Anda di halaman 1dari 45

IEI2I2 _ 2 sks _ Genap 2020/2021

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

Minggu Materi Minggu Materi

1 Pendahuluan 8 Benefit Cost Ratio


2 Aliran Kas 8 Profitability Index
3 Konsep Nilai Waktu dari Uang 9 Analisis
Sensitivitas
4 Nilai Ekivalensi Sekarang 10 Depresiasi
5 Nilai Ekivalensi Tahunan 11/12 Analisis
Replacement
6 Internal Rate of Return 13 Analisis Pajak
7 Payback Period 14 Inflasi & Deflasi

UTS 8 UAS
EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN
Pendahuluan

Depresiasi dan Pajak adalah dua faktor yang sangat penting


dipertimbangkan dalam studi Ekonomi Teknik.

Walaupun depresiasi tidak berupa aliran kas, namun besar dan


waktunya akan mempengaruhi pajak yang akan ditanggung oleh
perusahaan.

Pajak adalah aliran kas. Oleh karena itu, pajak harus dipertimbangkan,
seperti halnya ongkos-ongkos peralatan, bahan, energi, tenaga kerja,
dan sebagainya.

Pengetahuan yang baik tentang Depresiasi dan sistem Pajak, akan


sangat membantu dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan investasi.

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penyebab Depresiasi

Depresiasi adalah penurunan atau penyusutan nilai suatu properti atau


asset karena waktu dan pemakaian.

Biasanya disebabkan oleh satu atau lebih faktor-faktor berikut:


1) Kerusakan fisik akibat pemakaian
2) Kebutuhan produksi atau jasa yang lebih baru atau lebih besar
3) Penurunan kebutuhan produksi atau jasa
4) Properti atau asset menjadi usang karena adanya perkembangan
teknologi
5) Penemuan fasilitas yang bisa menghasilkan produk yang lebih
baik dengan ongkos yang lebih rendah, dan tingkat keselamatan
yang lebih memadai.

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penentu besarnya Depresiasi

Besarnya depresiasi tahunan yang dikenakan pada suatu properti atau


asset, akan bergantung pada beberapa hal berikut:
1) Ongkos investasi dari property/asset tersebut
2) Tanggal pemakaian awalnya
3) Estimasi masa/umur pakainya
4) Nilai sisa yang ditetapkan
5) Metode depresiasi yang digunakan

Besarnya depresiasi biasanya diatur sedemikian rupa sehingga


perusahaan dapat menekan jumlah pajak yang harus dibayar.

Akibat pertimbangan nilai waktu dari uang, biasanya depresiasi akan


dikenakan lebih besar pada tahun-tahun awal pemakaian
propoerti/asset, dan akan menurun pada tahun-tahun berikutnya

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Syarat untuk dapat di-Depresiasi

Tidak semua jenis property/asset bisa didepresiasi.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu property/asset bisa
didepresiasi, antara lain:
1) Harus digunakan untuk keperluan bisnis atau memperoleh
penghasilan
2) Umur ekonomisnya bisa dihitung
3) Umur ekonomisnya lebih dari 1(satu) tahun
4) Harus merupakan sesuatu yang digunakan, sesuatu yang menjadi
usang, atau sesuatu yang nilainya menurun karena sebab-sebab
alamiah

Properti/asset yang didepresiasi dapat berwujud (bisas dilihat dan


diraba) atau tidak berwujud (tidak bisa dilihat atau diraba, seperti hak
cipta atau paten)

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Akuntansi Depresiasi

Depresiasi bisa dikatakan sebagai beban tahunan yang ditujukan untuk


menutupi nilai investasi awal dikurangi nilai sisa, selama masa pakai
ekonomis dari property/asset yang didepresiasi.

Jadi, depresiasi adalah pengeluaran bukan tunai, yang mempengaruhi


aliran kas melalui pajak pendapatan.

Akuntansi depresiasi adalah cara untuk mengalokasikan nilai


terdepresiasi dari suatu asset selama umur depresiasinya.

Akuntasi depresiasi akan memberikan:


1) Pengembalian modal yang telah diinvestasikan pada suatu asset
2) Estimasi nilai (jual) asset yang didepresiasi
3) Depresiasi maksimum yang diperbolehkan oleh Undang Undang
pajak

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Dasar perhitungan Depresiasi

Berbagai pengeluaran yang terjadi pada saat produksi termasuk


pengeluaran yang dikurangkan dari pendapatan sebelum pendapatan
tersebut dikenakan pajak (tax deductible).

