PENDAHULUAN
baik dampak positif maupun negatif. Seiring berkembangnya suatu daerah maka
termasuk salah satunya adalah penyedia sarana dan prasarana untuk pelayanan air
bersih. Begitu pentingnya kebutuhan akan air bersih sehingga menjadi tolok ukur
kebutuhan akan air bersih dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain salah
daerah yang lain. Hal yang paling mendasar ikut mempengaruhi ketersediaan air
pada suatu daerah adalah kondisi geografis dan topografi dari daerah yang
terbagi menjadi desa pedesaan ( rural area ) dan desa perkotaan ( urban area ).
1
2
berada ± 75-400 meter dari permukaan laut, terletak di bagian pusat Kabupaten
Boyolali dengan Luas 2.537,9 Ha yang terdiri dari 13.775 rumah tangga dengan
jumlah penduduk tercatat 47.590 jiwa. Dan Jumlah pelanggan PUDAM mencapai
pada Kecamatan Banyudono sangat berpengaruh terhadap air bersih dan air
minum.
sudah optimal ?
Kecamatan Banyudono ?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah seperti tersebut di
bawah ini.
Banyudono.
3
2. Melakukan analisis terhadap sistim jaringan air bersih eksisting agar dapat
Kecamatan Banyudono.
bawah ini.
2. Obyek penelitian yang dilakukan adalah sistem jaringan pipa transmisi dari
Net”.
4. Menganalisa jaringan yang ada untuk memenuhi ketersediaan air pada jaringan
5. Penelitian dilakukan pada bulan Maret tahun 2019 sampai bulan Juni tahun
2019.
1. Primaputra (2005) mengkaji tentang optimasi jaringan air bersih studi kasus
PDAM Kota Sumbawa Besar. Dalam melakukan simulasi pada penelitian ini
peluapan pada tangki, dan pada jaringan pipa eksisting yang ada masih dapat
tekanan relative yang cukup tinggi terutama pada node-node yang mempunyai
kebutuhan (demand).
2. Benu (2006) mengkaji tentang kajian system jaringan pipa untuk optimalisasi
3. Suwirman (2011) mengkaji tentang kinerja jaringan air bersih PDAM Tirta
kinerja jaringan eksisting tidak optimal yaitu banyaknya aliran laminar pada
5
pipa dan air di dalam tangki selalu meluap menyebabkan terjadinya kehilangan
terjadi kehilangan air pada pipa tranmisi air baku, tinggi tekanan relatif
dibawah standar terjadi pada saat jam puncak, dan biaya operasi pompa
jaringan eksisting air bersih serta evaluasi kinerja sumber daya manusia bidang
kinerja jaringan PDAM masih perlu ditingkatkan, hal ini ditunjukkan masih
Sumbawa Besar, sedangkan penelitian ini tentang analisa jaringan air bersih
6
Kabupaten Boyolali.
untuk melayani sampai tahun 2016, dan optimalisasi pengelolaan, studi kasus
penelitian ini tentang analisa jaringan air bersih eksisting, studi kasus
jaringan air bersih, studi kasus PDAM Tirta Indra Rengat Kabupaten Indragiri
Hulu, sedangkan penelitian ini tentang analisa jaringan air bersih eksisting,
Boyolali.
jaringan pipa eksisting, studi kasus PDAM Tirta Kadilo Kabupaten Paser,
sedangkan penelitian ini tentang analisa jaringan air bersih eksisting, studi
Namlea Kabupaten Baru, sedangkan penelitian ini tentang analisa jaringan air
Kabupaten Boyolali.
6. Jika pada penelitian Hilda Isnaini (2018), penelitian tentang evaluasi dan
jaringan air bersih eksisting, studi kasus penelitian yaitu PUDAM Kecamatan
BAB 1 Pendahuluan
Kecamatan Banyudono.
BAB V Penutup
a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah
dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk
air minum.
b. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
d. Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu
kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air
minum.
9
10
a. Tingkat Pelayanan adalah presentasi jumlah penduduk yang dilayani dari total
permintaan air minum oleh masyarakat atau dapat juga dilihat berdasarkan
b. Unit Air Baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia air
c. Unit Produksi adalah sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk
mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan/atau
d. Unit Distribusi adalah sarana untuk mengalirkan air minum dari pipa transmisi
e. Unit Pelayanan adalah sarana untuk mengambil air minum langsung oleh
masyarakat yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran.
f. Jaringan Pipa Transmisi Air Baku adalah ruas pipa pembawa air dari sumber
g. Jaringan Pipa Transmisi Air Minum adalah ruas pipa pembawa air minum dari
distribusi.
h. Pipa Transmisi adalah pipa pembawa air dari sumber air ke instalasi
pengolahan atau pipa pembawa air bersih dari instalasi pengolahan ke unti
sambungan rumah.
k. Katup adalah suatu alat yang berfungsi untuk membuka dan menutup aliaran
dalam pipa.
kepada konsumen.
