Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Invertabrata merupakan istilah yang diberikan untuk hewan yang tidak
memiliki tulang belakang. Hewan yang tergolong invertebrata telah muncul
dari kurun arkean pada skala waktu geologi, lebih tepatnya pada masa
eoarkean. Hal ini ditandai dengan kemunculan hewan yang bersifat eukariotik.
Salah satu filum yang tergolong invertebrata adalah bryzoa.
Bryozoa merupakan hewan yang awal penelitiannya disebut sebagai
tumbuhan. Namun, seiring berjalannya waktu bryozoa merupakan hewan
yang mirip ada tumbuhan yang hidup di luat dangkal serta mejadikan subsrat
sebagai media hidupnya. Sampai saat ini filum bryozoa masih berkembang.
Ditandai dengan masih dijumpainya spesies pada filum ini disekitaran
perairan Indonesia.
Filum ini memiliki 3 kelas yang digolongkan berdasarkan
lophophorenya. Dalam tiga kelas ini terbagi lagi menjadi beberapa ordo yang
membuat filum ini lebih beragam. Tidak jarang fosil dari bryozoa dijumpai.
Oleh karenanya pembahasan dari fosil bryozoa ini masuk kedalam materi
pembelajaran paleontolgi

1.2. Tujuan
Untuk mengetahui segala sesuatu pada filum bryozoa baik itu
karaterisktik, morfologi, reproduksi, klasifikasi hingga manfaatnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bryozoa


Dalam bahasa Yunani, Bryozoa, bryon berarti lumut dan zoon berarti
hewan. Sehingga Bryozoa dikatakan juga sebagai sekumpulan hewan yang
menyerupai lumut. Selain disebut dengan Bryozoa, hewan ini biasa disebut
juga Polyzoa yang berarti binatang laut atau air tawar yang membentuk
koloni dari zooid dan Ectroprocta yang berarti hewan dengan anus berada di
luar.
Bryozoa dapat ditemukan di laut dan beberapa jenis dapat ditemukan
di perairan dangkal yang subur dan jernih. Bryozoa hidup dengan cara
menempelkan diri pada batu, benda, atau tumbuhan lain yang berada di
perairan.
Ciri-ciri dari filum ini adalah sebagai berikut :
1. Hidup berkoloni dan hidup bebas di air laut
2. Mirip dengan beberapa koral, bunga karang dan algae
3. Umumnya memiliki kerangka keras yang membatu
4. Biasanya sering ditemukan dibebetuan
5. Memiliki lubang-lubang kecil dipermukaan tubuhnya
6. Variasi bentuk tubuhnya bermacam-macam, misalnya bentuk ranting,
bentuk bercabang, dan menyerupai tenda
2.2. Morfologi dan Anatomi Bryozoa
Bryozoa merupakan hewan mikroskopis yang hidup berkoloni. Setiap
koloni terdiri atas beberapa individu yang disebut dengan zooid. Zooid
memiliki bentuk yang bermacam – macam, seperti kotak, jembangan, dan
lonjong. Dalam satu koloni dikatakan polimorfik jika koloni tersebut
terdiri lebih dari satu macam zooid, autozooid, ovicell dan heterozooid.
Autozooid berfungsi untuk makan dan pencernaan. Sedangkan Heterozooid

2
merupakan modifikasi dari zooid untuk keperluan koloni, misalnya membentuk
seperti tangkai atau stolon, akar, avikularium dan vibraculum. Avicularum
(jamak: avicularia) berbentuk seperti kapala burung, untuk menghalangi parasit
atau pengganggu. Vibraculum berbentuk seperti cambuk untuk membersihkan
tubuh dari detritus dan parasit. Ovicell ialah zooid untuk mengerami telur.
Tubuh Bryozoa diselubungi oleh sebuah lapisan khitin yang tersusun atas
kalsium karbonat.
Bryozoa memiliki rongga tubuh yang sempurna, tetapi Bryozoa tidak
memiliki pembuluh darah dan organ pernapasan. Bryozoa dapat menggerakan
mulut yang tertutup oleh tentakel dan anus dengan menggunakan saraf
ganglion. Letak anus berada di sebelah mulut sehingga Bryozoa dikatakan
hewan dengan pencernaan berbentuk “U”.

2.3. Sistem dalam tubuh bryozoa


Bryozoa memiliki dua cara untuk melakukan reproduksi, yaitu dengan
cara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual dilakukan di luar tubuh, yaitu
dengan cara sperma dikeluarkan kemudian sel telur. Kadang kala Bryozoa
bersifat protandri, yaitu alat pembiakan jantan lebih dahulu muncul daripada
betina. Testis pada Bryozoa terletak di bagian funiculus sedangkan ovari
terletak pada bagian lophophore. Beberapa spesies Bryozoa laut dapat

3
mengerami telurnya, misalnya dalam saluran pencernaan yang mengalami
degenerasi yang disebut ovicell.
Bentuk larva Bryozoa laut bervariasi, namun semua larva Bryozoa
memiliki corona, yaitu semacam lingkaran silia sebagai alat renang, dan
serumpun silia panjang di anterior, serta sebuah kantung penempel di posterior.
Larva Bryozoa akan menempel di substrat dan tumbuh menjadi zooid awal
yang disebut ancestrula. Reproduksi aseksual Bryozoa dilakukan dengan jalan
pertunasan. Reproduksi dengan jalan pertunasan dilakukan dengan cara
ancerstrula membentuk beberapa zooid yang kemuadian akan membentuk
koloni baru. Selain dengan jalan pertunasan, Bryozoa dapat menghasilkan
statoblast pada bagian funiculus. Sturktur dan bentuk statoblast dapat
digunakan untuk mengidentifikasi genus dan spesies dari Bryozoa.
Pada sistem pencernaan makanan, lophophore lah yang bertugas untuk
menjaring makanan yang selanjutnya akan dibawa menuju pharix terus ke
lambung dan diserap oleh usus. Sistem ekskeresi dari bryozoa sendiri adalah
apabila terdapat sisa bahan makanan dari dalam tubuhnya maka akan
dikeluarkan memalui anus yang terletak diluar lophophore.