Contoh, pengeluaran-pengeluaran yang berkaitan dengan tenaga kerja,


bahan, perawatan, asuransi, tingkat bunga, dan sebagainya, dikurangkan
secara langsung pada saat dipakai, sehingga pendapatan yang kena
pajak telah dikurangi terlebih dahulu dengan pengeluaran-pengeluaran
tadi.

Di sisi lain, pemakaian fasilitas-fasilitas produksi, seperti Gedung, mesin,


kendaraan, hak paten, dan sebagainya, bukanlah pengeluaran yang
terjadi secara langsung, tetapi merupakan pengeluaran tak langsung
sehingga diwujudkan dalam bentuk depresiasi

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Dasar perhitungan Depresiasi (2)

Untuk melakukan depresiasi pada suatu property/asset, diperlukan data


yang berkaitan dengan :
a) Ongkos awal atau yang sering juga disebut sebagai dasar depresiasi
(depreciation base) adalah harga wal dari suatu property/asset, yang
terdiri dari:
▪ Harga beli
▪ Ongkos pengiriman
▪ Ongkos instalasi
▪ Ongkos-ongkos lain yang terjadi pada saat menyiapkan
property/asset sehingga siap dipakai
b) Nilai sisa adalah nilai perkiraan suatu property/asset pada akhir umur
depresiasinya. Biasanya merupakan pengurangan dari nilai jual
dengan biaya yang dibutuhkan untuk mengeluarkan atau
memindahkan asset
Nilai Sisa = Nilai jual – Ongkos pemindahan

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode-metode Depresiasi

Banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan beban


depresiasi tahunan dari suatu asset, antara lain:

a) Metode garis lurus [straight line atau SL]


b) Metode jumlah digit tahun [sum of years digit atau SOYD]
c) Metode keseimbangan menurun [declining balance atau DB]
d) Metode dana sinking [sinking fund atau SF]
e) Metode unit produksi [production unit atau UP]

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode garis lurus [straight line atau SL]

Metode depresiasi Garis Lurus didasarkan atas asumsi bahwa


berkurangnya nilai suatu asset secara linier atau proporsional
terhadap waktu atau umur dari asset tersebut.

Metode ini banyak dipakai karena perhitungannya sederhana.

Besarnya depresiasi tiap tahun, dihitung berdasarkan rumus:


𝑰 −𝑺
D1 =
𝑵
Dimana,
D1 = besarnya depresiasi pada tahun-1
I = investasi (ongkos awal dari asset)
S = nilai sisa
N = masa (umur) pakai asset , dinyatakan dalam tahun

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode garis lurus [straight line atau SL]

Aset didepresiasi dengan jumlah yang sama setiap tahun, maka nilai
buku (Book Value, disingkat BV) asset tersebut dikurangi besarnya
depresiasi tahunan, dikalikan t
𝑰 −𝑺
BV1 = I - [ ] .𝒕
𝑵

Tingkat depresiasi ( rate of depreciation), d , adalah bagian dari [I – S]


yang didepresiasi setiap tahun :
𝟏
d =
𝑵

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode garis lurus [straight line atau SL]

Contoh:
Sebuah perusahaan membeli alat transportasi :
Harga = Rp 38.000.000
Biaya pengiriman dan uji coba = Rp 1.000.000
Masa pakai ekonomis = 6 tahun
Nilai sisa = Rp 3.000.000

Dengan metode Garis Lurus (SL), hitunglah :


a) Nilai awal dari alat
b) Besarnya depresiasi tiap tahun
c) Nilai buku alat pada akhir tahun-2 dan akhir tahun-5
d) Buatlah tabel jadwal depresiasi dan nilai buku selama masa
pakainya

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode garis lurus [straight line atau SL]

Solusi:
a) Nilai awal (I) dari alat adalah harga ditambah biaya
pengiriman dan uji coba, yaitu:
I = Rp 38.000.000 + Rp 1.000.000 = Rp 39.000.000

b) Besarnya depresiasi tiap tahun


𝑰 −𝑺 𝑅𝑝 38.000.000 −𝑅𝑝 3.000.000
Dt = = = Rp 6.000.000
𝑵 6

c) Nilai buku alat pada akhir tahun-2 dan akhir tahun-5


BVt = I – tDt
BV2 = Rp 39.000.000 – 2(Rp 6000.000) = Rp 27.000.000
BV5 = Rp 39.000.000 – 5(Rp 6000.000) = Rp 9.000.000

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode garis lurus [straight line atau SL]

