BIDANG KEGIATAN :
PKM– PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Nurul Arifin 442 14 024 angkatan 2014
A. Aisyah Fitriani 442 14 027 angkatan 2014
Taufiq Hidayatullah 442 15 018 angkatan 2015
i
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
1
BAB I PENDAHULUAN
Tenaga listrik sebagai salah satu sistem energi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Kebutuhan akan listrik
sangatlah besar di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Sejalan dengan
meningkatnya pembangunan kesejahteraan masyarakat, berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah untuk penyediaan listrik sampai pada pelosok-pelosok
desa (Yuni, 2002).
Permintaan tenaga listrik di Indonesia akan terus tumbuh sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Pada kondisi BaU (Business
as Usual), pertumbuhan permintaan tenaga listrik di proyeksikan mencapai sekitar
520 TWh pada tahun 2025 dan 2.200 TWh pada tahun 2050 dengan laju
pertumbuhan permintaan tenaga listrik rata-rata 7,1% selama periode 2015-2050
(SEKJEN DEN, 2016).
Energi konvensional merupakan energi yang berasal dari alam. Energi
konvensional sendiri ada yang dapat digunakan secara terus menerus dan ada pula
yang terbatas. Jenis energi konvensional yaitu seperti minyak bumi, batu bara,
panas bumi, air, dan angin. Di Indonesia energi konvensional tersebut sudah di
manfaatkan sebagai pembangkit listrik. Dari energi konvensional yang digunakan
sebagai pembangkit memiliki dampak terhadap lingkungan seperti pencemaran
dan polusi udara.
Salah satu energi terbarukan yang dapat di kembangkan yaitu energi angin.
Energi angin merupakan energi terbarukan yang sangat fleksibel. Selain itu,
pemanfaatan energi angin dapat dilakukan di mana-mana, baik di daerah landai
maupun dataran tinggi, bahkan dapat di terapkan di laut. Pemanfaatan energi
angin ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.
Salah satu pemanfaatan energi angin adalah dengan penggunaan turbin angin.
Berbagai macam bentuk desain turbin angin sebagai sumber energi alternatif
sudah ditemukan sejak lama. Namun perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut
untuk meningkatkan performan dari turbin angin.
Menurut Aryanto (2013), bahwa nilai efisiensi terbaik diperoleh pada
kecepatan angin maksimal 4 m/s dan jumlah blade 5 dengan nilai 3,07%,
sedangkan efisiensi terkecil 0,05% diperoleh pada kecepatan angin 3 m/s dan
jumlah blade 3. Menurut Faqihuddin (2014), bahwa model turbin angin bekerja
paling baik pada sudut pitch 10°. Daya maksimum yang diperoleh pada kecepatan
angin 2,43 m/s, 2,98 m/s dan 3,23 m/s masing-masing adalah 0,605 W, 1,311 W
dan 1,673 W. Namun dari kedua penelitian tersebut belum diungkapkan pengaruh
tip terhadap performan turbin angin. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan
penelitian pengaruh tip terhadap performan turbin.
2
Temuan yang ditargetkan dari hasil penelitian ini ialah persamaan hubungan
antara cp dengan tip.
Luaran penelitian ialah artikel ilmiah yang akan dipublikasikan pada jurnal
nasional atau prosiding seminar nasional.
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini ialah:
a. Sebagai acuan dalam pembuatan dan pengembangan PLTB.
b. Sebagai referensi dalam pengembangan ilmu dan teknologi di bidang
pembuatan dan pengembangan sistem PLTB.
c. Sebagai referensi bagi mahasiswa dan peneliti lain untuk penelitian yang
berkaitan dengan topik penelitian ini.
Turbin angin adalah suatu mesin konversi energi yang berfungsi untuk
merubah energi kinetik melalui putaran sudu rotornya (Hofman, 1987). Dari
perputaran sudu rotor tersebut akan memproduksi energi mekanik di poros rotasi.
3
Tenaga total aliran angin adalah sama dengan laju energi kinetik aliran
yang datang, maka : (Nursuhud, 2008).