membutuhkan air dalam kehidupannya, sehingga tanpa air dapat dipastikan tidak
kelembaban, air juga dibutuhkan oleh manusia melalui berbagai makhluk hidup
makan, minum, mandi, cuci atau yang terkait langsung dengan dirinya. Bahkan
lingkungan adalah juga kebutuhan bagi manusia. Kebutuhan air bersih suatu
kebutuhan tubuh manusia air yang diperlukan adalah 2,5 lt per hari. Standar
kebutuhan air pada manusia biasanya mengikuti rumus 30 cc per kilogram berat
badan per hari. Artinya, jika seseorang dengan berat badan 60 kg, maka
kebutuhan air tiap harinya sebanyak 1.800 cc atau 1,8 liter. Badan dunia
UNESCO sendiri pada tahun 2002 telah menetapkan hak dasar manusia atas air
2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada
menyatakan bahwa: “Standar Kebutuhan Pokok Air Minum adalah kebutuhan air
sebesar satuan volume lainnya yang ditetapkan Iebih lanjut oleh Menteri yang
menunjukkan bahwa kebutuhan air minum nasional sebanyak 272.107 liter per
perdetik.
yang berasal dari data penduduk, pola kebiasaan dan tingkat hidup yang didukung
kebutuhan air. Standar kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air yang
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh adanya konsumen non domestik.
a. Perkantoran
b. Tempat Ibadah
16
c. Prasarana Pendidikan
d. Prasarana Kesehatan
f. Industri
Dalam hal ini kebutuhan air non domestik diperhitungkan sebesar 15% dari
ratarata.
a. Kebutuhan air rata-rata harian (Qm) Banyaknya air yang diperlukan untuk
suatu hari pada satu tahun dan berdasarkan pada Qm, untuk menghitung Qhm
Qhm = Fhm x Qm
Dimana Fhm adalah faktor harian maksimum biasanya berkisar 115%- 120%.
c. Kebutuhan air jam maksimum (Qjm) Banyaknya kebutuhan air terbesar pada
Qjm = Fjm x Qm
perencanaan jaringan air bersih kebutuhan dan budaya pemakaian air sangat
(tabel 2.2). Selain perbedaan menurut kemajuan daerah atau kebiasaan (adat
istiadat) dalam kehidupan perbedaan kebutuhan air juga terjadi sepanjang hari.
Tabel 2.2 Kebutuhan Minimum Air Bersih (domestik dan non domestik)
metode proyeksi penduduk yang biasa digunakan ada beberapa macam, antara
lain:
1. Metode Aritmatik Metode ini dianggap baik untuk kurun waktu yang pendek
sama dengan kurun waktu perolehan data. Persamaan yang digunakan adalah:
Pn= Po + (r.n)................................................................................................(2.1)
Dimana:
19
adalah:
Pn= Po (1 + r)ᵑ...............................................................................................(2.2)
Dimana:
Suatu sistem penyediaan air harus mampu menyediakan air untuk dapat
diminum dalam jumlah yang cukup merupakan hal yang penting bagi suatu Kota.
Yang disebut dengan sistem air bersih adalah suatu sistem penyediaan air bersih
yang meliputi sistem pengambilan air baku, proses pengolahan air baku, sistem
transmisi dan reservoir air bersih serta sistem distribusi dan perpipaan yang
20
dioperasikan sedemikian rupa sehingga air yang dihasilkan, secara kuantitas dapat
memenuhi kebutuhan yang tersedia setiap saat, serta secara kualitas dapat
memenuhi syarat sebagai air bersih sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Sistem tersebut di atas dibutuhkan prasarana air bersih. Prasarana air bersih adalah
Air Baku adalah air yang berasal dari sumber air yang dapat dipakai
sebagai pemasok air untuk sistem produksi air bersih sesuai dengan jumlah dan
2. Sistem Transmisi
Sistem transmisi (pipa transmisi) adalah pipa pembawa air dari sumber
air ke unit atau menghantarkan air dari unit pengolahan ke unit distribusi utama
atau reservoir.
3. Reservoir
4. Sistem Distribusi
Sambungan Rumah (SR) adalah jenis sambungan pelanggan air minum yang
pipa-pipa distribusi melalui water meter dan instalasi pipanya di dalam rumah.
Kran Umum (KU) adalah jenis sambungan yang mensuplai air melalui kran yang
dipasang di suatu tempat tertentu agar mudah dipergunakan untuk umum guna
mencukupi kebutuhan mandi, cuci dan minum.Hidran Umum (HU) adalah kran
umum yang menggunakan bak penampungan air sementara dan dipakai oleh
cermat sangat riskan terhadap kegagalan. Selain itu efisiensi investasi dan
dalam jaringan system penyediaan air minum menjadi vital bukan hanya sekedar
Di dalam pipa air mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, artinya
selama air mengalir tinggi tekanan dapat berkurang atau dengan kat alain
22
merupakan fungsi debit, panjang pipa, diameter pipa dan koefisien gesek pipa.