Solusi:
d) Tabel jadwal depresiasi dan nilai buku tiap tahun :
Akhir Depresiasi Nilai Buku
tahun ke-
0 0 Rp 39.000.000
1 Rp 6.000.000 Rp 39.000.000 – Rp 6.000.000 = Rp 33.000.000
2 Rp 6.000.000 Rp 33.000.000 – Rp 6.000.000 = Rp 27.000.000
3 Rp 6.000.000 Rp 27.000.000 – Rp 6.000.000 = Rp 21.000.000
4 Rp 6.000.000 Rp 21.000.000 – Rp 6.000.000 = Rp 15.000.000
5 Rp 6.000.000 Rp 15.000.000 – Rp 6.000.000 = Rp 9.000.000
6 Rp 6.000.000 Rp 9.000.000 – Rp 6.000.000 = Rp 3.000.000

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode jumlah digit tahun [sum of years digit atau
SOYD]

Metode depresiasi SOYD dirancang untuk membebankan depresiasi lebih besar pada tahun-tahun
awal, dan semakin kecil untuk tahun-tahun berikutnya.
→ Metode SOYD membebankan depresiasi yang lebih cepat dari metode SL

Depresiasi yang dipercepat ini erat kaitannya dengan perhitungan pajak pendapatan.

Cara menghitung depresiasi dengan metode SOYD:


a) Hitung SOYD, yaitu jumlah digit tahun dari 1 sampai N
b) Hitung besarnya depresiasi tiap tahun, yaitu dengan mengalikandasarkan atas asumsi bahwa
berkurangnya nilai suatu asset secara linier atau proporsional terhadap waktu atau umur dari
ongkos awal dikurangi nilai sisa (I – S) dengan rasio antara jumlah tahun sisa umur asset
terhadap nilai SOYD

Secara matematis, besarnya depresiasi tiap tahun dapat dihitung dengan rumus:

Dt = 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝒖𝒎𝒖𝒓
𝑺𝑶𝒀𝑫
𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕
𝒐𝒏𝒈𝒌𝒐𝒔 𝒂𝒘𝒂𝒍 − 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒔𝒊𝒔𝒂

𝑵−𝒕 +𝟏
= 𝑺𝑶𝒀𝑫
𝑰 − 𝑺 , (t = 1.2.3, …, N)

Dimana,
Dt = beban depresiasi pada tahun-t
SOYD = jumlah digit tahun dari 1 sampai N

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Cara menghitung depresiasi dengan metode SOYD

a) Hitung SOYD, yaitu Secara matematis, besarnya depresiasi tiap


jumlah digit tahun dari 1 tahun dapat dihitung dengan rumus:
sampai N

b) Hitung besarnya Dt = 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝒖𝒎𝒖𝒓


𝑺𝑶𝒀𝑫
𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕
𝒐𝒏𝒈𝒌𝒐𝒔 𝒂𝒘𝒂𝒍 − 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒔𝒊𝒔𝒂
depresiasi tiap tahun,
yaitu dengan
mengalikandasarkan atas 𝑵−𝒕 +𝟏
asumsi bahwa = 𝑺𝑶𝒀𝑫 𝑰 − 𝑺 , (t = 1.2.3, …, N)
berkurangnya nilai suatu
asset secara linier atau
proporsional terhadap Dimana,
waktu atau umur dari Dt = beban depresiasi pada tahun-t
ongkos awal dikurangi SOYD = jumlah digit tahun dari 1 sampai N
nilai sisa (I – S) dengan
rasio antara jumlah tahun
sisa umur asset terhadap
nilai SOYD
EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN
Metode jumlah digit tahun [sum of years digit atau
SOYD]

Besarnya SOYD dari suatu asset yang umurnya N tahun, adalah:


SOYD = 1 + 2 + 3 + … + (N-1) + N
𝑵 ( 𝑵+𝟏)
SOYD =
𝟐

Misalnya, sebuah asset memiliki umur ekonomis 6 tahun, maka jumlah


6 (6+1)
digit tahun (SOYD) nya adalah 1+2+3+4+5+6 = 21 atau = 21
2

Besarnya nilai buku (BV) pada suatu saat, dapat diperoleh tanpa harus
menghitung depresiasi pada tahun-tahun sebelumnya, dengan rumus
berikut:
𝒕
𝒕(𝑵 −𝟐+𝟎.𝟓)
BVt = I – [ 𝑺𝑶𝒀𝑫
] 𝑰 −𝑺

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode jumlah digit tahun [sum of years digit atau
SOYD]

Tingkat depresiasi akan menurun setiap tahun.