𝑣2
𝑊𝑡𝑜𝑡 = ṁ . 𝐾𝑒 = ṁ 2𝑔𝑐 ………………………..(2.3)
Keterangan :
𝑊𝑡𝑜𝑡 = tenaga total (watt)
gc = faktor koreksi = 1 (kg/N.s2)
Daya per luas, sebagai potensi daya angin atau kerapatan daya angin (wind
power density), yaitu :
1
𝑊𝑡𝑜𝑡 = 2𝑔𝑐 𝜌𝐴𝑣 3 (W/m2) ………………………..(2.4)
Energi kinetik yang terkandung dalam angin inilah yang ditangkap oleh
turbin angin untuk memutar rotor. Untuk menganalis seberapa besar energi angin
yang dapat diserap oleh turbin angin, digunakan Teori Momentum Elementer
Betz.
Daya adalah energi per satuan waktu. Daya angin berbanding lurus dengan
kerapatan udara dan kubik kecepatan angin, seperti diungkapkan dengan
persamaan berikut: (Umanand, 2007)
1
𝑃 = 2𝑔𝑐 𝜌𝐴𝑣3 ……………………………………….(2.5)
Keterangan :
P = daya angin (watt)
ρ = massa jenis angin (kg/m3)
A = luas penampang melintang aliran (m2)
v = kecepatan angin (m/s)
Turbin angin Propeller adalah jenis turbin angin dengan poros horizontal
seperti baling – baling pesawat terbang pada umumnya. Turbin angin ini harus
diarahkan sesuai dengan arah angin yang paling tinggi kecepatannya. Luas
penampang melintang untuk turbin sumbu horisontal, daerah yang melewati rotor
blade adalah: (Alamsyah, 2007).
𝜋
𝐴 = 4 𝐷2 (𝑚2 )……………………..………….. (2.6)
Daya angin maksimum yang dapat diekstrak oleh turbin angin dengan luas
sapuan rotor A adalah: (Daryanto, 2007)
16 1
𝑃 = 27 2 𝜌𝐴𝑣 3 (𝑊)…………..………………..(2.7)
Angka 16/27 (=59.3%) ini disebut batas Betz (Betz limit, diambil dari
ilmuwan Jerman Albert Betz). Angka ini secara teori menunjukkan efisiensi
maksimum yang dapat dicapai oleh rotor turbin angin tipe sumbu horisontal. Pada
kenyataannya karena ada rugi-rugi gesekan dan kerugian di ujung blade, efisiensi
aerodinamik dari rotor, ηrotor ini akan lebih kecil lagi yaitu berkisar pada harga
maksimum 0.45 saja untuk blade yang dirancang dengan sangat baik. Maka
5
2.2 Simulasi
Umumnya, terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan ketika melakukan simulasi
CFD, yaitu :
a. Pre-processing
Pre-processing adalah langkah awal dalam membangun dan
menganalisis sebuah model CFD. Teknisnya adalah membuat model dalam
paket CAD (Computer Aided Design), membuat mesh yang sesuai, kemudian
menerapkan kondisi batas dan sifat–sifat fluidanya.
b. Solving
Solvers CFD merupakan suatau proses pengolahan atau perhitungan
kondisi–kondisi yang diterapkan pada saat pre-processing. Dalam tahap ini
dilakukan proses komputasi numerik dengan menggunakan persamaan yang
mengatur pada simulasi CFD menggunakan prinsip kekekalan momentum
(newton dua). Perangkat lunak CFD digunakan ANSYS CFX guna
memecahkan persamaan proses perhitungan (solving) oleh ANSYS CFX.
c. Post-processing
Post-processing adalah langkah terakhir dalam analisis CFD. Hal yang
dilakukan pada langkah ini adalah mengorganisasi dan menginterpretasi data
hasil simulasi CFD yang bisa berupa gambar, kurva, dan animasi.
250 mm
Chord 65 mm
Tip
Root
Gambar 2. Blade
BAB III METODE PENELITIAN
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang selama 4 bulan, yaitu
bulan April sampai Juli 2018.
3.2 Prosedur Percobaan Simulasi
Penelitian yang akan dilakukan menggunakan software Ansys Moving
Reference Frames (MRF) dengan menganalisis pengaruh tip terhadap performan
turbin angin. Hasil output dari simulasi yaitu berupa image atau kontur, dengan
indikator capaiannya berupa parameter input, ukuran mesh, dan kondisi batas
yang memenuhi syarat.
