Anda di halaman 1dari 22

01

Modul ke:

Analisa Struktur 1
Konsep dasar Deformasi struktur Tertentu

Fakultas
TEKNIK Yopi Lutfiansyah, ST, MT

Program Studi
Teknik Sipil
Pendahuluan

- Pada prinsipnya tegangan pada balok akibat beban luar


dapat direncanakan tidak melampaui suatu nilai tertentu,
misalnya tegangan ijin. Perancangan yang berdasarkan
batasan tegangan ini dinamakan perancangan berdasarkan
kekuatan (design for strength).

Pada umumnya lendutan/defleksi balok perlu ditinjau agar


tidak melampaui nilai tertentu, karena dapat terjadi dalam
perancangan ditinjau dari segi kekuatan balok masih mampu
menahan beban, namun Iendutannya cukup besar sehingga
tidak nyaman lagi. Perancangan yang mempertimbangkan
batasan lendutan dinamakan perancangan berdasarkan kekakuan
(design for stiffness).
Perpindahan / Deformasi
- Perpindahan/deformasi adalah wujud dari munculnya
perlawanan pada struktur akibat beban yang diterima
- Dapat berbentuk perpindahan suatu titik
(perpindahan) ataupun perubahan bentuk (deformasi)
Contoh:
Balok diatas dua tumpuan mendpt beban lintang
akan mengalami lendutan (deformasi)
Portal satu lantai mendapat beban horisontal di lt
atas akan mengalami perpindahan joint.
- Semua balok akan terdefleksi (atau melendut) dari
posisi awalnya apabila terbebani. Dalam struktur bangunan,
seperti : balok dan plat lantai tidak boleh melendut
terlalu berlebihan (over deflection) untuk mengurangi
kemampuan layan (serviceability) dan keamanannya
(safety) yang akan mempengaruhi psikologis (ketakutan)
pengguna.

- Deformasi adalah salah satu kontrol kestabilan suatu


elemen balok terhadap kekuatannya, biasanya dinyatakan
sebagai perubahan elemen struktur dalam bentuk
lengkungan () dan perpindahan posisi dari titik di bentang
balok ke titik lain atau defleksi () akibat beban di
sepanjang bentang balok tersebut.
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan defleksi
pada balok, dimana asumsi yang digunakan untuk
penyelesaian adalah defleksi yang diakibatkan oleh
gaya-gaya yang bekerja tegak-lurus terhadap
sumbu balok, defleksi yang terjadi relatif kecil
dibandingkan dengan panjang baloknya, dan
irisan yang berbentuk bidang datar akan tetap
berupa bidang datar walaupun terdeformasi (Prinsip
Bernoulli).
Deformasi Aksial
Akibat gaya P searah batang, maka batang akan
mengalami deformasi aksial dan menimbulkan
perpindahan translasi searah sumbu batang
A
A,E,L

A = luas penampang
E = modulus elastisitas
L = panjang batang
Deformasi Lentur
Akibat momen lentur (M), batang akan mengalami deformasi lentur
dan menimbulkan perpindahan berupa translasi searah tegak lurus
sumbu batang () dan rotasi terhadap sumbu yang tegak lurus bidang
struktur ()
Mc1
c
Iz

Mc2
My
t
x Iz
Iz
My
x x
E EI z
x dx M
d dx
d L x d L x
M
y EI z EI z
dx
L
M
d dx L
d L x
M
dx
ML2
0
EI z EI 2 EI z
0 z
Deformasi Geser
Akibat gaya geser (V), batang akan mengalami deformasi geser dan
menimbulkan perpindahan berupa translasi tegak lurus sumbu
batang (s).

V .Q
tegangan geser Regangan geser
I zb G

V .dx E
d G
21
6/5 10/9 2
GA
f .P
L
f .P.L G. A
s d shear rigidity
G. A 0
dx f
G. A
Deformasi Torsi
Akibat momen torsi (T), batang akan mengalami deformasi torsi dan
menimbulkan perpindahan berupa rotasi terhadap sumbu yang
tegak lurus bidang struktur ().