………………………………..............………......(2.1)
dengan:
P = tekanan
z = tinggi datum
Selain tinggi tekanan dikenal juga tinggi tenaga atau energy head, ini
merupakan kehilangan tinggi tenaga yang berupa gesekan dengan pipa, maupun
………………............…...…(2.2)
Dimana :
Tinggi energi (tenaga) kadang hanya disebut sebagai energi saja, tinggi tekanan
Kehilangan energi pada system pipa dapat mengacu pada kombinasi dari
dan dinding di sepanjang pipa pada saat proses pengaliran air, energy Grade line
dan Hydraulic grade line, mengalami penurunan secara linier pada arah aliran.
Selain kehilangan energy akibat dari gesekan antara air dan dinding pipa,
pada saat bersamaan terjadi pula kehilangan energy akibat dari sambungan-
sambungan dalam jaringan, baik itu antara pipa dengan pipa atau pipa dengan
dinding pipa. Kehilangan energi oleh gesekan disebabkan karena cairan atau
fluida mempunyai kekentalan, dan dinding pipa tidak licin sempurna. Pada
24
dinding yang mendekati licin sempurna, masih pula terjadi kehilangan energi
walaupun sangat kecil. Jika dinding licin sempurna, maka tidak ada kehilangan
banyak digunakan dalam aliran fluida secara umum. Untuk aliran air dengan
viskositas yang relatif tidak banyak berubah, persamaan Hazen Williams dapat
dengan:
Dengan bertambahnya umur pipa, maka pipa tersebut dapat mengalami kerusakan
Gambar 2.2 Aliran dalam pipa dan kehilangan tinggi tenaga major (utama)
maupun minor (sekunder). Semua energi air saat keluar dalam bentuk energi
kinetik.
Gambar 2.3 Aliran dalam pipa dan kehilangan tinggi tenaga major (utama)
maupun minor (sekunder). Air keluar dengan masih menyisakan energi potensial
(terhadap datum).
Perhatikan kehilangan tenaga pada Gambar 2.2 dan 2.3. yang ditunjukkan oleh
garis yang disebut EGL (Energy Grade Line). Yang dimaksd dengan Energi
dalam Energy Grade Line adalah energi total. Energi awal adalah setinggi muka
air dalam reservoir kemudian turun sepanjang aliran dan akhirnya minimum di
ujung pipa. Tinggi tekanan energi diukur dari suatudatum tertentu. Datum adalah
26
garis atau bidang horizontal (datar) yang dapat dipilih sesuka kita. Selain garis
energi, terdapat pula terdapat pula garis HGL (Hydraulic Grade Line) yang
merupakan garis yang menunjukkan tekanan air di setiap titik yang di tinjau.
Semakin besar diameter pipa, maka pipa tersebut semakin tampak relatif
halus dan koefisien kehilangan energi akibat gesekan juga berkuang. Faktor lain
yang berpengaruh pada kehilangan energi akibat gesekan adalah kecepatan fluida
yang mengalir. Koefisien kehilangan energi memang semakin kecil akibat dari
kecepatan. Barr (1976) dalam Triatmadja (2009), memberi formula untuk harga f
sebagai berikut :
= -2 log 10 ( + )......................................................................(2.4)
f= ................................................................................(2.5)
Kedua ekspresi diatas digunakan dan dapat dipilih dengan hasil yang sangat mirip
nya tidak berubah terhadap angka Reynold, secara matematics dapat ditulis seperti
berikut ini :
Q = 0,2785CHWD2,63 i0,54.....................................................................(2.6)
dengan:
D = diameter pipa
Q = debit aliran
hf= ( ) 1,85
( ) 1,85
...............................................................(2.7)
turbulensi. Demikian pula jika air harus melalui penyempitan dan pembesaran
secara tiba-tiba. Kehilangan energi juga akan terjadi jika air harus melalui katup.
saja jauh lebih besar dibandingkan dengan kehilangan energi akibat gesekan
28
dengan pipa. Kehilangan energi minor dalam bahasa matematika ditulis sebagai
berikut:
hf = k atau hf = k ...............................................................................(2.8)
dengan:
V = kecepatan aliran
(pelengkap) sangat membantu dalam unjuk kerja jaringan perpipaan seperti tangki
maupun pompa.
a. Tangki
itu tangki juga memberikan efek atau pengaruh pada elemen lain seperti pompa
dan pipa, adapun beberapa fungsi tangki yang dapat kita rinci sebagai berikut :
Tangki atau tandon air, seperti namanya dapat menyimpan air sementara
waktu sebelum didistribusikan. Pada saat tertentu, daerah distribusi tidak banyak
membutuhkan air, padahal suplai dari sumber dapat diambil atau dibuat konstan.