2.4. Klasifikasi Filum Bryozoa


Klasifikasi Bryozoa dibagi berdasarkan bentuk lophohore. Lophophore
berfungsi sebagai alat penangkap makanan bersuspensi dan terdapat tentakel
bersilia di sekelilingnya. Bryozoa dibagi atas tiga kelas, yaitu :
1. Phylactolaemata (Lophophore tapal kuda)
Phylactolaemata adalah salah satu kelas dari filum Bryozoa yang memiliki
bentuk lophophore seperti tapal kuda dan salah satu jenis Bryozoa yang
hidup di air tawar. Selain itu, kelas ini hanya memiliki satu ordo yaitu
Plumatellina. Ciri lain yang dimiliki kelas Phylactolaemata adalah :
a. Memiliki epistoma
b Dinding tubuh berotot

4
Kelas Phylactolaemata membentuk koloni atas bentuk yang sama. Hal ini
disebabkan kelas Phylactolaemata dapat menghasilkan statoblast yang
berfungsi untuk menghasilkan spesies yang sama.

Kelas Phylactolaemata
Ordo Plumatellida
Spesies Pectinatella Mignifica
Source: Jomegat's

2. Gymnolaemata (lophophore berbentuk lingkaran)


Gymnolaemata adalah kelas yang kedua pada filum Bryozoa. Pada
kelas ini lophophore berbentuk lingkaran dengan tentakel mengelilingi
sekitar lophophore. Tidak seperti kelas sebelumnya, kelas ini tidak
memiliki epistoma dan tidak berotot pada dinding tubuhnya. Selain
itu, saat membentuk koloni kelas Gymnolaemata cenderung memiliki
bentuk yang beragam. Hewan ini terdiri lebih dari 3000 spesies dan
kebanyakan hidup di laut. Kelas Gymnolaemata memiliki dua ordo,
yaitu Ctenomata dan Cheilostomata.
a. Ordo Ctenomata memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Zooecia seperti agar, khitin atau membrane
 Diameter orifice sama dengan diameter zooecium

5
 Koloni berbentuk lapisan tipis pada batu, cangkang moluska
atau ganggang
Contonya : Paludicella (di air tawar) dan Alcyonidium (di air
laut)
b. Ordo Cheilostomata memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Zoecia dari zat tanduk atau kapur
 Berbentuk kotak dan mempunyai avicularia
 Mempunyai operculum
 Bentuk koloni berumbai-rumbai
Contohnya : Bugula dan Membranipora

Kelas Gymnolaemata
Ordo Ctenostomata
Spesies Victorella Pavida
Source: Key.lucidcentral

3. Stenolaemata
Stenolaemata memiliki lophopore berbentuk seperti gelang. Spesies
pada kelas ini hanya dapat ditemukan di laut dan koloni berbentuk
seperti terumbu karang.
Stenolaemata merupakan satu-satunya kelas Bryozoa yang memiliki
banyak ordo, yaitu Ordo Cyclostomata atau Tubulipora, Ordo

6
Cystoporata, Ordo Stomatopora, Ordo Cryptostomata, Ordo
Trepostomatida dan Ordo Fenestrata.

Kelas Stenolaemata
Ordo Trepostomata
Source: Wikiwand

2.5. Manfaat
Adapun beberapa manfaat dari hewan pada filum ini adalah :
1. Dapat menjadi sumber makanan bagi hewan-hewan laut lain
2. Spesies dari kelas stenolaemata dapat menghasilkan zat kapur sehingga
spesies tersebut membantu menciptakan lapisan kapur pada terumbu karang

7
3. Fosil bryozoa dapat dijadikan sebagai penentu umur batuan dan sebagai
tanda uji pengeboran minyak.

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita tarik dari pembahasan di atas adalah :
1. Dalam bahasa Yunani, Bryozoa, bryon berarti lumut dan zoon berarti
hewan. Sehingga Bryozoa dikatakan juga sebagai sekumpulan hewan
yang menyerupai lumut.
2. Bryzoa merupakan organisme yang belum miliki jaringan sejati. Namun,
memiliki organ-organ tubuh penting yang dapat membantunya bertahan
hidup seperti lophophore, autozoid, Heterozooid dan Ovicell
3. Bryzoa berkembangbiak memlakui dua cara yaitu secara aseksual
(statoblas) dan secara seksual menggunakan gamet jantan dan gamet
betina
4. Bryozoa terbagi kedalam tiga kelas yaitu phylactolaemata, gymnolaemata
dan stenolaemata
5. Fosil dari organisme ini dapat bermanfaat sebagai penentu umur batuan
dan dapat pula dijadiakan sebagai uji pengeboran minyak

3.2. Saran
Dalam hal ini disarankan untuk lebih jeli dalam melihat karateristik dari
masing-masing kelas demi mengurai kesalahan saat mengkasifikasikan fosil
dari filum ini.

Anda mungkin juga menyukai