Anda di halaman 1dari 28

PRAKTIKUM PETROLOGI

Acara :4 Nama : Sefar Parotok

Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 01
2. Jenis Batuan : Batuan beku
3. Warna Segar : Putih keabuan
4. Warna Lapuk : Abu-abu
5. Tekstur :
 Kristalinitas : Hipokristalin
 Granularitas :Porfiritik
 Fabrik
 Bentuk :
 Relasi : Equigranular
6. Struktur : Massif
7. Komposisi Mineral :

Mineral Persentase
Ortoklas 15%
Kuarsa 8%
Plagioklas 55%
Biotit 12%
Hornblende 10%

8. Nama Batuan Xenolite : Diorit ( FENTON 1940 )


Diorit ( TRAVIS 1955 )
KLASIFIKASI FENTON 1940

KLASIFIKASI TRAVIS 1955:

Seluruh Feldspar = K. feldspar + Plagioclase = 55+15= 70

15
- K. feldspar = x 100% = 21,4 %
70
55
- Plagioclase = x 100%= 78,5 %
70
9. Ganesa : Diorit adalah jenis batuan beku yang terbentuk dari
magma yang mendingin dan mengkristal di dalam kerak bumi. Proses
pembentukannya melibatkan langkah-langkah umum yang terjadi dalam pembekuan
magma. Berikut adalah beberapa tahap umum dalam pembentukan batu diorit.
Magma adalah cairan panas yang terdiri dari mineral-mineral cair, gas, dan fragmen
batuan yang berada di dalam kerak bumi atau mantel bumi. Magma dapat terbentuk
melalui proses pelelehan batuan di bawah tekanan dan suhu tinggi, atau melalui
pencairan mantel bumi. Magma yang terbentuk kemudian dapat naik ke permukaan
melalui rekahan atau saluran khusus yang disebut pipa magma. Proses ini disebut
sebagai intrusi magma ketika magma menyusup ke dalam batuan sekitarnya tanpa
mencapai permukaan. Magma yang mencapai permukaan bumi mendingin dan
membeku, membentuk batuan beku. Dalam hal diorit, pendinginan ini terjadi di
kedalaman yang cukup untuk memberikan waktu bagi kristal-kristal mineral utama,
seperti plagioklas feldspar dan amfibol, untuk tumbuh. Diorit umumnya mengandung
plagioklas feldspar, hornblende (amfibol), dan piroksen sebagai mineral utamanya.
ASISTEN PRAKTIKAN

Trisna Wardana Sefar Parotok


F 121 19 019 F 121 22 044

PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 01B
2. Jenis Batuan : Batuan beku
3. Warna Segar : Abu - abu
4. Warna Lapuk : Abu-abu kehitaman
5. Tekstur :
 Kristalinitas : Hipokristalin
 Granularitas : Faneritik
 Fabril
 Bentuk : Subhedral
 Relasi : Equigranular
6. Struktur : Masif
7. Komposisi Mineral :

Mineral Persentase
Ortoklas 60%
Kuarsa 20%
Plagioklas 15%
Biotit 3%
Hornblende 2%

8. Nama Batuan : Granit Pegmatiti ( FENTON 1940)


Granit ( TRAVIS 1955 )

KLASIFIKASI FENTON 1940


KLASIFIKASI TRAVIS 1955:
Jumlah seluruh feldspar = K. feldspar + Plagioclase = 60+15= 75
60
- K.feldspar = x 100% = 80%
75
15
- Plagioclase = x 100%= 20%
75

9. Ganesa : Proses pembentukan batu granit melibatkan serangkaian


langkah yang umumnya terjadi dalam pembekuan magma. Magma adalah cairan panas
yang terdiri dari mineral-mineral cair, gas, dan fragmen batuan yang ada di dalam kerak
bumi atau mantel bumi. Magma granit biasanya terbentuk melalui pelelehan batuan
yang kaya akan silika di dalam kerak bumi. Lalu mengalami pengangkutan magma.
Mengalami proses pendinginan dan pembekuan. Magma granit mendingin dan
membeku, umumnya di dalam kerak bumi pada kedalaman yang signifikan. Selama
pendinginan, mineral-mineral utama yang umumnya ditemukan dalam granit, seperti
kuarsa, feldspar ortoklas, dan plagioklas, mulai membentuk kristal-kristal. Batuan granit
dapat terbentuk dalam berbagai ukuran intrusi, mulai dari tubuh batuan kecil hingga
tubuh batuan besar yang dapat membentuk pegunungan granit. Suhu pembentukan batu
granit berkisar antara 700℃ -1.200℃ .