T .r .R 4
J momen inersia polar
J 2
T .R
max GJ kekakuan t orsi
J
T .r

G G. J
max T .R
max
G G.J

max T T
L
d dx dx d dx
R GJ 0
GJ
PERSAMAAN AKSI-DEFORMASI
P P PL3
A, E, L B 1

A B L
2
48EI
PL A B
B C PL2
AE A B
16 EI
L
BP
A, E, L B PL3
B q 5qL4
PL 2
3EI 1
B A B
L 384 EI
2 EI B A B 2

C A B
qL3
A, E, L M 24 EI
ML2 L
ML
B B 2 EI
B B
EI M
A A B B
q C
qL4
A, I, L B B L
8 EI
qL3 B ML2 ML ML
B 1
A B
6 EI L

2
16 EI 6 EI 3EI
PERSAMAAN AKSI-DEFORMASI
P
D D
Pa 2 L2
A

Pb L2 b 2
A A B B 3EIL 6 EIL
a D b
Pa L2 a 2
L B
6 EIL

12 EI 12 EI
L3 L3 Pb 2
6 EI 6 EI 3a b Pa 2
a 3b
L2 L3 P L3
L2
Pab2 Pa 2b
L Pa 3b3
L2 L2

3EIL3
6 EI 6 EI a b
2 EI L2 L2 4 EI L
L L
qL qL
L 2 q 2 qL4
1
L
2
384 EI
GJ
GJ
qL2 qL2
L L x 12 12
Teori Dasar

Hukum Hooke
Salah satu prinsip dasar dari analisa struktur adalah
hukum Hooke yang menyatakan bahwa pada suatu
struktur : hubungan tegangan (stress) dan regangan
(strain) adalah proporsional atau hubungan beban
(load) dan deformasi (deformations) adalah
proporsional. Struktur yang mengikuti hukum Hooke
dikatakan elastis linier dimana hubungan F dan y
berupa garis lurus (lihat Gambar 1. a), sedangkan
struktur yang tidak mengikuti hukum Hooke
dikatakan Elastis non linier (Gambar 1. b).
Teori Dasar
Dari Gambar 1.a :
F = K. y
Dengan : F = beban
K = kekakuan
y = Defleksi
Untuk F 3 = ( F1 + F2)-- y3 = y1 + y2
Dari Gambar 1.b :
F = K. yn
Dengan : F1 = K. y1n
F2 = K. y2n
F3 = K.y3n
Dalam hal ini, y3n =/ ( y1n + yn2 )
TEORAMA BETTI

Jika pada struktur elastis linear bekerja 2 sistem


gaya, maka usaha yang dilakukan antara keduanya
yang menyebabkan timbal balik deformasi besarnya
adalah sama.
P1.x1 + P2.x2 + + Pn.xn = F1.y1 + F2.y2 + + Fn. yn
Hukum Maxwell
Hukum timbal balik Maxwel (Reciprocal Theorem)
menyatakan : Jika pada struktur linier elastis bekerja 2 gaya
F1, F2 pada titik 1 dan 2 , maka usaha yang dilakukan oleh
gaya F1 terhadap lendutan pada titik 1 yang diakibatkan
oleh F2 sama dengan usaha yang dilakukan oleh gaya F2
terhadap lendutan pada titik 2 yang diakibatkan oleh F1.
F1.d12 = F2. d21
Jika F1 = F2, maka d12 = d21
Struktur linier elastic bekerja 2 gaya
Energi Regangan

Suatu struktur akan berdeformasi akibat pengaruh beban


luarnya (eksternal), sehingga menghasilkan tegangan dan
regangan (internal). Usaha akibat beban yang bekerja
tersebut pada struktur akan tersimpan suatu energi di dalam
struktur yang disebut dengan energi regangan.

1. Energi regangan akibat gaya aksial (normal force)


Lihat Gambar 4, energi regangan sepanjang dL
yang menghasilkan perubahan d :
Teori Dasar

Energi regangan akibat gaya aksial


Terima Kasih
Yopi lutfiansyah, ST, MT.

Anda mungkin juga menyukai