Untuk itu air dapat ditampung dalam tangki, setelah tiba saatnya kebutuhan
daerah distribusi meningkat tajam (pada jam-jam tertentu) maka air yang
tersimpan tadi dapat digunakan untuk suplai. Pada saat itu mungkin suplai air dari
29
sumber (misalnya reservoir) tetap (tidak naik), sehingga sebenarnya kurang besar
pada saat jam puncak (kebutuhan distribusi tinggi), air dalam tangki seolah-olah
dikuras, sehingga muka air dalam tangki mengalami penurunan, tetapi debit yang
dengan dasar tersebut membuat tangki tidak efisien. Tangki harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga air tidak turun terus hingga habis terkuras pada saat jam
puncak, tetapi diharapkan dapat menampung air sebesar kekurangan air yang
pengurangan volume tangki oleh pengambilan dan suplai dapat ditulis demikian :
i –O = ............................................................................................................(2.9)
Di mana :
i : input
O : output
sehingga menjadi :
( i – O ) dt = dV.................................................................................................(2.10)
Di mana :
i : debit suplai
O : debit kebutuhan
30
dt : selang waktu
Daerah distribusi tidak selalu dekat dengan sumber airnya. Kadang kala
daerah sumber berjarak beberapa puluh kilometer dari daerah pelayanan, karena
itu instalasi jaringan pipa merupakan sesuatu fasilitas yang mahal, sehingga perlu
karena itu, jika air dari sumber setelah melalui proses instalasi pengolahan
langsung distribusikan ke pelanggan yang jauh dari lokasi sumber, maka jaringan
kehilangan energi.
Kadang kala sumber air terletak pada elevasi di bawah elevasi daerah
distribusi. Dalam kasus seperti ini maka pompa merupakan asesoris yang harus
kecepatan pada air (debit). Jika tinggi tekanan semakin tinggi kemampuan pompa
dalam mengalirkan air turun. Sebaliknya, jika tinggi tekanan yang diminta dari
meningkat. Namun pompa biasanya bekerja pada elevasi yang relatif tetap.
31
Misalnya memompa air dari reservoir dengan elevasi tertentu ke tangki dengan
Jika satu jaringan distribusi air tidak memiliki tangki, maka pompa harus
bekerja terus menerus (non-stop) selama 24 jam setiap harinya.selain itu, karena
pada saat puncak (jam kebutuhan puncak), aliran dalam jaringan harus mampu
menyuplai, maka pada saat itu kapasitas pompa-pun tetap harus memenuhi syarat.
Kalau pompa tidak mampu karena debit yang diminta terlalu banyak, maka air
yang keluar tetap saja kurang memenuhi kebutuhan, biarpun semua katup di
pelanggan (SR) telah dinuka lebar-lebar. Sebaliknya jika kebutuhan sangat sedikit,
pompa tetap terus bekerja, walaupun hanya mengalirkan debit kurang dari 10 %
Pada kondisi seperti di atas itu fungsi pompa tidak efisien. Oleh karena
air yang diproduksi oleh pompa hanya sedikit, tetapi daya listrik yang digunakan
dapat dibiarkan hidup dengan debit besar, asalkan air yang diproduksi ditampung
dahulu didalam tangki hingga penuh, tetapi tidak meluap, pada saat itu pompa
dimtikan beberapa jam, hal ini dimaksudkan agar air didalam tangki dapat
atas tadi daya listrik yang diberikan pada pompa benar-benar dimanfaatkan secara
tangki, selain yang sudah diuraikan diatas tadi. Untuk itu elevasi tangki harus
oleh pelanggan yaitu setelah terjadi kehilangan energi akibat gesekan. Selain itu
juga tangki yang harus disuplai dengan tenaga pompa sebaiknya direncanakan
menyuplainya, sehingga biaya operasional naik, walau hasil tetap tidak berubah.
Dan tangki yang terlalu tinggi dapat memberikan keuntungan pada pelanggan
yang terjauh, karena tekanan di lokasi mereka masih tinggi, sehingga pelanggan
tersebut masih dapat menyiram tanamannya dari jarak jauh dan menaikkan air ke
Karena pelanggan cenderung menerima air dengan tekanan rendah asalkan debit
masih mencukupi, dari pada mendapat tekanan tinggi tetapi membayar lebih
mahal.
tidak boleh berlebihan agar pipa tidak pecah, karena semakin tinggi tekanan
semakin tinggi pula kualitas pipa yang hars digunakan, itu berarti semakin mahal
pula sistem jaringan distribusi tersebut. Selain hal tersebut tangki juga tidak harus
diletakkan pada satu titik lokasi untuk mengaliri seluruh daerah distribusi.