ASISTEN PRAKTIKAN

Trisna Wardana Sefar Parotok


F 121 19 019 F 121 22 044

PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 02A
2. Jenis Batuan : Batuan beku
3. Warna Segar : Hitam kebuan
4. Warna Lapuk : Kuning kecoklatan
5. Tekstur :
 Kristalinitas : Hipokristalin
 Granularitas : Afanitik
 Fabril
 Bentuk : Subhedral
 Relasi : Equigranular
6. Struktur : Masif
7. Komposisi Mineral :

Mineral Persentase
Ortoklas 15%
Kuarsa 8%
Plagioklas 55%
Biotit 10%
Hornblende 12%

8. Nama Batuan : Andesit ( FENTON 1940)


Andesit ( TRAVIS 1955)

KLASIFIKASI FENTON 1940


KLASIFIKASI TRAVIS 1955:
Jumlah seluruh feldspar = K.feldspar + Plagioclase = 15 + 55 = 70
15
- K. feldspar = x 100% = 21,4%
70
55
- Plagioclase = x 100% = 78,6 %
70

9. Ganesa : Andesit adalah jenis batuan beku yang terbentuk dari lava
yang mendingin dan mengeras di permukaan Bumi. Andesit terbentuk melalui
pembekuan magma di dalam kerak bumi. Magma ini biasanya memiliki komposisi
yang kaya akan silika (SiO2) dan terbentuk di zona subduksi, di mana lempeng
tektonik bertemu dan salah satu lempeng tenggelam di bawah lempeng lainnya.
Magma andesit mungkin naik ke permukaan Bumi melalui saluran vulkanik. Suhu
terbentuknya batuan andesit yaitu berkisar antara 800 ℃ -1.100℃ . Saat mencapai
permukaan, lava mengalami pendinginan cepat karena berinteraksi dengan udara dan
lingkungan sekitarnya. Proses pendinginan ini dapat terjadi baik di dalam saluran
vulkanik (intrusif) atau di permukaan (ekstrusif). Selama pendinginan, mineral-
mineral dalam magma mulai mengkristal. Mineral yang umum ditemukan dalam
andesit termasuk plagioklas feldspar, piroksen, amfibol, dan biotit. Komposisi mineral
ini memberikan andesit karakteristik warna abu-abu hingga abu-abu kehijauan.
Tekstur batuan andesit dapat bervariasi tergantung pada seberapa cepat proses
pendinginan terjadi. Pendinginan yang lebih cepat cenderung menghasilkan kristal
yang lebih kecil, menghasilkan tekstur batuan yang halus, sementara pendinginan
yang lebih lambat dapat menghasilkan kristal yang lebih besar dan tekstur yang lebih
kasar.

ASISTEN PRAKTIKAN

Trisna Wardana Sefar Parotok


F 121 19 019 F 121 22 044

PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 02B
2. Jenis Batuan : Batuan Metamorf
3. Warna Segar : Hitam
4. Warna Lapuk : Kunng, Kecoklatan
5. Tekstur : Lepidoblastik
6. Struktur : Foliasi
7. Komposisi Mineral : Kuarsa 40%, muscovite 30%, biotit 30%
TABEL DETERMINASI BATUAN METAMORF LEMAH

