang berkoloni dan sessile. Tiap individu terbungkus oleh zooecium
yaitu selubung dari khitin atau lapisan tebal kalsium karbonat yang tertutup khitin. Bryozoa
hidup di laut dan beberapa hidup di air tawar. Beberapa jenis mengeluarkan benda berkapur
seperti batu karang. Sebagian besar spesies bryozoan hidup di lingkungan laut, air dangkal.
Beberapa silia beberapa bergerak tetapi beberapa koloni yang mampu merayap sekitar dan
beberapa spesies dapat bergerak dalam butiran pasir. Fosil mereka sering ditemukan dalam
batuan dimulai pada Ordovisium dan terjadi dalam berbagai bentuk. Mereka hidup oleh
organisme mikroskopis pakan mengambang di air seperti diatom atau radiolaria, yang mereka
ambil dengan tentakel kecil.
2.2
Morfologi Filum Bryozoa Secara Umum
Bryozoa atau lumut laut adalah bintang kecil yang hidup berkoloni, masing-masing hewan
atau zooid hidup bebas di laut dangkal secara berkoloni. Mereka umumnya membangun
kerangka yang membatu dari kalsium karbonat dan dapat tumbuh dalam berbagai macam
bentuk tubuh seperti renda (e.g. Smittina anecdota), ranting bercabang (e.g.Malakosaria
sinclarii) dan berbentuk pipih, tipis atau berupa gundukan pada batu (e.g.Buffonellodes spA).
Mempunyai ranting dan cabang yang mirip tumbuhan. Pada umumnya memiliki banyak
lubang-lubang kecil pada rangkanya. Lophophore ialah lipatan dinding tubuh atau calyx yang
mengelilingi mulut, dan mengandung tentakel bercilia., saluran pencernaan yang bersilia,
yang tersuspensi dalam rongga yang mendalam, mencakup mulut dalam lingkaran berbentuk
sungut, faring lebar, kerongkongan ramping, perut luas, dan usus ramping yang dibuang
melalui anus terletak di luar lophophore tersebut.
Mereka mememakan mikroorganisme kecil dan uniseluler, termasuk alga. Bryozoa juga
memangsa bulu babi dan ikan. Hewan ini dapat ditemukan di berbagai substrat keras
termasuk batu-batuan, karang, maupun melilit pada spons. Akan tetapi ada beberapa bryozoa
yang tidak dapat tumbuh dan berkembang disubstrat padat, melainkan membentuk koloni
pada sidemen. Jika dilihat dari luar permukaan tubuhnya banyak orang yang salah dalam
membedakan antara bryozoa dengan karang karena kesamaan permukaan tubuhnya. Di laut
selatan kelompok Bryozoa relatif terkenal.
Ciri-ciri umum Bryozoa
1.
Hidup berkoloni dan hidup bebas di air laut.
2.
Mirip dengan beberapa koral, bunga karang dan algae.
3.
Umumnya memiliki kerangka keras yang membatu.
4.
Biasanya sering ditemukan di bebatuan.
5.
Memiliki lubang-lubang kecil dipermukaan tubuhnya.
6.
Variasi bentuk tubuhnya bermacam-macam misalnya, bentuk ranting, bentuk
bercabang, dan menyerupai tenda.
Gambar 1. Karakteristik umum Bryozoa
2.3
Anatomi Filum Bryozoa Secara Umum
Bryozoa adalah hewan berkoloni dan sessile. Masing-masing individu atau zooid dalam
koloni umumnya tidak lebih besar daripada 1 mm, beberapa jenis berbentuk seperti polip
hydrozoa. Tiap individu terbungkus dalam zooecium yaitu selubung benda mati (nonliving

envelpment) dari khitin atau lapisan tebal kalsium karbonat yang tertutup khitin. Istilah
polypide untuk menyatakan isi zooid di dalam dinding tubuh, yaitu lophophore, saluran
pencernaan, otot dan organ lainnya. Mulut Bryozoa ditumbuhi dengan tentakel, Anus terletak
dekat mulut, Rongga tubuh sempurna, tidak ada sistem peredaran darah, organ pernafasan
maupun nephridia, terdapat syaraf ganglion diantara mulut anus, dan traktus digestivus
berupa saluran berbentuk U.
Gambar 2. Bentuk hidup filum Bryozoa
2.4
Klasifikasi
Dalam filum bryozoa di bagi menjadi 3 kelas, yaitu:
1.
Phylactolaemata
Lophophore berbentuk tapal kuda mempunyai epistome; dinding berotot; koloni
monomorfik; terdapat di air tawar; menghasilkan statoblast; tidak ada zooid polymorpism;
tidak ada proses pengerasan asam kapur. Dalam kelas Phylactolaemata hanya terdapat satu
ordo yaitu ordo Plumatellina.
Gambar 4. Cristatella mucedoGambar 5. Lophopus crystallinus
2.
Gymnolaemata
Lophophore berbentuk lingkaran; epistome tidak ada; dinding tubuh tidak berotot, koloni
acapkali polimorfik; zooeica kompleks berbentuk silindris; lebih dari 3000 spesies hidup,
kebanyakan laut; banyak spesies fosil.
Dalam kelas Gymnolaemata di bagi menjadi 2 ordo yaitu :
a.
Ctenostomata
Zoecia seperti agar, khitin atau membran; diameter orifice sama dengan diameter zoecium;
koloni berbentuk lapisan tipis pada batu, cangkang molusca atau ganggang (Clarkson, 1993).
Contoh : Pladucella (di air tawar) dan Alcyonidium diaphanum (di air laut), Vinella repens,
dan Bowerbankia.
b.
Cheilostomata
Zoecia dari tanduk atau kapur, berbentuk kotak dan mempunyai avicularia, biasanya
mempunyai operkulum; bentuk koloni berumbai-umbai.
Contoh : Bugula, Membranipora membranace, Adeona grisea dan Callopora ramosa.
3.
Stenolaemata
Bentuk zoecium sepetri tabung, terbuka di bagian ujung; dinding zoecia berkapur dan
menyatu satu sama lain; orifice bundar; telur di erami dalam ovicell yang besar; 900 spesies
hidup, semua dilaut.
Dalam kelas Stenolaemata di bagi menjadi 6 ordo, yaitu :
a.
Ordo Cyclostomata atau tubulipora, contoh: crissia, tubulipora.
Gambar 6. Tubulipora pulchra
b.
Ordo Cystoporata, contoh: Fistulipora nura
Gambar 7. Fistulipora nura
c.
d.