Sebenarnya daerah distribusi dapat dibagi menjadi beberapa zona tekanan, dan
33
pembagian ini sangat menguntungkan baik dari segi penyediaan daya pompa
b. Pompa
menaikan tekanan atau energi potensial air. Dengan pompa maka tinggi tekanan
yang telah berkurang dapat dinaikan kembali sehingga sistem dapat mengairi yang
jauh yang belum terjangkau. Jika sebelum pompa dipasang sudah ada aliran, maka
tugas pompa adalah menambah debit yang berarti juga mempercepat aliran
(booster). Dengan demikian pompa dapat digunakan atau dipandang sebagai alat
Akibat penambahan debit, adalah turunnya tinggi tenaga dari simpul sebelum
Pompa mengalirkan air ke satu arah dengan menaikkan tinggi tekanan disebelah
hilir dan menurunkan tekanan di sebelah hulunya. Daya bersih yang ditambahkan
P = .Q.hp.................................................................................................(2.11)
Di mana :
hp : head total
Selain asesoris yang telah dibahas diatas ada juga asesoris lain yang tidak akalh
Pipa sangat diperlukan pada prasarana jaringan air bersih karena dapat
mengalirkan Air Baku dari sumber air ke tangki maupun konsumen. Jenis pipa
yan diperlukan umumnya memiliki penampang bulat yang terbuat dari bahan yang
keras maupun dari bahan plastic. Jenis pipa tersebut antara lain adalah :
c. Pipa PVC
2. Sambungan pipa
Sambungan pipa ini berfungsi untuk menggabungkan antara pipa yang satu
dengan yang lain, baik yang berdiameter kecil maupun yang besar. Dan asesoris
sambungan pipa ini sudah ada dipasarkan dengan berbagai macam jenis,
Dari berbagai jenis yang digunakan yang paling sering dipakai adalah sebagai
berikut :
b. sambungan mekanik
3. Katup
35
Dalam satu jaringan kadang dibutuhkan jenis katup yang berbeda-beda agar suatu
rangkaian pipa dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya, dan jenis katup yang
khusunya pelayanan air bersih kepada masyarakat. Pembangunan sektor air bersih
lingkungan. Ketiga aspek tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya. Dalam aspek ekonomi, sektor air bersih dituntut untuk
alokasi sumber daya air dan mendorong terselenggaranya sektor usaha yang
Dalam aspek sosial, sektor air bersih berhadapan dengan implikasi yang
bernuansa sosial yang mempengaruhi alokasi sumber daya air. Sinergi antara
air dan permintaan air bersih. Secara teknis dan operasional hal tersebut
sebagai berikut :
govermence)
Program ini dirancang untuk melakukan simulasi aliran air atau fluida
lainnya (bukan gas) dalam pipa baik dengan sistem jaringan tertutup (loop),
loop dan percabangan. Sistem pengaliran (distribusi) fluida dapat berupa sistem
gravitasi, sistem pompanisasi maupun campuran keduanya. Air atau fluida yang
mengalir harus dalam kondisi tertekan yaitu memenuhi seluruh tampang pipa.
37
dengan pengetahuan minimal tentang jaringan distribusi (aliran dalam pipa) dapat
WaterNet.
a. Menghitung debit dan tekanan di seluruh jaringan pipa dan setiap node.
b. Mengitung demand atau air yang dibutuhkan/diambil pada setiap node (jika
c. Fasilitas default diberikan untuk memudahkan input data pada setiap pipa,
yang lainnya.
dalam tangki akibat fluktuasi pemakaian air yang dipengaruhi oleh jumlah
volume tangki yang optimal serta menguji jaringan untuk debit yang fluktuatif.
Pengguna dapat memeriksa tinggi tekanan, kecepatan aliran, dan debit pada
perencanaan.
perancangan dan optimasi jaringan distribusi air dapat dilakukan dengan mudah.
Output WaterNet dibuat dalam bentuk database, text maupun grafik yang
hardcopy atau proses lebih lanjut dengan program lain sebagai laporan yang
menyeluruh.
Klik Menu Utama File kemudian klik New atau klik Tombol New File.
Setelah itu akan muncul menu default, dimana pada menu tersebut terdapat
parameter-parameter yang harus diisi nilanya agar setiap pipa dan node nanti
ini:
Setelah selesai mengisi isian klik OK dan jendela default akan menutup dan
dihadapkan pada jendela Paper. Isikan pilihan paper Letter dengan layout
Lanscape dan semua margin diisikan 1 cm. Setelah itu, klik Apply and Exit.
40
Gambar 2.6 Tampilan menu ukuran kertas sebagai pedoman perencanaan terutama
aplikasi waternet, maka kita dapat menggambar jaringan pipa beserta reservoirnya
3. Proses Running
GO dan akan muncul jendela informasi Variabel yang digunakan dalam simulasi
Gambar 2.8 Gambar jendela informasi variable untuk simulasi secara ringkas
Pada jendela Variabel used for Simulation untuk flow type dipilih CONSTANT.
Hal ini dikarenakan belum melakukan pilihan tipe aliran sama sekali, sehingga
Pada ujung atas terlihat hanya RunHydraulic Model yang dicek atau dipilih.
WaterNet hanya akan mengerjakan simulasi terkait dengan hidraulika saja (tidak
termasuk kualitas air). Klik GO pada jendela Variabel Used For Simulation dan
sebelah kanan atas ada lingkaran berwarna hijau yang menunjukkan bahwa
simulasi sukses dan jaringan tidak mempunyai masalah. Pada jendela report ada
tiga combo box yang jka jaringan mengalami masalah pesan akan ditampilkan di
dalamnya. Klik EXIT dan akan muncul jaringan yang telah dilengkapi dengan
arah aliran (gambar jaringan 4). Jika hasil simulasi bertulisakan stop or aborted
berarti harus dilakukan simulasi ulang, program ini akan menunjukan kejanggalan
yang akan muncul akibat perhitungan yang kurang tepat (lihat kotak yang
dilingkar merah). sehingga perencana harus mengubah besar atau panjang pipa
METODE PENELITIAN
jaringan distribusi yang sudah ada dalam upaya menganalisa pelayanan serta
44
45
Jawa Tengah. Dasar pertimbangan dipilihnya lokasi ini adalah sebagai berikut :
sehari-hari air yang dikonsumsi berasal dari sumur dangkal yang tidak layak
untuk minum,
3. Sumber air baku cukup tersedia, yaitu sumber air Pengging yang terletak di
Kecamatan Banyudono,
2. Pengumpulan data
dari Dinas Kimpraswil maupun PUDAM yang diperlukan dalam penelitian ini
yang telah menjadi pelanggan atau terlayani oleh jaringan serta berapa banyak
pengembangan ke depan.
