LABORATORIUM FISIKA
Edisi : 1
UNIVERSITAS MODUL PERCOBAAN Revisi : 1
MUHAMMADIYAH (P–2) Tanggal : 10 - 10 - 2020
MALANG
Halaman : 1 dari 5
PANAS LEBUR ES
I. Tujuan Percobaan
Untuk menyelesaikan modul ini dengan baik, diperlukan waktu pengerjaan ± 1, 5 jam di
rumah dan ± 1,5 jam di laboratorium
Perubahan temperatur sampai batas tertentu akan menyebabkan perubahan fasa zat. Jadi
pemberian atau pengambilan panas tidak lagi menaikkan atau menurunkan temperatur zat (panas bebas)
selama keadaannya tidak berubah sehingga jumlah panas yang tidak dipindahkan ke lain tempat dipakai
untuk mengubah fasa zat (panas laten) tersebut. Secara skematis peristiwa ini dilukiskan pada gambar1
dengan temperatur t sebagai fungsi dari jumlah panas Q.
.
Gambar 1. Skema perubahan fasa zat
Dari gambar 1 dapat dijelaskan, sepanjang garis itu terdapat fasa zat dan bagian yang merupakan
campuran dari fasa zat itu, sebagai berikut :
- Garis AB : zat berada pada fasa padat
- Garis BC : zat berada pada fasa padat dan fasa cair (terjadi perubahan fasa)
- Garis CD : zat berada pada fasa cair
- Garis DE : zat berada pada fasa cair dan fasa gas (uap) (terjadi perubahan fasa)
- Garis AB : zat berada pada fasa gas
Selarna perubahan fasa berlangsung dimana temperatur akan tetap dan temperatur ini disebut
temperatur transformasi atau titik transformasi. Titik transformasi ini terdiri dari beberapa
bagian dan untuk tiap bagian disebut :
- BC : titik lebur ( fasa padat menjadi fasa cair)
- CB : titik beku (fasa cair menjadi fasa padat )
- DE : titik didih (uap) (fasa cair menjadi fasa gas(uap) )
- ED : titik embun (fasa gas(uap) menjadi fasa cair)
sehingga temyata pada keadaan yang sama diperoleh :
titik lebur = titik beku
titik didih = titik embun
Disusun oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh : Disahkan Oleh :
Tim Lab. Fisika UMM Budiono, Ssi., MT. Budiono, Ssi., MT.
Dokumen ini milik Laboratorium Fisika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Kode Modul : P2
LABORATORIUM FISIKA
Edisi : 1
UNIVERSITAS MODUL PERCOBAAN Revisi : 1
MUHAMMADIYAH (P–2) Tanggal : 10 - 10 - 2020
MALANG
Halaman : 3 dari 5
Panas yang diperlukan selama transformasi fasa berlangsung disebut panas tranformasi atau
panas laten. Panas laten ini diserap/dilepaskan dalam zat sehingga zat tersebut mengalami
perubahan fasa . Sesuai dengan jenis titik transformasi, panas transformasi dapat dibagi ke dalam
beberapa bagian, disebut :
: panas peleburan
: panas pembekuan
: panas penguapan
: panas pengembunan
sehingga temyata pada keadaan yang sarna diperoleh :
Bila panas transfonnasi adalah Q dan panas transformasi spesifik (laten) adalah L, maka untuk
massa sebesar m , berlaku persamaan :
(1)
Hukum percampuran panas dari Richmann, telah dibatasi oleh perubahan fasa, yakni hanya
berlaku selama tidak terjadi perubahan fasa. Kini dengan mengetahui besaran panas transformasi, maka
hukum percampuran panas dapat diperluas melewati batas perubahan fasa dengan pengertian bahwa
perluasan ini meliputi perubahan fasa yang lengkap. Percampuran panas melewati perubahan fasa akan
mengoreksi hasil temperatur akhir. Misalnya percampuran panas sebagai berikut :
Zat 1 : massa (m1), suhu T1, panas jenisnya (CP1) , panas laten peleburan (L1), suhu titik
lebur (TL) dan fasanya padat
Zat 2 : massa (m2), suhu T2, panas jenisnya (CP2) dan fasanya cair
Jika suhu T1 < T2, kemudian kedua zat dicampurkan, sehingga terjadi kondisi kesetimbangan pada suhu
TA . Dimana seluruh zat 1 semuanya mencair , maka persamaan untuk percampuran kedua zat tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut :
- Jika : T1 < TL , TL < TA , TA < T2 , T1 < TA , T1 < T2
(2)
( ) ( ) ( ) (3)
Catatan : kalor jenis air ( Cp ) = 4.200 J/kg °C