8. Nama Batuan : Batusabak (TABEL DETERMINASI BATUAN


METAMORF LEMAH)
9. Ganesa : Batu sabak adalah jenis batuan metamorf yang terbentuk
melalui proses metamorfisme, yang melibatkan perubahan fisik dan kimia batuan
primitif di bawah pengaruh panas dan tekanan di dalam kerak bumi. Batu sabak
awalnya berasal dari batuan primitif yang disebut protolit. Protolit ini dapat berupa
batuan sedimen seperti batu pasir, batu lempung, atau batu kerikil, atau batuan beku
seperti batu basalt atau batu granit. Proses pertama dalam pembentukan batu sabak
adalah penetrasi panas ke dalam kerak bumi. Ini bisa terjadi karena aktivitas magma di
bawah permukaan atau karena tekanan yang berasal dari pergerakan lempeng tektonik.
Batuan protolit kemudian mengalami pemanasan dan peningkatan tekanan. Pemanasan
dapat menyebabkan mineral-mineral dalam batuan berubah secara kimia, sementara
tekanan dapat menyebabkan perubahan struktural. Proses metamorfisme terjadi, di
mana batuan protolit mengalami perubahan struktural, tekstural, dan mineralogis.
Mineral-mineral baru dapat terbentuk atau yang sudah ada dapat mengalami
transformasi. Proses ini dapat melibatkan rekristalisasi mineral, perubahan mineralogi,
dan perubahan tekstur batuan. Jenis metamorfisme yang terjadi pada batu sabak dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, tekanan, dan keberadaan fluida di sekitar
batuan selama proses metamorfisme .Suhu pembentukan batu sabak sendiri yaitu
berkisar 200℃ -800℃ . Setelah mengalami proses metamorfisme, batuan sabak
kemudian dapat mengeras dan membentuk batu sabak. Batu sabak memiliki struktur
yang sering kali memiliki foliasi (lapisan atau urutan mineral yang teratur) dan dapat
mengandung mineral-mineral seperti mika, kuarsa, amfibol, dan lainnya.

ASISTEN PRAKTIKAN

Trisna Wardana Sefar Parotok


F 121 19 019 F 121 22 044

PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 03B
2. Jenis Batuan : Batuan beku
3. Warna Segar : Abu-Abu
4. Warna Lapuk : Kuning kecoklatan
5. Tekstur :
 Kristalinitas : Hipokristalin
 Granularitas : Porfiritik
 Fabril
 Bentuk : Anhedral
 Relasi :Equigranular
6. Struktur : Masif
7. Komposisi Mineral :

Mineral Persentase
Ortoklas 20%
Kuarsa 5%
Plagioklas 50%
Biotit 10%
Hornblende 15%

8. Nama Batuan : Porifiri Granodiorit ( fenton 1940 )


Porfiri Granodiorit ( travis 1955 )
_
KLASIFIKASI FENTON 1940
KLASIFIKASI TRAVIS 1955
Jumlah seluruh feldspar = K. feldspar + Plagioclase = 20+50=70
20
- K.feldspar = x 100% = 28,6%
70
50
- Plagioclase = x 100% = 71,4%
70

1. Ganesa : Porfiri granodiorit adalah jenis batuan beku yang


terbentuk melalui proses pendinginan magma di dalam kerak bumi. Berikut adalah
langkah-langkah umum dalam genesa pembentukan porfiri granodiorite. Porfiri
granodiorit berasal dari magma, yang merupakan cairan panas dan meleleh yang
ditemukan di dalam kerak bumi. Magma dapat terbentuk melalui pelelehan batuan di
dalam mantel bumi dan kemudian naik ke atas ke dalam kerak bumi melalui saluran-
saluran vulkanik. Magma porfiri granodiorit dapat menyebar di bawah permukaan atau
mencapai permukaan sebagai lava. Jika magma mendingin di dalam kerak bumi,
batuan yang terbentuk disebut intrusif. Jika mencapai permukaan, dan pendinginannya
cepat, batuan tersebut disebut ekstrusif. Jika magma porfiri granodiorit mendingin di
dalam kerak bumi, batuan tersebut terbentuk sebagai batuan intrusif. Proses
pendinginan intrusif biasanya lebih lambat daripada pendinginan ekstrusif dan
menghasilkan kristal yang lebih besar. Dalam porfiri granodiorit, kita bisa melihat
adanya dua ukuran kristal yang berbeda: kristal yang lebih besar disebut fenokris dan
kristal yang lebih kecil disebut matriks atau groundmass. Selama pendinginan,
mineral-mineral di dalam magma mulai mengkristal. Porfiri granodiorit memiliki
komposisi mineral yang umumnya terdiri dari feldspar, kuarsa, amfibol, dan mika.
Kristal-kristal ini terbentuk saat magma mendingin dan mengeras. Proses diferensiasi
magma dapat terjadi di mana komposisi magma berubah seiring waktu. Ini dapat
menghasilkan variasi mineral dan komposisi kimia dalam batuan, serta menciptakan
fenomena porfiri dengan adanya fenokris yang mencolok. Porfiri granodiorit memiliki
sifat-sifat batuan granitoid, yang berarti komposisinya mirip dengan granit, tetapi
dengan kandungan mineral feldspar plagioklas yang lebih tinggi daripada ortoklas.
Granodiorit memiliki tekstur yang kasar dan butirannya biasanya terlihat dengan jelas.

