Anda di halaman 1dari 141

Hak cipta hanya milik

Allah
EVALUASI FORMASI
Copyright 2014, Sepriadi Ibnu S.S.K.
facebook: sepriadi_alif@yahoo.co.id
e-mail: sepriadi_almuhandis@yahoo.co.id
0813 73 0812 67 0852 66 7390 68

Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas


Pertemuan 1

Politeknik Akamigas Palembang

EVALUASI FORMASI
WELL LOGGING

PENILAIAN FORMASI
(Formation Evaluation)

TUJUAN UTAMA

Mengevaluasi ada atau


tidaknya HC pada suatu
lubang sumur setelah
pemboran

Spontaneous
Potensial
(SP)
Resistivity
Gamma Ray
(GR)

Tujuan Utama :
Memperkirakan bt Porous
& bt permeabilitas.
Memperkirakan besarnya
porositas.
Menghitung Saturasi Air.
Menentulkan daerah Oil,
Gas & Water
Ketebalan Lapisan.

METODA YANG
DIGUNAKAN

Cutting (Serbuk Bor)

Inti Batuan

MIUD LOGGING

CORRING

LOG Listrik
LOG Radio
Aktif
LOG Suara

Peralatan Well
Logging
Sonic Log
Bore Hole
Compensated Log
(BCS)

Analisa Logging
Kapasitas (q)
Tekanan (P)
Waktu (t)

WELL LOOGING

DST/UKL

Evaluasi formasi adalah ilmu rekayasa


yang mempelajari karakteristik sifat
petrofisik dan fluida di bawah permukaan
bumi (sub surface).
Tujuan utamanya adalah untuk
mengetahui letak kedalaman dan
ketebalan lapisan permeabel yang
diperkirakan akan berpotensi
mengandung hidrokarbon secara
ekonomis.

Evaluasi formasi ini dilakukan pada


setiap ada pemboran suatu sumur migas,
dimana caranya adalah melalui proses
dengan alat yang dikenal sebagai log
sumur (well logging). Log sumur ini
umumnya dilakukan pada saat pemboran
telah mencapai kedalaman akhir (total
depth). Kadangkala proses diadakannya
log sumur ini adalah pada saat pemboran
berlangsung (logging while drilling).
Salah satu tujuannya adalah untuk
mengetahui kondisi lubang bor lurus atau
tidak melalui jenis log sumur yang
disebut caliper log.

Prinsip

dasar kerja alat log ini adalah


ke dalam sumur di pancarkan sinyal
sinyal gelombang (sinar radio aktif,
arus listrik, gelombang suara) menuju
detektor yang berupa sonde. Sinyal
sinyal yang di pancarkan ini akan
menangkap dan memantulkan kembali
semua informasi bawah permukaan
pada saat menembus formasi dan
fluida ke permukaan bumi yang akan
diterima oleh receiver dan di rekam
oleh recorder.

Sketsa Peralatan Log Sumur


Evaluasi Formasi

Komponen komponen peralatan


well logging antara lain : detector
(sonde ), alat penerima
(receiver), alat perekam
(recorder), kabel baja (cable
winch), alat pengukur kedalaman
(depth measurement ), komputer,
panel panel kontrol (control
panels) dan katrol
Evaluasi Formasi

Hasilhasil dari proses pembacaan kurva depleksi


yang berupa data digital ini, selanjutnya
digunakan untuk mendapatkan informasi bawah
permukaan bumi antara lain :
Porositas batuan
Saturasi fluida (kejenuhan fluida)
Letak kedalaman lapisanlapisan permeabel yang
di perkirakan akan mengandung hidrokarbon
secara ekonomis.
Jenis jenis lithologi penyusun formasi/reservoir
Ketebalan lapisan hidrokarbon (net pay thickness)
Batas - batas zona minyak air (water oil contact)
dan zona gas minyak (gas oil contact).
Pembuatan peta peta geologi bawah permukaan
seperti peta struktur dan peta isopach.
Estimasi jumlah minyak mula mula di tempat
(initial oil in place) dan gas mula mula di tempat
(initial gas in place) secara volumetric.

Flushed Zone/Invaded Zone (Rxo)


Merupakan zona infiltrasi yang letaknya paling dekat dengan lubang bor serta terisi
oleh air filtrat lumpur yang mendesak komposisi semula (gas, minyak, ataupun air tawar).
Meskipun demikian mungkin saja tidak seluruh komposisi semula terdesak kedalam zona yang
lebih dalam.
Transition Zone ( Shallow Induction Log/ILS)
Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam dimana zona ini terletak di antara zona
flushed zone dan uninvaded zone. Pada zona transisi ini diisi oleh campuran air filtrat lumpur
dengan komposisi semula.
Uninvaded Zone (Deep Induction Log/ILD)
Merupakan zona yang tidak mengalami infiltrasi dan terletak paling jauh dari lubang
bor, serta seluruh pori-pori batuan terisi oleh komposisi semula.

