1. No Sampel : 01
2. Jenis Batuan : Batuan beku
3. Warna Segar : Putih keabuan
4. Warna Lapuk : Abu-abu
5. Tekstur :
Kristalinitas : Hipokristalin
Granularitas :Porfiritik
Fabrik
Bentuk :
Relasi : Equigranular
6. Struktur : Massif
7. Komposisi Mineral :
Mineral Persentase
Ortoklas 15%
Kuarsa 8%
Plagioklas 55%
Biotit 12%
Hornblende 10%
15
- K. feldspar = x 100% = 21,4 %
70
55
- Plagioclase = x 100%= 78,5 %
70
9. Ganesa : Diorit adalah jenis batuan beku yang terbentuk dari
magma yang mendingin dan mengkristal di dalam kerak bumi. Proses
pembentukannya melibatkan langkah-langkah umum yang terjadi dalam pembekuan
magma. Berikut adalah beberapa tahap umum dalam pembentukan batu diorit.
Magma adalah cairan panas yang terdiri dari mineral-mineral cair, gas, dan fragmen
batuan yang berada di dalam kerak bumi atau mantel bumi. Magma dapat terbentuk
melalui proses pelelehan batuan di bawah tekanan dan suhu tinggi, atau melalui
pencairan mantel bumi. Magma yang terbentuk kemudian dapat naik ke permukaan
melalui rekahan atau saluran khusus yang disebut pipa magma. Proses ini disebut
sebagai intrusi magma ketika magma menyusup ke dalam batuan sekitarnya tanpa
mencapai permukaan. Magma yang mencapai permukaan bumi mendingin dan
membeku, membentuk batuan beku. Dalam hal diorit, pendinginan ini terjadi di
kedalaman yang cukup untuk memberikan waktu bagi kristal-kristal mineral utama,
seperti plagioklas feldspar dan amfibol, untuk tumbuh. Diorit umumnya mengandung
plagioklas feldspar, hornblende (amfibol), dan piroksen sebagai mineral utamanya.
ASISTEN PRAKTIKAN
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044
1. No Sampel : 01B
2. Jenis Batuan : Batuan beku
3. Warna Segar : Abu - abu
4. Warna Lapuk : Abu-abu kehitaman
5. Tekstur :
Kristalinitas : Hipokristalin
Granularitas : Faneritik
Fabril
Bentuk : Subhedral
Relasi : Equigranular
6. Struktur : Masif
7. Komposisi Mineral :
Mineral Persentase
Ortoklas 60%
Kuarsa 20%
Plagioklas 15%
Biotit 3%
Hornblende 2%
ASISTEN PRAKTIKAN
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044
1. No Sampel : 02A
2. Jenis Batuan : Batuan beku
3. Warna Segar : Hitam kebuan
4. Warna Lapuk : Kuning kecoklatan
5. Tekstur :
Kristalinitas : Hipokristalin
Granularitas : Afanitik
Fabril
Bentuk : Subhedral
Relasi : Equigranular
6. Struktur : Masif
7. Komposisi Mineral :
Mineral Persentase
Ortoklas 15%
Kuarsa 8%
Plagioklas 55%
Biotit 10%
Hornblende 12%
9. Ganesa : Andesit adalah jenis batuan beku yang terbentuk dari lava
yang mendingin dan mengeras di permukaan Bumi. Andesit terbentuk melalui
pembekuan magma di dalam kerak bumi. Magma ini biasanya memiliki komposisi
yang kaya akan silika (SiO2) dan terbentuk di zona subduksi, di mana lempeng
tektonik bertemu dan salah satu lempeng tenggelam di bawah lempeng lainnya.
Magma andesit mungkin naik ke permukaan Bumi melalui saluran vulkanik. Suhu
terbentuknya batuan andesit yaitu berkisar antara 800 ℃ -1.100℃ . Saat mencapai
permukaan, lava mengalami pendinginan cepat karena berinteraksi dengan udara dan
lingkungan sekitarnya. Proses pendinginan ini dapat terjadi baik di dalam saluran
vulkanik (intrusif) atau di permukaan (ekstrusif). Selama pendinginan, mineral-
mineral dalam magma mulai mengkristal. Mineral yang umum ditemukan dalam
andesit termasuk plagioklas feldspar, piroksen, amfibol, dan biotit. Komposisi mineral
ini memberikan andesit karakteristik warna abu-abu hingga abu-abu kehijauan.