e. Peta kontur wilayah data yang sangat penting berkaitan dengan analisis
f. Data pelanggan sangat diperlukan yang berkaitan dengan data kebutuhan air
Analisis dan pengeolaan data dilakukan berdasarkan data sekunder dan primer
yang telah diperoleh dari hasil survey di lapangan. Melalui tahapan ini diharapkan
akan diperoleh data yang akurat sebagai pemecah masalah yang tepat. Dalam
4. Pemecahan masalah
Dari hasil analisis dan pengolahan data yang ada, maka selanjutnya dilaksanakan
strategi yang efektif dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat.
Pemecahan masalah ini meliputi aspek-aspek yang dapat menjadi alternatif dalam
pencapaian tujuan penulisan ini, sehingga akan dijadikan solusi yang baik bagi
5. Hasil Pembahasan
Hasil pembahasan merupakan hubungan atau yang didapat dari data-data yang
telah dianalisis dan dapat diterangkan dengan tabel, grafik atau gambar kemudian
pipa jenis pipa, ketersediaan pipa, kekasaran pipa, kebutuhan tiap Node,
fluktuasi kebutuhan, data tangki dan elevasi, dan jika menggunakan pompa
dengan fungsinya.
secara teknis, diperlukan perhitungan yang lebih detail untuk itu perintah
c. Hal terakhir yaitu membuat kesimpulan dan saran dari beberapa Alternatif
kriteria atau standar yang berlaku sehingga dapat melayani kebutuhan air
dihadapi mulai trasa, hal tersebut dikarenakan dengan penggunaan software yang
dilakukan dengan computer melalui cara trial and error dapat dilakukan dengan
dalam distribusi aliran fluida (cair) sampai saat ini seperti : loop design, water
cad, waternet dan epanet. Salah satu program yang dipakai dalam penelitian ini
untuk menghitung distribusi aliran fluida (cair) dalam pipa adalah program
WaterNet.
Program ini dirancang untuk melakukan simulasi aliran air atau fluida lainnya (
bukan gas ) dalam pipa baik dengan sistem jaringan tertutup, (loop), maupun
loop dan percabangan. Sistem pengaliran (distribusi) fluida dapat berupa sistem
pipa) dapat menggunakan juga. Input data dibuat interaktif sehingga memudahkan
50
WaterNet.
yang sudah baku dalam program / software WaterNet, seperti pada WaterNet Versi
4. Kebutuhan air tiap hari dengan menggunakan Hidran Umum (HU) didasarkan
pada kebutuhan tiap node dengan layanan tetap. Kebutuhan per orang per hari
Mulai
Pengumpulan Data
Tidak
Optimalisasi Jaringan Eksisting
Ya
Selesai
Boyolali
pelayanan air bersih, memahami secara benar fasilitas-fasilitas yang terdapat pada
dulu dilakukan.
jaringan pipa distribusi, pompa dan bak penampungan air (reservoir). Data
karakteristik pipa berupa diameter pipa diperoleh dari PUDAM Tirta Ampera
Kondisi Jaringan pipa serta sistim distribusi dilapangan yang sudah ada
dibuat dalam format JPEG atau bitmap yag sudah diskalakan/skalatis. File dalam
52
53
format JPEG kemudian diinput sebagai dasar pemodelan jaringan pipa eksisting
pada software WaterNet versi Beta V.3. hasilnya seperti pada gambar 4.1.
No Node Pipa
Pipa Dari Ke Panjang (m) Diameter Jenis Kekasaran
1 1 2 37 0.15 PVC 0.0015
2 1 3 411.8 0.04 PVC 0.0015
3 3 4 159.5 0.04 PVC 0.0015
4 4 5 73.14 0.025 PVC 0.0015
5 5 6 146.1 0.025 PVC 0.0015
6 5 7 142.1 0.025 PVC 0.0015
54
kebutuhan air bersih yang dilayani sistem jaringan distribusi daerah pelayanan
yang ada. Berdasarkan data pelanggan jaringan air bersih PUDAM Kecamatan
hitungan demand imasing-masing node dapat ditunjukkan pada tabel 4.3. dibawah
ini :
Hasil dari analisis kebutuhan demand yang ditunjukkan pada tabel 4.3.,
dapat diketahui adanya daerah distribusi pelayanan yang tidak merata. Hal ini
diperlihatkan pada daerah node 54 dan node 67 yang jumlah demandnya 0.10-
0.21 liter / detik. Sedangkan pada node-node yang lain banyak yang belum
Hasil dari analisis ditiap node-node, merupakan input data dalam proses
maksimum dan kebutuhan air jam maksimum dengan referensi kebutuhan rata-
rata. Sebagai standar atau acuan untuk kemudahan perencanaan variasi kebutuhan
air bersih digolongkan seperti tercantum dalam (tabel). Selain perbedaan menurut
kebutuhan air juga terjadi sepanjang hari. Fluktuasi kebutuhan air tiap jamnya
didapat dari data teknis PUDAM Kecamatan Banyudono, seperti tabel 4.4.