ASISTEN PRAKTIKAN

Trisna Wardana Sefar Parotok


F 121 19 019 F 121 22 044

PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No Sampel : 04A
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen
3. Warna Segar : Abu-Abu
4. Warna Lapuk : Abu-abu
5. Tekstur :
 Ukuran Butir : 1/4
 Permeabilitas : Baik
 Porositas : Buruk
 Kebundaran : Sub angular
 Kemas : Terbuka
6. Struktur
 Fragmen :-
 Matriks : Batupasir Sedang
 Semen : Silika
7. Komposisi Mineral : Silika (SiO2)

8. Nama Batuan : Batupasir Sedang ( UDDEN WENWORTH )


10. Ganesa : Batu pasir sedang (sandstone) adalah jenis batuan sedimen yang
terbentuk melalui akumulasi dan pembatuan butiran-butiran pasir. Proses genesa pembentukan
batu pasir sedang melibatkan beberapa langkah, seperti berikut. Proses dimulai dengan
pelapukan batuan yang lebih besar oleh cuaca dan faktor-faktor fisik lainnya. Butiran pasir
yang terbentuk melalui pelapukan ini kemudian diangkut oleh air, angin, atau es melalui proses
erosional. Butiran-butiran pasir yang terbawa oleh air atau angin akan mengalami proses
transportasi menuju lokasi penyimpanan akhir, seperti sungai, danau, atau pantai. Selama
transportasi, butiran-butiran ini dapat mengalami abrasi, di mana mereka tergesek dan
memotong satu sama lain. Ketika kecepatan aliran air atau angin berkurang, butiran-butiran
pasir akan mengendap dan menumpuk di dasar sungai, danau, atau laut. Proses ini disebut
pengendapan, dan di sinilah terjadi akumulasi besar butiran-butiran pasir. Seiring waktu, batuan
pasir terbentuk melalui proses cementasi. Matriks pengisi, yang dapat berupa mineral seperti
kuarsa, kalsit, atau hematit, akan mengisi ruang antar butiran pasir, mengikat mereka bersama-
sama menjadi batuan padat. Jika butiran pasir terdiri dari ukuran yang relatif seragam dan
proses cementasi cukup, batuan pasir sedang terbentuk. Batu ini memiliki butiran pasir yang
lebih kecil dibandingkan dengan batu pasir kasar dan lebih besar dibandingkan dengan batu
pasir halus. Faktor-faktor seperti keberadaan mineral pengisi, kondisi lingkungan, dan waktu
pengendapan dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia batu pasir sedang yang terbentuk.
Proses-proses ini terjadi selama jutaan tahun, dan berbagai batuan pasir sedang dapat memiliki
ciri-ciri yang berbeda tergantung pada sejarah pengendapan mereka.

ASISTEN PRAKTIKAN

Trisna Wardana Sefar Parotok


F 121 19 019 F 121 22 044

PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No Sampel : 04B
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen
3. Warna Segar : Coklat
4. Warna Lapuk : Coklat
5. Tekstur :
 Ukuran Butir : 1/6
 Permeabilitas : Baik
 Porositas : Buruk
 Kebundaran : Rounded
 Kemas : Tertutup
6. Struktur
 Fragmen :-
 Matriks : Batupasir Halus
 Semen : Karbonat
7. Komposisi Mineral : Karbonat (CaCo3)