Tekstur batuan andesit dapat bervariasi tergantung pada seberapa cepat proses
pendinginan terjadi. Pendinginan yang lebih cepat cenderung menghasilkan kristal
yang lebih kecil, menghasilkan tekstur batuan yang halus, sementara pendinginan
yang lebih lambat dapat menghasilkan kristal yang lebih besar dan tekstur yang lebih
kasar.
ASISTEN PRAKTIKAN
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044
1. No Sampel : 02B
2. Jenis Batuan : Batuan Metamorf
3. Warna Segar : Hitam
4. Warna Lapuk : Kunng, Kecoklatan
5. Tekstur : Lepidoblastik
6. Struktur : Foliasi
7. Komposisi Mineral : Kuarsa 40%, muscovite 30%, biotit 30%
TABEL DETERMINASI BATUAN METAMORF LEMAH
ASISTEN PRAKTIKAN
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044
1. No Sampel : 03B
2. Jenis Batuan : Batuan beku
3. Warna Segar : Abu-Abu
4. Warna Lapuk : Kuning kecoklatan
5. Tekstur :
Kristalinitas : Hipokristalin
Granularitas : Porfiritik
Fabril
Bentuk : Anhedral
Relasi :Equigranular
6. Struktur : Masif
7. Komposisi Mineral :
Mineral Persentase
Ortoklas 20%
Kuarsa 5%
Plagioklas 50%
Biotit 10%
Hornblende 15%
ASISTEN PRAKTIKAN
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044
1. No Sampel : 04A
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen
3. Warna Segar : Abu-Abu
4. Warna Lapuk : Abu-abu
5. Tekstur :
Ukuran Butir : 1/4
Permeabilitas : Baik
Porositas : Buruk
Kebundaran : Sub angular
Kemas : Terbuka
6. Struktur
Fragmen :-
Matriks : Batupasir Sedang
Semen : Silika
7. Komposisi Mineral : Silika (SiO2)
ASISTEN PRAKTIKAN
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044
1. No Sampel : 04B
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen
3. Warna Segar : Coklat
4. Warna Lapuk : Coklat
5. Tekstur :
Ukuran Butir : 1/6
Permeabilitas : Baik
Porositas : Buruk
Kebundaran : Rounded
Kemas : Tertutup
6. Struktur
Fragmen :-
Matriks : Batupasir Halus
Semen : Karbonat
7. Komposisi Mineral : Karbonat (CaCo3)
ASISTEN PRAKTIKAN
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044
1. No Sampel : 04C
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen
3. Warna Segar : Coklat
4. Warna Lapuk : Coklat
5. Tekstur :
Ukuran Butir : 1/6
Permeabilitas : Baik
Porositas : Buruk
Kebundaran : Rounded
Kemas : Tertutup
6. Struktur
Fragmen :-
Matriks : Batupasir Halus
Semen : Karbonat
7. Komposisi Mineral : Karbonat (CaCo3)
ASISTEN PRAKTIKAN
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044
1. No Sampel : 04D
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen
3. Warna Segar : Putih
4. Warna Lapuk : Putih keabuan
5. Tekstur :
Ukuran Butir : 1/8
Permeabilitas : Baik
Porositas : Buruk
Kebundaran : Sub angular
Kemas : Terbuka
6. Struktur
Fragmen :-
Matriks : Batupasir Halus
Semen : Silika
7. Komposisi Mineral : Silika (SiO2)
ASISTEN PRAKTIKAN
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044
1. No Sampel : 05A
2. Jenis Batuan : Batuan beku
3. Warna Segar : Abu-Abu
4. Warna Lapuk : Kuning kecoklatan
5. Tekstur :
Kristalinitas : Hipokristalin
Granularitas : Faneritik
Fabril
Bentuk : Subhedral
Relasi :Equigranular
6. Struktur : Masif
7. Komposisi Mineral :
Mineral Persentase
Ortoklas 15%
Kuarsa 8%
Plagioklas 55%
Biotit 12%
Hornblende 10%
9. Genesa : Batu diorit adalah jenis batuan beku yang terbentuk dari
magma yang mendingin dan mengkristal di dalam kerak bumi. Berikut adalah langkah-
langkah umum dalam genesa atau pembentukan batu diorit. Diorit terbentuk melalui proses
pelelehan batuan di dalam mantel bumi atau kerak bumi. Magma yang dihasilkan memiliki