Tingkat depresiasi yang terjadi pada tahun ke-t → dt , dapat dihitung dengan rumus:
𝑵 −𝒕 +𝟏
dt = 𝑺𝑶𝒀𝑫

Nilai ini sebenarnya adalah faktor pengali dari (I – S) untuk mendapatkan besarnya
depresiasi pada suatu saat.

Semakin besar t, maka dt akan semakin kecil, sehingga beban depresiasi juga
semakin menurun dengan bertambahnya umur asset

Bila suatu asset berumur 6 tahun, maka tingkat depresiasi selama


umurnya, ditunjukkan pada tabel berikut:
t 1 2 3 4 5 6

dt 6/21 5/21 4/21 3/21 2/21 1/21

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode jumlah digit tahun [sum of years digit atau
SOYD]

Contoh:
Sebuah perusahaan membeli alat transportasi :
Harga = Rp 38.000.000
Biaya pengiriman dan uji coba = Rp 1.000.000
Masa pakai ekonomis = 6 tahun
Nilai sisa = Rp 3.000.000

Dengan metode sum of years digit (SOYD), hitunglah :


a) Nilai awal dari alat
b) Besarnya depresiasi tiap tahun
c) Nilai buku alat pada akhir tahun-2 dan akhir tahun-5
d) Buatlah tabel jadwal depresiasi dan nilai buku selama masa
pakainya

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode jumlah digit tahun [sum of years digit atau
SOYD]

Solusi:
Jumlah digit tahun = 1+2+3+4+5+6 = 21
Besarnya depresiasi tiap tahun :
𝒔𝒊𝒔𝒂 𝒖𝒎𝒖𝒓 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕
Dt = 𝒐𝒏𝒈𝒌𝒐𝒔 𝒂𝒘𝒂𝒍 − 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒔𝒊𝒔𝒂
𝑺𝑶𝒀𝑫

+𝟏
= 𝑰 − 𝑺 , (t = 1.2.3, …, N
𝑺𝑶𝒀𝑫

𝟔−𝟏 +𝟏
D1 = 𝑹𝒑 𝟑𝟗. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 − 𝑹𝒑 𝟑. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎 ] = Rp 10.286.000
𝟐𝟏
𝟔−𝟐 +𝟏
D2 = 𝑹𝒑 𝟑𝟗. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 − 𝑹𝒑 𝟑. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎 ] = Rp 8.571.000
𝟐𝟏
𝟔−𝟑 +𝟏
D3 = 𝑹𝒑 𝟑𝟗. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 − 𝑹𝒑 𝟑. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎 ] = Rp 6.857.000
𝟐𝟏
𝟔−𝟒 +𝟏
D4 = 𝑹𝒑 𝟑𝟗. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 − 𝑹𝒑 𝟑. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎 ] = Rp 5.143.000
𝟐𝟏

Selanjutnya disajikan dalam tabel berikut →

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode jumlah digit tahun [sum of years digit atau
SOYD]

Besarnya nilai buku (BV) dapat dihitung dengan rumus berikut:


𝒕
𝒕(𝑵 −𝟐+𝟎.𝟓)
BVt = I – [ 𝑺𝑶𝒀𝑫
] 𝑰 −𝑺

𝟏
𝟏(𝟔 − +𝟎.𝟓)
𝟐
BV1 = Rp 39.000.000 – [ ] 𝑹𝒑 𝟑𝟗. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 − 𝑹𝒑 𝟑. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 = Rp 28.714.000
𝟐𝟏
𝟐
𝟐(𝟔 − 𝟐+𝟎.𝟓)
BV2 = Rp 39.000.000 – [ ] 𝑹𝒑 𝟑𝟗. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 − 𝑹𝒑 𝟑. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 = Rp 20.143.000
𝟐𝟏
𝟑
𝟑(𝟔 − 𝟐+𝟎.𝟓)
BV3 = Rp 39.000.000 – [ 𝟐𝟏
] 𝑹𝒑 𝟑𝟗. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 − 𝑹𝒑 𝟑. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 = Rp 13.286.000

Selanjutnya disajikan dalam tabel berikut:

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode jumlah digit tahun [sum of years digit atau
SOYD]