8. Nama Batuan : Batupasir Halus ( UDDEN WENWORTH )


9. Ganesa : Batu pasir halus (fine-grained sandstone) adalah jenis batuan
sedimen yang terbentuk dari akumulasi dan pembatuan butiran-butiran pasir yang lebih kecil.
Proses pembentukan batu pasir halus melibatkan beberapa tahap yang melibatkan pelapukan,
transportasi, pengendapan, dan cementasi. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam genesa
pembentukan batu pasir halus. Proses dimulai dengan pelapukan batuan yang lebih besar oleh
cuaca, air, angin, atau faktor-faktor fisik lainnya. Butiran-butiran pasir yang terbentuk melalui
pelapukan ini kemudian diangkut oleh air atau angin melalui proses erosional. Butiran-butiran
pasir yang terbawa oleh air atau angin akan mengalami proses transportasi menuju lokasi
penyimpanan akhir, seperti sungai, danau, atau pantai. Selama transportasi, butiran-butiran ini
dapat mengalami abrasi, di mana mereka tergesek dan memotong satu sama lain. Ketika
kecepatan aliran air atau angin berkurang, butiran-butiran pasir akan mengendap dan
menumpuk di dasar sungai, danau, atau laut. Proses ini disebut pengendapan, dan di sinilah
terjadi akumulasi besar butiran-butiran pasir. Seiring waktu, batuan pasir halus terbentuk
melalui proses cementasi. Matriks pengisi, yang bisa berupa mineral seperti kuarsa, kalsit, atau
hematit, akan mengisi ruang antar butiran pasir, mengikat mereka bersama-sama menjadi
batuan padat. Batu pasir halus mengalami pemadatan dan kompaksi seiring bertambahnya
beban dari lapisan di atasnya. Tekanan ini membantu mengurangi porositas dan meningkatkan
kepadatan batuan. Proses sediementasi dapat berlanjut seiring waktu, mengikat butiran-butiran
pasir dengan lebih erat. Mineral-mineral pengisi yang dapat larut dalam air atau terbentuk
secara kimia selama proses ini dapat memperkuat batuan. Proses-proses ini terjadi selama
jutaan tahun, dan berbagai faktor seperti jenis mineral pengisi, kondisi lingkungan, dan durasi
waktu pengendapan dapat memengaruhi sifat fisik dan kimia batu pasir halus yang terbentuk.

ASISTEN PRAKTIKAN

Trisna Wardana Sefar Parotok


F 121 19 019 F 121 22 044

PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 04C
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen
3. Warna Segar : Coklat
4. Warna Lapuk : Coklat
5. Tekstur :
 Ukuran Butir : 1/6
 Permeabilitas : Baik
 Porositas : Buruk
 Kebundaran : Rounded
 Kemas : Tertutup
6. Struktur
 Fragmen :-
 Matriks : Batupasir Halus
 Semen : Karbonat
7. Komposisi Mineral : Karbonat (CaCo3)

8. Nama Batuan : Batupasir sangat halus


1. Ganesa : Batu pasir sangat halus (very fine-grained sandstone) adalah
jenis batuan sedimen yang terbentuk dari partikel pasir yang sangat kecil. Proses dimulai
dengan pelapukan batuan yang lebih besar oleh cuaca, air, angin, atau faktor-faktor fisik
lainnya. Butiran-butiran pasir yang sangat halus yang terbentuk melalui pelapukan ini
kemudian diangkut oleh air atau angin melalui proses erosional. Partikel-partikel pasir
yang sangat halus ini akan mengalami transportasi menuju lokasi penyimpanan akhir,
seperti sungai, danau, atau pantai. Proses transportasi ini dapat melibatkan air sungai, arus
laut, atau angin. Ketika kecepatan air atau angin berkurang, partikel pasir sangat halus
mulai mengendap dan menumpuk di dasar tempat pengendapan, seperti sungai, danau, atau
laut. Proses ini disebut pengendapan, dan butiran-butiran sangat halus akan mengendap
bersama-sama membentuk lapisan tipis. Seiring waktu, batuan pasir sangat halus terbentuk
melalui proses cementasi. Matriks pengisi, yang dapat berupa mineral seperti kuarsa, kalsit,
atau hematit, akan mengisi ruang antar butiran pasir sangat halus, mengikat mereka
bersama-sama menjadi batuan padat. Batuan pasir sangat halus mengalami pemadatan dan
kompaksi seiring bertambahnya beban dari lapisan di atasnya. Tekanan ini membantu
mengurangi porositas dan meningkatkan kepadatan batuan. Proses ini terjadi selama jutaan
tahun dan dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan tipe batuan asal. Batu pasir
sangat halus memiliki tekstur yang halus dan bisa digunakan untuk mengidentifikasi
kondisi paleo-lingkungan tempat batuan tersebut terbentuk.Butiran-butiran ini memiliki
ukuran antara 1/16 hingga 1/256 milimeter. Batupasir sangat halus seringkali memiliki
warna yang halus dan dapat memiliki kemampuan untuk mempertahankan bentuk cetakan
yang halus karena kehalusan butirannya. Proses-proses tersebut dapat memakan waktu
jutaan tahun dan tergantung pada kondisi geologis lokal serta interaksi antara berbagai
faktor di alam.