Dari Tabel 4.4. terlihat bahwa variasi waktu perubahan pada fluktuasi PUDAM
digolongkan pada daerah pemukiman kelas rendah dengan tingkat ekonomi yang
cukup rendah.
62
Sebagian besar pipa yang digunakan terlalu kecil, dan ada beberapa pipa yang
terlalu besar. Hal ini ditunjukkan dari peringatan yang diberikan dalam fasilitas
waternet terutama pada saat simulasi aliran berubah (extended). Pada Gambar 4.3
dan 4.4 diperlihatkan tampilan saat running dan laporan singkat hasil running
Secara umum kondisi aliran air pada jaringan pipa eksisting masih
berfungsi dengan baik, dimana air mampu mengalir ke node-node sesuai dengan
dengan kecepatan rendah atau aliran laminer dan terjadi luapan pada tangki.
Gambar 4.5. Arah aliran di jaringan distribusi pada simulasi aliran tetap.
Dari gambar 4.5. diperlihatkan bahwa pada kondisi aliran tetap, tekanan
absolut lebih besar dari 10 m dan ini berarti memenuhi yang disyaratkan.
65
Gambar 4.6. Kondisi tekanan pada aliran tetap tekanan diatas 10 m ditunjukkan
lingkaran berwarna biru.
Pada simulasi aliran berubah waternet memberikan peringatan dalam
operasi, dikarenakan ukuran pipa yang tidak sesuai dengan tekanan yang
Untuk membuat simulasi lebih realistis, melalui trial and error dicari angka
Dalam simulasi aliran berubah ini didapat angka koefisien 0,3 dan angka koefisien
demand ini merupakan faktor kali terhadap kebutuhan dasar (demand) yang telah
diisikan pada Node. Pada Gambar 4.6. diperlihatkan tampilan data running untuk
Dalam simulasi ini dilakukan tinjauan pada jalur yang dianggap dapat mewakili
66
kondisi jaringan. Jalur tersebut adalah pipa pada nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 32, 34.
Perubahan diameter pipa tersebut dilakukan dari eksisting 0,025 dan 0,04 menjadi
diameter 0,075, dengan maksud untuk melihat perubahan kondisi kinerja jaringan
4.6. terlihat adanya keragaman perubahan tekanan pada jaringan distribusi, hal ini
Gambar 4.7. Kondisi tekanan pada jaringan saat dilakukan running aliran berubah.
67
Dari hasil running simulasi jaringan distribusi eksisting, dan data yang
diperoleh dari pihak PUDAM, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja jaringan
node : 2, 3, 4, 5, 9, 10, 15, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41,
42, 43, 46, 50, 51, 53, 55, 56, 57, 58, 59, 62, 63, 64, 65, 72, 73, 76, 77, 78, 79, 80,
tercapai sistem jaringan yang lebih optimal dan dapat dioperasikan dengan lebih
ditunjukkan dalam beberapa alternatif diantaranya alternatif satu dan dua. Kedua
alternatif tersebut akan dipilih melalui seleksi analisa teknis sistem jaringan
pipa. Selain pipa yang diganti, tangki juga disesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan, dengan cara menaikkan elevasi dasar tangki dari 206 dpl menjadi
211dpl. Hasil simulasi alternatif pertama masih belum memuaskan karena masih
ada energi relatif yang `dibawah dari standar, yaitu kurang dari 10 m H2O. Hasil
yang kurang memuaskan tersebut terjadi karena dalam skenario simulasi sistem
simulasi dilanjutkan dengan skenario alternatif kedua. Pada skenario kedua ini
dilakukan dengan cara hampir sama dengan skenario alternatif pertama yaitu
perbaikan dimana node dengan tekanan sisa dibawah 10 meter mejadi berkurang.
Selain pipa dan sistem jaringan diperbaiki, usaha lainnya dalam mengoptimalkan
70
sistem jaringan eksisting pada skenario alternatif kedua yaitu dengan perbaikan
kondisi tangki dengan cara menaikkan elevasi dasar tangki dari 206 dpl menjadi
217 dpl. Pertimbangan perbaikan kondisi tangki dan peremajaan pipa ini
dimaksudkan agar pompa dapat beroperasi pada kapasitas yang relatif tetap
dengan pengaturan waktu mati hidup pompa secara otomatis, sehingga efisiensi
pompa dapat dipertahakan dan juga dapat membuat tekanan relatif lebih baik.
Tinggi (m) 4 4 4 2
1 25 45 25 55 25 65 2
pada alteratif terpilih saja, yaitu alternatif kedua. Dasar dari pemilihan adalah
tinggi tekanan relatif pada masing-masing node dan waktu operasional pompa,
serta pertimbangan efisiensi penggunaan tangki dan kecepatan air didalam pipa.