Tabel Jadwal depresiasi dan nilai buku


Akhir Depresiasi Akhir Tahun (Dt) Nilai Buku Akhir Tahun (BVt)
tahun ke-
0 0 39.000.000
1 6/21 (36.000.000) = 10.286.000 39.000.000 – 10.286.000 = 28.714.000
2 5/21 (36.000.000) = 8.571.000 39.000.000 – 8.571.000 = 20.143.000
3 4/21 (36.000.000) = 6.857.000 39.000.000 – 6.857.000 = 13.286.000
4 3/21 (36.000.000) = 5.143.000 39.000.000 – 5.143.000 = 8.143.000
5 2/21 (36.000.000) = 3.429.000 39.000.000 – 3.429.000 = 4.714.000
6 1/21 (36.000.000) = 1.714.000 39.000.000 – 1.714.000 = 3.000.000

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode keseimbangan menurun [declining balance atau DB]

Metode depresiasi DB juga menyusutkan nilai suatu asset lebih cepat


pada tahun-tahun awal, dan secara progresif menurun pada tahun-tahun
selanjutnya.
Metode DB bisa dipakai bila umur asset lebih dari 3 tahun

Besarnya depresiasi dapat dihitung dengan rumus berikut:


Dt = dBVt-1
Dimana,
d = tingkat depresiasi yang ditetapkan
BVt-1 = nilai buku asset pada akhir tahun sebelumnya

Besarnya nilai buku pada akhir tahun ke-t, dihitung dengan rumus
berikut:
BVt = BVt-1 - Dt

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode keseimbangan menurun [declining balance atau DB]

Besarnya nilai buku pada akhir tahun ke-t, dihitung dengan rumus
berikut:
BVt = BVt-1 - dBVt-1
= BVt-1 - (1 – d)

Beban depresiasi pada tahun ke-t juga bisa dinyatakan dengan:


Dt = d(1 – d)t-1 (I)1

Nilai buku pada akhir tahun ke-t, bisa diekspresikan dengan:


BVt = (1 – d)t (I)

Selama BVt lebih besar atau sama dengan nilai sisa (S) yang telah
ditetapkan

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode keseimbangan menurun [declining balance atau DB]

Kapan suatu asset akan mencapai nilai buku tertentu ?

Nilai buku (BVt ) akan sama dengan nilai F setelah t tahun, dimana:
𝐥𝐧(𝑭/𝑷)
t=
𝐥𝐧(𝟏 −𝒅)

Bila kita ingin mengetahui tingkat depresiasi pada saat itu, maka bisa
dihitung dengan rumus :
𝐹
d = 1 – [ ] 1/t
𝑃

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode keseimbangan menurun [declining balance atau DB]

Perhitungan depresiasi dengan metode DB, tidak akan menurunkan nilai


buku suatu asset persis pada besarnya nilai sisa yang ditetapkan.

Bila besarnya depresiasi membawa nilai buku kurang dari nilai sisanya,
maka besarnya depresiasi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga
nilai sisa pas dicapai pada akhir umur asset tersebut.

% maksimum yang diperbolehkan dipakai pada metode DB adalah 20%


dari tingkat depresiasi SL.
Jadi, bila metode SL mendepresiasi suatu asset dengan tingakt 1/n setiap
tahunnya, maka % tetap maksimum yang diperbolehkan dipakai pada
model DB adalah 2/N.

Bila suatu perusahaan menggunakan batas maksimum ini, maka metode


DB secara spesifik dinamakan metode DDB (double declining balance)

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode keseimbangan menurun [declining balance atau DB]

Contoh:
Sebuah perusahaan membeli alat transportasi :
Harga = Rp 38.000.000
Biaya pengiriman dan uji coba = Rp 1.000.000
Masa pakai ekonomis = 6 tahun
Nilai sisa = Rp 3.000.000

Dengan metode double declining balance (DDB), hitunglah :


a) Nilai awal dari alat
b) Besarnya depresiasi tiap tahun
c) Nilai buku alat pada akhir tahun-2 dan akhir tahun-5
d) Buatlah tabel jadwal depresiasi dan nilai buku selama masa
pakainya

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode keseimbangan menurun [declining balance atau DB]

Contoh:
Dengan menggunakan DDB, maka tingkat depresiasi yang dipakai adalah 200% dari
tingkat depresiasi dengan metode SL.