ASISTEN PRAKTIKAN

Trisna Wardana Sefar Parotok


F 121 19 019 F 121 22 044

PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 04D
2. Jenis Batuan : Batuan Sedimen
3. Warna Segar : Putih
4. Warna Lapuk : Putih keabuan
5. Tekstur :
 Ukuran Butir : 1/8
 Permeabilitas : Baik
 Porositas : Buruk
 Kebundaran : Sub angular
 Kemas : Terbuka
6. Struktur
 Fragmen :-
 Matriks : Batupasir Halus
 Semen : Silika
7. Komposisi Mineral : Silika (SiO2)

8. Nama Batuan : Konglomerat


9. Ganesa : Batu konglomerat adalah jenis batuan sedimen yang terbentuk
melalui akumulasi dan pembatuan butiran-butiran berukuran besar yang disebut sebagai
klastik. Genesa atau pembentukan batu konglomerat melibatkan beberapa langkah, seperti
berikut: Proses dimulai dengan pelapukan batuan yang lebih besar oleh cuaca, air, angin, atau
faktor-faktor fisik lainnya. Butiran-butiran besar ini, yang disebut klastik, terlepas dari batuan
asal dan kemudian diangkut oleh air, angin, atau es melalui proses erosional. Klastik-klastik
ini kemudian diangkut menuju tempat penyimpanan akhir, seperti sungai, danau, laut, atau
lembah gletser. Selama transportasi, klastik-klastik ini dapat mengalami abrasi dan
pelemparan, yang dapat membulatkan sudut-sudut tajam mereka. Ketika kecepatan aliran air
atau angin berkurang, atau jika klastik-klastik tersebut mencapai suatu area dengan energi
rendah, klastik-klastik ini mengendap dan menumpuk di dasar tempat pengendapan. Proses
ini disebut pengendapan. Seiring waktu, batuan konglomerat terbentuk melalui proses
cementasi. Matriks pengisi, yang dapat berupa mineral seperti kuarsa, kalsit, atau hematit,
akan mengisi ruang antar klastik-klastik, mengikat mereka bersama-sama menjadi batuan
padat. Batuan konglomerat mengalami pemadatan dan kompaksi seiring bertambahnya beban
dari lapisan di atasnya. Tekanan ini membantu mengurangi porositas dan meningkatkan
kepadatan batuan. Proses cementasi dapat berlanjut seiring waktu, membantu memperkuat
ikatan antar klastik-klastik dan matriks pengisi, dan memperkuat batuan. Batu konglomerat
umumnya memiliki tekstur kasar dan terdiri dari butiran-butiran yang bervariasi dalam ukuran
dan komposisi mineral. Kriteria utama untuk mengkategorikan batu sebagai konglomerat
adalah keberadaan klastik-klastik yang berukuran lebih besar daripada 2 milimeter (2 mm) di
dalam batuan.

ASISTEN PRAKTIKAN

Trisna Wardana Sefar Parotok


F 121 19 019 F 121 22 044

PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 05A
2. Jenis Batuan : Batuan beku
3. Warna Segar : Abu-Abu
4. Warna Lapuk : Kuning kecoklatan
5. Tekstur :
 Kristalinitas : Hipokristalin
 Granularitas : Faneritik
 Fabril
 Bentuk : Subhedral
 Relasi :Equigranular
6. Struktur : Masif
7. Komposisi Mineral :

Mineral Persentase
Ortoklas 15%
Kuarsa 8%
Plagioklas 55%
Biotit 12%
Hornblende 10%

8. Nama Batuan : Diorit ( FENTON 1940)


Diorit ( TRAVIS 1955)

KLASIFIKASI FENTON 1940

KLASIFIKASI TRAVIS 1955:


Seluruh Feldspar = K. feldspar + Plagioclase = 55+15= 70
15
- K. feldspar = x 100% = 21,4 %
70
55
- Plagioclase = x 100%= 78,5 %
70