GEOL 553 Lecture 3; Subsurface Analysis

Pertemuan 2

PENDAHULUAN
DRILLING

LOG

CORING
WIRELINE

LOG
WELL TESTING

Evaluasi Formasi

Drilling
log
adalah
merupakan
serangkaian
pencatatan data bawah permukaan yang diperoleh
selama operasi pemboran berlangsung.
Pencatatan data pada proses pemboran ini berupa :
beban di atas pahat (WOB), kecepatan putaran bit
(rpm), laju pemboran, lumpur, jenis batuan formasi
yang ditembus, problema yang terjadi, dan
sebagainya.
Metoda Drilling Log :

Drillers Log
Mud log
Cutting Log
Measurement While Drilling (MWD)
LoggingWhile Drilling (MWD)

Evaluasi Formasi

Drilling
time
log
merupakan
suatu
pencatatan sumur yang kontinyu mengenai
laju pemboran (dalam waktu) untuk setiap
feet sepanjang kedalaman lubang bor,
terutama mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan proses pengeboran
sumur minyak ataupun gas.

Evaluasi Formasi

Mud log merupakan hasil analisa terhadap


lumpur bor setelah di sirkulasikan.
Tujuan dari analisa ini adalah untuk
menyelidiki adanya tanda-tanda hidrokarbon
(minyak/gas) yang terbawa oleh sirkulasi
lumpur ke permukaan sewaktu pemboran
berlangsung.

Evaluasi Formasi

Analisa
Cutting
digunakan
untuk
menentukan tanda-tanda adanya minyak
atau gas dan juga untuk diskripsi lithologi
batuan.
Dari analisa cutting ini dapat dibuat korelasi
antara hasil diskripsi sampel dengan
kedalaman.

Evaluasi Formasi

Measurement While Drilling ialah


pengukuran karakteristik formasi pada saat
pemboran sedang berlangsung.
Biasanya digunakan untuk pemboran sumursumur berarah atau miring, sehingga dapat
mengurangi kegiatan operasi tripping serta
dapat menghemat waktu pemboran.

Evaluasi Formasi

Logging While Drilling ialah logging


yang dilakukan pada saat pemboran
sedang berlangsung, dimana peralatan
logging terletak diatas bit.

Evaluasi Formasi

Coring adalah suatu usaha untuk


mendapatkan contoh batuan (core) dari
formasi dibawah permukaan untuk dianalisa
sifat fisik batuan secara langsung.
Sedangkan analisa core adalah kegiatan
pengukuran sifat-sifat fisik batuan yang
dilakukan di laboratorium terhadap contoh
batuan.
Pada prinsipnya ada dua metoda coring yang
umum dilakukan di lapangan, yaitu :
Bottom Hole Coring
Sidewall Coring
Evaluasi Formasi

1. Alat Coring
2. Contoh core
3. Diketahui tebal
lapisan pasti
4. Diketahui tipe
batuan pasti

Pengambilan contoh batuan diperlukan bila pecahan batuan


hasil bor dianggap tidak cukup memberikan data. Mata bor
biasa digantikan dengan mata bor yang berlubang dibagian
dalam, dikenal sebagai coring tool, dan akan menghasilkan
beberapa meter contoh batuan berbentuk silinder. Pemelajaran
contoh batuan ini dapat memberikan informasi genesa,
kemiringan, struktur, permeabilitas, porositas, kandungan fluida,
kehadiran fosil, dll.

Well logging:
1. Well casing
2. Wireline
3. Alat Logging
4. Sensor pertama
5. Sensor kedua
6. Sensor ketiga
7. Hasil pengukuran

Ketika kedalaman yang diinginkan telah dicapai, tugas selanjutnya adalah


melakukan serangkaian pengukuran, biasa dinamakan logging. Peralatan
elektronik dimasukkan dalam lubang untuk mengukur sifat fisik batuan
yang dilewatinya. Pengukuran langsung inilah yang akan membuktikan
kebenaran adanya HC sebagaimana hipotesa yang dilakukan sebelum
bor, dan biasanya memberikan data yang akurat.

34

35

KORELASI DBC04/01-22-14-05-06
BRG-22

DBC-04/01
(PROJECT)

depth

BRG-14

KB 36.9 m

sp-gr

depth

resist.
MSFL (ohm.m)
0.2
2000.0

GR (gAPI)
0.0
200.0

ILD (ohm.m)
0.2
2000.0

BRG-05

KB 33.1 m

514.98 m

fdc-cnl

sp-gr

depth

0.6

0.0

GR (gAPI)
0.0
150.0

RHOB (g/cm3)

1.2

2.8

resist.
IDPH (ohm.m)
0.2
2000.0
SFLU (ohm.m)
0.2
2000.0
MSFL (ohm.m)
0.2
2000.0

NPHI (m3/m3)

BRG-06

KB 31.6 m

569.38 m

fdc-cnl

sp-gr

depth

0.0

PEF
0.0
10.0

GR (gAPI)
0.0
150.0

RHOB (g/cm3)

1.7

resist.
LLD (ohm.m)
0.2
2000.0
LLS (ohm.m)
0.2
2000.0
MSFL (ohm.m)
0.2
2000.0

NPHI (m3/m3)

0.6

2.7

KB 41.1 m

856.47 m

fdc-cnl

sp-gr

depth

0.0

PEF

0.0
GR (gAPI)
0.0
150.0

10.0

RHOB (g/cm3)

1.7

resist.
LLD (ohm.m)
0.2
2000.0
LLS (ohm.m)
0.2
2000.0
MSFL (ohm.m)
0.2
2000.0

NPHI (m3/m3)

60.0

2.7

fdc-cnl
NPHI (m3/m3)

60.0

0.0

RHOB (g/cm3)

1.7

2.7
PEF
0.0
10.0

2260
2190

2210
2230

-2180

2200

-2180

2270
2200

2220
2240

2210
2280

2210

2230
2250

2220
2290

-2205

2220

-2205

2240
2260

2230
2300

2230

2250
2270

2240
2280

-2230

2250
2290

2240

Lap C/22
Prod: 0400
Prod. Akhir:
SB/OF
M = 110 m3/h
G = - Mm3/h
KA= 7 %

2260

2270

Lap C/14
Tutup: 1193
Prod. Akhir:
SA/OF
M = 43.3 m3/h
G = 167.7 Mm3/h
KA= 13.5 %

2250

2260

Lap C/05
Tutup: 0595
Prod. Akhir:
SA/17
M = 5.5 m3/h
G = 81.3 Mm3/h
KA= 52 %

2310

-2230

2320

2330
2260

2280
2300

2270
2340

-2255

2270
2310

2280

2300
2320

2290

2310
2330

-2280

-2255

2290

2300

Lap D1/14
Prod: 042000
Prod. Akhir:
SA/OF
M = 17 m3/h
G = - Mm3/h
KA= 25 %

2280
2350

2290

2300

2320
2340

Lap D2/05
Tutup: 0595
Prod. Akhir:
SA/17
M = 5.5 m3/h
G = 8.1 Mm3/h
KA= 52 %

2360

-2280

2370

2310
2380

2310

2330
2350

BRG-10

+68m

BRG-2

BRG-1

+51m

+40m

BRG-4

BRG-7

+35m

+37m

BRG-13 BRG-11 BRG-9 BRG-3A

+34m

BRG-6

+33m

+38m

+34m

+41m

N
MBPL

-1651
1700

-1719
-1794
-1802

1800

-1791
-1850

-1903

1900
-1952

-1985

-1972

-1996
2000

-2001
H

-2071
A

2100
BRF
-2119
B

2200

-2193
C
E

LIMESTONE (BRF)

TAF

-2264

2300

-2312

-2328

-2366
2400

SANDSTONE (TAF)

-2451
TUFFACEOUS SANDSTONE (LAF)

2500
F

SLATE/FILIT (BSM)

BSM

GRANODIORIT (BSM)

KORELASI STRUKTUR

37

1. Dalam contoh
ini, satu sumur
berhasil dari lima
sudah dianggap
baik.

Kemajuan operasi pemboran sangat bervariasi, mulai dengan kecepatan


beberapa meter/jam, sampai 1 m/jam atau bahkan lebih lama. Banyak
permasalahan yang timbul saat pemboran, dan pergantian mata bor juga
harus dilakukan dengan mencabut seluruh rangkaian pemboran ke
permukaan.
Pada kegiatan eksplorasi, satu keberhasilan pemboran dari lima yang
dilakukan termasuk baik.

1. Migas naik
karena tekanan
reservoir yang
cukup.
2. Flow bean
3. Alat pengukur
tekanan.

Bila reservoir migas memiliki tekanan yang cukup, uji alir dilakukan
menggunakan berbagai ukuran jepitan. Migas dialirkan selama beberapa
jam atau hari, sebelum diganti dengan ukuran yang lain.
Ukuran jepitan, waktu, tekanan, dan jumlah migas terkumpul kemudian
diukur/dihitung untuk menentukan ukuran choke yang paling sesuai untuk
sumur tersebut.

Yaitu cara pengambilan


core yang dilakukan pada
waktu pemboran
berlangsung. Pada metoda
bottom hole coring
mempergunakan core bit,
sejenis pahat yang
ditengahnya terbuka dan
mempunyai sejenis
pemotong pahat.

Core Bit

Bottom Hole Coring


Evaluasi Formasi

Yaitu cara pengambilan


core yang dilakukan
setelah operasi
pemboran selesai atau
pada waktu pemboran
berhenti. Pengambilan
core dengan teknik
sidewall coring
dilakukan pada dinding
dari lubang bor.
Sidewall Coring
Evaluasi Formasi

Electric Log
Acoustic Log

: - Spontaneous Potential (SP) Log


- Resistivity Log (log tahanan jenis)
: - Sonic Log

Radioactive Log :

- Gamma Ray Log (GR-Log)


- Neutron Log (composite density log,

CDL)
- Density Log (formation density log,
FDL)

Evaluasi Formasi

SP log merupakan pencatatan perbedaan potensial


antara elektrode tetap di permukaan dengan
elektrode yang bergerak di dalam lubang bor,
terhadap kedalaman lubang bor.
Kegunaan dari log SP adalah untuk :
1. Identifikasi lapisan-lapisan permeabel
2. Mencari batas-batas lapisan permeabel dan
korelasi antar sumur berdasarkan batasan lapisan
itu.
3. Menentukan nilai resistivitas air formasi, Rw
4. Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih

Evaluasi Formasi

Hasil rekaman SP Log


Evaluasi Formasi

Resistivity log adalah


suatu alat yang dapat
mengukur tahanan
batuan formasi beserta
isinya, yang mana
tahanan ini tergantung
pada porositas efektif,
salinitas air formasi,
dan banyaknya
hidrokarbon dalam pori
batuan.
Hasil rekaman Resistivity Log
Evaluasi Formasi

Sonic log digunakan untuk mengukur


porositas batuan formasi dengan cara
mengukur interval transite time, yaitu waktu
yang dibutuhkan oleh gelombang suara
untuk merambat didalam batuan formasi
sejauh satu feet.

Evaluasi Formasi

Hasil rekaman Sonic Log


Evaluasi Formasi

Peralatan Sonic Log

Gamma Ray Log adalah suatu kurva dimana kurva


tersebut menunjukkan besaran intensitas radioaktif
yang ada dalam formasi.
Kegunaan Log Gamma Ray :
1. Evaluasi kandungan serpih
2. Menentukan lapisan permeabel
3. Evaluasi biji mineral yang radioaktif
4. Evaluasi lapisan mineral yang bukan radioaktif
5. Korelasi log pada sumur berselubung
6. Korelasi antar sumur
Evaluasi Formasi

Peralatan Gamma Ray Log


Hasil rekaman Gamma Ray Log

Evaluasi Formasi

Prinsip
partikel
secara
sumber

kerja dari alat ini, yaitu menembakkan


neutron berenergi tinggi ke dalam formasi
terus menerus dan konstan dari suatu
radioaktif.

Neutron log ini dapat digunakan sebagai porosity


tool pada batuan dengan porositas rendah sampai
sedang, dan dapat juga digunakan untuk korelasi
batuan.

Evaluasi Formasi

Hasil rekaman Neutron Log

Evaluasi Formasi

Peralatan Neutron Log

Density Log adalah kurva yang menunjukkan


besarnya densitas (bulk density) dari batuan
yang ditembus lubang bor.
Kegunaan log Density :
1.Menentukan besarnya porositas
2.Mendeteksi adanya hidrokarbon atau air
bersama-sama dengan neutron log
3.Menentukan besarnya densitas
hidrokarbon
4.Membantu didalam evaluasi lapisan shaly
Evaluasi Formasi

Peralatan Density Log

Hasil rekaman Density Log

Evaluasi Formasi

Composite Log

Evaluasi Formasi

Well testing adalah penentuan kemampuan


suatu lapisan reservoar atau formasi untuk
berproduksi.
Informasi penting yang akan diperoleh antara
lain : permeabilitas, skin factor, tekanan
reservoar, kemampuan suatu reservoar dan
lain sebagainya

Evaluasi Formasi

Pressure build-up adalah suatu


pengujian transien tekanan yang
dikenal dan banyak dilakukan orang.

teknik
paling

Pada dasarnya, pengujian ini dilakukan


dengan memproduksikan sumur selama
suatu selang tertentu dengan laju alir yang
tetap, kemudian menutup sumur tersebut.

Evaluasi Formasi

Pressure Drawdown Testing adalah suatu


pengujian dengan jalan membuka sumur
dan mempertahankan laju produksi tetap
selama pengujian berlangsung.
Sebelum
pembukaan
sumur,
tekanan
hendaknya seragam di seluruh reservoar,
yaitu
dengan
cara
menutup
sumur
sementara waktu agar dicapai keseragaman
tekanan di reservoar tersebut.
Evaluasi Formasi

Pengukuran data produksi dimaksudkan


untuk mengetahui besarnya produksi tiap
sumur, yaitu produksi air, minyak dan gas.
Dengan demikian selanjutnya dapat dihitung
besarnya Water Oil Ratio (WOR) maupun Gas
Oil Ratio (GOR).

Evaluasi Formasi

Yaitu penurunan laju produksi terhadap


tekanan reservoar, sebagai akibat
berlangsungnya proses Depletion dari
suatu reservoar gas.
Untuk memperoleh deliverability ini dapat
dilakukan dengan tiga macam test, yaitu :
Back pressure
Isochronal
Modified Isochronal
Evaluasi Formasi

Back Pressure Test

Modified Isochronal
Evaluasi Formasi

Isochronal Test

Volume

shale

Keterangan :
Vsh
: Volume shale, fraksi
GRlog : Gamma Ray Log, API
GRmak: Gamma Ray maksimal, API
GRmin : Gamma Ray minimal, API

Jenis batuan yang terkonsolidasi


secara baik (consolidated)

V sh 0,33 1 2

2 xIGR

Jenis batuan tidak terkonsolidasi


secara baik (unconsolidated)

Vsh 0,083 1 2

3, 7 xIGR

POROSITAS

Keterangan:
Pma
= densitas matriks, gr/cc
Pb
= bulk density, gr/cc
Pf
= densitas lumpur, gr/cc
Cbw
= clay bound water

Tahapan Mencari Nilai Water Saturation


1. Gradient Temperatur

2. Water Resisitivity (Rw)

Water resistivity (Rw) merupakan


salah satu parameter yang digunakan
dalam perhitungan water saturation
Picket plot adalah salah satu cara
untuk mengestimasi water saturasi
dan formasi water resistivity (Rw)

Atau juga bisa dihitung


dengan persamaan:

Keterangan:
Rw : Resistivity air
Ro : Resistivitas pada zona
100%air
F : Factor formasi

3. Water Resisitivity (Rw) di setiap kedalaman

4. Parameter Archie ( a, m, n )
F adalah faktor resistivitas formasi, a adalah koefisien litologi yang nilainya
berkisar antara 0.6 2, dan n adalah eksponen kejenuhan yang nilainya antara
1.2-2.2. sedangkan m adalah faktor sementasi atau faktor liku-liku (turtuosity)
yang nilainya antara 1-3, tergantung pada jenis sedimen, bentuk pori, macam
sambungan pori, jenis dan distribusi pori, kemampatan (Harsono,1997).

WATER SATURATION

B.P. SIMANDOUX

Vsh 1 0.5Vsh
1

Rt
Rsh

a Rw

Sw

Dimana:
Sw = saturasi air , fraksi
= porositas
Vsh = volume shale atau clay, faksi
Rt = resistivitas dari suatu batuan
Rw = resistivitas air
Rsh
= resistivitas shale atau clay
a = tortousitas batuan (umumnya = 1)
m = factor sementasi
n = eksponen saturasi

Pertemuan 3

Pada hakekatnya tujuan utama dari


evaluasi data logging adalah digunakan
untuk menentukan :
Nilai porositas efektif rata- rata yang
representatif
Nilai saturasi air rata rata yang
representatif
Ketebalan lapisan produktif (lapisan
hidrokarbon)
Jenis fluida yang terkandung di dalam
formasi
Letak kedalaman lapisan produktif

Jenis-jenis data log sumur yang


dibutuhkan guna menganalisis
tujuan utama di atas adalah berupa
kombinasi dari 4 log sumur :
1. Log Sinar Gamma (gamma ray
log)
2. Log Tahanan Jenis (resistivity
log)
3. Log densitas (density log)
4. Log neutron (neutron log)

Evaluasi data logging umumnya hanya di


lakukan pada zona-zona lapisan yang
diperkirakan mengandung hidrokarbon.
Misalkan, perkiraan zona yang
mengandung hidrokarbon tersebut
terletak pada interval kedalaman sumur
1500 ft 1580 ft, maka yang dievaluasi
cukup hanya interval ini saja.
Dalam pembacaan data logging
dibutuhkan ketelitian yang baik agar
dapat menghasilkan tujuan evaluasi yang
akurat dan optimal.

Ke-4 data log sumur yang


dibutuhkan, umumnya di baca
untuk setiap interval 2 feet atau
0,5 m kedalaman sumur,
tergantung dari satuan
kedalaman sumur yang tertera
pada kurva tersebut.

Pada saat ini dengan teknologi


komputer yang semakin canggih, hasil
pembacaan digital setiap data log
sumur telah dilakukan seiring dengan
dilakukannya proses logging. Artinya
bahwa hasil dari proses logging terdiri
dari bentuk kurva dan digital. Dengan
demikian akan lebih mempercepat
proses waktu untuk melakukan
program evaluasi tentang potensi
hidrokarbon suatu sumur.

Dari hasil pembacaan log sinar


gamma (gamma ray log) akan
didapatkan data berupa :
1. GRlog = gamma ray pembacaan
tiap interval kedalaman, oAPI
2. GRmin = gamma ray minimum
hasil pembacaan log, oAPI
3. GRmax = gamma ray maksimum
hasil pembacaan log, oAPI

Perhatikan contoh gambar log sinar


gamma dimana kurvanya dalam bentuk
garis tebal dengan skala pembacaan
pada interval 0 150oAPI, yang dibuat
dalam 10 grid. Dengan demikian setiap
grid bernilai 15oAPI. Seperti gambar
dapat diketahui bahwa :
1. GRmax = 135oAPI pada kedalaman
1493,6 M
2. GRmin = 12o API pada kedalaman
1494,6 M

No

Kedalaman

GRlog

(M)

(oAPI)

1490

39

1491

67

1492

24

1493

30

1494

126

1495

92

Log tahanan jenis (resistivity log)


dibuat dalam skala semi-log.
Berdasarkan Gambar dapat diketahui
ada 3 jenis data, yaitu : RILD , RILM dan
RSFL. Log dibuat dengan skala 0,2
2000 ohm-m yang dibuat dalam 4 grid
(garis tebal). Artinya grid pertama
nilainya 1, grid kedua nilainya 10,
grid ketiga nilainya 100 dan grid
keempat nilainya 1000 ohm-m.

Rt = RILD (efek logging terhadap pengaruh


dinding lubang bor diabaikan).
Rsh dibaca dari kurva RILD berdasarkan
kedalaman dimana nilai GRmax diperoleh.
Ro dibaca dari kurva RILD berdasarkan
kedalaman dimana nilai GRmin didapatkan.
Rw dihitung dengan menggunakan
persamaan :

Rw Ro x

m=2
= nilai porositas pada kedalaman R o

No

Kedalaman

Rt

(M)

(ohm-m)

1456

1457

1,9

1458

1,7

1459

1460

1461

1,3

1462

1,4

1463

0,7

Kedua log sumur ini disengaja


dibuat dalam satu kurva dengan
tujuan untuk mengetahui
adanya gas pada kedalaman
tertentu. Apabila kedua kurva
log sumur ini berpotongan,
menunjukkan bahwa pada
kedalaman tersebut jenis
fluidanya adalah gas.

Kurva log densitas adalah berupa garis


tebal dengan skala 2,00 3,00 gr/cc.
Kurva log neutron adalah berupa garis
putus-putus dengan skala pembacaan
0,1 (paling kanan) hingga 0,3 (paling kiri).
Kedua kurva dibuat dalam 4 grid (garis
tebal). Setiap grid dibuat dalam 5 subgrid. Artinya terdapat 20 sub-grid.
Nilai pembacaan log densitas untuk
setiap sub-grid adalah 0,05 gr/cc,
sedangkan untuk log neutron adalah
0,02.

yang dibaca perinterval kedalaman


sumur dari log densitas.

yang dibaca dari skala


ma 3 gr/cc
tertinggi log densitas.

yang dibaca dari log densitas


sh
berdasarkan
kedalaman dimana GRmax
sh b
diperoleh

yang dibaca perinterval kedalaman


N
sumur dari log neutron.

yang dibaca dari log neutron


Nsh
berdasarkan kedalaman dimana GRmax
Nsh N
diperoleh

Nb

No

Kedalaman
(M)

(gr/cc)

(fraksi)

1335

2,50

0,02

1336

2,55

0,04

1337

2,50

0,02

1338

2,50

0,02

1339

2,50

0,14

1340

2,50

0,02

ma
f

No

Data

Sumber Data

Keterangan

Jenis filtrat lumpur yang di gunakan

= 1gr/cc (air tawar)


= 1,1 gr/cc (air asin)
(Umumnya air tawar)

Literatur dan kondisi formasi

a = 1 (limestone)
a = 0,82 (consolidated sand)
a = 0,62 (unconsolidated sand)
(Umumnya diambil : a = 1)

Literatur dan kondisi formasi

m = 2 (limestone consolidated sand)


m = 2,15 (limestone unconsolidated sand)
(umumnya diambil : m = 2)

ma

Literatur

Umumnya di ambil

(1,8-2,5)

m=n

Skala tertinggi

Umumnya batuan karbonat

log densitas

(ma = 2,70 gr/cc)

Konstanta yang digunakan disini digunakan dalam persamaan


porositas density.

Pertemuan 4

DAT
A

IES
Rt
Rsh

FDL

CNL

ma
b log
sh

SW

GRlog

Nsh

GRmax

Ncorr

IGR

D
Dcorr

GRmin

Vsh

ANALISA CUTOFF
Nilai Cut-of
Sw

V sh

GR

Sw

t hc

Nb

Siapkan data hasil pembacaan log sumur dalam bentuk tabel


dibawah ini.
Tabel Data Pembacaan Log Sumur
Nama Sumur : .
Kedalaman
No
Depth : .
GRs/d .
R
t

( API)
o

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

(ohm-m)

(gr/cc)

(fraksi)

Nsh
ma
f
sh

No
1
2
3
4
5
6

Data
GRmax
GRmin
Rsh
Ro
Rw

Satuan
o
API
o
API
Ohm-m
Ohm-m
Ohm-m
Gr/cc

Gr/cc

8
9
10
11
12

Gr/cc
fraksi
-

m
n
a

Nilai

Keterangan

Siapkan tabel untuk perhitungan IGR, Vsh, D, Dcorr,


Depth
V

S
No
dan SwIGR
Ncorr,
sh

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Dcorr

Ncorr

Setelah data perhitungan V sh, dan Sw dari


langkah ke-4 diperoleh, selanjutnya adalah
mengolah kembali data tersebut untuk
mendapatkan nilai-nilai batas V sh, dan Sw. Nilainilai batas ini disebut dengan nilai cut-of.
Zona hidrokarbon (minyak atau gas) apabila
ketiga persyaratan nilai batas terpenuhi dan zona
air jika salah satu persyaratan nilai batas tidak
terpenuhi.
Metoda cut-of adalah suatu cara analisa untuk
mendapatkan nilai-nilai batas (cut-of) , Sw dan
Vsh. Konsep dasar dari metoda cut-of adalah
pengolahan data statistik masing-masing , Sw
dan Vsh melalui analisa frekuensi.

1. Tentukan jumlah kelas (K) dengan


persamaan :
K = 1 + 3,3 log N , (N = jumlah
data)
Apabila nilai decimal K di atas 0,5
dilakukan pembulatan ke atas dan di
bawah 0,5 dilakukan pembulatan ke
bawah/dihilangkan.

nilai
maksimum
- nilai
minimum
2.Tentukan
selang
atau
interval
(C)
C
dengan persamaan : K

3. Buat susunan nilai interval (I)


untuk setiap kelas yang dimulai
dari nilai minimum hingga
berdasarkan harga C yang telah
diperoleh.
4.Tentukan nilai tengah (median)
untuk setiap kelas (K) dengan
nilai selang
pertama nilai selang kedua
persamaan
:
Median
2

5. Tentukan jumlah sampel (tally)


untuk setiap kelas (K) dari data
hasil perhitungan (N) yang
memenuhi persyaratan pada
nilai intervalnya .
6.Tentukan nilai frekuensi (F)
setiap kelas Tally
dengan persamaan :
F

x 100%

7. Tentukan nilai frekuensi


FK F
kumulatif (FK ) untuk
setiap
kelas :
8. Hasil langkah ke-1 s/d ke-8
untuk masing-masing parameter
Kelas
Interval
Median
Tally
F
F
Vsh, dan Sw disusun dalam
(%)
(%)
bentuk
tabel sebagai berikut
1
ini2 :
k