Metode SL pada soal tersebut menggunakan tingkat depresiasi 1/N = 1/6. Jadi,
tingkat depresiasi yang digunakan pada metode DDB adalah 1/3

Depresiasi pada tahun pertama, diperoleh dari :


D1 = d (BV0)
= d (I)
= 1/3 (Rp 39.000.000)
= Rp 13.000.000

Nilai buku pada akhir tahun pertama :


BV1 = BV0 – D1
= I - D1
= Rp 39.000.000 – Rp 13.000.000
= Rp 26.000.000

Selanjutnya disajikan dalam tabel berikut :

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Metode keseimbangan menurun [declining balance atau DB]

Jadwal depresiasi dengan metode DDB

Akhir tahun ke- Depresiasi Akhir Tahun Nilai Buku Akhir Tahun
0 39.000.000
1 1/3 (39.000.000) = 13.000.000 39.000.000 – 13.000.000 = 26.000.000
2 1/3 (26.000.000) = 8.670.000 26.000.000 – 8.670.000 = 17.330.000
3 1/3 (17.330.000) = 5.770.000 17.330.000 – 5.770.000 = 11.560.000
4 1/3 (11.560.000) = 3.850.000 11.560.000 – 3.850.000 = 7.710.000
5 1/3 (7.710.000) = 2.570.000 7.710.000 – 2.570.000 = 5.140.000
6 1/3 (5.140.000) = 1.710.000 5.140.000 – 1.710.000 = 3.430.000

Dapat dilihat dari tabel, bahwa nilai buku asset pada akhir umur depresiasinya LEBIH BESAR
dari nilai sisa yang ditetapkan.
Oleh karena itu, besarnya depresiasi pada tahun ke-6 harus disesuaikan sedemikian rupa,
sehingga nilai buku pada akhir tahun ke-6 adalah Rp 3.000.000.
Dengan demikian, besarnya depresiasi pada tahun ke-6 bukannya Rp 1.710.000, melainkan Rp
2.140.000

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penggantian Metode Depresiasi

Laju depresiasi akan mempengaruhi besarnya nilai present worth dari


pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan.

Untuk memperkecil nilai present worth dari pajak, metode depresiasi


yang lajunya lebih tinggi pada tahun-tahun awal, akan lebih
menguntungkan.
Dengan demikian, metode DB atau SOYD, lebih disukai dibandingkan
metode SL.

Seringkali untuk mempercepat laju depresiasi, perusahaan


melakukan penggantian dari satu metode depresiasi ke metode
lainnya selama periode depresiasi suatu asset.
Biasanya penggantian dilakukan dari metode DB ke metode SL.

Penentuan kapan metode harus diganti, diputuskan melalui


perhitungan agar nilai present worth dari pajak yang dibayar
perusahaan menjadi minimum.

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penggantian Metode Depresiasi

Ada beberapa aturan umum yang harus diikuti bila perusahaan ingin
melakukan penggantian metode depresiasi, antara lain :
1) Penggantian dibolehkan pada tahun ke-t apabila pada tahun tersebut,
metode depresiasi yang baru (pengganti) menghasilkan nilai depresiasi
yang lebih besar dari metode depresiasi lama. Misalnya, dengan
metode DDB diperoleh D3=1000, sedangkan bila dengan metode SL,
D3=1200, maka pada tahun ke-3 perusahaan boleh mengganti metode
depresiasinya dari DDB ke SL.
Secara matematis, hal ini bisa dirumuskan sebagai berikut:

Dt* = max [Dte , Dtn]


Dimana,
Dt* = metode depresiasi yang dipilih pada periode t
Dte = metode depresiasi lama (yang akan diganti)
Dtn = metode depresiai baru (pengganti)

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penggantian Metode Depresiasi

2) Metode depresiasi apapun yang dipakai, nilai buku tidak boleh


lebih rendah dari nilai sisa yang ditentukan pada awal periode
atau pada saat pembelian asset tersebut

3) Nilai buku yang belum terdepresiasi digunakan sebagai dasar


untuk menghitung Dt pada saat penggantian akan dilakukan

4) Hanya boleh melakukan satu kali penggantian metode depresiasi


selama umur depresiasi suatu asset

Dengan melakukan penggantian metode, maka besarnya nilai


present worth dari depresiasi yang akan dibayar, akan maksimum,
sehingga nilai present worth dari pajak yang akan ditanggung akan
minimum

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penggantian Metode Depresiasi

Misalnya kita ingin mendepresiasi suatu asset dengan metode DDB pada tahun-tahun
awal, dan akhirnya akan diganti dengan metode SL, maka prosedur yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut:

1) Penggantian dari metode DDB atau DB ke SL, akan menguntungkan bila nilai buku
yang dihasilkan dari depresiasi metode DB atau DDB pada akhir periode depresiasi
lebih besar dari nilai sisa yang ditetapkan.

