1. No. Sampel : 01
2. Warna Lapuk : Abu-abu Kehijauan
3. Warna Segar : Abu-abu
4. Tekstur
Kristanilitas : Hipokristalin
Granularitas : Porfiritik
Fabrik
1) Bentuk : Subhedral
2) Relasi : Equigranular
5. Struktur : Masif
6. Komposisi Mineral :
No Nama Mineral Presentase (%)
1. Olivin 40%
2. Piroksin 30%
3. Plagioklas 15%
4. Hornblende 5%
7. Jenis Batuan : Batuan Baku Basa
8. Nama Batuan : Porfiri Tefrit (Travis, 1955)
Olivine Gabbro (Streckeinsen, 1975)
9. Genesa : Pembentukan batuan beku basa Porfiri Tefrit Porfiri
Tefrit (Travis, 1955) terbentuk secara vulkanik sehingga disebut sebagai
batuan beku ekstrusif. Batuan beku ini merupakan batuan yang terbentuk di
daerah batas lempeng divergen, yaitu batas lempeng yang saling menjauh
satu sama lain. Akibat dari adanya kenaikan aliran panas dan penurunan
tekanan maka akan membentuk magma basa yang berasal dari proses
peleburan parsial dari astenosfer. Batuan beku ini terbentuk pada suhu
1000oC-800oC. Batuan ini berasosiasi dengan batuan beku Porfiri Teralit.
Manfaat batuan ini untuk menunjang pembangunan gedung, atau sebagai
pendamping kontruksi bangunan. (Adi Maulana, 2019)
ASISTEN PRAKTIKAN
1. No. Sampel : 02
2. Warna Lapuk : Abu-abu Kecoklatan
3. Warna Segar : Abu-abu
4. Tekstur
Kristanilitas : Holokristalin
Granularitas : Faneritik
Fabrik
3) Bentuk : Euhedral
4) Relasi : Equigranular
5. Struktur : Masif
6. Komposisi Mineral :
No Nama Mineral Presentase (%)
1. Piroksin 25%
2. Olivin 25%
3. Hornblende 25%
4. Pirit 5%
7. Jenis Batuan : Batuan Baku Ultrabasa
8. Nama Batuan : Peridotit (Travis, 1955)
Pyroxene-hornblende peridotite (Streckeinsen, 1975)
9. Genesa : Batuan beku Peridotit (Travis, 1955) merupakan batuan
beku intrusif, yang mana terbentuk secara plutonik di dalam bumi.. Batuan
beku ini merupakan batuan yang terbentuk di daerah batas lempeng divergen,
yaitu batas antara dua lempeng lempeng yang saling berjauhan satu sama
lain. Hal ini dapat pula terjadi akibat dari patahnya lempeng samudra yang
menyebabkan tidak terjadinya penunjaman lempeng samudra, melainkan
lempeng samudra akan naik ke atas lempeng benua. Hal ini dapat disebabkan
oleh perubahan massa jenis dan struktur geologi, seperti sesar naik. Peristiwa
ini terjadi pada suatu zona yang dikenal dengan zona obduction. Adanya
kenaikan aliran panas dan penurunan tekanan akan membentuk magma basa
yang berasal dari proses peleburan parsial dari astenosfer. Batuan ini
terbentuk dalam proses yang panjang, hal ini dicirikan dengan kristal yang
terbentuk secara sempurna (Faneritik). Batuan ini dapat tersingkap pada
permukaan akibat adanya proses pengangkatan. Batuan ini terbentuk pada
kisaran suhu 1200oC-900oC di dapur gunung berapi dan berasosiasi dengan
batuan beku Limburgit. Manfaat batuan ini digunakan dalam bidang
keindahan seperti perhiasan. (Adi Maulana, 2019)
ASISTEN PRAKTIKAN
1. No. Sampel : 03
2. Warna Lapuk : Hitam Kecoklatan
3. Warna Segar : Hitam
4. Tekstur
Kristanilitas : Holohialin
Granularitas : Afanitik
Fabrik
5) Bentuk : Anhedral
6) Relasi : Equigranular
5. Struktur : Masif
6. Komposisi Mineral :
No Nama Mineral Presentase (%)
1. Piroksin 40%
2. Pirit 20%
3. Olivine 15%
4. Ca-Plagioklas 5%
7. Jenis Batuan : Batuan Baku Basa
8. Nama Batuan : Basalt (Travis, 1955)
Gabbro (Strackeinsen, 1975)
9. Genesa : Pembentukan batuan beku basa Basalt (Travis, 1955)
terbentuk secara vulkanik yang artinya proses pembentukannya secara
ekstrusif. Batuan beku ini merupakan batuan yang terbentuk di daerah batas
lempeng divergen, yang mana kedua lempeng ini saling menjauh satu sama
lain. Adanya kenaikan aliran panas dan penurunan tekanan akan membentuk
magma basa yang berasal dari proses peleburan parsial dari astenosfer. Basalt
dapat dijumpai di atas permukaan karena basalt dapat terbentuk pada
beberapa lingkungan tektonik, seperti pematang tengah samudera, busur
kepulauan, cekungan belakang samudera dan oceanic island. Terbentuk pada
suhu 1000oC-800oC dan memiliki asosiasi batuan dengan batuan beku Gabro.
