PERENCANAAN
JARINGAN IRIGASI
DAN DRAINASE
Abstract Kompetensi
Materi ini berisikan konsep Mahasiswa memiliki pengetahuan
perencanaan dan pengembangan mengenai pencemaran sumber daya air.
jaringan irigasi dan kaitannya dengan
kualitas aor.
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian Dasar Pencemaran Air
Planet bumi sebagian besar terdiri atas air karena luas daratan memang lebih kecil
dibandingkan dengan luas lautan. Makhluk hidup yang ada di bumi ini tidak dapat terlepas
dari kebutuhan akan air, Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi
Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relatif bersih sangat
didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri,
untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian seksama dan cermat. Untuk
mendapatkan air yang baik, sesuai sIogan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang
mahal dimana air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari manusia, baik
limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan
lainnya.
Untuk menetapkan standar air yang bersih tidaklah mudah, tergantung pada banyak faktor
penentu. Faktor penentu tersebut antara lain adalah:
a. Kegunaan air:
air untuk minum
air untuk keperluan rumah tangga
air untuk industri
air untuk mengairi sawah
air untuk kolam perikanan, dll.
Walaupun penetapan standar air yang bersih tidak mudah, namun ada kesepakatan bahwa air
yang bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air, akan tetapi didasarkan pada keadaan
normalnya. Apabila terjadi penyimpangan dari keadaan normal maka hal itu berarti air
tersebut telah mengalami pencemaran. Air dari mata air di pegunungan, apabila lokasi
pengambilannya lain, akan menghasilkan keadaan normal yang lain pula.
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
Air yang ada di bumi ini tidak pernah terdapat dalam keadaan murni bersih, tetapi selalu ada
senyawa atau mineral (unsur) lain yang terlarut di dalamnya. Hal ini tidak berarti bahwa
semua air di bumi ini telah tercemar. Sebagai contoh, air yang diambil dari mata air di
pegunungan dan air hujan. Keduanya dapat dianggap sebagai air yang bersih, namun
senyawa atau mineral (unsur) yang terdapat di dalamnya berlainan seperti tampak pada
keterangan berikut ini:
Air hujan mengandung: SO4, Cl, NH3, CO2, N2, C, 02, debu. Air dari mata air mengandung:
Na, Mg, Ca, Fe, 03
Selain daripada itu air seringkali juga mengandung bakteri atau mikroorganisme lainnya. Air
yang mengandung hal; feH atau mikroorganisme tidak dapat langsung digunakan sel tetapi
harus direbus dulu agar bakteri dan mikro organismenya mati. Pada batas-batas tertentu air
minum justru diharapkan mengandung mineral agar air itu terasa segar. Air murni tanpa
mineral justru tidak enak untuk diminum.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa air tercemar apabila air tersebut
telah menyimpang dari keadaan normalnya. Keadaan normal air masih tergantung pada
faktor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air. Ukuran air disebut bersih
dan tidak tercemar tidak ditentukan oleh kemurnian air.
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
sumber air tidak boleh mengganggu keseimbangan air lingkungan. Faktor keseimbangan air
lingkungan ini tidak hanya berkaitan dengan jumlah volume (debit) air yang digunakan saja,
tapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana inenjaga agar air lingkungan tidak
menyimpang dari keadaan normalnya.
Di dalam kegiatan industri dan teknologi, air yang telah digunakan (air limbah industri) tidak
boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat menyebabkan pencemaran. Air
tersebut harus diolah terlebih dahulu agar mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas
air lingkungan. Jadi air limbah industri harus mengalami proses daur ulang sehingga dapat
digunakan lagi atau dibuang kernbali ke lingkungan tanpa menyebabkan pencemaran air
lingkungan. Proses daur ulang air limbah industri atau Water Treatment Recycle Process
adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh industri yang berwawasan lingkungan.
Apabila semua kegiatan industri dan teknologi memperhatikan dan melaksanakan
pengolahan air limbah industri dan masyarakat umum juga tidak membuang limbah secara
sembarangan maka m asalab pencemaran air sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun
dalam kenyataannya masih banyak industri atau suatu pusat kegiatan kerja yang
membuang limbahnya ke lingkungan melalui sungai, danau atau langsung ke laut.
Pembuangan air limbah secara langsung ke lingkungan inilah yang menjadi penyebab
utama terjadinya pencemaran air. Limbah (baik berupa padatan maupun cairan) yang
masuk ke air lingkungan menyebabkan terjadinya penyimpangan dari keadaan normal air
dan ini berarti suatu pencemaran.