Ordo Stomatopora, contoh: Stomatopora gingrina


Ordo Cryptostomata, contoh: Archemedes sp., Fistulipora sp.

Gambar 8. Fistulipora sp.

e.
Ordo Treopostomata, contoh: Batostoma minnesotense, Prasopora simulatrix, dan
Constellaria florida.
Gambar 9. Prasopora simulatrix
Gambar 10. Constellaria florida
f.
Ordo Fenestrata, contoh: Fenestella sp. dan Ceramoporella ohioensis.
Gambar 11. Ceramoporella ohioensis

2.5
Sistem Reproduksi
Bryozoa bereproduksi secara seksual dan aseksual. Semua Bryozoa air tawar dan kebanyakan
Bryozoa air laut yang fertilisasi dalam pertumbuhannya di dalam tubuh. Telur dan sperma
dihasilkan secara bergantian, adakalanya protandri. Testis pada funiculus, ovari terletak pada
lophophore. Pada spesies dioceus, zooid jantan dan betina terdapat satu koloni atau pada
koloni lain. Gonoduct tidak ada, telur dan sperma berhamburan dalam coelom atau dilepas di
air. Beberapa spesies laut mengerami telurnya, semisalnya dalam saluran pencernaan yang
mengalami degenerasi atau ovicell.
Bentuk larva Bryozoa laut bervariasi, namun semuanya mempunyai corona, yaitu semacam
lingkaran cilia sebagai alat renang, dan serumpun cilia panjang di anterior, serta sebuah
kantung penempel di posterior. Setelah berenang bebas sesaat bagi yang tidak makan, dan
beberapa bulanlagi yang makan, maka larva menempel di substrat, tumbuh menjadi zooid
awal yang disebut ancestrula. Dengan jalan pertunasan, reproduksi aseksual, ancestrula
membentuk beberapa zooid baru dan zooid-zooid ini membentuk sejumlah besar zooid lagi,
sehingga terbentuklah koloni bryozoa baru yang makin lama makin besar, bentuk koloni
sesuai dengan jenisnya. Kolini berumur satu musim atau beberapa tahun.
Reproduksi Aseksual pada bryozoa air tawar selain dengan cara pertunasan, juga dengan
menghasilkan statoblast, satu sampai beberapa butir pada funiculus. Statoblast tahan terhadap
kekeringan, panas dan dingin. Struktur dan bentuk statoblast di pakai untuk identifikasi genus
dan spesies.
2.6
Sistem Pencernaan
Proses pencernaan makanan pada Bryozoa dilakukan dengan proses yang sama dengan
hewan lain yakni pertama kali makanan yang diambil oleh tentakel lalu dimasukkan ke dalam
mulut yang kemudian melewati faring, lalu di cerna di dalam lambung lalu melalui usus,
dimana di usus tersebut terjadi penyerapan bahan makanan yang sudah dicerna oleh lambung.
2.7
Sistem Ekskresi
Pada hewan Bryozoa proses ekskresinya sama seperti pada hewan biasanya yakni hasil sisa
pencernaan yang sudah tidak dapat digunakan akan dikeluarkan melalui saluran yang disebut
anus, pada Bryozoa anus terletak di luar lophophore, sebagaimana telah disebutkan bahwa
Bryozoa bisa disebut juga Ectoprocta.
2.8
Sistem Pertahanan Diri
Bryozoa termasuk organisme yang memiliki warna mencolok dan tak memiliki duri (spine)
serta tak dilindungi oleh cangkang sebagai penutup tubuh, sehingga organisme ini rawan
terhadap predator. Dalam rangka membebaskan diri dari serangan predator, secara alamiah
organisme ini mengembangkan suatu mekanisme pertahanan diri dengan memproduksi
senyawa aktif yang membuat predator menjauhinya.Invertebrata laut yang mempunyai
struktur pergerakan fisik lebih terbatas dibanding dengan vertebrata laut, mampu
mengembangkan sistem pertahanan diri dengan memproduksi senyawa kimia (chemical
defense). Senyawa kimia yang dihasilkan oleh invertebrata laut ini berguna untuk mencegah
dan mempertahankan diri dari serangan predator, media kompetisi, mencegah infeksi bakteri,

membantu proses reproduksi dan mencegah sengatan sinar ultra violet.