Manfaat batuan ini untuk bahan bangunan dasar jalan dan bahan campuran
beton. (Adi Maulana, 2019)
ASISTEN PRAKTIKAN
1. No. Sampel : 04
2. Warna Lapuk : Abu-abu Kehijauan
3. Warna Segar : Abu-abu
4. Tekstur
Kristanilitas : Holohialin
Granularitas : Afanitik
Fabrik
7) Bentuk : Anhedral
8) Relasi : Equigranular
5. Struktur : Masif
6. Komposisi Mineral :
No Nama Mineral Presentase (%)
1. Olivine 40%
2. Piroksin 30%
3. hornblende 5%
4. Biotit 10%
7. Jenis Batuan : Batuan Baku Ultrabasa
8. Nama Batuan : Limburgit (Travis, 1955)
Pyroxene-hornblende peridotite (Streckeinsen, 1975)
9. Genesa : Batuan beku limburgit (Travis, 1955) merupakan
batuan beku ekstrusif, yang mana terbentuk secara vulkanik di dalam bumi..
Batuan beku ini merupakan batuan yang terbentuk di daerah batas lempeng
divergen, yaitu batas antara dua lempeng lempeng yang saling berjauhan satu
sama lain. Hal ini dapat pula terjadi akibat dari patahnya lempeng samudra
yang menyebabkan tidak terjadinya penunjaman lempeng samudra,
melainkan lempeng samudra akan naik ke atas lempeng benua. Hal ini dapat
disebabkan oleh perubahan massa jenis dan struktur geologi, seperti sesar
naik. Peristiwa ini terjadi pada suatu zona yang dikenal dengan zona
obduction. Adanya kenaikan aliran panas dan penurunan tekanan akan
membentuk magma basa yang berasal dari proses peleburan parsial dari
astenosfer. Batuan ini terbentuk dalam proses yang teramat singkat, hal ini
dicirikan dengan kristal yang terbentuk belum sempurna (Aaneritik). Batuan
ini dapat tersingkap pada permukaan akibat adanya proses pengangkatan.
Batuan ini terbentuk pada kisaran suhu 1000oC-800oC di dapur gunung
berapi dan berasosiasi dengan batuan beku peridotit. Manfaat batuan ini
digunakan sebagai bahan pembuatan ubin lantai. (Adi Maulana, 2019)
ASISTEN PRAKTIKAN
1. No. Sampel : 05
2. Warna Lapuk : Hitam Keputihan
3. Warna Segar : Hitam
4. Tekstur
Kristanilitas : Holokristalin
Granularitas : Faneritik
Fabrik
9) Bentuk : Subhedral
10) Relasi : Equigranular
5. Struktur : Masif
6. Komposisi Mineral :
No Nama Mineral Presentase (%)
1. Ca-Plagioklas 60%
2. Piroksin 25%
3. Orthoklas 10%
4. Olivine 5%
7. Jenis Batuan : Batuan Baku Basa
8. Nama Batuan : Gabro (Travis, 1955)
Olivine Gabbro (Streckeinsen, 1975)
9. Genesa : Pembentukan batuan beku basa Gabro (Travis, 195)
dapat terjadi secara plutonik. Batuan beku ini merupakan batuan yang
terbentuk di daerah batas lempeng divergen, yaitu batas lempeng yang saling
menjauh satu sama lain. Adanya kenaikan aliran panas dan penurunan
tekanan overburden akan membentuk magma basa yang berasal dari proses
peleburan parsial dari astenosfer. Batuan beku Gabro ini merupakan batuan
beku instrusif. Terbentuk pada suhu 12000oC-900oC dan memiliki asosiasi
batuan dengan batuan beku Basalt. Manfaat batuan ini sebagai batuan hias
dan pelapis dinding atau lantai rumah (Adi Maulana, 2019)
ASISTEN PRAKTIKAN
Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya,
jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan
batuan disekitarnya.
b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana
perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat
penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar.
Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan
meter.
c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith,
yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki
diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan
kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang
telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan
sampai ribuan kilometer
Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
a. Dyke, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan
memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa
sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar
yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya
lebih kecil.
b. Bahan
- Sampel Batuan Beku Basa
- Sampel Batuan Beku Ultrabasa
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum batuan beku basa dan ultrabasa adalah :
1. Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras,
dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai
batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan
ekstrusif (vulkanik). Berdasarkan kandungan silikanya, batuan beku dibagi
menjadi empat, yaitu batuan beku asam, batuan beku intermediate, batuan
beku basa dan batuan beku ultrabasa. Batuan beku basa ialah batuan beku
yang memiliki kandungan silika 45-52% sedangkan batuan beku ultrabasa
miliki kandungan silika <45%
2. Sifat fisik dari batuan beku yaitu warna batuan, tekstur batuan, struktur
batuan dan komposisi mineralnya. Pada praktikum Petrologi acara
keempat ini, praktikan telah mendeskripsikan 5 sampel batuan yaitu porfiri
tefrit, peridoti, basalt, limburgit dan gabbro. Pada sampel 01 teridentifikasi
tekstur batuan yaitu hipokristalin, porfiritik, subhedral, equigranular.
Sampel 02 teridentifikasi tekstur batuan yaitu holokristalin, faneritik,
euhedral, equigranular. Sampel 03 teridentifikasi tekstur batuan yaitu
holohialin, afanitik, anhedral, equigranular. Sampel 04 teridentifikasi
tekstur batuan yaitu holohialin, afanitik, anhedral, equigranular. Dan pada
sampel 05 teridntifikasi tekstur batuan yaitu holokristalin, faneritik,
subhedral, equigranular.
3. Penamaan batuan berdasarkan Klasifikasi Travis, 1955 dan Klasifikasi
IUGS (Streckeinsen, 1975) dengan memperhatikan granularitas dan
komposisi mineral batuan.
3.2 Saran
Adapun saran mengenai praktikum batuan beku basa dan ultrabasa adalah :
1. Setiap asisten dapat membantu praktikan dalam mendeskripsikan batuan
secara lebih detail.
2. Lebih disiplin waktu dan bekerja secara praktis untuk seluruh praktikan