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau
tanda yang dapat diamati melalui:
Adanya tanda atau perubahan seperti tersebut di atas menunjukkan bahwa air telah
tercemar. Uraian pada bagian selanjutnya akan menjelaskan mengapa air yang telah
tercemar ditandai oleh adanya perubahan-perubahan tersebut di atas.
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
Perubahan Suhu Air
Dalam kegiatan industri seringkali suatu proses disertai dengan timbulnya panas reaksi atau
panas dari suatu gerakan mesin. Agar proses industri dan mesin-mesin yang menunjang
kegiatan tersebut dapat berjalan baik maka panas yang terjadi harus dihilangkan.
Penghilangan panas dilakukan dengan proses pendinginan air. Air pendingin akan
mengambil panas yang terjadi. Air yang menjadi panas tersebut kemudian dibuang ke
lingkungan. Apabila air yang panas tersebut dibuang ke sungai maka air sungai akan
menjadi panas. Air sungai yang suhunya naik akan mengganggu kehidupan hewan air dan
organisme air lainnya karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan
dengan kenaikan suhu. Padahal setiap kehidupan memerlukan oksigen untuk bernafas.
Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yang secara lambat terdifusi ke dalam air.
Makin tinggi kenaikan suhu air makin sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya.
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5
- 7,5. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar kecilnya pH air atau
besarnya konsentrasi ion Hidrogen di dalam air. Air yang mempunyai pH lebih kecil dari pH
normal akan bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH lebih besar dari normal akan
bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai
akan mengubah pH air yang pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme di
dalam air.
Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan anorganik dan
bahan organik seringkali dapat larut di dalam air. Apabila bahan buangan dan air limbah
industri dapat larut dalam air maka akan terjadi perubahan warna air. Air dalam keadaan
normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan jernih.
Selain itu degradasi bahan buangan industri dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan
warna air. Tingkat pencemaran air tidak mutlak harus tergantung pada warna air, karena
bahan buangan industri yang memberikan warna belum tentu lebih berbahaya dari bahan
buangan industri yang tidak memberikan warna. Seringkali zat-zat yang beracun justru
terdapat di dalam bahan buangan industri yang tidak mengakibatkan perubahan warna pada
air sehingga air tetap tampak jernih.
Bau yang keluar dari dalam air dapat langsung berasal dari bahan buangan atau air limbah
dari kegiatan industri, atau dapat pula berasal dari hasil degradasi bahan buangan oleh
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
mikroba yang hidup di dalam air. Bahan buangan industri yang bersifat organik atau bahan
buangan dan air limbah dari kegiatan industri pengolahan bahan makanan seringkali
menimbulkan bau yang sangat menyengat hidung. Mikroba di dalam air akan mengubah
bahan buangan organik, terutama gugus protein, secara degradasi menjadi bahan yang mu-
dah menguap dan berbau.
Timbulnya bau pada air lingkungan secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu tanda
terjadinya tingkat pencemaran air yang cukup tinggi.
Air normal yang dapat digunakan untuk suatu kehidupan pada umumnya tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak berasa. Apabila air mempunyai rasa (kecuali air laut) maka hal itu
berarti telah terjadi pelarutan sejenis garam-garaman. Air yang mempunyai rasa biasanya
berasal dari garam-garam yang terlarut. Bila hal ini terjadi maka berarti juga telah ada
pelarutan ion-ion logam yang dapat mengubah konsentrasi ion Hidrogen dalam air. Adanya
rasa pada air pada umumnya diikuti pula dengan perubahan pH air.
Endapan dan koloidal serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan industri yang
berbentuk padat. Bahan buangan industri yang berbentuk padat kalau tidak dapat larut
sempurna akan mengendap di dasar sungai dan yang dapat larut sebagian akan menjadi
koloidal. Endapan sebelum sampai ke dasar sungai akan melayang di dalam air bersama-
sama dengan koloidal. Endapan dan koloidal yang melayang di dalam air akan menghalangi
masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat diperlukan
oleh mikroorganisme untuk melakukan proses fotosintesis. Kadang tidak ada sinar matahari
maka proses fotosintesis tidak dapat berkingsung. Akibatnya, kehidupan mikroorganisme
jadi terganggu.
