Anda di halaman 1dari 30

GEOLOGI FISIK

OLEH ;
1. MUHAMAD SALEHUDIN (F1B2 14 029)
2. MUH. JAGAD SIROLAHI L. (F1B2 14 028)
3. WA ODE NOVI (F1B2 14 053)
4. MUHAMMAD YUSUF S. (F1B2 14 064)
5. IKA NURJANAH (F1B2 14 060)
6. ANDRY MULIADY (F1B2 14 062)
7. IRFAN (F1B2 14 018)
8. EDI CANDRA (F1B2 14 087)
9. LA ODE MUSTAKIM (F1B2 14 025)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
POKOK PEMBAHASAN

BATUAN BEKU
BATUAN SEDIMEN
BATUAN METAMORF
BATUAN BEKU
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari
satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan
beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar
mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya
relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang
sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan
gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt,
andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite
STRUKTUR BATUAN BEKU

1. Struktur batuan beku ekstrusif


Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsun
g dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai
struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan
lava tersebut. Struktur ini diantaranya: Masif,
Sheeting joint, Columnar joint, Pillow lava, Vesikular, Amigdaloidal, dan Struktur aliran.
Lanjutan...
2. Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dibawah permukaan bumi. Berdasarkan kedudukannya terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya struktur
tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
TEKSTUR BATUAN BEKU
Tekstur batuan beku dapat dibedakan berdasarkan :
 Tingkat kristalisasi
 Ukuran butir
 Bentuk kristal
 Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya
 Berdasarkan keseragaman antar butirnya
KLASIFIKASI BATUAN BEKU
Batuan beku diklasifikasikan ;
 Berdasarkan tempat terbentuknya,
 Warna,
 Kimia,
 Tekstur, dan
 Mineraloginya.
PENAMAAN BATUAN BEKU
Penamaan batuan beku
ditentukan berdasarkan dari
komposisi mineral-mineral utama
(ditentukan berdasarkan persentase
volumenya) dan apabila dalam
penentuan komposisi mineralnya
sulit ditentukan secara pasti, maka
analisis kimia dapat dilakukan
untuk memastikan komposisinya.
Yang dimaksud dengan klasifikasi
batuan beku disini adalah semua
batuan beku yang terbentuk seperti
yang diuraikan diatas (volkanik,
plutonik, extrusive, dan intrusive). Dan
batuan beku ini mungkin terbentuk
oleh proses magmatik, metamorfosa,
atau kristalisasi metasomatism.
Beberapa Contoh Batuan Beku
Batuan Beku Basa
Batuan beku basa adalah batuan Amigdaloidal Basalt
yang terbentuk langsung dari ● Warna : hitam
pembekuan magma dimana ● Kristalinitas : holookristalin
proses pembekuan berada di daerah
● Granularitas : fanerik
plutonik (di bawah permukaan
bumi ), proses pembekuan sangat ● Relasi : inequigranular
lambat dengan temperature yang ● Struktur : amigdaloidal
rendah sehingga umumnya butiran ● Fabric : subhedral
pada batuan beku basa lebih kasar, ● komposisi mineral:
jarang memperlihatkan struktur visikular (
- hornblende : 25%
lubang-lubang gas) dan berwarna
gelap (mafik). Batuan beku basa - anorthoclas : 15%
memiliki kandungan silica 45-52%. - piroksin : 25%
- piroksin : 15%
- orthoclas : 20%
● kegunaan : sebagai bahan baku industri
Batuan Beku Intermediet
Batuan beku Intermediet adalah Trachyte
batuan yang terbentuk hasil intrusi ● warna : Hitam
dangkal dari pembekuan magma ● kristalinitas : hipokristalin
dimana proses pembekuan berada di
● granularitas : fanerik
daerah hipabisa (daerah pertengahan
antara daerah plutonik dengan ● relasi : equigranular
permukaan), proses pembekuan ● struktur : massive
sedang dengan temperature yang ● fabrik : subhedral
rendah sehingga umumnya butiran ● komposisi mineral
pada batuan beku intermediet kasar,
- plagioklas 10%
jarang memperlihatkan struktur visikular
( lubang-lubang gas) dan berwarna - hornblende 25%
gelap (mafik) dengan indeks color - adularia 20%
<40%. Batuan beku basa - quartz 5%
memiliki kandungan silica 52%<SiO2<62 - pyroxene 40%
%.
● kegunaan: sbg bahan baku industri dan ilmu p
engetahuan
Batuan Beku Asam
Rhyolite
Batuan beku Asam adalah batuan ● Warna : pink
yang terbentuk dari pembekuan
● Kristalinitas: hipokristalin
magma secara ekstrusif atau hasil
● Granularitas: Afanitik
pembekuan di daerah permukaan
dimana proses pembekuan berada di ● Relasi : equigranular