3.3 Skema Pengujian
Slip
Ring
Charge
Regulator
3 4 Bridge
1 2
Rectifier
5 Beban
Beban =
Bateray Inverter
Mulai
Inisiasi:
v = kecepatan angin (m/s)
T = suhu (°C)
n = putaran (rpm)
D = diameter rotor (m)
Pt = daya tubin (watt)
Pg = daya generator (watt)
Cp = coefisien power (%)
𝜂 = efisiensi sistem (%)
Λ = tip speed ratio
η = viskositas (Pa)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
Imput data:
- v (m/s) - n (rpm)
- T (°C) - Λ (rad/s)
- D (m) - ω (rad/s)
- η (Pa)
Simulasi
Percobaan aktual
Pembuatan Geometri
N=1
Pembuatan meshing
Pt = cp. ½ ρAv3
Pengecekan Meshing
𝜂=pg/Pt. 100%
cp= 2𝜋n/60v
Pg = V.I
Hasil Tidak
Meshing
Tidak
Ya
N=9 N=N+1
Penentuan Kondisi Batas
Nilai Reynold Ya
(R1,R2,R3)
Proses Numerik
Tentukan hubungan:
Ya
Kontur atau
image
Hasil
Selesai
Jadwal Kegiatan
PKM-P
Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan
Simulasi
Perancangan
turbin angin
Persiapan alat
dan bahan
Perakitan dan
pembuatan turbin
angin
Pengambilan,
pengolahan dan
validasi data
Pembuatan
laporan
kemajuan
Pembuatan
artikel
ilmiah
Pembuatan
laporan
Akhir
10
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Hery. 2007. Pemanfaatan Turbin Angin Dua Sudu sebagai Penggerak
Mula Alternator pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Semarang :
Universitas Negeri Semarang.
Aryanto, F., I M. Mara, M. Nuarsa. 2013. Pengaruh Kecepatan Angin dan Variasi
Jumlah Sudu terhadap Unjuk Kerja Turbin Angin Poros Horizontal. Jurnal
Dinamika Teknik Mesin. Vol. 3. No. 1 Januari 2013.
Daryanto, Y. 2007. Kajian Potensi angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu.
Yogyakarta: BALAI PPTAGG – UPT-LAGG.
Nursuhud, Djati dan Astu Pudjanarsa. 2008. Mesin Konversi Energi. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Yuni. 2002. Minyak Mahal, Ada Angin Cuma – Cuma. Download pada
tanggal 17 November 2017.
11
12
13
14
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Universitas
Tinggi Unhas Unhas
Brawijaya
Bidang Ilmu Teknik Mesin Teknik Teknik
Mesin Mesin
Tahun Masuk- 1982-1989 1998-2003 2011-2015
Lulus
Studi Optimalisasi Asam
Perbandingan Sistem Risinoleat
Sifat Pemesinan Pembangkit dari
Antara Stainless Listrik Minyak
Judul Skripsi / Steel dan Baja Tenaga Gas Jarak
Thesis / Disertasi Karbon Sedang dan Uap (Castor oil)
(PLTGU) sebagai
Sengkang Material
Penyimpan
Kalor Laten
Semarang 10 Juni
3 Peningkatan Kapasitas Prosiding
2015
Pemanas Air Kolektor Seminar
Surya Plat Datar dengan Nasional
Penambahan Bahan Sains dan
penyimpan kalor Teknologi
ke-6 Tahun
2015, hal.
14-18.
Study of Thermal Energi Vol. 695 (2015) pp
4 Applied
Storage using Oleic Acid 281-284
Mechanics
and
Material
Study on Characteristics Vol. 818 (2016) Applied
5
of Ricinoleic Acid as a pp39-43 Mechanics
Phase Change Material and
Material
1. Peralatan penunjang
Harga Jumlah
Justifikasi
Material Kuantitas Satuan (Rp)
Pemakaian
(Rp)
Voltmeter digital Monitoring
tegangan 1 unit 150.000 150.000
Ampermeter
digital Monitoring arus 1 unit 75.000 75.000
Anemometer Monitoring
kecepatan angin 1 unit 200.000 200.000
Tachometer Monitoring
putaran 1 unit 350.000 350.000
Thermometer/hygr Monitoring
ometer suhu dan 1 unit 150.000 150.000
kelembaban
SUB TOTAL (Rp) 925.000
3. Perjalanan
Justifikasi Harga Satuan Jumlah
Material Kuantitas (Rp)
Pemakaian (Rp)
Perjalanan
Pembelian alat
lokal 1 kegiatan 700.000 700.000
dan bahan
(Makassar)
Makassar – Seminar
Yogyakarta pp Nasional
2 orang 1.200.000 2.400.000
Sains
dan Teknologi
SUB TOTAL (Rp) 3.100.000
4. Lain-lain
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah
Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)
21