Apabila endapan dan koloidal yang terjadi berasal dari bahan mangan organik, maka
mikroorganisme, dengan bantuan oksigen yang terlarut di dalam air, akan melakukan
degradasi bahan organik tersebut sehingga menjadi bahan yang lebih sederhana. Dalam hal
ini kandungan oksigen yang terlarut di dalam air akan berkurang sehingga organisme lain
yang memerlukan oksigen akan terganggu pula. Banyaknya oksigen yang diperlukan untuk
proses degradasi biokimia disebut dengan Biological Oxygen Demand atau disingkat BOD.
Pembahasan lebih jauh tentang BOD dapat dilihat pada bagian lain.
Ada beberapa jenis ikan yang tidak dapat hidup dengan kadar oksigen di bawah 4 ppm.
Kalau bahan buangan industri berupa bahan anorganik yang dapat larut maka air akan
mendapat tambahan ion-ion logam yang berasal dari bahan anorganik tersebut. Banyak
bahan anorganik yang inemberikan ion-ion logam berat yang pada umumnya bersifat racun,
seperti Cd, Cr, Pb.
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
Mikroorganisme
Seperti telah dibahas pada bagian sebelumnya, bahwa mikroorganisme sangat berperan
dalam proses degradasi bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke air
lingkungan, baik sungai, danau maupun laut. Kalau bahan buangan yang harus didegradasi
cukup banyak, berarti mikroorganisme akan ikut berkembang biak. Pada perkembang-
biakan mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba patogen ikut
berkembang pula. Mikroba patogen adalah penyebab timbulnya berbagai macam penyakit.
Pada umumnya industri pengolahan bahan makanan berpotensi untuk menyebabkan
berkembang-biaknya mikroorganisme, termasuk mikroba patogen.
Akhir-akhir ini pemanfaatan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dalam
berbagai bidang kegiatan sudah banyak dijumpai. Aplikasi teknologi nuklir antara lain dapat
dijumpai pada bidang kedokteran, farmasi, biologi, pertanian, hidrologi, pertambangan,
industri dan lain-lain.
Mengmgat bahwa zat radioaktif dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan biologis
apabila tidak ditangani dengan benar, baik melalui efek langsung maupun efek tertunda,
maka tidak dibenarkan dan sangat tidak etis bila ada yang membuang bahan sisa radioaktif
ke lingkungan. Walaupun secara alamiah radioaktivitas lingkungan sudah ada sejak
terbentuknya bumi ini, namun kita tidak boleh menambah radioaktivitas lingkungan dengan
membuang secara sembarangan bahan sisa radioaktif ke lingkungan. Secara nasional
sudah ada peraturan perundangan yang mengatur masalah bahan sisa (limbah) radioaktif.
Mengenai hal ini Badan Tenaga Atom Nasional (BA-TAN) secara aktif mengawasi
pelaksanaan peraturan perundangan tersebut.
Pembakaran batubara adalah salah satu sumber yang dapat menaikkan radioaktivitas
lingkungan. Bagi peminat masalah lingkungan yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai
analisis radioaktivitas lingkungan kiranya dapat membaca buku karangan penulis yang telah
diterbitkan oleh penerbit yang sama dengan judul Teknik Analisis Radioaktivitas Lingkungan.
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
Erat kaitannya dengan masalah indikator pencemaran air seperti pada uraian di muka,
ternyata komponen pencemar air ikut menentukan bagaimana indikator tersebut terj adi.
Untuk menanggulangi dampak pencemaran lingkungan yang akan dibahas dalam bagian
berikutnya, maka komponen pencemaran air perlu dibahas terlebih dahulu. Komponen
pencemar air tersebut dikelompokkan sebagai berikut:
Bagaimana bahan buangan seperti tersebut di atas dapat menimbulkan pencemaran air,
uraian berikut ini akan menjelaskannya.
Bahan buangan padat yang dimaksudkan di sini adalah bahan buangan yang berbentuk
padat, baik yang kasar (butiran besar) maupun yang halus (butiran kecil). Kedua macam
bahan buangan padat tersebut apabila dibuang ke air lingkungan (sungai) maka kemung-
kinan yang dapat terjadi adalah:
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
tersebut juga menghalangi sumber makanan yang ada di dasar sungai sehingga jumlah
makanan bagi ikan menjadi berkurang. Populasi ikan akan menyusut. Endapan juga dapat
menghalangi datangnya sinar matahari sehingga fotosintesis terganggu.
c. Pembentukan Koloidal yang Melayang di dalam Air
Koloidal terjadi karena bahan buangan padat yang berbentuk halus (butiran kecil) sebagian ada
yang larut dan sebagian lagi tidak dapat larut dan tidak dapat mengendap. Koloidal ini
melayang di dalam air sehingga air menjadi keruh. Kekeruhan ini akan menghalangi penetrasi
sinar matahari ke dalam air. Akibatnya, fotosintesis tanaman di dalam air tidak dapat
berlangsung. Kandungan oksigen yang terlarut di dalam air juga akan menurun. Menurunnya
kandungan oksigen yang terlarut dalam air akan mempengaruhi kehidupan hewan air.
Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi
oleh mikroorganisme. Oleh karen a bahan buangan organik dapat membusuk atau terdegradasi
maka akan sangat bijaksana apabila bahan buangan yang termasuk kelompok ini tidak dibuang
ke air lingkungan karena akan dapat menaikkan populasi mikrooragnisme di dalam air.
Dengan bertambahnya populasi mikroorganisme di dalam air maka tidak tertutup pula ke-
mungkinannya untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia. Bahan
buangan organik sebaiknya dikumpulkan untuk diproses menjadi pupuk buatan (kompos)
yang berguna bagi tanaman. Pembuatan kompos ini berarti mendaur ulang limbah organik yang
tentu saja akan berdampak positif bagi lingkungan hidup manusia.
Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan
sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan anorganik ini masuk ke air
lingkungan maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam air. Bahan buangan
anorganik biasanya berasal dari industri yang melibatkan penggunaan unsur-unsur logam
seperti Timbal (Pb), Arsen (As), Kadmium (Cd), Air Raksa (Hg), Kroom (Cr), Nike] (Ni),
Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Kobalt (Co) dan lain-lain. Industri elektronika, elektroplating
dan industri kimia banyak menggunakan unsur-unsur logam tersebut di atas.
Kandungan ion Kalsium (Ca) dan ion Magnesium (Mg) di dahlia air rnenyebabkan air
bersifat sadah. Kesadahan air yang tinggi bersifat merugikan karena dapat merusak
peralatan yang terbuat dari besi, yaitu melalui proses pengkaratan (korosi).
Air sadah juga mudah menimbulkan endapan atau kerak pada peralatan proses, seperti
tangki/bejana air, ketel uap, pipa penyaluran dan lain sebagainya.
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
Apabila ion-ion logam yang terjadi di dalam air berasal dari lo-gam berat maupun logam
bersifat racun seperti Timbal (Pb), Arsen (AR) dan Air Raksa (Hg), maka air yang
mengandung ion-ion logam tarsebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Air tersebut
tidak dapat digunakan sebagai air minum.
Minyak tidak dapat larut di dalam air, melainkan akan mengapung di atas permukaan air.
Bahan buangan cairan berminyak dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi
permukaan air Kalau bahan buangan cairan berminyak mengandung senyawa yang volatil
maka akan terjadi penguapan dan luasan permukaan minyak yang menutupi permukaan air
akan menyusut. Penyusutan luasan permukaan ini tergantung pada jenis minyaknya dan
waktu. Lapisan minyak yang menutupi permukaan air dapat juga terdegradasi oleh
mikroorganisme tertentu, namun memerlukan waktu yang cukup lama.
Lapisan minyak di permukaan air lingkungan akan men gganggu kehidupan organisme di
dalam air. Hal ini disebabkan oleh:
a. Lapisan minyak pada permukaan air akan menghalangi difusi oksigen dari udara ke
dalam air sehingga jumlah oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.
Kandungan oksigen yang menurun akan mengganggu kehidupan hewan air.
b. Adanya lapisan minyak pada permukaan air juga akan menghalangi masuknya sinar
matahari ke dalam air sehingga fotosintesis oleh tanaman air tidak dapat
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
83
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi yang dimaksudkan dalam kelompok ini
adalah bahan pencemar air yang berupa:
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama (insektisida),
c. Zat warna kimia,
d. Larutan penyamak kulit, Zat radioaktif.
Keberadaan bahan buangan zat kimia tersebut di dalam air hnrkinigan jelas merupakan
racun yang mengganggu dan bahkan mematikan hewan air, tanaman air dan mungkin juga
manusia.
