PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui segala sesuatu pada filum bryozoa baik itu
karaterisktik, morfologi, reproduksi, klasifikasi hingga manfaatnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
merupakan modifikasi dari zooid untuk keperluan koloni, misalnya membentuk
seperti tangkai atau stolon, akar, avikularium dan vibraculum. Avicularum
(jamak: avicularia) berbentuk seperti kapala burung, untuk menghalangi parasit
atau pengganggu. Vibraculum berbentuk seperti cambuk untuk membersihkan
tubuh dari detritus dan parasit. Ovicell ialah zooid untuk mengerami telur.
Tubuh Bryozoa diselubungi oleh sebuah lapisan khitin yang tersusun atas
kalsium karbonat.
Bryozoa memiliki rongga tubuh yang sempurna, tetapi Bryozoa tidak
memiliki pembuluh darah dan organ pernapasan. Bryozoa dapat menggerakan
mulut yang tertutup oleh tentakel dan anus dengan menggunakan saraf
ganglion. Letak anus berada di sebelah mulut sehingga Bryozoa dikatakan
hewan dengan pencernaan berbentuk “U”.
3
mengerami telurnya, misalnya dalam saluran pencernaan yang mengalami
degenerasi yang disebut ovicell.
Bentuk larva Bryozoa laut bervariasi, namun semua larva Bryozoa
memiliki corona, yaitu semacam lingkaran silia sebagai alat renang, dan
serumpun silia panjang di anterior, serta sebuah kantung penempel di posterior.
Larva Bryozoa akan menempel di substrat dan tumbuh menjadi zooid awal
yang disebut ancestrula. Reproduksi aseksual Bryozoa dilakukan dengan jalan
pertunasan. Reproduksi dengan jalan pertunasan dilakukan dengan cara
ancerstrula membentuk beberapa zooid yang kemuadian akan membentuk
koloni baru. Selain dengan jalan pertunasan, Bryozoa dapat menghasilkan
statoblast pada bagian funiculus. Sturktur dan bentuk statoblast dapat
digunakan untuk mengidentifikasi genus dan spesies dari Bryozoa.
Pada sistem pencernaan makanan, lophophore lah yang bertugas untuk
menjaring makanan yang selanjutnya akan dibawa menuju pharix terus ke
lambung dan diserap oleh usus. Sistem ekskeresi dari bryozoa sendiri adalah
apabila terdapat sisa bahan makanan dari dalam tubuhnya maka akan
dikeluarkan memalui anus yang terletak diluar lophophore.
4
Kelas Phylactolaemata membentuk koloni atas bentuk yang sama. Hal ini
disebabkan kelas Phylactolaemata dapat menghasilkan statoblast yang
berfungsi untuk menghasilkan spesies yang sama.
Kelas Phylactolaemata
Ordo Plumatellida
Spesies Pectinatella Mignifica
Source: Jomegat's
5
Koloni berbentuk lapisan tipis pada batu, cangkang moluska
atau ganggang
Contonya : Paludicella (di air tawar) dan Alcyonidium (di air
laut)
b. Ordo Cheilostomata memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Zoecia dari zat tanduk atau kapur
Berbentuk kotak dan mempunyai avicularia
Mempunyai operculum
Bentuk koloni berumbai-rumbai
Contohnya : Bugula dan Membranipora
Kelas Gymnolaemata
Ordo Ctenostomata
Spesies Victorella Pavida
Source: Key.lucidcentral
3. Stenolaemata
Stenolaemata memiliki lophopore berbentuk seperti gelang. Spesies
pada kelas ini hanya dapat ditemukan di laut dan koloni berbentuk
seperti terumbu karang.
Stenolaemata merupakan satu-satunya kelas Bryozoa yang memiliki
banyak ordo, yaitu Ordo Cyclostomata atau Tubulipora, Ordo
6
Cystoporata, Ordo Stomatopora, Ordo Cryptostomata, Ordo
Trepostomatida dan Ordo Fenestrata.
Kelas Stenolaemata
Ordo Trepostomata
Source: Wikiwand
2.5. Manfaat
Adapun beberapa manfaat dari hewan pada filum ini adalah :
1. Dapat menjadi sumber makanan bagi hewan-hewan laut lain
2. Spesies dari kelas stenolaemata dapat menghasilkan zat kapur sehingga
spesies tersebut membantu menciptakan lapisan kapur pada terumbu karang
7
3. Fosil bryozoa dapat dijadikan sebagai penentu umur batuan dan sebagai
tanda uji pengeboran minyak.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita tarik dari pembahasan di atas adalah :
1. Dalam bahasa Yunani, Bryozoa, bryon berarti lumut dan zoon berarti
hewan. Sehingga Bryozoa dikatakan juga sebagai sekumpulan hewan
yang menyerupai lumut.
2. Bryzoa merupakan organisme yang belum miliki jaringan sejati. Namun,
memiliki organ-organ tubuh penting yang dapat membantunya bertahan
hidup seperti lophophore, autozoid, Heterozooid dan Ovicell
3. Bryzoa berkembangbiak memlakui dua cara yaitu secara aseksual
(statoblas) dan secara seksual menggunakan gamet jantan dan gamet
betina
4. Bryozoa terbagi kedalam tiga kelas yaitu phylactolaemata, gymnolaemata
dan stenolaemata
5. Fosil dari organisme ini dapat bermanfaat sebagai penentu umur batuan
dan dapat pula dijadiakan sebagai uji pengeboran minyak
3.2. Saran
Dalam hal ini disarankan untuk lebih jeli dalam melihat karateristik dari
masing-masing kelas demi mengurai kesalahan saat mengkasifikasikan fosil
dari filum ini.