9. Genesa : Batu diorit adalah jenis batuan beku yang terbentuk dari
magma yang mendingin dan mengkristal di dalam kerak bumi. Berikut adalah langkah-
langkah umum dalam genesa atau pembentukan batu diorit. Diorit terbentuk melalui proses
pelelehan batuan di dalam mantel bumi atau kerak bumi. Magma yang dihasilkan memiliki
komposisi antara basalt dan granit, yaitu kaya akan mineral feldspar plagioklas dan amfibol
atau piroksen. Magma diorit kemudian dapat naik ke dalam kerak bumi melalui patahan
atau celah-celah. Proses ini dapat memakan waktu dan melibatkan pergerakan magma
menuju permukaan. Jika magma tidak mencapai permukaan dan tetap di dalam kerak bumi,
itu disebut magma intrusif. Diorit terbentuk melalui pendinginan intrusif di dalam kerak
bumi, yang dapat memakan waktu lama. Proses ini menghasilkan kristal yang cukup besar
karena pendinginan berlangsung secara perlahan, memberikan waktu untuk pertumbuhan
kristal yang lebih besar. Mineral-mineral yang umumnya ditemukan dalam diorit meliputi
feldspar plagioklas, hornblende (amfibol), piroksen, dan kadang-kadang kuarsa. Kristal-
kristal ini membentuk struktur batuan yang kasar. Seiring dengan pendinginan, magma
dapat mengalami diferensiasi di mana komposisi mineralnya dapat berubah seiring waktu.
Ini bisa menghasilkan variasi dalam jenis dan proporsi mineral dalam batuan. Diorit
umumnya memiliki warna abu-abu hingga hijau tua, dan kepadatannya bervariasi
tergantung pada komposisi mineralnya. Batu diorit sering kali dianggap sebagai batuan
menengah dalam keluarga batuan granitoid, yang juga mencakup granit dan granodiorit.
Diorit memiliki tekstur yang kasar hingga sangat kasar, tergantung pada kecepatan
pendinginan dan proses diferensiasi magma.

ASISTEN PRAKTIKAN

Trisna Wardana Sefar Parotok


F 121 19 019 F 121 22 044

PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara :4 Nama : Sefar Parotok
Hari/Tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023 NIM : F 121 22 044

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No Sampel : 05B
2. Jenis Batuan : Batuan Metamorf
3. Warna Segar : Hitam
4. Warna Lapuk : Kunng, Kecoklatan
5. Tekstur : Lepidoblastik
6. Struktur : Foliasi
7. Komposisi Mineral : Kuarsa 40%, Muskovit 20%, biotit 20%
8. Nama Batuan : Batusabak ( TABEL DETERMINASI BATUAN METAMORF
LEMAH)
Ganesa : Batu sabak adalah jenis batuan metamorf yang terbentuk
melalui proses metamorfisme, yang melibatkan perubahan fisik dan kimia batuan primitif di
bawah pengaruh panas dan tekanan di dalam kerak bumi. Batu sabak awalnya berasal dari batuan
primitif yang disebut protolit. Protolit ini dapat berupa batuan sedimen seperti batu pasir, batu
lempung, atau batu kerikil, atau batuan beku seperti batu basalt atau batu granit. Proses pertama
dalam pembentukan batu sabak adalah penetrasi panas ke dalam kerak bumi. Ini bisa terjadi
karena aktivitas magma di bawah permukaan atau karena tekanan yang berasal dari pergerakan
lempeng tektonik. Batuan protolit kemudian mengalami pemanasan dan peningkatan tekanan.
Pemanasan dapat menyebabkan mineral-mineral dalam batuan berubah secara kimia, sementara
tekanan dapat menyebabkan perubahan struktural. Proses metamorfisme terjadi, di mana batuan
protolit mengalami perubahan struktural, tekstural, dan mineralogis. Mineral-mineral baru dapat
terbentuk atau yang sudah ada dapat mengalami transformasi. Proses ini dapat melibatkan
rekristalisasi mineral, perubahan mineralogi, dan perubahan tekstur batuan. Jenis metamorfisme
yang terjadi pada batu sabak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, tekanan, dan
keberadaan fluida di sekitar batuan selama proses metamorfisme .Suhu pembentukan batu sabak
sendiri yaitu berkisar 200℃ -800℃ . Setelah mengalami proses metamorfisme, batuan sabak
kemudian dapat mengeras dan membentuk batu sabak. Batu sabak memiliki struktur yang sering
kali memiliki foliasi (lapisan atau urutan mineral yang teratur) dan dapat mengandung mineral-
mineral seperti mika, kuarsa, amfibol, dan lainnya.

ASISTEN PRAKTIKAN

Trisna Wardana Sefar Parotok


F 121 19 019 F 121 22 044

Anda mungkin juga menyukai