Sabun natron (sabun keras) adalah garam Natrium asam lemak seperti pada contoh
reaksi di atas. Sedangkan sabun lunak adalah garam Kalium asam lemak yang
diperoleh dari reaksi asam lemak dengan basa K(OH). Sabun lunak seringkali diberi
pewarna yang menarik dan pewangi (parfum) yang enak serta bahan antiseptik ,eperti pada
,
sabun mandi. Beberapa sifat sabun antara lain adalah sebagai berikut:
a. Larutan sabun mempunyai sifat membersihkan karena dapat mengemulsikan kotoran
yang melekat pada badan atau pakaian.
b. Sabun sukar membuih (membentuk emulsi) dengan air sadah (air yang
mengandung ion Ca dan/atau ion Mg).
c. Sabun dengan air sadah akan membentuk endapan:
> (C 17 H,C00) 2 Ca
2 (C17H35COONa) + CaSO4 + Na2SO4
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
d. Larutan sabun bereaksi basa karena terjadi hidrolisis sebagian.
Sedangkan deterjen adalah juga bahan pembersih seperti halnya sabun, akan tetapi
dibuat dari senyawa petrokimia. Deterjen mempunyai kelebihan dibandingkan dengan sabun,
karena dapaOaekerja pada air sadah. Bahan deterjen yang umum digunakan adalah
Dodecylbenzensulfonat yang mempunyai rumus:
C1oH21-C-CH3
0=S=0
ONa
Deterjen di dalam air akan mengalami ionisassi membentuk komponen bipolar aktif yang
akan mengikat ion Ca dan/atau ion Mg pada air sadah. Komponen bipolar aktif terbentuk pada
ujung Dodecylbenzen-sulfonat:
0 = S = 0
Untuk dapat membersihkan kotoran dengan baik, deterjen diri bahan pembentuk yang
0 (-) Na (+)
bersifat alkalis. Contoh bahan
pembentuk yang bersifat alkalis adalah Natrium tripoliposfat.
Bahan buangan berupa sabun dan deterjen di dalam air lingkungan akan
mengganggu karena alasan berikut ini:
a. Larutan sabun akan menaikkan pH air sehingga dapat mengganggu kehidupan organisme
di dalam air. Deterjen yang menggunakan bahan non-Fosfat akan menaikkan pH air sam-
pai sekitar 10,5 - 11.
b. Bahan antiseptik yang ditambahkan ke dalam sabun/deterjen juga mengganggu
kehidupan mikroorganisme di dalam air, bahkan dapat mematikan.
c. Ada sebagian bahan sabun maupun deterjen yang tidak dapat dipecah (didegradasi) oleh
mikro organisme yang ada di dalam air. Keadaan ini sudah barang tentu akan merugikan
lingkungan. Namun akhir-akhir ini mulai banyak digunakan bahan sabun/deteri en yang
dapat didegradasi oleh mikroorganisme.
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
l ' i8G
metimitriin Air 1 ) a m p a k P e n c e n u t r a n L i n g k i i87
ngan
banyak. Sisa bahan insektisida tersebut dapat sampai ke air lingkungan melalui pengairan sawah,
melalui hujan yang jatuh pada daerah pertanian kemudian mengalir ke sungai atau danau di
sekitarnya. Seperti halnya pada pencemaran udara, semua jenis bahan insektisida bersifat racun
apabila sampai ke dalam air lingkungan. Bahan insektisida di dalam air sulit untuk dipecah
oleh mikroorganisme, kalaupun bisa hal itu akan berlangsung dalam waktu yang lama. Waktu
degradasi oleh mikroorganisme berselang antara beberapa minggu sampai dengan beberapa tahun.
Bahan insektisida seringkali dicampur dengan senyawa minyak bumi sehingga air yang terkena
bahan buangan pemberantas hama ini permukaannya akan tertutup lapisan minyak. Adanya
lapisan minyak pada permukaan air, seperti pada uraian terdahulu, akan menyebabkan
turunnya kandungan oksigen di dalam air.
Pada dasarnya semua zat warna adalah racun bagi tubuh manusia. Oleh karena itu
pencemaran zat warna ke air lingkungan perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh agar
tidak sampai masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum. Ada zat warna tertentu yang
relatif aman bagi manusia, yaitu zat warna yang digunakan pada industri bahan makanan dan
minuman, industri farmasi/obat-obatan.