daerah vulkanik (di permukaan bumi ), ● Fabrik: subhedral


proses pembekuan sangat cepat dengan ● Struktur : massive
temperature yang tinggi sehingga ● Komposisi mineral
umumnya butiran pada batuan beku - Orthoclas 20%
basa lebih halus dan berwarna terang - Hornblende 15%
(felsik) dengan indeks color
- Biotit 15%
<20%. Batuan beku asam memiliki kandun
- Plagioklas 10%
gan silica >65%.
- Sanidine 20%
- Glass 10%
- Quartz 10%
● Kegunaan : sebagai bahan dasar industri dan digunakan
dalam ilmu pengetahuan
BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun
organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian
mengalami pembatuan. ( Pettjohn, 1975 )
Berdasarka ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat dibedakanmen
jadi 2 macam ;
1. Batuan Sedimen Klastik
2. Batuan Sedimen Non Klastik
TEKSTUR BATUAN SEDIMEN
Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk
butir serta susunannya. Butiran tersusun atau terikat oleh semen dan masih adanya
rongga di antara butirnya. Pembentukannya di kontrol oleh media dan cara
transportasinya. Pembahasan tekstur meliputi :
1.Ukuran Butir (Grain Size)
Lanjutan...
2. Pemilahan (Sorting)
Adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya bila
semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik. Ada
3 macam pemilahan yaitu :
A. Well sorted : terpilah baik
B. Medium sorted : terpilah sedang
C. Poor sorted : terpilah buruk
3. Kebundaran
4.Shape
5.Porositas
6.Permeabilitas
7. Matrix
8. Semen
9. Kemas (fabric)
Struktur Batuan Sedimen
Studi struktur Sedimen paling baik dilakukan di lapangan ( Pettijohn, 1975 ), dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :

1. Struktur Sedimen Primer


Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses sedimentasi
dapat merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti perlapisan,
gelembur gelombang, perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun, dan lain-
lain. (Suhartono, 1996 : 47)
2. Struktur Sedimen Sekunder
Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimentasi, sebelum atau pada waktu
diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan
dasar, lereng dan lingkungan organisnya. Antara lain : beban, rekah kerut, jejak
binatang.
Lanjutan...

3. Struktur Sedimen Organik


Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau
binatang lainnya. Antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan.
Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari pen Shalestone
gendapan kembali detritus atau
pecahan batuan asal. Batuan asal dapat be
rupa batuan beku, metamorf dan sedimen
itu sendiri.Batuan sedimen diendapkan deng
an proses mekanis, terbagi dalam dua ● Warna : cokelat tua
golongan besar dan pembagian ini berdasa
rkan ukuran besar butirnya. Cara ● Ukuran butir : Lempung (1/256 mm)
terbentuknya batuan tersebut berdasarkan ● Bentuk butir : subrounded
proses pengendapan baik yang terbentuk
dilingkungan darat maupun dilingkungan lau ● Hubungan antar butir : matriks suported
t. ● Porositas : poor
● Fragmen : kristal
● Matriks : mineral lempung
● Semen : lempung
Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan
organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik.
Menurut R.P. Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen dibedakan menjadi enam
golongan yaitu :
A. Golongan Detritus Kasar
B. Golongan Detritus Halus
C. Golongan Karbonat
D. Golongan Silika
E. Golongan Evaporit
F. Golongan Batubara
Lanjutan...
Gampingan terumbu
● Warna : cokelat
● Ukuran butir : -
● Bentuk butir : -
● Kemas : -
● Pemilahan : -
● Porositas : poor
● Fragmen : -
● Matriks : -
● Semen : -
BATUAN METAMORF
Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk berubah bentuk.
Batuan yang terkubur sangat dalam mengalami perubahan tekanan dan temperatur.
Jika mencapai suhu tertentu, batuan tersebut akan melebur menjadi magma. Namun,
saat belum mencapai titik peleburan kembali menjadi magma, apa yang terjadi pada
batuan tersebut. Batuan tersebut berubah menjadi batuan metamorf.
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat dari proses
metamorfosa pada batuan yang sudah ada karena perubahan temperatur(T), tekanan
(P), atau Temperatur (T) dan Tekanan (P) secara bersamaan. Batuan metamorf
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelas atas dasar derajat metamorfosanya, yaitu:
 Batuan metamorfosa derajat rendah;
 Batuan metamorfosa derjat menengah, dan
 Batuan metamorf derajat tinggi.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Karakteristik Batuan
Metamorf