2.9
Manfaat Bryozoa
Bryozoa merupakan makanan dari turbelaria, siput, oligochaeta, larva trichoptera dan ikan
kecil. Koloni spesies fosil pada stenolaemata mempunyai zoecia dari kapur padat, sehingga
meninggalkan lapisan kapur yang tebal. Hal ini berarti spesies tersebut turut membantu
terjadinya periode geologis yang pendek, namun penyebaran geologisnya luas, spesies
tersebut berguna sebagai petunjuk lapisan geologis untuk mempelajari batuan-batuan dalam
uji pengeboran untuk mencari minyak.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Bryozoa dianggap sebagai tumbuhan karena bentuk dan karakteristik dari Bryozoa
menyerupai tumbuhan lumut. Namun, setelah penelitian lebih lanjut Bryozoa merupakan
koloni dari hewan kecil-kecil, seperti hamparan lumut berbulu, menempel pada batu, benda
atau tumbuhan air di perairan dangkal yang subur dan jernih.
2.
Pada umumnya memiliki banyak lubang-lubang kecil pada rangkanya. Lophophore
ialah lipatan dinding tubuh atau calyx yang mengelilingi mulut, dan mengandung tentakel
bercilia., saluran pencernaan yang bersilia, yang tersuspensi dalam rongga yang mendalam,
mencakup mulut dalam lingkaran berbentuk sungut, faring lebar, kerongkongan ramping,
perut luas, dan usus ramping yang dibuang melalui anus terletak di luar lophophore tersebut.
3.
Dalam filum bryozoa di bagi menjadi 3 kelas, yaitu:
a.
Phylactolaemata
b.
Gymnolaemata
c.
Stenolaemata
4.
Bryozoa bereproduksi secara seksual dan aseksual. Semua Bryozoa air tawar dan
kebanyakan Bryozoa air laut yang fertilisasi dalam pertumbuhannya di dalam tubuh. Telur
dan sperma dihasilkan secara bergantian.
5.
Proses pencernaan makanan pada Bryozoa dilakukan dengan proses yang sama
dengan hewan lain yakni pertama kali makanan yang diambil oleh tentakel lalu dimasukkan
ke dalam mulut yang kemudian melewati faring, lalu di cerna di dalam lambung lalu melalui
usus, dimana di usus tersebut terjadi penyerapan bahan makanan yang sudah dicerna oleh
lambung.
6.
Pada hewan Bryozoa proses ekskresinya sama seperti pada hewan biasanya yakni
hasil sisa pencernaan yang sudah tidak dapat digunakan akan dikeluarkan melalui saluran
yang disebut anus.
7.
secara alamiah organisme ini mengembangkan suatu mekanisme pertahanan diri
dengan memproduksi senyawa aktif yang membuat predator menjauhinya.Invertebrata laut
yang mempunyai struktur pergerakan fisik lebih terbatas dibanding dengan vertebrata laut,
mampu mengembangkan sistem pertahanan diri dengan memproduksi senyawa kimia
(chemical defense).
8.
Bryozoa turut membantu terjadinya periode geologis yang pendek, namun penyebaran
geologisnya luas, spesies tersebut berguna sebagai petunjuk lapisan geologis untuk
mempelajari batuan-batuan dalam uji pengeboran untuk mencari minyak.
3.2
Saran
Dengan penyusunan makalah ini diharapkan bertambahnya ilmu pengetahuan kita mengenai
hewan avertebrata air khususnya pada filum Bryozoa, baik untuk pemanfaatan maupun daya
guna dari filum Bryozoa. Dimana filum ini terdiri dari tiga kelas, yaitu; Phylactolaemata,

Gymnolaemata dan Stenolaemata.

DAFTAR PUSTAKA
Djarubito, Mukayat.1994. Zoologi Dasar. Erlangga; Jakarta.
Hibberd, Ty dan Kirrily Moore. 2009. Field Identification Guide to Heard Island and
MCDonald Island Benthic Invertebrates: A Guide for Scientific Observers Aboard Fishing
Vessels. Australia: Fisheries Research and Development Corporation.
Jitmahantakul, Sukonmeth. Phylum Bryozoa.
Sumber Situs Web:
http://www.coremap.or.id/downloads/1324.pdf (Diakses pada tanggal 28 Februari 2014)
http://farhatharry.blogspot.com/2013/01/tugas-terstruktur-avertebrata-air_17.html(Diakses
pada tanggal 28 Februari 2014)
http://portalgaruda.org/download_article.php(Diakses pada tanggal 28 Februari 2014)

Anda mungkin juga menyukai