komposisi antara basalt dan granit, yaitu kaya akan mineral feldspar plagioklas dan amfibol
atau piroksen. Magma diorit kemudian dapat naik ke dalam kerak bumi melalui patahan
atau celah-celah. Proses ini dapat memakan waktu dan melibatkan pergerakan magma
menuju permukaan. Jika magma tidak mencapai permukaan dan tetap di dalam kerak bumi,
itu disebut magma intrusif. Diorit terbentuk melalui pendinginan intrusif di dalam kerak
bumi, yang dapat memakan waktu lama. Proses ini menghasilkan kristal yang cukup besar
karena pendinginan berlangsung secara perlahan, memberikan waktu untuk pertumbuhan
kristal yang lebih besar. Mineral-mineral yang umumnya ditemukan dalam diorit meliputi
feldspar plagioklas, hornblende (amfibol), piroksen, dan kadang-kadang kuarsa. Kristal-
kristal ini membentuk struktur batuan yang kasar. Seiring dengan pendinginan, magma
dapat mengalami diferensiasi di mana komposisi mineralnya dapat berubah seiring waktu.
Ini bisa menghasilkan variasi dalam jenis dan proporsi mineral dalam batuan. Diorit
umumnya memiliki warna abu-abu hingga hijau tua, dan kepadatannya bervariasi
tergantung pada komposisi mineralnya. Batu diorit sering kali dianggap sebagai batuan
menengah dalam keluarga batuan granitoid, yang juga mencakup granit dan granodiorit.
Diorit memiliki tekstur yang kasar hingga sangat kasar, tergantung pada kecepatan
pendinginan dan proses diferensiasi magma.
ASISTEN PRAKTIKAN
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044
1. No Sampel : 05B
2. Jenis Batuan : Batuan Metamorf
3. Warna Segar : Hitam
4. Warna Lapuk : Kunng, Kecoklatan
5. Tekstur : Lepidoblastik
6. Struktur : Foliasi
7. Komposisi Mineral : Kuarsa 40%, Muskovit 20%, biotit 20%
8. Nama Batuan : Batusabak ( TABEL DETERMINASI BATUAN METAMORF
LEMAH)
Ganesa : Batu sabak adalah jenis batuan metamorf yang terbentuk
melalui proses metamorfisme, yang melibatkan perubahan fisik dan kimia batuan primitif di
bawah pengaruh panas dan tekanan di dalam kerak bumi. Batu sabak awalnya berasal dari batuan
primitif yang disebut protolit. Protolit ini dapat berupa batuan sedimen seperti batu pasir, batu
lempung, atau batu kerikil, atau batuan beku seperti batu basalt atau batu granit. Proses pertama
dalam pembentukan batu sabak adalah penetrasi panas ke dalam kerak bumi. Ini bisa terjadi
karena aktivitas magma di bawah permukaan atau karena tekanan yang berasal dari pergerakan
lempeng tektonik. Batuan protolit kemudian mengalami pemanasan dan peningkatan tekanan.
Pemanasan dapat menyebabkan mineral-mineral dalam batuan berubah secara kimia, sementara
tekanan dapat menyebabkan perubahan struktural. Proses metamorfisme terjadi, di mana batuan
protolit mengalami perubahan struktural, tekstural, dan mineralogis. Mineral-mineral baru dapat
terbentuk atau yang sudah ada dapat mengalami transformasi. Proses ini dapat melibatkan
rekristalisasi mineral, perubahan mineralogi, dan perubahan tekstur batuan. Jenis metamorfisme
yang terjadi pada batu sabak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, tekanan, dan
keberadaan fluida di sekitar batuan selama proses metamorfisme .Suhu pembentukan batu sabak
sendiri yaitu berkisar 200℃ -800℃ . Setelah mengalami proses metamorfisme, batuan sabak
kemudian dapat mengeras dan membentuk batu sabak. Batu sabak memiliki struktur yang sering
kali memiliki foliasi (lapisan atau urutan mineral yang teratur) dan dapat mengandung mineral-
mineral seperti mika, kuarsa, amfibol, dan lainnya.
ASISTEN PRAKTIKAN