1. Komposisi Mineral Batuan Asal


2. Temperatur dan Tekanan Selama Metamorfosis
3. Pengaruh Gaya Tektonik
4. Pengaruh Fluida
Jenis-jenis Metamorfisme
Metamorfisme Kontak/Termal
Metamorfisme ini faktor dominannya ialah temperatur tinggi. Tekanan confining
(tekanan yang pengaruhnya sama besar ke semua permukaan benda) juga
berpengaruh, namun tidak signifikan. Kebanyakan terjadi < 10 km di bawah
permukaan Bumi. Metemorfisme kontak terjadi pada batuan intrusi jika ada magma
yang mengintrusi batuan tersebut. Prosesnya menghasilkan efek yang dikenal
dengan sebutan baking effect. Zona kontak ini (disebut aureole) tidak terlalu luas,
hanya sekitar 1 – 100 meter. Karena tekanan diferensial (tekanan yang pengaruhnya
tidak sama besar ke semua permukaan benda) juga tidak terlalu signifikan, batuan
metamorf yang terbentuk biasanya tidak terfoliasi.
Lanjutan...
Metamorfisme Regional/Dinamotermal
Metamorfisme ini terjadi pada kedalaman yang signifikan yakni > 5 km. Batuan jenis
ini merupakan yang paling banyak tersingkap di permukaan. Biasanya pada dasar
pegunungan yang bagian atasnya tererosi. Batuan dari proses ini kebanyakan
terfoliasi, menandakan tingginya tingkat tekanan diferensial (akibat gaya tekonik).
Temperatur saat terjadi proses ini bervariasi, tergantung oleh kedalaman dan
kehadiran badan magma. Kehadiran mineral indeks dapat menentukan tingkat
tekanan dan temperatur proses rekristalisasi. Contohnya: schisthijau dan batuschist
yang mengandung mineral klorit, aktinolit, dan plagioklas kaya sodium, terbentuk
pada P & T lebih rendah; sedangkan amphibolit yang mengandung hornblende,
plagioklas feldspar, dan terkadang garnet, terbentuk pada P & T lebih tinggi.
Penamaan Batuan Metamorf
Penamaan batuan metamorf didasarkan atas tekstur, struktur dan komposisi mineral
yang menyusun batuan tersebut. Adapun tekstur batuan metamorf terdiri dari:
Bentuk butir granoblatik (terdiri dari mineral-mineral granular), lepidoblastik (terdiri
dari mineral-mineral pipih), dan nematoblastik (terdiri dari mineral-mineral
orthorombik), sedangkan teksturnya ada foliasi, dan non foliasi.

Tekstur foliasi (tekstur batuan metamorf yang memperlihatkan adanya orientasi dari
mineralnya). Struktur batuan metamorf dapat terdiri dari struktur schistose (struktur
batuan metamorf yang memperlihatkan perselingan orientasi mineral pipih dan
mineral granular / nematoblastik), gneistose (struktur batuan metamorf yang
memperlihatkan hubungan dari orientasi mineral pipih dan mineral
nematoblastik/granular yang saling berpotongan/tidak menerus), hornfelsic (struktur
batuan metamorf yang hanya tidak memperlihatkan foliasi).
Derajat Metamorfosa
Derajat metamorfosa adalah suatu tingkatan metamorfosa yang didasarkan atas
temperatur (T) atau tekanan (P) atau keduanya T dan P. Tabel dibawah ini adalah
tingkatan batuan metamorf berdasarkan derajat metamorfosa:
Struktur Batuan Metamorf
Struktur batuan metamorf terdiri dari ;
1. Struktur Foliasi
Struktur foliasi merupakan struktur yang memperlihatkan adanya suatu
penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas :
- Struktur Slatycleavage
- Struktur Gneissic
- Struktur Phylitic
- Struktur Schistosity
Lanjutan...
2. Struktur Non Foliasi
Struktur non foliasi merupakan struktur yang tidak memperlihatkan adanya
penjajaran mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas :
- Struktur Hornfelsik
- Struktur Milonitik
- Struktur Kataklastik
- Struktur Flaser
- Struktur Pilonitik
- Struktur Augen
- Struktur Granulosa
- Struktur Liniasi
Diagenesa Batuan Metamorf Foliasi
Berasal dari foliatus atau berdaun yaitu orientasi kesejajaran mineral penyusun
batuan metamirf, tetapi harus dibedakan dengan orientasi perlapisan batuan
sediment, sama sekalai tidak ada hubungan dengan sifat perlapisan batuan sediment.
Berdasarkan kenampakan Batuan asal pembentukan metamorf dibagi menjadi 2 yaitu ;
 kristaloblastik
 palimset / sisa / relic
Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai