BUMI
JENIS DAN FUNGSI DRILLING LOG, CORING DAN ANALISA
CORE
DISUSUN OLEH
2019
A. Jenis dan Fungsi Drilling Log
Drilling log adalah merupakan serangkaian pencatatan data bawah permukaan yang
diperoleh selama operasi pemboran berlangsung.
Pencatatan data pada proses pemboran ini berupa :
beban di atas pahat (WOB), kecepatan putaran bit (rpm), laju pemboran, lumpur, jenis batuan
formasi yang ditembus, problema yang terjadi, dan sebagainya.
Metoda Drilling Log :
Driller’s Log
Mud log
Cutting Log
Measurement While Drilling (MWD)
LoggingWhile Drilling (LWD)
Drilling time log merupakan suatu pencatatan sumur yang kontinyu mengenai
laju pemboran (dalam waktu) untuk setiap feet sepanjang kedalaman lubang bor,
terutama mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pengeboran
sumur minyak ataupun gas.
2. Mud Log
Mud log adalah analisa secara kontinyu terhadap lumpur pemboran untuk
menyellidiki adanya kandungan minyak atau gas dari formasi yang sedang dilakukan suatu
pemboran. Metode ini banyak digunakan dalam pemboran eksplorasi kerena mud log ini
merupakan pemeriksaan secara kuantitatif pertama kali dilakukan untuk mendeteksi adanya
minyak dan gas dalam formasi. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui berbagai
parameter pengeboran, parameter formasi sumur yang sedang dibor dan pemantauan aktifitas
perkerjaan rig pengeboran.
Mud log merupakan salah satu jenis teknik pengeboran. Ahli geologi biasanya disebut
dengan mudlogger atau mudlog geologist bekerja pada saat pengeboran sedang berlangsung.
Mirip dengan well log, Mud Log disiapkan oleh perusahaan Mud logging. Mud Log
menunjukkan adanya gas dalam formasi dengan menggunakan teknik kromatografi gas. Mud
Log juga menjelaskan geologi formasi. Well Log dan mud log biasanya ditransfer secara
real time saat operasi, yang menggunakan log ini untuk membuat keputusan operasional
tentang sumur dan membuat interpretasi tentang jumlah hidrokarbon yang terkadung.
Menurut Darling (2005) terdapat dua tugas utama dari seorang mud logger yaitu :
memantau parameter pengeboran dan memantau sirkulasi gas/cairan/padatan dari sumur agar
pengeboran dapat berjalan dengan aman dan lancar. Mud-logging unit akan menghasilkan
mud log yang akan dikirim ke kantor pusat perusahaan minyak. Mud log tersebut meliputi:
3. Cutting Log
Analisa serbuk bor (cutting) adalah merupakan sumber informasi dalam menentukan
tanda adanya minyak dan gas, dan untuk deskripsi lithologi batuan. Dalam analisa cutting
ini, dibuat korelasi antara deskripsi sampel dengan kedalaman. Penentuan daerah yang
mengandung hidrokarbon memerlukan suatu data-data geologi bawah permukaan secara
tepat dan akurat. Salah satu metode untuk mendapatkan data bawah permukaan tersebut
melalui analisa cutting dan analisa logging.
Pekerjaan analisa cutting dilakukan dalam kerangka pekerjaan mud logging yang
terutama untuk mengidentifikasi saturasi hidrokarbon dan mengestimasi karakteristik batuan
reservoir. Analisa cutting merupakan interpretasi serpihan batuan yang tersirkulasi ke
permukaan bersamaan dengan lumpur bor. Serpihan tersebut berasal dari gerusan batuan
reservoir pada saatoperasi pemboran berlangsung. Pada analisa cutting, kandungan
hidrokarbon dapat dideteksi dengan melihat perbahan warna yang terjadi pada saat cutting
tersebut dianalisa.
Analisa dilakukan melalui penyinaran sinar ultraviolet untuk mengetahui lithologi
batuannya meliputi jenis batuan, kandungan mineral,struktur batuan dan kandungan fosil
untuk menentukan ada tidaknya akumulasi hidrokarbon. Analisa terhadap cutting dapat
dilakukan dengan menggunakan pengamatan fluoroscopic berupa penggunaan sinar
ultraviolet untuk mendeteksi adanya kandungan hidrokarbon pada sample (core) baruan.
Analisa ini juga untuk membedakan antara jenis minyak berat (heavy oil), minyak ringan
(light oil) maupun minyak medium (intermediate oil). Pada analisa fluoroscopic, kualitas
penampakan fluorisensi ditentukan dari distribusi fluorisensi dalam sample (core) batuan
yang diamati.
Alat LWD terdiri dari tiga bagian yaitu: sensor logging bawah lubang bor, sebuah
sistem transmisi data, dan sebuah penghubung permukaan. Sensor logging ditempatkan di
belakang drill bit, tepatnya pada drill collars (lengan yang berfungsi memperkuat drill string)
dan aktif selama pemboran dilakukan (Bateman,1985). Sinyal kemudian dikirim ke
permukaan dalam format digital melalui pulse telemetry melewati lumpur pemboran dan
kemudian ditangkap oleh receiver yang ada di permukaan (Harsono,1997). Sinyal tersebut
lalu dikonversi dan log tetap bergerak dengan pelan selama proses pemboran. Logging
berlangsung sangat lama sesudah pemboran dari beberapa menit hingga beberapa jam
tergantung pada kecepatan pemboran dan jarak antara bit dengan sensor di bawah lubang bor
(Harsono,1997). Layanan yang saat ini disediakan oleh perusahaan penyedia jasa LWD
meliputi gamma ray, resistivity, densitas, neutron, survei lanjutan (misalnya sonik). Tipe log
tersebut sama (tapi tidak identik) dengan log sejenis yang digunakan pada wireline logging.
Secara umum, log LWD dapat digunakan sama baiknya dengan log wireline logging dan
dapat diinterpretasikan dengan cara yang sama pula (Darling,2005). Meskipun demikian,
karakteristik pembacaan dan kualitas data kedua log tersebut sedikit berbeda.
B. Coring dan Analisa Core
1. Pengertian Coring dan Analisa Core
Coring adalah suatu usaha untuk mendapatkan contoh batuan (core) dari formasi dibawah
permukaan untuk dianalisa sifat fisik batuan secara langsung.
Sedangkan Analisa core adalah kegiatan pengukuran sifat-sifat fisik batuan yang
dilakukan di laboratorium terhadap contoh batuan.
Pada prinsipnya ada dua metoda coring yang umum dilakukan di lapangan, yaitu :
o Bottom Hole Coring
o Sidewall Coring
a) Mengetahui porosity dan permeability dari formasi batuan yang ada didalam sumur
b) Mengetahui residual fluid saturation
c) Lithology dari core formasi
d) Mengetahui jenis fluida dari formasi
e) Mengetahui contact zone dari fluida
f) Mengetahui perkiraan cadangan minyak dalam reservoir
Sidewall Coring
4. Analisa Core
Analisa core ( inti batuan) pada prinsipnya adalah menentukan sifat sifat petrofisika dari
batuan reservoir yang sangat diperlukan dalam pengelolaan suatu lapangan Migas karena
sifat-sifat ini dibutuhkan oleh bagian geologi, pemboran, reservoir maupun produksi.
Sifat petrofisika tersebut antara lain adalah :
1. Porositas
2. Permeabilitas
3. Saturasi
4. Tekanan kapiler
5. Sifat kelistrikan
6. Wettabilitas
7. Kompresibilitas
8. Permeabilitas relative
9. Water flooding
10. EOR
11. dan lain-lain