Hampir semua zat warna bersifat racun karena zat warn a tersusun dari unsur/senyawa
kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia. Zat warna tersusun dari:
Chromogen adalah senyawa aromatik yang berisi chromopore, yaitu zat pemberi warna
yang berasal dari radikal kimia, seperti:
kelompok nitroso : - NO
kelompok nitro : - NO,
kelompok azo : - N=N
kelompok ethylene >C=C<
kelompok carbonyl : >C=0
kelompok carbon-nitrogen >C=NH dan -CH=N-
kelompok belerang : >C=S dan ->C-S-S-C<-
Macam-macam warna dapat diperoleh dari penggabungan radikal kimia tersebut di atas
dengan senyawa kimia lain. Sebagai contoh warna kuning jeruk (orange) diperoleh dari radikal
ethylene yang bergabung dengan senyawa lain:
HC H CH3
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
88 Dampitk l'enceni;ki•mi Litigkutigan
=c
HC CH CH3
Hydrocarbon dimethylfulvenc
Agar zat warna dapat masuk dan meresap dengan baik ke dalam bahan yang akan diberi
warna diperlukan bantuan dari auxochrome, yaitu radikal yang memudahkan terjadinya
pelarutan: COOH atau -SO3H. Auxochrome dapat juga berupa kelompok pembentuk garam: -NH2
atau -OH .
Zat warna dapat juga diperoleh dari senyawa anorganik dan dari mineral alam seperti
yang digunakan pada cat. Zat warna yang diperoleh dari senyawa anorganik dan dari mineral
alam sering disebut dengan pigment. Beberapa contoh warna pigment yang berasal dari
senyawa anorganik dan mineral alam adalah sebagai berikut:
Warna putih:
- Titanium dioksida.
Seng oksida
Seng sulfid
Timbal sulfat
Warna merah:
Besi oksida
Kadmium merah
- Timbal merah
- Toners & lak
Warna hitam:
- Graphite
Carbon black
Lengas lampu
Magnetite black
Warna biru:
- Ultramarine
Cobalt biru
Besi biru
Tembaga pthalocyanine
Warna kuning:
- Seng kromat
Ferit kuning
Kadmium lithopone
Ocher
Warna metalik:
Aluminium
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
14 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
90 '11111 nm
1'1'11(1 Air Dampak Pencemaran Lingkunga
89n
Debu seng
Serbuk Tembaga
Kalau warna-warna tersebut di atas digunakan dal am larutan cat, maka masih ada
senyawa/bahan lain yang ditambahkan sesuai dengan fungsinya, yaitu:
o bahan pembentuk lapisan film: minyak jarak, minyak kacang, minyak ikan, emulsi lateks,
bahan vernis.
o bahan pengencer (thinners): terpentin, toluol, xylol, naftalen metil, hidrokarbon alifatik.
o bahan pengering (driers): Co, Mn, Pb, Zn napthenates, resinates, octoates,
linoates, tallates.
o bahan anti mengelupas: polyhydroxy phenols.
Dengan melihat susunan bahan pembentuk zat warna serta bahan/senyawa lain yang
ditambahkan, kiranya mudah dipahami bahwa hampir semua zat warna kimia adalah racun.
Selain bersifat racun, zat warna kimia apabila masuk ke dalam tubuh manusia juga ukan
bersifat cocarcinogenik, yaitu ikut merangsang (penyebab) turnbuhnya kanker.
Oleh karena itu pembuangan zat warna kimia ke air lingkungan sangatlah merugikan
dan berbahaya. Di samping sifatnya yang beracun, zat warna kimia juga akan mempengaruhi
kandungan oksigen di dalam air dan ikut pula mempengaruhi pH air lingkungan. I lal ini itu
merupakan gangguan bagi mikroorganisme dan hewan air.
sung jelas tidak diperbolehkan. Akan tetapi mengingat bahwa aplikasi teknologi nuklir yang
menggunakan zat radioaktif pada berbagai bidang sudah begitu banyak, seperti aplikasi
teknologi nuklir pada bidang pertanian, peternakan, kedokteran, hidrologi, farmasi, pertambangan,
industri dan lain sebagainya, maka tidak tertutup kemungkinan bahwa zat radioaktif ikut terbawa
ke air lingkungan.
3 Zat Radioaktif
Walaupun secara alamiah radioaktivitas lingkungan sudah ada sejak terbentuknya bumi ini,
termasuk di dalam air lingkungan, namun kalau sampai terjadi kenaikan radioaktivitas air
lingkungan, berarti air lingkungan telah tercemar oleh zat radioaktif. Hal itu sudah barang tentu
berbahaya bagi lingkungan dan kehidupan manusia karena zat radioaktif dapat menyebabkan
kerusakan biologis, baik melalui efek langsung maupun melalui efek tertunda. Data mengenai
‘18 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
15 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id
tingkat radiokativitas yang diperkenankan dalam air lingkungan dan udara dapat dilihat pada
Peraturan Pemerintah dan Undang – Undang mengenai kesehatan lingkungans.
‘13 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
16 Aditia Rojali S.Si.,M.T. http://www.mercubuana.ac.id