BVN = I (1 – d)N > S

# bila tidak terpenuhi, maka tidak perlu dilakukan penggantian

2) Bila persyaratan pada point 1 dipenuhi, maka hitunglah nilai depresiasi dengan DDB
maupun SL, setiap tahun

𝑫𝑫𝑫𝑩
𝒕 = 𝒅𝑩𝑽𝒕−𝟏
𝑩𝑽𝒕−𝟏 −𝑺
𝑫𝑫𝑫𝑩
𝒕 = 𝒏−𝒕+𝟏

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penggantian Metode Depresiasi

3) Untuk setiap periode atau tahun, pilih yang lebih besar dari
kedua nilai pada point 2

Jadi besarnya depresiasi pada tahun t untuk t=1,2,3, …, n


adalah D*, dimana,

Dt* = max [DtDDB , DtSL ]

4) Begitu DtSL lebih besar dari DtDDB , lakukan penggantian dari


metode DDB ke metode SL.

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penggantian Metode Depresiasi

Contoh
Perusahaan LDR membeli sebuah mesin bor seharga Rp 10 juta,
dan diperkirakan berumur 8 tahun, dengan nilai sisa Rp 500 ribu.
Hitunglah besarnya depresiasi tahunan dengan:
a) Metode SL
b) Metode DDB
c) Penggantian dari metode DDB ke metode SL
d) Membandingkan besarnya nilai present worth dari ketiga
cara. Gunakan i=15%

Solusi →

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penggantian Metode Depresiasi

Solusi
a) Metode SL
Diketahui : I = Rp 10 juta
S= Rp 500 ribu
N= 8 tahun
𝑅𝑝 10 𝑗𝑢𝑡𝑎 −𝑅𝑝 500 𝑟𝑖𝑏𝑢
Dt = = Rp 1.187.500
8

Nilai present worth dari depresiasi :


PWD = Rp 1.187.500 (P/A, 15%, 8)
= Rp 1.187.500 (4,4873)
= Rp 5.328.668,75  Rp 5.328.669

Solusi →

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penggantian Metode Depresiasi

Solusi
b) Metode DDB
Besarnya tingkat depresiasi (d) = 2/N = 2/8 = 0.25
Dengan d=0.25, maka jadwal depresiasi dan nilai bukunya, seperti pada tabel 1
berikut:
Akhir tahun ke- Dt BVt
0 0 10 juta
1 0.25(10 juta) = 2.5 juta 10 juta – 2.5 juta = 7.5 juta
2 0.25(7.5 juta) = 1.875.000 7.5 juta – 1.875.000= 5.625.000
3 0.25(5.625.000)= 1.406.250 5.625.000-1.406.250= 4.218.750
4 0.25(4.218.750)= 1.054.688 4.218.750-1.054.688= 3.164.062
5 0.25(3.164.062)= 791.016 3.164.062- 791.016= 2.373.046
6 0.25(2.373.046)= 593.262 2.373.046- 593.262= 1.779.785
7 0.25(1.779.785)= 444.947 1.779.785-444.947= 1.334.838
8 0.25(1.334.838)= 333.710 1.334.838-333.710= 1.001.128
EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN
Penggantian Metode Depresiasi

Solusi
Nilai present worth dari depresiasi dengan metode DDB, dapat dihitung
dengan mengkonversi nilai-nilai depresiasi pada tabel ke nilai sekarang
(Present)
Jadi,
P = 2.500.000 (P/F,15%,1) + 1.875.000 (P/F,15%,2) + 1.406.250 (P/F,15%,3)
+ 1.054.688 (P/F,15%,4) + 791.016(P/F,15%,5) + 593.262 (P/F,15%,6) +
444.947 (P/F,15%,7) + 333.710 (P/F,15%,8)

= 2.500.000 (0.8696) + 1.875.000 (0.7561) + 1.406.250 (0.6575)


+ 1.054.688 (0.5718) + 791.016(0.4972) + 593.262 (0.4323) +
444.947 (0.3759) + 333.710 (0.3269)

= 2.174.000 + 1.417.688 + 924.610 + 603.071 + 393.294 + 256.468 +


167.256 + 109.090

= Rp 6.045.477

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penggantian Metode Depresiasi

Solusi

c) Untuk melakukan penggantian metode depresiasi, maka prosedur di


atas akan diikuti:
1) Apakah BV8 lebih besar dari nilai sisa yang ditetapkan ??