Hasil simulasi dari kedua alternatif ditunjukkan pada Gambar 4.13, 4.14.
cara menaikkan elevasi dasar tangki, hal itu dilakukan karena sistem distribusi
akan mempengaruhi kapasitas head dan debit pada pompa, sehingga pompa perlu
disesuaikan dan diatur jam operasionalnya, agar pompa dapat bekerja efisien dan
dari 206 dpl menjadi 217 dpl. Setelah melakukan perbaikan tangki, selanjutnya
headnya menjadi 65 meter dan debit 25 liter/detik. Kemudian pompa jg diatur jam
operasionalnya, dengan cara pompa akan berhenti bekerja di saat elevasi muka air
dalam tangki mecapai ketinggian 221 meter, dan beroperasi kembali pada saat
yang terjadi lebih pendek. Hal tersebut dapat terajadi karena fungsi tangki sebagai
74
dimanfaatkan secara maksimal. Fungsi lain dari tangki adalah dapat menampung
Gambar 4.16. Kondisi tangki dan pompa saat simulasi teakhir (alternatif 2)
masih ada tekanan sisa di lokasi pengambilan oleh pelanggan yaitu setelah terjadi
eksisting berjalan baik, dimana air mampu mengalir ke semua node namun
75
demikian pada jaringan pipa masih banyak terjadi aliran laminer. Hal tersebut
terjadi karena fluktuasi pemakaian air, dimana pada jam-jam tertentu terdapat
pemakaian air yang rendah, sehingga tekanan di node menjadi tinggi. Tekanan
yang tinggi tersebut terjadi karena pipa yang digunakan berdiameter lebih besar
yaitu 0,1 meter sampai dengan 0,15 meter. Gambar 4.17. menampilkan informasi
energi, dan air dalam pipa juga dapat dipertahakan tekanannya. Pipa yang
mengalami aliran laminer adalah pipa dengan nomor 2, 3, 4, 5, 9, 10, 15, 23, 26,
27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 46, 50, 51, 53, 55, 56, 57,
58, 59, 62, 63, 64, 65, 72, 73, 76, 77, 78, 79, 80, 82, 84, 85, 86, 87, 92,dan 98.
76
cukup baik dimana semua node memiliki tekanan relatif rata-rata diatas 20 m H2O
dibandingkan dengan kondisi simulasi alternatif 01 dan alternatif 02. Gambar 4.16
meter. Kondisi ini sangat efisien dan menguntungkan sebab jika tekanan yang
terlalu tinggi akan menyebabkan pipa menjadi pecah atau sambungannya terlepas
sehingga dapat mengakibatkan kebocoran. Pada sisi lain, tekanan yang terlalu
keseluruhan simulasi alteratif kedua pada jaringan eksisting tergambar jelas pada
Gambar 4.19.
77
simulasi skenario alternatif ke-2 (dua). Hal ini terkait dengan cara optimalisasi
mendistribusikan air kedalam tangki dan dari tangki tersebut baru dibagi menurut
sistem pelayanan. Manfaat lain dari tangki adalah dapat mengurangi jam
5.1 Kesimpulan
1. Simulasi pada aliran tetap dan berubah sesuai dengan kondisi eksisting
pipa nomor 2, 3, 4, 5, 6, 36, 37, 38, 39.. Dan di Desa Puluhan kondisi elevasi
eksisting pipa sama dengan elevasi Tangki. Hal tersebut tidak efisien karena
disaat jam puncak air tidak lagi mengalir ke wilayah distribusi dengan baik,
distribusi pada jam puncak harus menunggu giliran untuk dapat menikmati air
bersih.
2. Pada simulasi optimalisasi untuk meningkatkan sistem jaringan yang ada, dapat
37, 38, 39, 41, 42, 51, 52, 55, 65, 66, 67, 88, 89, 90 diganti dengan pipa
diameter diatas 0.075 m, Pipa yang terlalu besar nomor 9, 10, 24, 25, 27, 28,
70, 71, 72, 75, 76 diganti dengan pipa dibawah 0.15 m dan menaikkan elevasi
dasar tangki menjadi 217 dpl. Penggantian dimaksudkan agar air dapat
78
79
5.2 Saran
1. Untuk meningkatkan sistem jaringan yang ada, dapat dilakukan survey kepada
DAFTAR PUSTAKA
Tinor Tengah Selatan, Tesis, MPSP Program Studi Teknik Sipil, Jurusan
Darmi, 2004. Kajian Jaringan Pengembangan Distribusi Air Bersih PDAM Tirta
Fermana, A, 2012, Analisis Kinerja Jaringan Pipa Sistem Penyediaan Air Minum
Linsley, R K., dan Franzini, J, B., 1986, Teknik Sumber Daya Air Jilid 11, Edisi
Primaputra, P., 2005, Optimalisasi Jaringan Air Bersih (Studi kasus) PDAM Kota
Suwirman, 2011, Kajian Kinerja Jaringan Air Bersih (Studi Kasus di PDAM Tirta
Triatmodjo, B., 1993, Hidraulika 1, Edisi Kedua, Penerbit Bta Offset, Yogyakarta.
Yogyakarta.
Gadjah Mada
82