3
4
5

9. Bentuk kurva hubungan antara


median (M) dan frekuensi
kumulatip adalah berupa suatu
lengkungan yang selanjutnya
dinyatakan dalam bentuk
persamaan polinomial derajat
2
3
tiga.
k
k
k

M a bF cF dF

10. Tentukan nilai-nilai konstanta


a, b, c, dan d dengan
menggunakan analisa regresi
2
3
M

an

b
F

c
F

d
F
k k k
linier :
2
3
4
MF

a
F

b
F

c
F

d
F
k k k k k
2
2
3
4
5
MF

a
F

b
F

c
F

d
F
k k k k k

3
3
4
5
6
MF

a
F

b
F

c
F

d
F
k k k k k

11.Hitung

nilai M untuk ke-3


parameter Vsh, dan Sw
berdasarkan turunan kedua dari
bentuk persamaan yang diperoleh
yaitu :
c

3d

Nilai M ini adalah merupakan nilai


cut-of.

Mencari Nilai Titik Belok


Titik belok merupakan titik ekstrim maksimal dan minimal yang
terdapat pada kurva atau garis singgung pada kurva. Besarnya nilai
titik belok dapat diperoleh dengan metode differential (turunan)
kedua pada persamaan yang telah didapatkan.
a. Menentukan nilai differential dari persamaan
b. Menentukan titik singgung maksimal dan minimal

c. Menentukan peluang hidrokarbon

Pertemuan 5

Dalam industri perminyakan


lithologi digunakan antara lain,
yaitu :
1.Mengetahui komposisi batuan
pembentuk formasi pada setiap
kedalaman lapisan
2.Membuat korelasi stratigrafi
antar sumur.
3.Menentukan lapisan permeable
dan
impermeable

Metoda ini dilakukan dengan


menggunakan log porositas,
dimana Schlumberger membuat
cross plot : FDC-CNL, FDC-Sonic
log dan CNL-Sonic log

1. Formasi clean sand artinya apabila hasil titik plot


dibawah garis lintasan dolomite (misal titik A), maka
pada kedalaman tersebut adalah 100% shale.
2. Formasi terdiri dari 2 jenis batuan yang berupa kombinasi
sandstone, limestone dan dolomite. Titik C terdiri dari
batuan sandstone dan limestone. Titik B terdiri dari
batuan limestone dan dolomite.
3.
Apabila hasil plot berada pada posisi tepat pada garis
sanstone, limestone atau dolomite, maka jenis batuannya
adalah 100 % sesuai dengan posisi garis lintasannya.
4. Efek gas diabaikan artinya apabila hasil plot berada di
atas garis lintasan sandstone (misal titik D), maka pada
kedalaman tersebut adalah gas.
Metoda cross-plot in juga dapat digunakan untuk
menentukan nilai porositas pada suatu kedalaman sumur.

CNL)
NEUTRON POROSITY INDEX, p.u
(APPARENT LIMESTONE POROSITY)
Crossplot Density log dan Neutron log

cor

Contoh : = 2,55 gr/cc dan = 10 %


Maka : Lithologi 100 %
Limestone dan porositas () 10
%

t SONIC TRANSIT TIME, S / ft


Crossplot Density log dan Sonic log

Crossplot Sonic log dan Neutron log

Lithologi dengan metoda ini


diasumsi dapat terdiri dari 3
jenis batuan pembentuk formasi.
Metoda ini adalah metoda grafis
melalui crossplot FDL-CNL-Sonic
log, dimana didefinisikan
bahwa :
t t
M

b f

x100%

Nf N
b f

Asumsi-asumsi yang digunakan


di dalam penerapan metoda M-N
plot adalah sebagai berikut:
1.Formasi bersih (clean sand
formation)
2.Efek gas diabaikan
3.
Membebaskan faktor
porositas

Tabel I
Sifat-sifat Fisik Batuan Dan Fluida
Jenis
Batuan / Fluida

t
(

sec / ft

(gr / cc)

(fraksi)

Sandstone

55,5

2,65

0,035

Limestone

47,5

2,71

Dolomite

43,5

2,87

0,035

Anhydrite

50,0

3,00

Gypsum

52,0

2,35

0,49

Air tawar

189

1,00

Air asin

185

1,10

Tabel II
Nilai M dan N

Jenis

Air Tawar

Air Asin

Sandstone

0,810

0,628

0,835

0,669

Limestone

0,827

0,585

0,854

0,621

Dolomite

0,778

0,513

0,800

0,554

Anhydrite

0,702

0,505

0,740

0,532

Gypsum

1,015

0,378

1,060

0,408

Batuan / Fluida

Anda mungkin juga menyukai