Dari tabel dapat dilihat BV8 (= 1.001.128) >>> Nilai sisa (= 500.000),
sehingga penggantian metode depresiasi akan menguntungkan

2) Perhitungan besarnya depresiasi tiap tahun dengan masing-masing


metode, disajikan pada tabel-2 berikut :

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penggantian Metode Depresiasi

Solusi
Jadwal depresiasi dengan penggantian DDB – SL (tabel-2)
Akhir tahun Metode DDB
ke- Dt SL Dt*
Dt DDB BVt
0 0 10.000.000 0 0
1 2.500.000 7.500.000 1.187.500 2.500.000
2 1.875.000 5.625.000 1.000.000 1.875.000
3 1.406.250 4.218.750 854.167 1.406.250
4 1.054.688 3.164.062 743.750 1.054.688
5 791.016 2.373.046 666.016 791.016
6 593.262 1.779.785 624.349 624.349
7 444.947 1.334.838 639.893 624.349
8 333.710 1.001.128 834.838 624.349

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penggantian Metode Depresiasi

Solusi
Dari tabel-2 dapat dilihat, pada kolom-2 dan kolom-3 adalah besarnya depresiasi dan
nilai buku untuk metode DDB. Nilai-nilainya persis sama dengan yang disajikan pada
tabel-1.

Pada kolom-4, terlihat besarnya depresiasi berdasarkan metode SL.

Apabila ingin diganti pada tahun ke-t, perhitungannya sebagai berikut:


Tahun pertama:
BV0 = 10.000.000
𝟏𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 −𝟓𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
D1SL = = Rp 1.187.500
𝟖

Tahun kedua:
BV1 = 7.500.000
𝟕.𝟓𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 −𝟓𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
D1SL = = Rp 1.000.000
𝟕

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penggantian Metode Depresiasi

Tahun ke-3:
BV2 = 5.625.000
𝟓.𝟔𝟐𝟓.𝟎𝟎𝟎 −𝟓𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
D3SL = = Rp 854.167
𝟔

Tahun ke-6:
BV5 = 2.373.046
2.373.046 −𝟓𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
D6SL = = Rp 624.349 >>> D6DDB
𝟑

Dari tabel-2, terlihat bahwa pada tahun ke-6, besarnya depresiasi


dengan metode SL sudah lebih besar dari depresiasi dengan metode
DDB. Artinya, mulai tahun ke-6, metode depresiasi yang digunakan
adalah metode SL
Note : begitu metode SL digunakan, maka besarnya depresiasi tiap
tahun adalah SAMA, yaitu Rp 624.349, sampai akhir periode depresiasi.

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Penggantian Metode Depresiasi

Nilai present worth dari depresiasi dengan metode DDB - SL, dapat dihitung
dengan mengkonversi nilai-nilai depresiasi pada kolom ke-5 dari tabel-2 ke nilai
sekarang (Present)
Jadi,
P = 2.500.000 (P/F,15%,1) + 1.875.000 (P/F,15%,2) + 1.406.250 (P/F,15%,3)
+ 1.054.688 (P/F,15%,4) + 791.016(P/F,15%,5) + 624.349 (P/F,15%,6) +
624.349 (P/F,15%,7) + 624.349 (P/F,15%,8)
= 2.500.000 (0.8696) + 1.875.000 (0.7561) + 1.406.250 (0.6575) +
1.054.688 (0.5718) + 791.016(0.4972) + 624.349 (0.4323) +
624.349 (0.3759) + 624.349 (0.3269)
= 2.174.000 + 1.417.688 + 924.610 + 603.071 + 393.294 + 269.906 +
234.693 + 204.100
= Rp 6.221.362

Dengan membandingkan nilai present worth dari ketiga metode, maka dapat
dilihat bahwa dengan metode ke-3 (penggantian dari DDB ke SL) adalah yang
paling menguntungkan karena nilai present worth nya paling besar

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN


Perbandingan metode SL – DB / DDB - SOYD

Metode SL adalah metode yang paling mudah cara


perhitungannya dan cukup banyak dipakai. Metode ini
mengakibatkan nilai buku suatu asset menurun dengan
kecepatan tetap

Metode SOYD dan Metode DB / DDB adalah metode-


metode yang dipercepat, artinya menimbulkan depresiasi
yang lebih besar pada tahun-tahun awal periode depresiasi.
Kedua metode ini menguntungkan ditinjau dari segi
pembayaran pajak. Pada umumnya metode DB (terutama
DDB) lebih cepat menurunkan nilai buku dibandingkan
dengan metode SOYD

EkTek_IEI2I2_Prodi TI_Genap 20/21_MRN

Anda mungkin juga menyukai